Abstract
INDONESIA:
Karyawan dengan kenyaman yang tinggi menjadi harapan terbesar bagi organisasi, karena adanya kenyamanan tersebut maka karyawan akan bekerja secara optimal sehingga tujuan dan target dapat tercapai. Karena itu kenyamanan dapat memberikan perasaan-peraan aman dan puas dapat mempengaruhi perilaku karyawan kearah yang positif sebagaimana diharapkan oleh organisasi. Kenyamanan ini akan mudah terbentuk oleh adanya peran saling percaya antar karyawan di organisasi. Peran saling percaya yang terdapat di antara karyawan yang bekerja di suatu lingkungan kerja tertentu adalah salah satu unsur iklim kerja yang penting karena kondisi psikososial ini menjadi prasyarat bagi berkembangnya sikap, motif dan niat orang untuk menjalin kerjasama yang efektif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran saling percaya dengan kenyamanan karyawan di KSP Bangun Jaya Mandiri Pasuruan.Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 30 karyawan. Metode pengumpulan datanya menggunaka skala yang terdiri dari skala kenyamanan karyawan dan peran saling percaya, yang masing-masing terdiri dari 20 aitem. Teknik analisa yang digunakan analisa korelasi.
Berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, pada variabel kenyamanan karyawan menghasilkan 6 (20%) karyawan memiliki kenyamanan yang tinggi dan rendah, 18 (60%) karyawan memiliki kenyaman yang sedang. Sedangkan variabel peran saling percaya menghasilkan 7 (23.3%) karyawan memiliki peran saling percaya yang tinggi, untuk 18 (60%) karyawan yaitu sedang dan sebanyak 5 (16.7%) memiliki peran saling percaya rendah. Hasil penelitian kedua variabel kenyamanan karayawan dan peran saling percaya menunjukkan hubungan yang positif (Pearson Corelation = 0.490; dengan sig. 0.003). Hal ini membuktikan bahwa peran saling percaya tersebut memang mampu membuat kenyamanan karyawan dalam organisasi.
ENGLISH:
Employee is a resource which is most important for the organization. Employee with a high freshness becomes a big expectation of an organization, since there is that freshness, so the employee will work optimally until the objective can be reached. Therefore, the freshness gives sense of peaceful and satisfied influences the employee’s positive attitude which is hope by the organization. This freshness can be formed easily with role of believing each other in the organization. Role of believing each other that exists between the employee which work in a certain work environment is one of work climate elements which is important because this psychosocial condition can be a requirement for the development of attitude, motif, and human intention for effective cooperation interlacing.
This research aims to understand the role of believing each other and the employee’s freshness in the KSP Bangun Jaya Mandiri Pasuruan. The number of respondents in this research is 30 employees. The method of collecting the data uses the scale that consists of employee’s freshness scale and role of believing each other that consists of 20 items per each. The analysis technique used is correlation.
Based on the research analysis can be gotten the result as follow; the employee’s freshness variable results 6 (20%) employees which have a high and low freshness, 18 (60%) employees have an average freshness. While role of believing each other variable results 7 (23.3%) employees have high role of believing each other, for 18 (60%) employees is average and 5 (16.7%) have low role of believing each other. The research result of two variables; the employee’s freshness and the role of believing each other result that there is a positive relationship (pearson correlation= 0.490; with sig. 0.003). It proves that the role of believing each other can makes the employee’s freshness in an organization.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Manajemen sumber daya manusia adalah
ilmu yang memfokuskan kepada pengelolaan, pemanfaatan, dan pengaturan sumber
daya manusia dalam kegiatannya di suatu organisasi sehingga sumber daya manusia
dapat berfungsi secara produktif. Salah satu yang unsur yang diatur oleh manajemen
adalah sumber daya manusia. Karena sumber daya manusia adalah pemeran utama
dari setiap perusahaan. Tanpa sumber daya manusia maka perusahaan tidak ada.
Sumber daya manusia merupakan asset bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang
profesional adalah sumber daya manusia yang handal dan cakap dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan (dalam Mangkunegara, 2002).
Sumber daya manusia merupakan aset utama bagi setiap organisasi atau
perusahaan, karena dengan potensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia yang
ada maka tujuan organisasi dapat dicapai. Tanpa adanya sumber daya manusia maka
suatu organisasi atau perusahaan akan kesulitan dalam menjalankan, mengelola,
dan mengembangkan organisasi. Sumber daya manusia menganggap bahwa pekerjaan atau
tugas merupakan sumber utama kepuasan hati dan motivasi bagi karyawan.
Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa perusahaan terutama pihak manajemen perlu
memberikan perhatian dan kesempatan kepada karyawan di dalam melaksanakan
pekerjaannya (dalam Mangkunegara, 2002). Penelitian ini dilakukan di sebuah
organisasi yaitu di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bangun Jaya Mandiri”
Pasuruan. Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, dan merupakan salah satu
pilar ekonomi, selayaknya perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Di
sisi lain, salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi pengangguran dan
mengentaskan kemiskinan dilakukan melalui program-program pemberdayaan ekonomi
rakyat. Dengan demikian, melalui pemberdayaan koperasi diharapkan akan
mendukung upaya pemerintah tersebut. Dalam upayanya, pemerintah dalam hal ini
Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah dituntut untuk dapat
menghasilkan program dan kebijakan yang dapat mendukung tumbuh dan
berkembangnya koperasi. Berdasarkan laporan Statistik Perkembangan Koperasi
tahun 2009 yang diterbitkan oleh Kementerian Koperasi tampak bahwa perkembangan
koperasi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Dimana
secara kelembagaan Koperasi dalam periode 2007 – 2008 mengalami perkembangan
yang signifikan dengan laju perkembangan sebanyak 5.171 unit atau tumbuh 3,45%,
selain itu jumlah Koperasi yang aktif juga mengalami peningkatan sebanyak 3.931
unit atau 3,74%. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan Koperasi sebagai sebuah
wadah yang mampu memberikan manfaat bagi setiap orang yang bergabung didalamnya
menjadi sebuah alternative pilihan untuk mencapai suatu keadaan yang lebih
baik. (www.depkop.go.id) Tidak hanya dari segi lembaga koperasi yang semakin
berkembang, kinerja koperasi di Indonesia juga mengalami perkembangan yang
baik, hal ini terlihat dari data perkembangan kinerja koperasi di Indonesia
pada tahun 2009-2011 yang diterbitkan oleh Kementrian Koperasi dan UKM. Tabel 1
Data Perkembangan kinerja koperasi di Indonesia tahun 2009- 2011 Dalam
kegiatannya koperasi mengelola berbagai usaha bagi anggotanya. Salah satu jenis
usaha yang biasanya dikembangkan adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Hal ini
sesuai dengan pasal 44 UU no. 25 tahun 1992 tentang pokok- pokok perkoperasian
yang menyatakan “ Bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui
kegiatan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dari dan untuk anggota dan calon anggota
koperasi yang bersangkutan, koperasi lain atau anggotanya”. Ketentuan-
ketentuan tersebut menjadi dasar bagi koperasi lain untuk melaksanakan Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) baik sebagai salah satu jenis kegiatan koperasi (dalam
Sutantya Rahardja, 2005). Tenaga kerja atau karyawan merupakan salah satu
faktor produksi yang sangat penting disamping faktor-faktor produksi lainnya
seperti modal, alat-alat produksi, metode dan pasar. Kelima macam faktor
produksi dikenal dengan sebutan 5M (Men, Money, Material, Method dan Market).
Faktor-faktor produksi itu disebut juga input atau ada juga yang menyebut
dengan istilah sumber-sumber ekonomi (dalam Wursanto, 1989). Kegiatan karyawan
di koperasi sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan sebuah koperasi
disamping itu juga sangat dipengaruhi oleh simpanan anggota koperasi. Dalam
melaksanakan suatu pekerjaan karyawan dibutuhkan rasa saling percaya dalam
menghadapi suatu situasi atau persolan dalam pekerjaannya, seorang karyawan
mungkin pernah mengalami krisis kepercayaan dalam rentang pekerjaannya.
Hilangnya rasa saling percaya akan sangat menganggu dalam melakukan suatu pekerjaan
dan itu membuat tidak nyaman bagi seorang karyawan. Pada akhirnya, efektivitas
tim mana pun selalu dinilai dari hasil yang mereka capai. Membangun kepercayaan
adalah rintangan pertama dalam membangun tim yang efektif. Tanpa kepercayaan,
anggota tim akan segan dalam berbicara secara terbuka. Kepercayaan membantu
mereka untuk memiliki keberanian untuk mengatakan dengan tepat apa yang ada di
pikiran mereka. Kepercayaan adalah faktor kunci dalam "ikatan" dan
sangat penting untuk menciptakan kohesi internal. Kepercayaan adalah
"akhir" nilai : itu tergantung pada nilai-nilai lain untuk hadir
sebelum bisa eksis. Komponen-komponen utama kepercayaan di tunjukkan dalam
diagram sebagai berikut ini, (dalam
http://tnlp.valuescentre.com/pages/leading-an-organisation/internalcohesion/mutual-trust.php)
Gambar 1 Komponen Utama Kepercayaan Ketika seseorang dipercaya di lingkungan
kerja, di dunia bisnis maupun di lingkungan masyarakat, maka banyak hal akan
berjalan dengan baik dan mudah, namun sebaliknya ketika rasa percaya itu hilang
maka secara perlahan kesulitan akan hadir. Seorang pengusaha misalnya, ketika
rekan bisnisnya tak lagi menaruh kepercayaan, maka satu persatu rekan atau
kolega bisnisnya akan meninggalkannya. (dalam Kompasiana). Kemampuan Kejujuran
Keadilan Kebenaran Pengalaman Pengetahuan Keahlian Tujuan Kepedulian Transparan
Keterbukaan Kepercayaan Karakter Kompetitif Integritas Hasil Reputasi
Kredibilitas Penampilan Sikap saling percaya (trust) sebagai salah satu elemen
dari modal social adalah merupakan sikap salah satu dasar bagi lahirnya sikap
saling percaya yang terbangun antar beberapa golongan komunitas dan merupakan
dasar bagi munculnya keinginan untuk membentuk jaringan sosial (networks) yang
akhirnya di mapankan dalam wujud pranata (institution) saling percaya meliputi
adanya kejujuran (honesty ) kewajaran (fainerss), sikap egaliter
(egali-tarianism), toleransi (tolerance) dan kemurahan hati (generosity). Salah
satu elemen-elemen pokok modal sosial tersebut bukanlah sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dengan sendirinya, melainkan harus dikreasikan dan di transmisikan
melalui mekanisme-mekanisme sosial budaya didalam sebuah unit sosial seperti
keluarga, komunitas, asosiasi suka rela, negara, dan sebagainya (dalam
http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2181317-konsep-danpengertian-saling-percaya/#ixzz2zhUcU6vY).
Dalam penelitian terbaru yang dilakukan oleh Brower , HH , Lester , SW ,
Korsgaard , MA , & Dineen , BR (2009) , peneliti berhipotesis bahwa
karyawan yang manajer percaya mereka akan menunjukkan pola yang sama perilaku
positif yang ada ketika hubungan kepercayaan terbalik . Hasil-hasil ini akan
terjadi untuk alasan yang berbeda , namun mereka juga menyarankan bahwa saling
percaya , didefinisikan sebagai tingkat yang sama kepercayaan oleh manajer dan
bawahan , akan menghasilkan tingkat yang lebih tinggi dari kinerja dari
kepercayaan satu sisi . Secara umum, hipotesis tentang saling percaya tidak
didukung . Sebaliknya , hasil membawa para peneliti berspekulasi bahwa tingkat
tidak merata antara kepercayaan manajer dan bawahan mungkin menjadi bumerang .
Misalnya, jika manajer memberikan jumlah yang lebih besar otonomi kepada
bawahan yang terpercaya ini tidak membalas bahwa tingkat kepercayaan , karyawan
dapat memahami upaya manajer di pemberdayaan sebagai upaya untuk " off -
load" bekerja pada mereka . Ada juga kemungkinan , bagaimanapun, bahwa
terjadinya rendahnya saling percaya hadir dalam sampel penelitian mungkin telah
mempengaruhi hasilnya. Jadi jawaban atas pertanyaan apakah rasa saling percaya
yang berlebihan adalah "mungkin". Penelitian ini tidak memberikan
bukti yang bermakna bahwa menjadi dipercaya merupakan prediktor signifikan dari
hasil kerja karyawan . Secara khusus , hal ini menunjukkan bahwa manajer mereka
ketika mempercayai mereka , karyawan akan menunjukkan kinerja tugas yang lebih
baik , lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku warga organisasi ( yaitu ,
untuk pergi di atas dan melampaui apa yang memerlukan pekerjaan mereka ) , dan
kecil kemungkinannya untuk meninggalkan organisasi daripada pekerja yang tidak
dipercaya (dalam
http://www.businessalignmentstrategies.com/research/mutual-trust.php) .
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Mahrsi (2006), menganalisis tentang analisa
factor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan dan pengaruh kepercayaan terhadap
loyalitas pengguna internet banking. Penelitian ini menggunakan teknik
multivariate Struktural Equation Model (SEM). Sebagai alat bantu menggunakan
perangkat lunak LISREL, dan hasilnya bahwa peneliti menyatakan bahwa
kepercayaan pada pengguna internet banking terbukti memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap loyalitas pengguna untuk menggunakan internet banking. Pada
penelitian sebelumnya juga meneliti variabel kenyamanan karyawan. Penelitian
yang dilakukan oleh I Ketut Surabagiarta meneliti tentang pengaruh program
jamsostek terhadapa kenyamanan karyawan dalam bekerja di PT. Multibreeder
Adirama Indonesia. Setelah dilakukan pengkajian peneliti menyatakan bahwa
ssetelah dilakukan uji t dan uji F terdapat pengaruh dan terbukti kebenarannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Badaruddin (2005) tentang potensi modal sosial
dalam komunitas nelayan menemukan adanya beberapa potensi modal sosial, yaitu :
patron-klien, koperasi, serikat tolong menolong, arisan. Dalam keempat potensi
modal sosial yang ditemukannya tersebut diketahui bahwa kepercayaan (trust)
adalah unsur utama yang membentuk potensi-potensi tersebut. Sedangkan dalam
penelitian ini meneliti tentang peran saling percaya dengan kenyamanan
karyawan. Rasa saling percaya antar karyawan, karyawan dengan atasan dalam
perusahaan dapat ditingkatkan dengan kenyamanan dalam bekerja. Kenyamanan
karyawan dalam bekerja merupakan hal yang terpenting dalam proses
produktivitas. Jika ada rasa saling percaya di lingkungan kerja, maka karyawan
yang bekerja disuatu perusahaan akan lebih mudah menerima gagasan dan
pengetahuan yang diberikan oleh orang lain. Karena karyawan yang mempunyai rasa
saling percaya yang tinggi maka karyawan tersebut fokus pada sumber daya,
kebutuhan orang lain dan pekerjaan yang akan dilakukannya tanpa meremehkan hal
tersebut. Kenyamanan karyawan di suatu perusahaan akan membuat karyawan tidah
jenuh dalam melakukan suatu pekerjaan. Meskipun pekerjaan yang dilakukan
tersebut mempunyai kesamaan setiap harinya. Kenyamanan dapat memacu karyawan
untuk bekerja tekun, giat, baik dan menguntukan bagi perusahaan.Itu merupakan
nilai tambah dan melengkapi nilai-nilai yang sudah diberikan perusahaan kepada
mereka, seperti pemberian kompensasi, pemberian motivasi dan lain sebagainya.
Kenyamanan di suatu perusahaan sangat penting untuk diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan. Walaupun kenyamanan tidak berpengaruh secara langsung dalam
perusahaan tersebut, namun kenyamanan ini mempunyai pengaruh langsung kepada
karyawan yang bekerja. Menurut Wursanto (2009) kenyamanan karyawan disebut
sebagai lingkungan kerja psikis yang didefinisikan sebagai “sesuatu yang
menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja”. Berikut petikan wawancara :
“Koperasi ini terbentuk tahun 1978, koperasi ini mengalami pasang surut. Tapi
sekarang berkembang pesat terbukti dengan banyaknya cabang di Indonesia kecuali
Madura dan Bali.” Koperasi Simpan Pinjam “Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan ini
sangat berkembang pesat di Kota Pasuruan. Hal ini terbukti dengan banyaknya
anak cabang diseluruh Indonesia kecuali Bali dan Madura. Jumblah cabang KSP
“Bangun Jaya Mandiri” yang tersebar di seluruh Indonesia yaitu 78 cabang. Untuk
wilayah Jawa Timur sendiri berjumblah 35 cabang yang tersebar di berbagai kota
di Jawa Timur. Dengan banyaknya cabang dari koperasi ini membuktikan bahwasanya
koperasi Bangun Jaya Mandiri merupakan koperasi yang mampu memberikan
kepercayaan terhadap masyarakat terkait kinerja karyawan didalamnya. (dikutip
dari hasil wawancara dengan sekertaris KSP Bangun Jaya Mandiri) Untuk
memperoleh kepercayaan dari masyarakat, karyawan Koperasi “Bangun Jaya Mandiri”
harus mampu memberika rasa saling percaya antar karyawan agar memperoleh
kepercayaan, sehingga dengan adanya rasa saling percaya antar karyawan akan
mampu membuat karywan merasa nyaman dalam bekerja di Koperasi. Dengan itu akan
mampu menyakinkan bahwasnya Koperasi Bangun Jaya Mandiri ini mampu membantu
kesulitan masyarakat sekitar yang membutuhkan dana yang pelayanannya tidak
terjangkau oleh bank, hal ini terkait dengan visi dan misi KSP Bangun Jaya
Mandiri. Rasa saling percaya antar karyawan sangat dibutuhkan dalam sebuah
organisasi. Dengan adanya kepercayaan itu akan membuat nyaman para karywan
organisasi, maka karyawan akan bekerja secara maksimal dan optimal untuk memejukan
organisasi tersebut sehingga target dan tujuan dari organisasi dapat tercapai.
Dengan banyaknya nasabah yang telah bergabung dalam lembaga ini akan memberikan
pengaruh pula terhadap karyawan yang bekerja didalamnya. Adanya kepercayaan
antar karyawan didalamnya akan membuat nasabah menjadi senang dalam kinerja
karyawan. Sebelum memberika keprcayaan kepada masyarakat maka karyawan harus
mempunyai kepercayaan terhadap karyawan lain, dengan adanya rasa saling percaya
itu akan membuat karywan yang bekerja didalamnya menjadi nyaman. Berangkat dari
fenomena diatas, maka peneliti dapat menyimpulkan petingnya rasa saling percaya
bagi seorang karyawan dalam menjalani pekerjaannya. Apalagi dalam lingkup
organisasi, diperlukan adanya saling percaya diantara karyawan. Karena
interaksi yang terjadi antar karyawan akan mempengaruhi kenyamanan karyawan
lainnya. Di kutip dari Ardiana (2007), Kenyamanan adalah suatu kondisi perasaan
dan sangat tergantung pada orang yang mengalami situasi tersebut. Tidak bisa
mengukur tingkat kenyamanan secara langsung atau dengan observasi, maka itu
harus menanyakan pada orang tersebut untuk memberitahukan seberapa nyaman diri
mereka, biasanya dengan menggunakan kata seperti tidak nyaman, mengganggu,
sangat tidak nyaman atau mengkhawatirkan. Untuk itulah peneliti ingin melakukan
penelitian ini di Koperasi dengan judul “Peran Saling Percaya Dengan Kenyamanan
Karyawan Di Koperasi SImpan Pinjam (KSP) Bangun Jaya Mandiri Pasuruan”. B.
Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti kemukakan pada
latar belakang diatas, masalah utama yang menjadi kajian pada penelitian ini
sebagai berikut : 1. Bagaimanakah tingkat saling percaya pada karyawan Koperasi
Simpan Pinjam (KSP) “Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan? 2. Bagaimanakah tingkat
kenyamanan karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bangun Jaya Mandiri”
Pasuruan? 3. Apakah adanya peran saling percaya dengan kenyamanan karyawan
Koperasi Simpan Pinjam “Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan? C. Tujuan Penelitian
Maka tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui
tingkat tingkat saling percaya pada karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
“Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan. 2. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan karyawan
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) “Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan. 3. Untuk
membuktikan peran saling percaya dengan kenyamanan karyawan Koperasi Simpan
Pinjam (KSP) “Bangun Jaya Mandiri” Pasuruan. D. Manfaat Penelitian Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis dan aplikatif bagi
perkembangan keilmuan dan kinerja, diantaranya : 1. Manfaat teoritis a. Bagi
Fakultas Psikologi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan zanah keilmuan
psikologi, khususnya teori tentang peran saling percaya dengan kenyamanan
karyawan. b. Bagi Organisasi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kontribusi
yang positif, sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi organisasi mengenai
peran saling percaya dengan kenyamanan karyawan. c. Bagi Peneliti Penelitian
ini diharapkan sebagai penambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai peran
saling percaya dengan kenyamanan karyawan. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian
ini bisa di jadikan bahan pertimbangan menentukan kebijakan dan pedoman untuk
peran saling percaya dengan kenyamanan
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment