Abstract
INDONESIA:
Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya. Artinya, sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari sumber daya yang lainnya, entah itu sumber daya alam atau teknologi. Roda organisasi sangat tergantung pada perilaku-perilaku manusia yang bekerja di dalamnya. Salah satu faktor yang menentukan kualitas tenaga kerja yaitu, disiplin kerja. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, yaitu standar yang harus dipenuhi. Ketentuan-ketentuan itu tergantung dari kebijakan dari pihak perusahaan yang mana merujuk pada tujuan perusahaan dan tidak merugikan karyawan. Salah satu kebijakannya adalah membuat signage yang berisikan tanda atau simbol yang berguna untuk memberikan informasi kepada para kryawan agar dapat berinteraksi dengan lingkungannya secara aman dan nyaman. Tentunya, signage mengundang adanya respon manusia dari stimulus-stimulus yang diberikan sehingga dari respon tersebut muncullah persepsi manusia itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan di PT PLN (Persero) Area Malang dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi signage dengan disiplin kerja karyawan. Metode pengumpulan datanya menggunakan metode angket. Angket penelitian terdiri dari dua angket yaitu angket persepsi signage dan disiplin kerja yang masing-masing terdiri dari 24 aitem. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa product moment.
Berdasarkan analisa penelitian didapatkan hasil sebagai berikut: Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 60 orang, pada variabel persepsi signage menghasilkan 10 karyawan (16,7%) memiliki persepsi signage yang tinggi, 48 karyawan (80%) memiliki persepsi signage sedang, dan 2 karyawan (3,3%) memiliki persepsi signage rendah. Sedangkan variabel disiplin kerja menghasilkan 11 karyawan (18,3%) memiliki disiplin kerja tinggi, 45 karyawan (75%) mengalami disiplin kerja sedang, dan 4 karyawan (6,7%) memiliki disiplin kerja rendah. Hasil penelitian di atas kedua variabel (persepsi signage dengan disiplin kerja karyawan) menghasilkan bahwa terdapat hubungan positif (rxy 0,602; dengan sig < 0,05). Artinya, hubungan antara variabel persepsi signage dan variabel disiplin kerja karyawan adalah positif signifikan dengan mendapatkan nilai 0,000 dan nilai signifikansinya Sig. (2-tailed) adalah dibawah atau lebih kecil dari 0,05.
ENGLISH:
Human within an organization is seen as a resouce, its means,resources, or the driving of a organization. Movers from other resouces, whether natural or technolocical resources. The organization is highly dependent on human behaviours in that Them Work. On the factors determine the quality of labor, work discipline. Discipline a mangement action to Encourage the organization to meet the demands of the variety member of provision. Therefore, every organization needs to have variety of provisions that must be obeied by its members,, the standards to be meet. It depends on the terms of the policy of the company which refers to the objectives of the company and not harm the employee. One of the policy is to create signage that contains the sign or symbol that gave the information to be useful for employees to interact with its environment in a safe and confortable. Of course, signage inviting the human response of stimulus given the response that comes the perception of the man himself.
The study was conducted at PT PLN (Persero) Malang Area with purpose of known the relationship between perception of signage with employee discipline. Method of data collection using inquiry. The inquiry of study consisted of two questionnaires,namely the perception of signage and work discipline, each of the which consisted of 24 aitems. Analysis technique used is the product momen analysis.
Based on the analysis of the study obtained the following results: the number of respondents in this study were 60 people, the perception variable signage produced 10 employees (16.7%) had a higher perception of signage,48 employees (80%) had standard a perception of signage,and 2 employees (3,3%) had a lower perception of signage. While the varaible work discipline produces 11 employees ( 18.3%) had high work discipline, 45 employees (6.7%) had low work discipline. The results on the second variable it’s produced means, that there is a postitive correlation (rxy 0.602;with sig <0.05). it’s ,means, the relationship between the variables and variable signage perception of employee discipline is significantly positive with a value of 0.000 and significant value Sig. (2-tailed) is below or less than 0.05.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan
industri dengan segala penemuan teknologi yang demikian canggih dan pesat tidak
dapat terlepas dari sumber daya manusianya, dimana manusia merupakan sumber
daya yang akan berperan aktif sebagai perencana, pelaksana dan pengendali dalam
mewujudkan tujuan dari suatu perusahaan atau organisasi. Manusia dalam
mewujudkan tujuan perusahaan mempunyai pikiran, perasaaan dan keinginan yang dapat
mempengaruhi kualitas pekerjaannya, sehingga permasalahan yang sering muncul
dalam suatu perusahaan atau organisasi tidak terlepas dari pengelolaan sumber
daya manusia. Manusia di dalam suatu organisasi dipandang sebagai sumber daya.
Artinya, sumber daya atau penggerak dari suatu organisasi. Penggerak dari
sumber daya yang lainnya, entah itu sumber daya alam atau teknologi. Roda
organisasi sangat tergantung pada perilaku-perilaku manusia yang bekerja di
dalamnya. Schultz (dalam Ancok, 1989), mengatakan bahwa ada beberapa faktor
yang menentukan kualitas tenaga kerja yaitu tingkat kecerdasan, bakat, sifat
kepribadian, tingkat pendidikan, kualitas fisik, etos (semangat kerja), dan
disiplin kerja. Kedisiplinan dalam suatu perusahaan atau organisasi seringkali
menimbulkan konotasi yang negatif yang tidak menyenangkan seperti halnya
teguran, peringatan hingga hukuman yang lebih berat untuk merubah sikap dan
perilaku pekerja tetapi sebenarnya kedisiplinan yang dimaksud di sini merupakan
2 suatu usaha yang dilakukan oleh seorang pekerja atas prakasa sendiri dalam
melaksanakan tugas tertentu (Drever, 2000). Wujud dari usaha itu adalah kontrol
terhadap perilaku yang berupa ketaatan terhadap peraturan, baik yang ditetapkan
sendiri maupun yang ditetapkan oleh pihak lain. Pembahasan disiplin karyawan
dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada
manusia yang sempurna, luput dari kekhilafan dan kesalahan. Maka, setiap
organisasi perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya,
yaitu standar yang harus dipenuhi. Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk
mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut
(Siagian, 2006). Setiap organisasi atau perusahaan memiliki harapan bahwa
karyawan mengetahui dengan jelas atas hal-hal yang diharapkan serta merasa
kebijakan dan peraturan perusahaan masuk akal akan memenuhi standar kerja dan
berperilaku baik. Konsep disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu
aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organisasi, yaitu menggabungkan diri
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena
unsur paksaan (Wursono, 1985). Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa
suatu suatu kedisiplinan penting bagi suatu organisasi sebab dengan adanya
kedisiplinan akan dapat ditaati oleh sebagian besar para karyawan dengan
demikian adanya kedisiplinan tersebut diharapkan pekerjaan akan dilakukan
secara efektif. Bilamana kedisiplinan tidak dapat ditegakkan maka kemungkinan
tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien
(Nitisemito, 1987). Siswanto (2008) mengemukakan disiplin kerja sebagai suatu
sikap menghormati, 3 menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan
yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak dan menerima sanksi apabila
melanggar tugas dan wewenang yan telah diberikan. Menurut Hasibuan (2008),
ketidakdisiplinan dalam diri pegawai dapat disebabkan karena kurangnya
kesadaran pada diri seseorang tersebut akan arti pentingnya disiplin sebagai pendukung
dalam kelancaran bekerja. Sementara kesadaran pada diri sendiri memiliki arti
bahwa seseorang tersebut secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan
tugas dan tanggung jawabnya. Berkaitan dengan disiplin kerja, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja, yaitu; tujuan dan
kemampuan, teladan pemimpin, balas jasa, keadilan, waskat, sanksi hukuman,
ketegasan, dan hubungan kemanusiaan. Terdapat faktor lain yang berhubungan
dengan disiplin kerja selain faktor di atas. Penelitian Desy (2004),
menunjukkan faktor lain yang berhubungan dengan disiplin kerja, seperti kontrol
atasan. Hasilnya terdapat korelasi yang positif antara persepsi terhadap
kontrol atasan dengan disiplin kerja. Jadi dapat ditegakkan bahwa dalam
penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri
secara sukarela yang dilakukan secara kontinyu dan bukan atas dasar paksaan.
Faktor kedisiplinan memegang peranan yang amat penting dalam pelaksanaan kerja
karyawan. Seorang karyawan yang mempunyai tingkat kedisiplinan yang tinggi akan
tetap bekerja dengan baik walaupun tanpa diawasi oleh atasan. Beberapa dekade
belakangan ini, hubungan antara perilaku manusia dan lingkungan fisik telah
menarik perhatian para peneliti dari ilmu sosial maupun para profesional di
bidang perancangan arsitektur, perencanaan kota, regional, dan 4 lanskap.
Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global, persaingan
industri untuk memperebutkan pasar baik regional, nasional, maupun internasional
secara kompetitif. Manusia merupakan faktor yang sangat menentukan bagi
perusahaan dan merupakan faktor produksi yang memiliki peran penting dalam
kegiatan perusahaan. Manusia dalam melaksanakan pekerjaannya akan menghadapi
ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan tugas
mereka tersebut. Proses bekerja diperlukan suatu program yang mana manusia
bekerja dengan aman dan nyaman yang mana menjunjung tinggi keselamatan dan
kesehatan kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang sangat
diperhatikan dalam dunia industri modern terutama bagi mereka yang berstandar
internasional. Kondisi kerja dapat dikontrol untuk mengurangi bahkan
menghilangkan peluang terjadinya kecelakaan di tempat kerja (zero accident).
Kecelakaan dan kondisi kerja yang tidak aman berakibat luka-luka pada pekerja,
penyakit, cacat, bahkan kematian, juga harus diperhatikan ialah hilangnya
efisiensi dan produktivitas pekerja dan perusahaan. Berdasarkan data terakhir
angka kecelakaan kerja di Indonesia masih tergolong tinggi, meskipun cenderung
turun dari tahun ke tahun. Tahun 2000 terjadi 98.902 kasus, tahun 2001 terjadi
104.774 kasus, tahun 2002 terjadi 103.804, tahun 2003 terjadi 105.846 kasus,
tahun 2004 terjadi 95.418 kasus, tahun 2005 terjadi 99.023 kasus, tahun 2006
terjadi 95.624 kasus dan semester pertama tahun 2007 terjadi sebanyak 37.845
kasus (Sumardoko, 2008). Sedangkan angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun
2009, terjadi 88.492 kasus yang 5 mengakibatkan 1.970 tenaga kerja meninggal dunia,
cacat fungsi 4.023 orang, cacat anatomis tetap 2.534 orang (Irpan Kadir, 2011).
Data-data tersebut membuktikan bahwa betapa pentingnya penerapan keamanan dan
kenyamanan kerja sehingga diperlukan komunikasi berupa penyampaian informasi
dan petunjuk kerja kepada para karyawan. Penyampaian informasi dan petunjuk
kerja akan lebih efektif apabila disertai dengan tindakan disiplin karyawan
dalam mematuhi peraturan yang tertulis pada informasi dan petunjuk kerja
tersebut sehingga meminimalisir adanya kecelakaan kerja. Upaya penyampaian
informasi ini bisa berupa verbal dan non-verbal, yaitu berupa pelatihan,
teguran, dan lain sebagainya. Tetapi terkadang penyampaian informasi berupa
verbal dan non-verbal tersebut kurang efektif karena melihat dari segi manusia
(human errors). Oleh karena itu, di dalam suatu perusahaan atau organisasi
diberlakukan upaya manajemen sumber daya manusia yang sesuai dengan standar di
perusahaan yaitu penyampaian informasi visual agar penyampaian informasi antar
lingkungan kerja dengan manusia menjadi lebih terarah yaitu berupa signage
(tanda atau simbol yang berisi pesan). Perilaku manusia menunjukkan manusia
dalam aksinya, berkaitan dengan semua aktivitas manusia secara fisik, berupa
interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya.
Kebiasaan mental dan sikap perilaku seseorang dipengaruhi oleh lingkungan
fisiknya. Drucker (1969), mengindikasikan bahwa,“Sebagian besar yang kita lihat
adalah sesuatu yang ingin kita lihat.” Sementara Von Foerster (1973) menulis bahwa,”Apa
yang kita bentuk dalam pikiran, itulah realitas yang kita perhitungkan”. 6
Joyce Marcella Laurens (2004), menyimpulkan bahwa ilmu perilaku
manusia-lingkungan memiliki karakteristik, antara lain pertama, dalam
penelitian perilaku-lingkungan, hubungan perilaku dan lingkungan adalah satu
unit yang dipelajari dalam keadaan saling terkait, tidak berdiri sendiri.
Dengan demikian, yang dipelajari bukanlah bagaimana indera pendengaran
menangkap gelombang suara dari luar misalnya, ataupun bagaimana mengukur konsentrasi
seseorang melainkan mempelajari bagaimana hubungan antara kebisingan dan
konsentrasi kerja seseorang. Atau hubungan antara tatanan ruang kerja dan
produktivitas kerja seseorang. Cara pendekatan ini dinamakan pendekatan
holistik atau pendekatan ekletik. Kedua, Hubungan antara lingkungan dan manusia
serta perilakunya adalah hubungan timbal balik, saling terkait, dan saling
mempengaruhi. Kadangkadang kita tidak tahu antara faktor lingkngan dan
perilaku, mana yang merupakan akibat. Ketiga, studi perilaku-lingkungan tidak
hanya memusatkan perhatian pada masalah terapan atau teoritis tetapi titik
beratnya adalah pada keduanya. Keempat, interdisipliner. Karena ruang
lingkupnya yang bermacammacam maka dalam penelitiannya harus bekerja sama
dengan berbagai ilmu. Signage merupakan alat penyampai informasi yang bersifat
persuasif yang berfungsi sebagai penghubung antara lingkungan dan fasilitas
kerja dengan manusia. Signage juga menstimulus individu agar mau bertindak
positif sesuai penyampaian informasi yang ada pada signage tersebut. Menurut
Lawrence K. Frank, signage merupakan pesan atau informasi yang muncul secara
berturut-turut atau teratur dalam hubungannya dengan tanda-tanda yang penting
dan menimbulkan respon pada manusia (Rini Suryantini, 2001). Misalnya berupa 7
tulisan yang bertuliskan di sebuah papan reklame seperti “Safety Job = Good
Job”. Kebanyakan desain tersebut lebih mengutamakan faktor kesan dari pada
faktor fungsionalnya, sehingga tidak sedikit terjadi jumlah kecelakaan kerja
(operator industri) yang tidak dikehendaki. Kecelakaan tersebut dapat
diakibatkan oleh salah satu faktor, misalnya kesalahan baca, kelambatan dalam
menginterpretasikan data atau informasi dan lain-lain. Hal tersebut sebenarnya
dapat diminimumkan dengan mendesain signage yang sesuai dengan prinsipprinsip
ergonomi, yaitu aman dan nyaman. Signage juga merupakan suatu bentuk upaya
manajemen sumber daya manusia yang berupa pelatihan secara tidak langsung,
karena dengan adanya media tersebut membuat individu yang mulanya tidak tahu
menjadi tahu, menambah pengetahuan, serta merubah ke perilaku positif. Selain
itu juga berfungsi sebagai pengingat agar individu bertindak atau bekerja
dengan aman dan nyaman sesuai dengan informasi yang disampaikan. Namun, tak
sedikit pula individu yang tidak terlalu mengindahkan pesan yang disampaikan
oleh signage. Hal ini bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
kecelakaan kerja. Maka demi tercapainya upaya manusiawi dalam bekerja serta
tercapainya tujuan organisasi maka semua manusia yang bekerja di suatu
organisasi memiliki kedisiplinan dalam bekerja khususnya dalam mengaplikasikan
tugas sesuai dengan ketentuan atau standar yang telah diberikan yang mana telah
tercantum pada signage. Signage memiliki berbagai bentuk, antara lain seperti
wall signs, banner signs, windows signs, suspended signs, roof signs,
projecting signs, canopy signs, changeable-copy signs, electronic message
center, floor signs, dan 8 free-standing signs. Macam-macam dari signage
tersebut biasa ditemukan di segala tempat. Pemilihan macam-macam signage ini
tergantung pada situasi dan kondisi suatu tempat, dan tentu saja manusia
merupakan faktor penting dalam penentuan penggunaan signage ini. Karena setiap
manusia berhak untuk selamat dalam situasi dan kondisi apapun, maka perlu
diperhitungkan juga bahwa tidak hanya yang bekerja di tempat berbahaya yang
memerlukan signage, tetapi semua tempat entah itu indoor maupun outdoor.
Walaupun karyawan yang bekerja di indoor dikatakan kurang beresiko dengan
kecelakaan kerja namun tidak ada yang tahu bahwa terdapat
kemungkinan-kemungkinan yang perlu diperhitungkan, seperti tulisan dilarang
merokok karena perokok aktif maupun pasif dapat mengakibatkan gangguan yang
menyebabkan kesehatan terganggu, dan masih banyak signage diperlukan dalam
indoor, sehingga di dalam setiap aktivitas manusia harus sesuai dengan prinsip
ergonomi yaitu bekerja secara aman dan nyaman. Berdasarkan uraian diatas, telah
dijelaskan mengenai hubungan antara manusia dengan informasi berupa signage
yang berisikan suatu pesan untuk manusia itu yang nantinya menstimulus respon
dari manusia itu sendiri. Maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk
mengambil judul, yaitu, ”Hubungan antara Persepsi Signage dengan Disiplin Kerja
Karyawan.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan
masalahnya adalah “Apakah ada hubungan antara persepsi signage dengan disiplin
kerja karyawan? 9 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
megetahui hubungan yang positif antara persepsi signage dengan disiplin kerja
karyawan. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan
sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan memperluas cakrawala ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan organisasi.
2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam
pengambilan keputusan bagi perusahaan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan persepsi signage dengan disiplin kerja karyawan di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Area Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment