Abstract
INDONESIA:
Penelitian ini merupakan penelitian dengan analisis data yang menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang didasari oleh falsafah positifisme, ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati, terukur, menggunakan logika matematika dan membuat generalisasi atas rerata.
Peneliti menjadikan metode pengumpulan data melalui angket sebagai metode utama, metode observasi atau pengamatan sebagai metode tambahan. Pengamatan dilakukan kepada seluruh Mahasiswa Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. peneliti mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan mahasiswa dengan dosen dan nantiny peneliti akan mengetahui kualitas pelayanan pembelajaran dosen tersebut. Metode interview dan wawancara ini digunakan sebagai metode tambahan. Wawancara dilakukan kepada mahasiswa untuk mengetahui titik kepuasan saat pelaksanaan proses belajar mengajar.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti terhadap tingkat kepuasan mahasiswa dimana dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.Untuk kategori tinggi 7 %, kategori sedang 47 %, dan kategori rendah 46 %.Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim adalah rendah.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai tingkat kualitas pengajaran dosen Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, menghasilkan tiga tingkat, untuk tingkat kualitas tinggi (1) 12 %, kemudian untuk tingkat kualitas sedang (2) 49 %, dan untuk kualitas rendah (3) 39 %. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat kualitas pengajaran dosen Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang rendah.
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti mengenai hubungan antara kualitas pengajaran dosen dengan kepuasan mahasiswa, peneliti menggunakan media SPSS 15,0 for windows yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, yaitu Kualitas Pengajaran dengan Kepuasan Mahasiswa menunjukkan hubungan yang signifikan positif, dengan r = 0,640 . Penjelasannya berada pada Sig = 0.000. Dimana koefisien korelasi (correlation coefficients) yang merupakan petunjuk kuantitatif dari jenis dan tingkat hubungan antar variabel dengan interval-1,000 sampai +1,000.Angka -1,000 menunjukkan korelasi negatif yang mutlak dan angka +1,000 mununjukkan korelasi positif yang mutlak. nilai antara keduanya menunjukkan keragaman tingkat korelasi yang terjadi. Jika tidak terdapat hubungan sistematik antar variabel angka korelasinya adalah 0,000.Sehingga kedua variabel pada penelitian ini dinyatakan mempunyai korelasi yang signifikan positif. Kedua hal tersebut, Kepuasan Mahasiswa dan Kualitas Pengajaran Dosen, keduanya berbanding lurus.
ENGLISH:
This research is the analysis of the data using a quantitative approach, which is a study based on the philosophy of positivism, a valid science, a science that is built from the empirical, observable, measurable, using mathematical logic and make generalizations on average.
Researchers made the method of collection of data through questionnaires as the primary method, the method of observation as an additional method. Observations were made to all Psychology students UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.peneliti observe teaching and learning processes undertaken by the faculty and student researchers will be aware learning service quality lecturers. Interviews and interview method was used as an additional method. Interviews were conducted with students to determine the point of satisfaction at the implementation of the teaching and learning process.
The results of the study conducted by researchers of the level of student satisfaction which is divided into 3 (three) levels: high, medium, and high categories of low 7%, the category was 47%, and 46% lower category. So it can be concluded that the level of student satisfaction UIN Maulana Malik Ibrahim was low.
The results of the research that has been done by researchers on the quality level of teaching Psychology lecturer of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, generate three levels, for a high quality level (1) 12%, and then to rate the quality of being (2) 49%, and for low quality (3 ) 39%. So it can be concluded that the level of quality of teaching Psychology lecturer of UIN Maulana Malik Ibrahim Malang low.
Based on the analysis conducted by researchers on the relationship between the quality of teaching faculty to student satisfaction, researchers used SPSS 15.0 for windows media were conducted to determine the relationship between two variables, namely the Quality of Teaching Student Satisfaction showed a significant positive correlation, with r = 0.640. The explanation is at Sig = 0.000. Where the coefficients of correlation (correlation coefficients) which is a quantitative indication of the type and degree of relationship between variables with interval -1.000 to +1.000. Figures showed negative correlation -1.000 absolute and figures +1.000 mutlak.nilai mununjukkan positive correlation between the two suggests that the level of diversity correlation exists. If there is no systematic relationship between variable rate correlation is 0.000. So these two variables in this study has revealed a significant positive correlation. Both cases, the Student Satisfaction and Quality of Teaching Faculty, both proportional.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Mahasiswa merupakan bibit terpenting
dalam kemajuan Bangsa, dengan adanya mahasiswa yang berkualitas maka akan dapat
memberikan kemajuan dalam perkembangan Bangsa menjadi lebih baik. Mahasiswa
adalah generasi penerus Bangsa sehingga tolak ukur kemajuan Bangsapun khususnya
terletak pada pendidikan yang diperoleh, kualitas pendidikan yang baik sangat
menunjang perkembangan kemajuan yang baik. Dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan peranan dosen sebagai pengajar merupakan salah satu faktor penting
dalam menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, untuk itu dosen harus
senantiasa meningkatkan kemampuan diri guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.1 Perguruan tinggi di Era globalisasi harus berbasis pada mutu,
bagaimana perguruan tinggi dalam kegiatan jasa pendidikan maupun mengembangan
sumber daya manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan.2 Mengenai mutu
pendidikan ini dijelaskan pada pasal 1 ayat 17 UU RI Nomor 20 Tahun 2003. bahwa
: “Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia” 3 .
Badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan inilah yang
harus disiapkan oleh 1 Ninik Srijani, “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Dosen
melalui Penugasan di Sekolah”. http://www.google.co.id/, (12:2008) 2 Rosul
Asmawi, “Strategi Meningkatkan Lulusan Bermutu di Perguruan Tinggi”.
(Tangerang:Banten, 2005) Hlm 2 3 Rosul Asmawi, “Strategi Meningkatkan Lulusan
Bermutu di Perguruan Tinggi”. (Tangerang:Banten, 2005) Hlm 05 2 pemerintah
sehingga mutu pendidikan itu memiliki kriteria minimal yang senantiasa harus
dipenuhi oleh pengelola pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
Strategi itu lazimnya dikaitkan dengan perubahan, sehingga menjadi strategi
perubahan. Kualitas dalam bidang pendidikan sama pentingnya dengan kualitas
dalam bidang bisnis. Permasalahan kualitas dalam bidang pendidikan mempunyai
arti yang sangat penting dalam rangka memberikan kualitas belajar mengajar yang
sesuai dengan kurikulum dan harapan siswa yang nantinya akan menghasilkan SDM
(sumber daya manusia) yang memiliki intelektual dan kualitas.4 Kebutuhan
masyarakat akan pendidikan berkualitas ini menjadi tantangan bagi institusi
pendidikan. Beragam statuspun dikejar, mulai dari sistem manajemen, hingga membuka
kelas perkuliahan internasional untuk menunjukkan kualitas suatu instansi
pendidikan. Akhirnya kualitas pendidikan menjadi komoditi bisnis, padahal salah
satu cara mengetahui kualitas pendidikan adalah dengan mengukur kualitas
layanannya. Dan itu artinya kualitas pendidikan ditentukan oleh pelanggan,
bukan pihak penjual status. Kualitas suatu perguruan tinggi tidak diukur dari
luasnya area, megahnya bangunan perguruan tinggi. Kualitas perguruan tinggi
lebih ditentukan oleh kualitas pelayanan yang diberikan yang salah satu proses
identifikasinya dapat dilakukan melalui pengukuran kepuasan pelanggan, dalam
hal ini para peserta didik (mahasiswa). 4 Purwa Udiutomo, “Analisa Tingkat
Kepuasan Siswa terhadap Layanan Program Smart Eksiliensia Indonesia” (hlm 17:
2011) 3 Untuk mencapai tingkat kepuasan yang tinggi, diperlukan adanya
pemahaman tentang apa yang diinginkan oleh pelanggan, dengan mengembangkan
komitmen setiap orang yang ada dalam lembaga untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan.5 Fakta melalui observasi dan wawancara terhadap Mahasiswa Psikologi
UIN angkatan 2012 membuktikan bahwa ada sebagian mahasiswa yang belum
mendapatkan kepuasan pelayanan. Dosen mengajar tidak sesuai jadwal, banyaknya
muatan mahasiswa dalam satu kelas yang menciptakan lingkungan kurang bahkan
tidak kondusif, fasilitas kegiatan belajar mengajar yang belum optimal,
rendahnya jiwa sosial dan rasa solidaritas antar warga kampus dan banyak lagi
masalah lainnya sebagai bentuk gambaran pelayanan kurang optimal. Berbagai
macam alasanpun bermunculan seperti berikut salah satu pernyataan yang diungkap
oleh salah satu mahasiswa psikologi 2012 Universitas Islam Negeri Malang (UIN)
Maulana Malik Ibrahim : Dosen sibuk dengan agendanya sehingga beberapa diantara
mereka jarang masuk kelas. Perasaan lelah dan jenuh, kurang disiplinya
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahanpun menjadi alasan para dosen tidak
optimal dalam pemberian materi perkuliahan (Rabu, 14 Desember 2012). Menyikapi
hal tersebut, mereka lebih memilih diam dan berusaha mencari jalan keluar
sendiri seperti sharing dengan teman atau dosen lain yang dianggap dapat
memahami keadaan mahasiswa pada saat itu. Berikut pernyataan dari salah satu
Mahasiswa Psikologi 2012 Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim:
5 Cravens, Jurnal oneline Pendidikan Analisis Kualitas Pendidikan (Bogor, 2003)
Hlm 03 4 Saya bisa apa mbak kalau dosennya begitu, dari pada dibilang cari
masalah lebih baik ya diem aja, nanti kalau ada teman yang ngerti materi yang
saya gak ngerti ya kan bisa sharing (Rabu, 14 Desember 2012). Jadi, meskipun
mereka telah menemukan jalan keluarnya sendiri akan tetapi tetap saja merasa
tidak puas dengan keadaan dosen yang tidak seperti yang diharapkan dapat
membantu, bahkan seringkali muncul sikap memberontak pada saat jam perkuliahan
telat, tidak mengumpulkan tugas atau kegaduhan yang seringkali sengaja
ditimbulkan sebagai bentuk protes secara tidak langsung. Mahasiswa sebagai
bagian dari perguruan tinggi selayaknya juga mengharap dapat menikmati
pelayanan para pengajar dengan baik sehingga akan bisa berpengaruh dalam
menunjang peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk mewujudkan hal
tersebut diperlukan peningkatan kualitas layanan akademik yang baik. Dosen
sangatlah menentukan keberhasilan dalam mewujudkan visi dan misi perguruan
tinggi yang telah dirumuskan. Hal ini merupakan suatu kenyataan karena dosen
merupakan pelaksana teknis operasional lembaga pendidikan tinggi yang bertugas
mengajar terhadap mahasiswa, untuk itu perlunya perubahan agar dapat
memperbaiki peningkatan mutu. Pengukuran mutu pelayanan merupakan elemen
penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih
efektif. Oleh karena itu, mutu pelayanan harus dimulai dari kebutuhan peserta 5
didik akan pelayanan dan berakhir pada persepsi peserta didik akan mutu
pelayanan yang diberikan.6 Menurut teori Maslow Content factor dalam teori
Herzberg adalah faktor yang dapat mendorong orang untuk dapat memenuhi
kebutuhan tingkat atasnya dan merupakan penyebab orang menjadi puas atas
pekerjaannya. Bila content factor ini tidak ada, maka akan dapat menyebabkan
seseorang tidak lagi puas atas pekerjaannya atau orang tersebut dalam keadaan
netral, merasa tidak ”puas” tetapi juga tidak merasa ”tidak puas” 7 Karena itu
kepuasan mahasiswa didapat dari harapan yang sesuai atau yang diinginkan
melalui bidang akademis atau pengajaran dosen berberkualitas, ketika harapan
tersebut „sesuai‟ dengan „keinginan‟ Mahasiswa maka pencapaian kepuasan dinilai
„baik‟ dan ketika harapan „lebih dari pada keinginan‟ Mahasiswa maka pencapaian
kepuasan dinilai “ideal”. Namun sebaliknya ketika pencaiapan „tidak sesuai‟
harapan maka pecapaian Mahasiswa di nilai „tidak puas‟ dan ketika „lebih dari
ketidak sesuaian yang didapatkan maka Mahasiswapun akan merasa „sangat tidak
puas‟. Setiap mahasiswa ingin mendapatkan kepuasan yang maksimal dari setiap
layanan yang terdapat dilingkungan kampus. Tentunya dengan 6 Gusti Ayu dan
Putut Eka, “Faktor Penentu Kepuasan Mahasiswa terhadap Pelayanan Fakultas”
(Bali, 2008) Hlm 218 7 Psikologi Zone “http://www.psikologizone.com/teori-herzberg-dan-kepuasan-kerja-karyawan/06511451”
(12:2009) 6 kepuasan maksimal yang didapat mahasiswa akan dapat meningkatkan
kesejahteraan bagi yang bersangkutan.8 Standar pelaksanaan pendidikan minimal
yang harus dipenuhi demi terciptanya kualitas pendidikan yang baik adalah
masalah standar pengajar. Menurut Raihan, “sertifikasi yang selama ini
dilakukan sudah benar untuk meningkatkan standar kompetensi pengajar. Namun
sayangnya, sertifikasi Dosen selama ini tidak berbanding lurus dengan
peningkatan mutu pendidikan”. Hasil uji kompetensi Dosen ternyata sangat
mencengangkan, sebagian besar pengajar di Indonesia tidak memadai.9 Perubahan
perilaku yang merupakan indikator kualitas Dosen dapat dilakukan dengan
berbagai cara peningkatan mutu seperti studi lanjut, penataran, pelatihan dan
lain sebagainya. Perubahan perilaku dosen dapat mempengaruhi mahasiswa dalam
proses belajar mengajar. Salah satu tugas dan tanggung jawab dosen, sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah No.60 tahun 1999, adalah melaksanakan
pendidikan dan pengajaran. Tugas ini, merupakan utama seorang dosen yang harus
dilaksanakan dengan sungguh-sungguh karena sebagai realisasi dari tugas utama
suatu perguruan tinggi, yaitu melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar
dalam upaya mendidik mahasiswa. Hal yang menarik disini adalah walaupun
Mahasiswa menyadari ketidak puasan yang didapat dalam kualitas pengajaran Dosen
dan tetap 8 Menurut kotler (1999:52) “jurnal pengaruh kepemimpinan dosen,
kualitas layanan akademik dan administratif terhadap kepuasan mahasiswa”. 9
Mutu Pendidikan Indonesia
“http://news.detik.com/read/2013/01/03/051720/2131764/10/2013-pemerintah-didesak-lebih-seriusurus-pendidikan”(
03/01/2013) 7 terus mengikuti perkuliahan namun tidak pernah seorangpun
menyampaikan perasaannya baik dalam bentuk kritik ataupun sarannya terhadap
para Dosen yang mengajar, sebaliknya seringkali yang ditemukan begitu banyak
mahasiswa yang puas dengan hasil nilai yang diberikan dosen meski tidak
sebanding dengan apa yang telah dilakukan. Saya masuk terus mbak, ngerjain
tugas juga tapi nilai saya C+ dimatakuliah itu, ada lagi dosen yang jarang
masuk mbak tapi saya dapat A. sejauh ini saya dan teman- teman milih diem aja
mbak, kami takut kalau harus negur atau sekedar ngasi saran, ntar dikiranya
kami ngelunjak mbak, jadi cari aman ajalah…(Rabu, 14 Desember 2012). Kutipan
diatas adalah contoh situasi dimana mahasiswa merespon ketidak puasan yang
didapatkan dengan tidak melakukan perbaikan pola pengajaran walau hanya dalam
bentuk saran maupun kritik demi menjaga Kualitas Pengajaran Dosen. Menurut
Davis ini bahwa kualitas bukan hanya menekankan pada aspek hasil akhir, yaitu
produk dan jasa tetapi juga menyangkut kualitas SDM (sumber daya manusia).
Sangatlah mustahil menghasilkan produk dan jasa yang memuaskan jika hanya
melihat dari hasilnya.10 Dalam capaian kesejahteraan Kepuasan, terlihat bahwa
responden memang berusaha untuk menerima pengajaran dan perolehan hasil nilai,
akan tetapi tetap saja Ketidak Puasan masih melekat didalam proses belajar
mengajar. Telah dipaparkan diatas, bahwa kepuasan akan didapat manakala harapan
yang dituju tercapai dengan baik dan juga sebaliknya terjadi kekecewaan atau
ketidak puasan manakala harapan yang dituju dalam proses belajar mengajar tidak
terpenuhi atau tercapai. Hal-hal yang 10 Davis“Kualitas Pelayanan” (Yogyakarta,
2006) http://library.binus.ac.id/ecolls/ethesis/bab2/bab%202__10- 63.pdf 8
terkait perlu untuk diketahui dan diikuti perkembangannya oleh Dosen agar dapat
memperbaiki mutu atau kulitas sejalan dengan pengharapan Mahasiswa Karena pada
dasarnya presepsi Mahasiswalah yang dapat menilai sejauh mana kelayakan
kualitas pengajaran Dosen, apakah cukup ataukah jauh dari pengharapan sudut
pandang Mahasiswa. Masalah yang erat kaitannya dengan perbaikan mutu pendidikan
perguruan tinggi adalah sistem pengolaan perguruan tinggi yang sekarang
dirasakan sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan. Pembahasan tersebut menjadi
penting dalam penelitian ini. Penelitian ini akan mengungkap hubungan Presepsi
Kualitas Pengajaran dengan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Psikologi 2012 (UIN)
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Sehingga dapat
memberikan kontribusi dalam menjawab problem kepuasan Mahasiswa dilihat dari
aspek presepsi dalam kualitas Pengajaran. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan
latarbelakang diatas tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Tingkat kualitas dosen yang paling tinggi ditinjau dalam presepsi
kepuasan Mahasiswa baru Psikologi 2012 Universitas Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang ? 9 2. Bagaimana Tingkat kepuasan mahasiswa yang paling tinggi
ditinjau dalam presepsi kepuasan Mahasiswa baru Psikologi 2012 Universitas
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang? 3. Adakah hubungan antara kualitas
pengajaran dosen dengan kepuasan mahasiswa ? 1.3.Tujuan Penelitian Adapun
tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Untuk mengetahui
tingkat kualitas dosen yang paling tinggi ditinjau dalam presepsi kepuasan
Mahasiswa baru Psikologi 2012 Universitas Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang. 2. Untuk mengetahui tingkat kepuasan mahasiswa yang paling tinggi
ditinjau dalam presepsi kepuasan Mahasiswa baru Psikologi 2012 Universitas
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 3. Untuk membuktikan hubungan antara
kualitas pengajaran dosen dengan kepuasan mahasiswa. 1.4.Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
peneliti dan khalayak intelektual pada umumnya, bagi pengembangan keilmuan baik
dari aspek teoritis maupun praktis, diantaranya: 1. Manfaat teoritis a.
sumbangsih bagi keilmuan psikologi, khususnya dibidang psikologi industri dan
psikologi pendidikan. 10 b. Menambah khazanah mengenai pengaruh kepemimpinan
efektif terhadap kepuasan mahasiswa. c. Meningkatkan penelitian baru dibidang
Psikologi industri dan Pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi lembaga, hasil
dari penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuhan atau bahan rujukan dalam
pembenahan sistim pengajaran terhadap kinerja Dosen dan kepuasan Mahasiswa. b.
mahasiswa, penelitian ini membentuk motivasi dalam kegiatannya dan mengetahui
tingkat kepuasan Mahasiswa terhadap kualitas belajar mengajar. c. Sebagai media
pengembangan diri bagi peneliti
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan persepsi kualitas pengajaran dosen dengan kepuasan mahasiswa Psikologi UIN Angkatan 2012 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment