Abstract
INDONESIA:
Setiap orang pada dasarnya berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan yang ingin dicapai oleh seseorang bukanlah kebahagiaan yang bersifat sementara atau berupa kenikmatan saja. Kebahagiaan sejati merupakan hasil yang ingin dicapai oleh psikologi positif. Psikologi positif adalah gerakan ilmiah baru dalam ilmu psikologi yang berfokus pada kelebihan manusia, tidak berkutat pada kekurangan manusia. Kebahagiaan autentik (sejati) meliputi gagasan bahwa kehidupan seseorang sudah autentik, dimana istilah autentisitas menggambarkan tindakan memperoleh gratifikasi dengan jalan mengerahkan salah satu kekuatan-khas seseorang. Kebahagian dapat dirasakan oleh wanita penderita TORCH. Wanita penderita TORCH dapat memperoleh kebahagiaan dari berbagai factor. Hal tersebut berbanding terbalik dengan kenyataan bahwa wanita penderita TORCH mengalami banyak cobaan dalam hidupnya. Cobaan-cobaan tersebut seperti mengalami keguguran berkali-kali, sulit mendapatkan keturunan, tidak dapat hamil, memiliki anak yang cacat fisik maupun mental, dan kritikan masyrakat tentang dirinya serta dijauhi masyarakat karena takut tertular. Meskipun begitu terdapat wanita penderita TORCH yang bisa merasakan kebahagiaan dengan merasakan emosi positif, memiliki harapan memiliki keturunan, serta berpositif tinking terhadap tuhan. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti mengajukan rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH?
Dari rumusan masalah yang diajukan peneliti maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah wanita yang positif terinfeksi virus TORCH yang telah melakukan tes laboratorium. Jumlah subjek penelitian adalah 2 orang yang berusia antara 26-40 tahun. Lokasi penelitian di desa Plandi kecamatan Wonosari Kabupaten Malang. Metode pengumpulan data yang dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Tekhnik analisis data reduksi data, coding data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data meliputi triangulasi tekhnik, perpanjangan pengamatan dan diskusi dengan teman sejawat dan dosen pembimbing.
Hasil penelitian adalah subjek sebagai wanita penderita TORCH mengalami kebahagiaan. Kebahagiaan yang dialami subjek berasal dari factor pernikahan, kehidupan sosial, dan agama. Kebahagiaan sejati menurut subjek adalah ketika, bisa memberi terhadap orang lain atau bersadaqah, berkumpul bersama keluarga, dan mengurus anak dengan baik agar menjadi anak yang berguna bagi agama dan Negara.
ENGLISH:
Everyone try to get happiness in their life. They want forever happiness life. The real happiness is the result of positive psychology. Positive psychology is one of scientific psychology branch that concern with human ability; it does not depend on the human deficiency. The authentic happiness describe the eutectic of people it self, it describes how people show their power or ability. The happiness of women who has TORCH suffers are influenced by some factors. However they get some problems in their life. Some problems that they get are miscarriage, some problems related to their pregnancy, children with abnormal situation both of physically and mentally, people who criticize and stay away from they because of their suffer. But there are some of them who get happiness by their positive emotion, they expect to get children, and they think positively about god. Base on background of study above, the research question perform is “how are women with TORCH suffer get their happiness?”
The purpose of this study is to analyze the real happiness get by women with TORCH suffer.
This research use descriptive qualitative method. The subject of this research are two women about 26-40 years old who positively infected by TORCH provide by laboratory test. This research located in Plandi village, Wonosari, Malang. The researcher uses interview, observation and documentation in doing data collection. She analyzes the data by reduces the data, codify the data and conclude the result. She uses triangulation method with their friend, lecturer that concern in the branch related and advisor in order to check the validity of the data.
The result of this research is that omen with TORCH suffer can get their real happiness. It is influenced by some of factors; marriage, social and religion factors. Base on the subject opinion the real happiness are when the can give something to people around them (shadaqah), gather with their family, and educate their children to become a god person for both of their religion and country.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap
orang pada dasarnya berusaha untuk mencapai kebahagiaan dalam hidupnya.
Kebahagiaan merupakan sebuah kebutuhan dan telah menjadi sebuah kewajiban
moral. Biasanya orang akan menunjukkan tingkah laku yang baik jika mereka
merasa bahagia. Perilaku yang baik berkaitan dengan kondisi psikis yang sehat
yang kemudian juga akan berimplikasi kepada kehidupan yang berkualitas pada
diri seseorang (Seligman, 2005). Kebahagiaan yang ingin dicapai oleh seseorang
bukanlah kebahagiaan yang bersifat sementara atau berupa kenikmatan saja.
Kebahagiaan yang autentik adalah kebahagiaan yang menjadi tujuan seseorang.
Kebahagiaan autentik meliputi gagasan bahwa kehidupan seseorang sudah autentik,
dimana istilah autentisitas menggambarkan tindakan memperoleh gratifikasi
dengan jalan mengerahkan salah satu kekuatan-khas seseorang (Seligman, 2005).
Jika seseorang tersebut mengalami sesuatu yang tidak sesuai dengan harapannya,
seperti terkena penyakit, atau lain sebagainya yang dapat menyebabkan afek
negatif seperti keputus asaan, ketakutan, dan gangguan psikis 2 lainnya, dan
afek-afek tersbut sering tejadi terhadap wanita, karena wanita memiliki emosi
yang lebih kuat. Salah satu penyakit yang membuat wanita merasa khawatir salah
satunya adalah penyakit TORCH. Sekitar 40% wanita hamil pengidap TORCH pada
awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi dan 15% mengalami
keguguran atau kelahiran dini. Sebanyak 17% janin terinfeksi pada trimester
pertama, 24% pada trimester kedua dan 62% pada trimester ketiga. Hasil
penelitian lain juga mengatakan bahwa 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan
normal, walaupun 80–90% bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan
sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10%
dapat mengalami gangguan pendengaran (Herdiyani, 2011). Data di Amerika Serikat
pada tahun 2006 menyatakan 15%-30% wanita mempunyai antibodi terhadap
toxoplasma. Menurut Sunaryo, infeksi TORCH di Indonesia pada kehamilan
menunjukkan prevalensi cukup tinggi, berkisar antara 5,5% sampai 84%. Beberapa
penelitian di Indonesia memperoleh, dari ibu yang menderita Toxoplasmosis,
sebanyak 56% bayi dapat penderita Toxoplasmosis kongenital bila ibu tersebut
tidak diberi pengobatan selama kehamilan. Infeksi TORCH oleh Cornain dan kawan
– kawan, pada 67% wanita kasus infertilitas didapatka sebanyak 10,3 Toxoplasma,
13,8% positif Rubella, 13,8% positif infeksi CMV. Prevalensi toxoplasmosis di
Jakarta sebesar 61,6%, Bandung 74,5%, Surabaya 55,5%, Yogyakarta 55,4%,
Denpasar 23,0%, dan Semarang 44,0%. Insiden kelainan bawaan di Indonesia tahun
2009 berkisar 15 per 1.000 kelahiran. Angka kejadian ini akan menjadi 4 – 5%
bila bayi diikuti terus sampai berusia 1 tahun. Menurut Maryuni angka kejadian
kelainan kongenital dibeberapa rumah sakit di Indonesia yaitu RSCM Jakarta
tahun 1975 – 1979 3 sebanyak 11,61 per 1.000 kelahiran hidup dan RS Pirngadi
Medan tahun 1977 – 1980 sebanyak 3,3 per 1.000 kelahiran hidup (Huda, 2014).
Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa jumlah pengidap TORCH cukup
banyak. Banyaknya wanita yang mengalami keguguran dan tidak dapat mengalami kehamilan
dikarenakan virus TORCH ini. Penyebab virus ini masuk kedalam tubuh manusia
yaitu melalui lantaran hewan yang berada di sekitar kita, seperti kucing, ayam,
tikus, burung, anjing, sapi dan lain sebagainya. Meskipun kita tidak dekat
dengan hewan-hewan di atas namun virus ini dapat menular melalui sayuran,
daging setengah matang, udara. Virus ini juga sangat mudah menular seperti
halnya penyakit HIV (Ramli, 2014) Banyaknya wanita yang mengalamai infeksi
virus TORCH saat ini membuat wanita semakin sering mengalami kesedihan akibat
virus ini, mereka mengalami keguguran berkali-kali karena virus TORCH. Dalam
kegugurannya tersebut selain mengalami kesedihan karena anak dalam kandungannya
telah meninggal, mereka juga mengalami gunjingan dari masyarakat mereka
mengatakan bahwa ia tidak dapat menjaga kehamilannya, bahkan mereka dikucilkan
oleh masyarakat karena mereka memiliki virus yang menular. Wanita memiliki
perasaan yang sensitive mereka merasa tidak percaya diri ketika dalam
perkawinannya ia belum memiliki keturunan. Dan tak jarang pula mereka dikatakan
mandul. Kesedihan lain yang dirasakan wanita penderita TORCH yaitu ketika ia
merasa sebagai wanita yang tidak sempurna karena tidak mampu memiliki keturunan
bagi suaminya. Ia mengatakan ia takut jikalau suaminya meninggalkannya. kadang
saya berfikir kalu saya kurang begini bagaimana kalau suami saya meninggalkan
saya atau sebagainya, atau karena orangnya sudah ingin punya anak misalnya,
tapi suami saya baik, dia tidak membebani saya dan tidak menekan ingin punya
anak dan sebagainya (wawancara 28 April 2014). 4 Selain dapat menyebabkan
keguguran, ketidak sempurnaan bayi, dan sulitnya mendapatkan keturunan, virus
ini memunculkan berbagai masalah psikologis seperti ketakutan, keputusasaan
yang disertai dengan prasangka buruk, diskriminasi dari orang lain, serta
perasaan bahwa dirinya adalah wanita yang tidak mampu memberikan keturunan
kepada suaminya, yang kemudian dapat menimbulkan tekanan psikologis . Terkait
dengan perasaan dimana wanita merasa putus asa karena tidak mampu memberikan
keturunan kepada suaminya hal ini juga menambah tekanan psikis pada wanita
penderita TORCH yaitu diskriminasi dari mertua dan keluarga lainnya yang
menganggapnya menular. Menurut pendapat lili menyatakan bahwa diskriminasi dari
keluarga dan kerabat lain dapat menimbulkan rasa malu pada wanita penderita
TORCH yang terkait dengan depresi atau dengan kata lain, kurangnya dukungan
dari keluarga dapat meningkatkan kemungkinan depresi pada wanita penderita
TORCH. Menurut Gunawan kurangnya dukungan sosial juga membuat keputusasaan
wanita penderita TORCH akan bertahan lebih lama dan semakin parah (Kaloeti,
2011). Seseorang yang mengalami virus TORCH ini dapat menyebabkan anak yang
dilahirkan tidak sempurna dan cacat secara fisik maupun mental. Ini tentunya
membuat seorang ibu merasa sedih, hal ini terjadi terhadap salah satu wanita
penderita TORCH di desa Plandi yang memiliki anak namun hingga kelas tiga SD ia
belum bisa membaca karena virus TORCH menyerang saraf sang anak. Setiap hari ia
merasa kasihan terhadap anaknya dan ketika sang anak dianggap anak yang bodoh
disekolah ia merasa sedih jika banyak yang menganggap anaknya anak yang tidak
pintar (wawancara, 28 april 2014). Masalah kehidupan social yang merupakan
salah satu factor kebahagiaan membuat seseorang harus melakukan interaksi
social dengan lingkungannya. Infeksi virus TORCH dapat 5 ditularkan seperti
halnya virus HIV/AIDS. Wanita penedita TORCH terkadang mengalami hambatan dalam
bersosial. Salah satu yang membuat subjek I dalam penelitian ini merasakan
emosi negative adalah dijauhi oleh lingkungannya. Ketika subjek I ingin
menyentuh anak salah satu saudaranya, orang tuanya melarang ia mengatakan kalau
nanti menulakan kepada anaknya ataupun dirinya (wawancara, 1 mei 2014).
Seseorang yang mengalami depresi, keputusasaan serta ketakutan menyebabkan
ketidak bahagiaan, karena mereka lebih banyak merasakan afek negatif. Padahal,
sedikitnya afek positif (seperti kebahagiaan) yang dirasakan berhubungan dengan
banyaknya gangguan psikologis yang ada. Schimoff menyatakan bahwa tidak jarang,
energi ketidakbahagiaan yang dirasakan dapat membuat individu mempertanyakan
mengenai kualitas kehidupannya, karena mereka tidak ingin terus menerus berada
dalam ketidakbahagiaan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Frankl bahwa
individu memiliki kebebasan untuk memilih tindakan dalam situasi apapun,
termasuk untuk bahagia atau tidak bahagia (Seligman, 2005). King dan Hicks
menyatakan bahwa penemuan cara untuk bahagia ketika individu memiliki pengalaman
hidup yang terasa berat tersebut merupakan tantangan besar, karena terkait
dengan penentuan ulang tujuan dan prioritas (Kaloeti, 2011). Kebahagiaan
menurut Snyder & Lopez, dalam Kaloeti (2011) sendiri merupakan kondisi
psikologis yang dirasakan individu secara subjektif. Carr dalam Kaloeti (2011)
mencirikan kebahagiaan dengan level emosi positif yang tinggi, dan level emosi
negatif yang rendah sebagai indikasi adanya interpretasi yang positif terhadap
kehidupannya sehingga dapat memunculkan kepuasan dalam hidupnya 6 Berkaitan
dengan teori kebahagiaan, Snyder dan Lopez memaparkan aspek kebahagiaan, bahwa
kebahagiaan memiliki dua aspek, yakni afektif dan kognitif. Aspek afektif
mewakili pengalaman emosional seperti riang, gembira, senang, dan emosi positif
yang lain. Di sisi lain, aspek kognitif mewakili evaluasi kognitif dalam
kepuasan terhadap berbagai domain dalam kehidupan individu. Berdasarkan aspek
kebahagiaan tersebut, rekonstruksi kebahagiaan adalah proses individu dalam
membangun kembali kebahagiaannya, yang mengindikasikan adanya perubahan kognisi
berupa pengembangan penilaian mengenai kebahagiaan, juga perubahan afeksi
berupa peningkatan emosi positif yang dirasakan (Kaloeti, 2011). Emosi positif
yang dirasakan oleh subjek I adalah emosi positif terhadap masa lalu, ia
mengatakan kalau ia merasa bangga terhadap pendidikan yang dapat ia capai
karena perjuangannya dulu sangat sulit, Subjek I memiliki harapan yang tinggi
mengenai keinginannya dalam memiliki keturuan, subjek I juga mempercai agama
dengan baik (wawancara 5 mei, 2014). Seseorang yang beragama adalah orang yang
mampu meraih kebahagiaan yang autentik. Terkait dengan pengalaman emosional
yang dirasakan, Seligman merumuskan tiga emosi positif berdasarkan orientasi
waktunya, yakni emosi positif yang ditujukan pada masa lalu, masa sekarang dan
masa depan. Emosi positif yang ditujukan pada masa lalu, seperti rasa puas,
damai dan bangga. Emosi positif yang ditujukan pada masa sekarang, seperti
kenikmatan lahiriah (misalnya kelezatan makanan, kehangatan, dan orgasme) dan
kenikmatan yang lebih tinggi seperti senang, gembira, dan nyaman . Emosi
positif yang ditujukan pada masa depan, seperti optimisme, harapan, kepastian
(confidence), kepercayaan (trust), dan keyakinan (faith). Emosi positif pada
masa depan tersebut ditunjang oleh bagaimana individu memandang masa depannya
(Seligman, 2005). Subjek pertama dalam penelitian ini tetap berobat meskipun
belum diketahui 7 dapat disembuhkan atau tidak virus tersebut. Hal ini
merupakan emosi positif yang dialami oleh subjek pertama, ia memiliki harapan
untuk masa depannya. Penelitian dengan judul kebahagiaan sejati wanita
penderita TORCH ini menggunakan dua subjek penelitian. Kedua subjek penelitian
merupakan wanita yang positif terinfeksi virus TORCH. Subjek pertama yaitu
wanita penderita TORCH yang belum memiliki keturunan. Kemudian subjek kedua
merupakan wanita penderita TORCH yang telah memiliki keturunan. Penelitian
mengenai kebahagiaan sejati telah dilakukan oleh beberapa orang salah satunya
adalah penelitian yang dilakukan oleh Wiyanti Maratus Sholihah dengan judul
Makna kebahagiaan sejati (authentic happiness) calon tenaga kerja wanita yang
akan bekerja diluar negeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna
kebahagiaan sejati adalah bisa menyenangkan dan membahagiakan ibunya, adiknya
dan keluarganya, bisa berbagi dengan orang lain, bisa melakukan hal untuk orang
lain dan bisa membuat orang lain bahagia, bersosialisasi dengan orang lain
bercanda dan merawat anak dan bekerja, berkumpul bersama keluarga merawat orang
tua, dan bisa membalas budi orag tua. Berdasarkan uraian latar belakang diatas
yang berdasarkan fakta dan teori diatas peneliti melihat ada masalah yang perlu
diteliti. Permasalahan yang perlu diteliti yaitu banyaknya kedihan dan
permasalahan-permasalahn yang telah dilalui oleh wanita penderita TORCH namun
mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap kehidupannnya dengan selalu
berobat untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakitnya. Mereka juga tetap
menerima takdir dari sang pencipta. Menurut Seligman seseorang yang memiliki
harapa dimasa depan merupakan seseorag yang merasakan kebahagiaan. Oleh karena
itu peneliti memilih judul kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH. 8 B.
Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan mengenai rekonstruksi kebahagiaan tersebut,
rumusan masalahnya adalah bagaimana kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rumusan masalah
yang telah dipaparkan diatas yaitu untuk mengetahui kebahgaiaan sejati wanita
penderita virus TORCH D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan
dapat memberi manfaat untuk semua phak yang bersangkutan, baik secara praktis
maupunteoritis: : 1. Bidang keilmuan, manfaat secara teoritis dari penelitian
ini yaitu bagi jurusan Psikologi pengembangan ilmu pengetahuan dan memberikan
informasi tentang kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH, serta dapat
dijadikan referensi bagi studi kajian psikologis terutama dalam kajian
psikologi positif, dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. 2. Peneliti
sendiri, sebagai tambahan khazanah keilmuan baru berkaitan dengan makna
kebahagiaan wanita penderita TORCH. 3. Manfaat praktis bagi pembaca dapat
memberi informasi secara tertulis maupun sebagai referensi mengenai kebahagiaan
sejati. Kemudian dapat dijadikan informasi untuk mengembangkan diri agar mampu
mengalami dan menggunakan kekuatan khas sehingga bisa hidup bahagia. Bagi desa
Plandi diharapkan mampu menjadi pengetahuan agar masyarakat mengetahui cara
mendapatkan kebahagiaan sejati.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Kebahagiaan sejati wanita penderita TORCH (Toxo, Rubella, CMV, Herpess)" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment