Abstract
INDONESIA :
Musik Shalawat adalah musik yang didalamnya terdapat syair-syair shalawat/doa-doa kepada Rasulullah, baik diiringi dengan alat–alat musik tradisional maupun alat – alat musik modern. Burnout adalah kelelahan kerja yang meliputi stres pekerjaan, ketegangan (straint) dan koping. Stres pekerjaan merupakan persepsi mengenai ketidakseimbangan antara sumber–sumber individu dan tuntutan yang ditujukan pada individu yang bersangkutan, seperti merasa malas dan merasa pekerjaan yang dilakukan kurang memuaskan. strain (ketegangan) yaitu respon emosional sesaat terhadap ketidakseimbangan, seperti perasaan tegang, cemas, dan lelah. Koping yaitu perubahan – perubahan sikap dan tingkah laku, seperti tidak ramah terhadap klien dan mudah tersinggung. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh musik shalawat terhadap burnout karyawan.
Penelitian ini didesain menggunakan penelitian eksperimental (disebut juga penelitian intervensi), yaitu prosedur dalam penelitian kuantitatif dimana peneliti melakukan intervensi atau memberi perlakuan (treatment) pada sekelompok subjek dan kemudian mencatat perubahan perilaku yang tejadi pada kelompok subjek tersebut, intervensi bisa berwujud aktifitas atau bahan yang diasumsikan dapat menyebabkan perubahan pada perilaku. Jenis rancangan eksperimen yang digunakan adalah pra- eksperimental (Pre-Experimental) karena hanya memenuhi sebagian saja dari tiga prinsip eksperimen (replikasi, randomisasi dan kontrol). Desain pra-eksperimental yang digunakan adalah The One-Group Pre-Posttest Design, Yaitu pengukuran yang dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Pengukuran yang dilakukan sebelum eksperimen (U1) disebut pre test dan pengukuran sesudah eksperimen (U2) disebut post test. Pemberian eksperimen disebut perlakuan (P).
Lokasi penelitian di laboratorium medis SIMA Malang. Metode pengumpulan data menggunakan skala burnout dan wawancara. Instrumen menggunakan skala burnout, guide wawancara, musik shalawat yang diambil berdasarkan professional Judgment yaitu penilaian/pendapat dari ahli musik shalawat dan sesuai dengan karakteristik subjek. Syair shalawat diambil dari kitab shalawat Burdah (Judul lagu ya robbi bil musthofa, dari UKM Seni Religius UIN Malang) dan kitab shalawat Barzanji (judul lagu Sholla ’alaikallah Dari Mayada). Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling yang berjumlah 15 orang. Analisis data menggunakan Uji-t amatan ulang.
Prosedur eksperimen di bagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan berupa pemilihan sampel dan menentukan ruangan serta mengatur posisi subjek agar fokus terhadap pemberian perlakuan (suara musik terdengar jelas/menjangkau subjek). Tahap kedua tahap pelaksanaan penelitian, yaitu melakukan pengukuran (U1) dengan memberikan skala burnout, lalu diberi perlakuan (P) dengan mendengar musik shalawat selama 14 menit 11 detiik, kemudian dilakukan pengukuran kembali (U2) dengan memberikan skala burnout, lalu dilakukan wawancara.
Hasil penelitian adalah Tidak ada perbedaan burnout yang signifikan (t = -1.218) antara sebelum (pe test / U1) dan sesudah (post test / U2) mendengarkan musik shalawat. Tingkat burnout karyawan sebelum mendengarkan musik shalawat (U1) adalah dalam kategori sedang sebesar 80 %. Tingkat burnout karyawan setelah mendengarkan musik shalawat (U2) adalah dalam kategori sedang sebesar 93.3 %. Jadi, tidak ada pengaruh mendengarkan musik shalawat terhadap burnout karyawan.
Hasil penelitian adalah Tidak ada perbedaan burnout yang signifikan (t = -1.218) antara sebelum (pe test / U1) dan sesudah (post test / U2) mendengarkan musik shalawat. Tingkat burnout karyawan sebelum mendengarkan musik shalawat (U1) adalah dalam kategori sedang sebesar 80 %. Tingkat burnout karyawan setelah mendengarkan musik shalawat (U2) adalah dalam kategori sedang sebesar 93.3 %. Jadi, tidak ada pengaruh mendengarkan musik shalawat terhadap burnout karyawan.
Kemungkinan penyebab tidak adanya pengaruh mendengarkan musik shalawat terhadap burnout kayawan dikarenakan singkatnya waktu pemberian perlakuan (mendengarkan musik shalawat)/kurang berkesinambungan, singkatnya waktu sampel mengkuti proses penelitian sehingga kemungkinan ada faktor ketidaktelitian dalam mengisi skala, jumlah sampel yang kecil, dan kondisi yang artifisial.
Menariknya dalam wawancara yang penulis lakukan, ketika sampel mendengarkan musik shalawat, mereka merasakan ketenangan batin, siraman spiritual, dan lebih rileks. Jadi ada respon positif dalam proses pemberian perlakuan, namun tidak tampak dalam hasil akhir dalam penghitungan kuantitif.
ENGLISH :
Shalawat music is a kind of music within which shalawat verses or pray for Rasullullah is delivered both accompanied by traditional musical instruments and the modern ones. Burnout is a fatigue in work including work stress, strain and koping. Work stress is a perception about imbalance between individual sources and pressures addressed to the individual, for instance lazy feeling and unsatisfactory feeling about his/her achievement in doing his/her jobs. Strain is a non-permanent emotional feeling about imbalance, for instance strain, wary and tired feeling. Koping is the change in traits and behaviors experienced by employees. For instance, impolite manner in serving clients and being bad tempered. The objective of the research is to identify the influence of shalawat music to the employees’ burnout.
The research is designed by using experimental research (it is also termed as intervention research), a procedure within quantitative research in which the researchers provide some intervention or treatment to a group of subject and then he or she notes any changes in the subject behavior. In this case, intervention is material or activities assumed to be able to bring behavior changes. The experiment plan genre used in the research is pre-experimental one since it is merely used a small portion of the three experiment principals (replication, randomization, and control). The pre-experimental design used in the research is The One Group Pre Posttest Design. It is a kind of test done before and after the experiment. The test done before the experiment is termed as pre test (U1) and post test is a term used for test which is done after the conduct of the experiment (U2). The experiment conduct is known as treatment (P).
The location of the research is SIMA medical laboratory Malang. The method of the data collection is interview burn out scale application. In addition, it uses burnout scale, interview guide, shalawat music taken based on professional judgment that is a judgment or opinion given by several shalawat music expert and in accordance to the subjects characteristics, as the instrument. The shalawat verses is taken from the book of Shalawat Burdah (the song is entitled as ya robbi bil mustofa, from UKM Seni Religius UIN Malang ) and shalawat Barzanji (the song is entitled as Sholla ‘alaikallah from Mayada). The research is applied purposive sampling method in sample taking method which chooses 15 persons and it uses retest ending method in data analyzing.
The experiment procedure is divided into two steps: preparation step in the form of sample choosing, room determination and subject management in order to make the subject stay focus on the treatment (the sound of the music is clear and reachable to the subjects). The second step is the research conduct phase. In the step, the pre test (U1) is conducted by using burnout scale then the treatment (Perlakuan (P)) is done by exposing the subjects to shalawat music for about 14 minute 11 seconds before the conduct of U2 test which uses burnout scale. After all, the interview session is provided to the subjects.
The result of the research is that there is no significant different burnout (t = -1.218) before (pre test/U1) and after (post test/U2) listening to the shalawat music. The level of the employees’ burnout before they listen to the shalawat music is categorized as medium of which the value is about 80%. Furthermore, the level of employees burn out after they listen to the shalawat music is also still in mediocre category. Therefore, it can be concluded that the music listening activity doesn’t influence the burn out of the employee.
The result of the research is that there is no significant different burnout (t = -1.218) before (pre test/U1) and after (post test/U2) listening to the shalawat music. The level of the employees’ burnout before they listen to the shalawat music is categorized as medium of which the value is about 80%. Furthermore, the level of employees burn out after they listen to the shalawat music is also still in mediocre category. Therefore, it can be concluded that the music listening activity doesn’t influence the burn out of the employee.
The cause of the condition in which there is no influence of shalawat listening activity to the burn out of the employee is possibly caused by the short duration or less continual of the given treatment (listen to the shalawat music). In short, the duration of sample follows the research process so it is possible that there is inaccurate factor in filling in the scale, the small amount of sample and artificial condition.
Interestingly, In the interview conducted by the author, when the sample is listening to the shalawat music, they find that their feeling is peace, they feel more relax and spiritually fresh. From this side, there is a positive response to the process of treatment although it can be seen on the final stage of the quantitative measurement.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Musik adalah salah satu cabang seni yang
sangat dekat dengan kehidupan kita. Bahkan sejak kita masih bayi, mungkin, kita
sudah dikenalkan dengan seni musik oleh ibu kita, yaitu lewat nyanyian-nyanyian
sederhana, misalnya: lagu Nina Bobo, Pelangi, dan banyak lagi. Musik juga
menyemarakkan hidup kita dan menjadi bagian penting dalam berbagai aspek,
bayangkan saja film ayat-ayat cinta tanpa shalawatnya cak Nun dan lagu
ayat-ayat cinta yang dinyanyikan Rossa, tentu kurang semarak, bagaikan sayur
tanpa garam. Selama pendidikan sekolah formal maupun di lingkungan kita
masingmasing, kita pun selalu dikenalkan nyanyian-nyanyian yang makin lama
makin rumit seiring dengan makin bertambahnya tingkat pendidikan kita. Musik
yang kita kenal pun bukan lagi hanya sekedar musik vokal, tapi lebih dari itu,
kita pun mengenal instrumen-instrumen musik baik itu instrumen ritmis maupun
melodi. Musik yang kita kenal pun tidak terbatas sebagai sarana hiburan saja
melainkan juga musik sebagai salah satu bagian dari sebuah kebudayaan dari
suatu bangsa, musik sebagai salah satu bagian dari ritus keagamaan, musik
sebagai sarana peluap emosi, dan sebagainya. 23 Seringkali ketika melihat iklan
susu ibu hamil, kita melihat adegan seorang ibu hamil menempelkan airphone di
perutnya dengan maksud agar si bayi bisa mendengarkan musik lebih jelas melalui
airphone. Dari iklan tersebut masyarakat mulai diperkenalkan salah satu manfaat
musik yang mungkin sebelumnya manfaat musik hanya diketahui para terapis.
Meskipun dewasa ini manfaat musik mulai ramai diperbincangkan, namun masih
banyak sisi psikologis musik yang belum tersentuh dan juga berbagai jenis musik
(musik keagamaan, kebudayaan, dan sebagainya) yang belum diketahui manfaat
psikologisnya. Menurut Djohan (2005) hubungan (interaksi) antara konsep
psikologi dan musik juga ditunjukkan oleh tumbuhkembangnya disiplin dalam
konteks pentingnya pengalaman musikal bagi kehidupan manusia. Menurut Johana E.
Prawitasari (dalam Djohan, 2005:11) lahirnya psikologi musik di Indonesia
adalah suatu hal yang baru. Sebuah kajian baru di bidang psikologi dan ilmu
musik. Topik yang sangat jarang di tulis oleh orang Indonesia. Sampai saat ini
psikologi musik belum menjadi perhatian di indonesia karena sistem pendidikan
kita yang belum memungkinkan. Penelitian – penelitian tentang manfaat musik
banyak dikembangkan oleh negara – negara barat, yang paling familiar adalah
manfaat musik mozart. Efek Mozart adalah suatu fenomena yang mulai muncul di
Amerika Serikat pada 1993 dan terus berkembang sampai ke seluruh dunia termasuk
Indonesia hingga saat ini. Buku-buku tentang Efek Mozart telah ditulis dan
diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Di Amerika
Serikat, CD dan kaset Mozart 24 sangat laris sejak pemberitaan perihal efek
ini, bahkan di negara bagian tertentu ada peraturan pemerintah yang secara
khusus menganjurkan warganya mendengarkan Mozart dan memasukkan musik itu ke
kurikulum pendidikan. ( Halim, 2007;3) Upaya mempromosikan terapi dengan
pendekatan musik memang bukan barang baru di Amerika Serikat. Organisasinya
disebut The American Music Therapy Association (AMTA), Dan musik jazz merupakan
aliran musik yang coba diterapkan selain musik klasik untuk membantu
penyembuhan penyakit-penyakit serius dan jenis terapi medis lainnya. (terapi
musik untuk kesehatan, 2007;5) Psikiater Universitas Inggris (Erabaru, 2006)
menemukan bahwa memperdengarkan musik klasik ringan kepada sapi perah bisa
membantu meningkatkan produksi susu mereka. Musik yang nyaman dan ringan
tersebut bisa meningkatkan produk susu barangkali adalah karena mereka bisa
mengurangi stress dari sapi perah. Musik juga mempercepat tanaman berbunga,
Pernah dilakukan eksperimen sebagai berikut: Factor yang barangkali bisa
mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti temperature, kelembaban, pencahayaan
dll di dalam lima buah kamar, diatur sesuai dengan kondisi yang sama, kemudian
pada masing-masingnya ditempatkan tanaman yang mengandung kadar air dan tingkat
kesuburan tanah yang sama. Satu-satunya yang berbeda ialah di dalam lima kamar
tersebut diputar musik yang berlainan, masing-masing ialah: musik rap, musik
pedesaan, musik klasik, musik pop dan kamar terakhir sama sekali tidak ada
musik. Hasil eksperimen menunjukkan, pertumbuhan tanaman di dalam kamar ber- 25
musik klasik pertumbuhannya terbaik, yang terjelek ialah tanaman yang berada di
dalam kamar dengan musik rap. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman
ialah, ritme musik rap kurang seimbang, musiknya kekurangan garis
berkesinambungan, sulit diciptakan keadaan stabil dan nyaman yang memungkinkan
tanaman yang bisa bernafas itu tumbuh; penampilan musik klasik ialah musik yang
teratur, tertib dan harmonis, setiap mahluk berjiwa dengan demikian dapat
terimbas, tumbuhnya akan lebih bagus.( Erabaru, 2006) Banyaknya penelitian
manfaat musik, dari membantu kecerdasan bayi hingga mampu meningkatkan
penjualan makanan dan minuman, menjadi sinyal bagi para psikolog dan para
ilmuwan Indonesia untuk memperkaya bidang kajian psikologi yaitu mempelajari
perilaku bermusik (baik memainkan atau mendengarkan musik). Yang menjadi sebuah
keprihatinan adalah bahwa musik di Indonesia selama ini hanyalah sebagai
hegemoni hiburan. Padahal fungsi dan manfaat musik tidaklah sesempit seperti
yang ‘dihayati’ oleh kebanyakan orang Indonesia. Dan juga belum tersentuhnya
penelitian dan kajian – kajian musik keagamaan, khususnya musik yang
menunjukkan karakter agama islam. Padahal dengan memperkaya kajian – kajian
terhadap seni islam tentu tidak hanya akan memperkaya budaya islam melainkan
dapat ditemukan kajian – kajian ilmiah yang mendukung pengukuhan seni islam itu
sendiri. Selama ini, musik – musik yang banyak ditemui sebagai alat terapi
maupun kajian – kajian psikologis adalah musik – musik barat. Padahal kita
sebagai orang Indonesia khususnya, yang mayoritas berpenduduk islam memiliki
kekayaan seni 26 musik sendiri, kenapa kita tidak mencoba mengkajinya dari
berbagai sisi psikologi. Salah satu kekayaan musik yang dimiliki Indonesia
adalah musik shalawat. Burdah adalah salah satu karya (shalawat) paling populer
dalam khazanah sastra Islam yang ditulis oleh Al-Bushiri (610-695H/ 1213-1296
M). Isi burdah bisa kita baca dalam kitab Barzanji. Dua kitab shalawat populer
islam tersebut, menorehkan sejarah kemenangan perjuangan islam dan pembentukan
budaya umat islam. Melihat sejarah penulisan kitab Burdah dan Barzanji,
shalawat memiliki efek terapi, efek psikologis yang muncul memberi kontribusi
besar terhadap perjuangan islam dalam membentuk budaya masyarakat dan
mempertahankan diri dari serangan musuh. Selama ini efek terapi yang terkenal
adalah musik klasik, dan banyak dilakukan penelitian – penelitian manfaat musik
klasik. Menurut Hargreaves (dalam Djohan, 2005;66) Banyak penelitian yang
berhubungan dengan pementasan musik dilakukan berdasarkan musik klasik barat,
dimana juga belum banyak ketertarikan dengan perbedaan bentuk dalam lagu rakyat
atau musik lain. Penelitian manfaat musik selama ini banyak terfokus pada
manfaat klinis, sepanjang sepengetahuan penulis, masih sedikit yang menyentuh
ranah industri atau dunia kerja. Padahal dewasa ini arus globalisasi dan
industrialisasi semakin gencar dicanangkan, tentu hal itu membawa problem yang
kompleks, dari tingginya polusi udara sampai semakin meningkatnya permasalahan
sumber daya manusia (produktivitas kerja, kepuasan kerja, stress kerja,
kelelahan kerja, dan 27 sebagainya). Salah satu masalah yang muncul dalam dunia
kerja adalah masalah burnout karyawan, yaitu kelelahan fisik dan kelelahan
emosional yang dialami karyawan. Burnout itu seperti api yang meredup karena
kehabisan bahan bakar. Berdasarkan penelitian dari Christine Maslach dan
Michael P.Leister dalam bukunya "The Truth About Burnout ", orang
yang sedang mengalami Burnout pada umumnya ingin menyendiri dan tidak ingin
banyak bicara. Mereka ingin mencari ketenangan. Mereka tidak membutuhkan
berbagai macam nasehat, sebab nasehat maupun usulan apapun yang diberikan, bisa
salah diartikan sebagai kritikan. Masalahnya orang yang sedang mengalami
Burnout itu sangat sensitif sehingga mudah sekali tersinggung (AdekJaya,
2007;3) Karena orang yang mengalami burnout butuh ketenangan dan relaksasi maka
musik bisa jadi alat untuk mengurangi burnout karyawan (karena salah satu
manfaat musik adalah sebagai terapi dan hiburan), seperti yang diungkapkan
Duane P.Schultz dan Sydney E. Schultz (dalam Mangkunegara, 1993;90) bahwa musik
dapat menurunkan tingkat absensi dan mengurangi kelelahan kerja. Menurut Adek
Jaya (2007) untuk menghilangkan burnout cara yang paling efektif adalah dengan
mendekatkan diri pada sang pencipta. Salah satu jenis musik yang bernilai
religius adalah musik shalawat, karena musik shalawat adalah puji-pujian
terhadap rasul yang dibalut dalam bentuk musik, dan Allah memerintahkan umatnya
untuk bershalawat. Sepanjang pengetahuan penulis, belum pernah penulis
mengetahui penelitian tentang musik shalawat (atau musik islam lainnya) seperti
halnya penelitian – penelitian terhadap musik klasik. Musik shalawat memiliki
nilai plus 28 yaitu nilai religiusitas yang mensenandungkan kemuliaan
Rasulullah SAW. Shalawat adalah sebuah doa atas keagungan nabi terakhir, Nabi
Muhammad SAW, yang apabila dibaca memiliki nilai pahala dan faedah tesendiri.
Pada zaman dahulu musik shalawat hanya diiringi dengan terbang/klasik (meskipun
sekarang masih dilestarikan), namun perkembangan musik modern menuntut
penyesuaian terhadap selera masyarakat, sehingga saat ini berkembang musik
shalawat modern, seperti halnya yang dibawakan Haddad Alwi, Opick, Langitan,
dan sebagainya. Beberapa kelebihan yang dimiliki musik shalawat, menjadi sebuah
hal yang menarik apabila ditarik dari sisi psikologisnya. Seperti banyak
diketahui beberapa kelebihan musik dan kelebihan shalawat. Kelebihan musik
banyak dibuktikan dengan penelitian – penelitian sedangkan kelebihan shalawat
banyak disebutkan dalam hadist Nabi dan dibuktikan melalui sejarah perjuangan
islam. Dan salah satu problem sumber daya manusia adalah burnout karyawan,
orang yang mengalami burnout butuh ketenangan dan relaksasi serta mendekatkan
diri pada sang pencipta. Karena melihat hal – hal diatas dan pentingnya
pengembangan nilai – nilai spiritual aplikasinya dalam keilmuan, khususnya
dalam dunia industri, maka penulis tertarik meneliti "Pengaruh Musik
Shalawat Terhadap Penurunan Burnout Karyawan". Berdasarkan riset yang ada,
burnout sering terjadi dalam perusahaan public service (jasa layanan publik),
oleh karena itu penulis memilih tempat di laboratorium medis SIMA Malang karena
Laboratorium Medis SIMA Malang adalah salah satu jasa layanan publik yang
menghadapi banyak pasien dan tingkat kerja tinggi. 29 Djohan (2005;15-17)
mengakui bahwa bukan pekerjaan mudah memberi perhatian pada persoalan psikologi
dan musik karena masukan psikologi lokal dan musikologi dalam bidang ini di
negara kita masih sangat terbatas. Di Indonesia sampai saat ini belum ada pakar
yang memperoleh pendidikan secara formal sebagai psikologi musik. Bila
penelitian terhadap musik Indonesia mulai subur dikembangkan bukan tidak
mungkin dalam aplikasi terapis, musik yang digunakan tidak hanya musik dari
negara – negara maju, tapi juga musik Indonesia, khususnya musik islam
(shalawat). Ini akan memperkaya kajian psikologi musik baik lokal maupun
internasional. Tentunya, memberi nilai plus musik Islam di mata dunia. Juga
materi lokal Indonesia dapat pula menjadi tuan rumah disiplin psikologi musik.
Psikologi musik di Indonesia dapat memasuki masa depan yang lebih cerah dan
terhormat dalam dunia pengetahuan internasional. B. Rumusan Masalah Apakah
musik shalawat berpengaruh terhadap penurunan burnout karyawan? C. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis bertujuan untuk mengetahui pengaruh musik
shalawat terhadap penurunan burnout karyawan. 30 D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangsih terhadap bidang keilmuan psikologi
terutama dibidang psikologi musik (sebagai disiplin ilmu baru) b. Memberi
sumbangsih terhadap perkembangan nilai – nilai keislaman dan aplikasinya
terhadap keilmuan secara umum c. Memperkaya kajian musik shalawat dan
aplikasinya dalam lingkup kajian industri. d. Memberi masukan terhadap problem
solving sumber daya manusia. 2. Manfaat Praktis a. Memberi masukan pada
instansi terkait dalam hal problematika sumber daya manusia. b. Memberi
sumbangsih bagi pemerhati maupun pecinta musik Indonesia efek psikologis musik
shalawat.. c. Mempeluas wawasan masyarakat secara umum tentang nilai – nilai
shalawat disamping sebagai ritual keagamaan
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment