Abstract
INDONESIA:
Bagi banyak orang khususnya wanita ditinggal orang yang dicintai sangatlah berat, apalagi jika mereka sudah merencanakan pernikahan. Hal tersebut bias jadi menimbulkan suatu permasalahan dan konflik yang berat atau terburuk yang dialami oleh seseorang, dimana hal tersebut bisa mengakibatkan stres.
Stresor merupakan tuntutan untuk menyesuaikan diri, ada tida kategori stresor, yaitu frustasi, konflik, dan tekanan. Terjadinya stres dikarenakan munculnya dua atau lebih kebutuhan atau motif yang tidak sesuai secara bersama-sama, dengan kekuatan yang juga sama. Dalam kondisi tersebut, individu seyogianya membuat suatu keputusan berupa pilihan mana yang akan dilakukan dan mana yang tidak. Jika pilihan sudah dijatuhkan, maka konflik dengan sendirinya selesai.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pendekatan ini
cenderung mengarah kepada metode penelitian secara deskriptif (berupa kata-kata, tulisan), sehingga arah dan latar belakangnya mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang dewasa lanjut yang berumur 41 tahun. Metode dalam pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian kualitatif ini adalah studi fenomenologi, dimana fenomenologis ini bertujuan untuk menjelaskan situasi yang dialami oleh pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
cenderung mengarah kepada metode penelitian secara deskriptif (berupa kata-kata, tulisan), sehingga arah dan latar belakangnya mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Subyek dalam penelitian ini adalah seorang dewasa lanjut yang berumur 41 tahun. Metode dalam pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jenis penelitian kualitatif ini adalah studi fenomenologi, dimana fenomenologis ini bertujuan untuk menjelaskan situasi yang dialami oleh pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
Gagal nikah adalah suatu permasalahan yang sulit untuk dihadapi bagi orang yang menghadapinya. Terjadinya gagal nikah karena adanya ketakutan, ragu, adanya orang ketiga, faktor luar atau lingkungan, faktor sosial, kurang adanya rasa cinta, hati yang kurang mantap dan lain sebagainya.
Pada penelitian ini subyek mengalami ganggua stres pasca trauma “gagal untuk menikah”, dimana subyek mengalami kegagalan tersebut sebanyak tiga kali. Hal tersebut membuat subyek mengalami gangguan stres.
Stres yang terjadi terhadap subyek, karena adanya permasalahan dan tuntutan menyesuaikan diri terhadap permasalahan yang dialaminya, dan subyek merasa terganggu dalam tuntutan tersebut. Subyek selalu menganggap bahwa dirinya akan segera menikah dengan kekasihnya, hal tersebut selalu terekam dalam pikirannya. Subyek juga sangat terpukul dan tertekan terhadap kejadian tersebut, saat subyek bertemu dengan laki-laki subyek lebih menghindar dan terkadang tiba-tiba marah.
ENGLISH:
For many people, especially women left behind loved ones is very heavy, especially if they are planning a wedding. It is your own bias and conflict pose a serious problem or the worst experienced by a person, where it can cause stress.
Stressors are demands to conform, there tida categories of stressors, namely frustration, conflict, and stress. The occurrence of stress due to the emergence of two or more needs or motives that do not fit together, with the same force. In these conditions, the individual should make a decision which option will be carried out and which ones are not. If the option is dropped, then the conflict by itself is complete.
This study used a qualitative approach, in which this approach tends to lead to methods of descriptive research (in the form of words, writing), so that the direction and has a background research procedures which produce descriptive data. The subjects in this study was a mature 41-year-old continued. Data collection methods used were interviews and observation. This type of qualitative research is the study of phenomenology, which aims to explain the phenomenological situation experienced by persons in everyday life.
Failed marriage is a difficult problem to deal with for people who deal with it. The marriage failed because of fear, doubt, the existence of a third person, external or environmental factors, social factors, lack of love, heart less steady, and so forth.
In this study, subjects experiencing post-traumatic stress ganggua "failed to get married", where the subject has failed three times. This makes subjects experiencing stress disorder.
Stress happens to the subject, because of the problems and demands of adapting to the problems they experienced, and the subject was disturbed in these demands. Subjects had always assumed that he was going to get married with her lover, it is always recorded in his mind. Subjects also very upset and depressed to the incident, when the subjects met the male subject is more shy and sometimes suddenly angry.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Gangguan stres merupakan respon organisme
untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan yang berlangsung.
Tuntutan-tuntutan ini bisa jadi berupa hal-hal yang faktual saat itu, bisa juga
hal-hal yang baru mungkin akan terjadi, tetapi dipersepsi secara aktual.
Masyarakat sekarang terpacu cepat menciptakan stres bagi banyak anggotanya.
Terus menerus ditekankan untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang semakin
sedikit. Sejak kelahiran atau bahkan sejak pembuahan, setiap makhluk sudah berada
dalam situasi yang menggambarkan adanya dua pihak yang saling bertentangan,
yaitu pihak pertama berupa "kondisi dari makhluk itu sendiri” dan pihak
kedua adalah “lingkungan”. Terjadi interaksi antara makhluk (individu) dengan
lingkungan. Interaksi ini akan menyebabkan setiap pihak terpengaruh oleh
pihak-pihak lainnya. Menurut Darwin, dalam mempertahankan kehidupannya, perlu
adanya perjuangan dari makhluk tersebut untuk dapat mempertahankan jenis dan
selanjutnya bahkan untuk mengembangkan diri. Adanya suatu situasi dalam diri
individu ketika seseorang harus memenuhi tuntutan lingkungan. Hal itu disebut
juga kategori dari stresor. Stresor adalah adjustive demand (tuntutan untuk
menyesuaikan diri). Menurut 2 Coleman, terdapat tiga sumber yang dapat dimasukkan
dari kategori dari stesor, yaitu frustasi, konflik, dan tekanan. 1 Menurut
Roges dan Dorothy, dalam bukunya “Mental Hygiene in Elementary Education”,
frustasi adalah suatu saat atau momen seseorang menghayati situasi terhambat
ketika melakukan upaya untuk mencapai apa yang diinginkannya atau ditujunya. 2
Stres merupakan hasil dari munculnya dua atau lebih kebutuhan atau motif yang
tidak sesuai secara bersama-sama, dengan kekuatan yang juga sama. Dalam kondisi
tersebut, individu seyogianya membuat suatu keputusan berupa pilihan mana yang
akan dilakukan dan mana yang tidak. Jika pilihan sudah dijatuhkan, maka konflik
dengan sendirinya selesai. Konflik bisa terus terjadi seandainya
kekuatan-kekuatan tersebut berada dalam kondisi berimbang. Konflik kadang-kadang
direferensikan pada suatu dilema karena beberapa hal yang sifatnya negatif dan
beberapa sifatnya yang positif, dimana harus dicapai tanpa memperhitungkan
jalan mana yang harus ditempuhnya. Dalam hal ini, masalah fleksibilitas
merupakan hal penting dalam kepribadian orang tersebut. Lentur atau
fleksibelnya masalah tersebut, maka konflik semacam itu dapat diselesaikan.
Akan tetapi, jika kaku atau rigid, maka konflik akan berkelanjutan. Cara lain
yang dapat ditempuh adalah membuat 1 Wiramihardja, Sutardjo A. Pengantar
Psikologi Abnormal. Bandung: PT. Refika Aditama. 2007. Hal 44 2 Ibid hal 44 -
45 3 deal dengan sumber-sumber ketegangan atau konflik atau berpikir jangka
panjang. 3 Pressure sering juga disebut sebagai di bawah tekanan. Stres dapat
juga datang dari tekanan-tekanan untuk mencapai goal-goal yang spesifik, atau
berperilaku dengan cara-cara tertentu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa
tekanan adalah suatu keadaan yang menimbulkan konflik, dimana individu merasa
terpaksa atau dipaksa untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin dilakukan atau
dipaksa untuk tidak melakukan hal-hal yang diinginkannya.4 Suatu stres bisa
ringan dan bisa juga berat. Tentu saja stres yang berat akan lebih cepat, kuat,
dan lebih lama membangkitkan gangguan dalam diri seseorang. Demikian juga
sebaliknya, stres yang ringan baru setelah beberapa waktu terasa dampaknya.
Dalam hal ini yang penting adalah mengetahui faktorfaktor apa yang dapat
memperkuat atau mempengaruhi suatu kemungkinan terjadi dan menjadikan stres
ringan atau stres berat. Untuk itu, perlu mengetahui faktor-faktor predisposisi
(pengarah) yang ada dalam diri individu untuk mengalami stres. Adanya
faktor-faktor ini didasari oleh pandangan bahwa penderitaan karena adanya stres
ditentukan oleh taraf yang menyangkut fungsi yang disturbed (terganggu atau
terguncang). Taraf gangguan yang aktual dan menimbulkan atau mengancam
kehidupan seseorang memiliki karakteristika stres yang terdapat pada individu 3
Ibid hal 46 - 47 4 Ibid hal 47 - 48 4 baik personal maupun situasional atau
relasi diantara keduanya. Adapun faktorfaktor predisposisi tersebut adalah
sumber hakiki stresor itu sendiri, persepsi dan toleransi individu terhadap
stres, dan sumber-sumber eksternal dan dukungan lingkungan terhadap individu.5
Gangguan stres pasca trauma mencakup bagian dari asumsi etiologi yaitu, suatu
kejadian atau beberapa kejadian traumatis yang dialami atau disaksikan secara
langsung oleh seseorang berupa kematian, atau ancaman kematian, cedera serius,
ancaman terhadap integritas fisik, atau diri seseorang. Hampir semua orang yang
trauma mengalami stres, terkadang sampai tingkat yang sangat berat, dan hal itu
normal. Jika stresor menyebabkan kerusakan yang signifikan dalam keberfungsian
sosial dan pekerjaan selama kurang dari satu bulan, maka diagnosis yang
ditegakkan adalah gangguan stres akut. Simtom-simtom gangguan stres pasca
trauma dikelompokkan dalam tiga kategori utama, yaitu yang pertama mengalami
kembali peristiwa traumatik, individu seringkali teringat pada kejadian
tersebut dan mengalami mimpi buruk tentang hal itu. Kedua upaya menghindar yang
menetap terhadap hal-hal yang mengingatkan pada peristiwa traumatik dan
pengumpulan respon terhadap stimulus tersebut. Orang yang bersangkutan berusaha
menghindari untuk berpikir tentang trauma atau menghadapi stimuli yang akan
mengingatkan pada 5 Ibid hal 48 5 kejadian tersebut sehingga dapat terjadi
amnesia terhadap kejadian tersebut. Ketiga meningkatnya aktivitas secara
persisten, antara lain tidak dapat tidur, mudah tersinggung atau emosi meledak,
sulit konsentrasi, berjaga-jaga, respon terkejut yang berlebihan.6 Terdapat
beberapa faktor resiko gangguan stres pasca trauma, berdasarkan kejadian
traumatik yang dialami, prediktor gangguan stres pasca trauma mencakup ancaman
yang dirasakan terhadap nyawa, berjenis kelamin perempuan, berpisah dari orang
tua dimasa kecil, riwayat gangguan dalam keluarga, berbagai pengalaman
traumatis sebelumnya, dan gangguan yang dialami sebelumnya (suatu gangguan
anxietas atau depresi) (Breslau dkk, 1997, 1999; Ehlers, Malou & Bryant,
1998; Nisthith, Mechanic & Resick, 2000; Stein, 1997).7 Reaksi yang
berkepanjangan biasanya terjadi menyusul peristiwa traumatik yang extrem, yang
bersifat menakutkan, yang menimbulkan distres pada hampir setiap orang. Termasuk
disini adalah traumatik terhadap kegagalan nikah yang terjadi dalam tiga kali.
Tidak semua yang terlibat dalam peristiwa itu mengalami reaksi yang
berkepanjangan, sebagian besar pulih dalam waktu satu bulan. Reaksi jangka
panjang yang paling sering terjadi adalah gangguan stres pasca trauma, gangguan
fobik dan gangguan depresif. 6 Ardani, Tristiadi Ardi. Psikologi Abnormal.
Bandung: Lubuk Agung. 2011. Hal 81-82 7 Ibid hal 82-83 6 Gejala utama gangguan
stres pasca trauma adalah mengalami kembali secara involunter peristiwa
traumatik dalam bentuk mimpi atau bayangan, yang menerobos masuk kedalam
kesadaran secara tiba-tiba. Hal ini sering dipicu oleh hal-hal yang
mengingatkan penderita akan peristiwa traumatik yang pernah dialami.
Gejala-gejala yang lain adalah tanda-tanda meningkatnya keterjagaan,
iritabilitas, insomnia, dan konsentrasi yang buruk. Jadi, suatu kejadian yang
membuat orang menjadi trauma, sangat berpengaruh terhadap gangguan stres.
Seperti, ditinggalkan seseorang yang dicintai, yang terjadi pada subyek penelitian.
Subyek mengalami stres berat dikarenakan subyek mengalami traumatik yang sangat
besar, yaitu ditinggalkan sang kekasihnya, sehingga membuatnya gagal nikah
dalam tiga kali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang analisa
datanya dilakukan secara kualitatif. Penelitian ini dikatakan kualitatif karena
pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan atau menerangkan
keadaan atau fenomena dilapangan. Fenomena tersebut akan dikaji berdasarkan
data yang telah terkumpul yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat.
Pembagian data akan dipisahkan menurut ketegori yang sesuai untuk memperoleh
sebuah kesimpulan. Peneliti mengangkat penelitian ini dari studi fenomenologi,
dimana kisah dari penelitian ini diambil dari fenomena yang ada dan yang telah
terjadi. Fenomenologi memiliki tujuan pokok diantaranya hendak membangun secara
7 radikal fondasi-fondasi pengetahuan agar serangan-serangan skeptik terhadap
rasionalitas dan prosedur-prosedurnya bias diatasi. Secara umum, riset
psikologi fenomenologis bertujuan untuk menjelaskan situasi yang dialami oleh
pribadi dalam kehidupan sehari-hari.8 Teknik utama pengumpulan data pada
penelitian fenomenologi adalah wawancara mendalam dengan subyek penelitian.
Kelengkapan data dapat diperdalam dengan observasi partisipan, penelusuran
dokumen, dan lain-lain. Peneliti menelaah penelitian terdahulu, yaitu
penelitian terdahulu yang pertama tentang Hubungan Antara Emotional Quotient
Dan Adversity Quotient Dengan Tingkat Stres Pada Korban Lumpur Lapindo (Skripsi)
oleh Hajidah, Imrotul, Program S1 Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang,
tahun 2009. Dan penelitian terdahulu yang kedua tentang Analisa Faktor Penyebab
Stres Kerja Polisi Di Satuan Pengawalan Protokoler (SATWALPROT) Dan Anggota
Harian (ANGHAR) Satuan Fungsi Detasemen MARKAS POLDA JATIM, (Skripsi) oleh
Rohmaningrum, Fadila, Program S1 Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, tahun 2009. Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu
tersebut, memperoleh permasalahan-permasalahan tentang kasus stres. Penelitian
yang dilakukan oleh Fadila Rohmaningrum yang berjudul Analisa Faktor Penyebab
Stres Kerja Polisi Di Satuan Pengawalan Protokoler (SATWALPROT) Dan Anggota
Harian (ANGHAR) Satuan Fungsi Detasemen MARKAS POLDA JATIM, 8 Smith, Jonathan
A. 2009. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif. Bandung : Nusa Media. Hal 34-36 8
memperoleh hasil bahwa faktor utama yang menyebabkan subyek mengalami stres
dalam pekerjaannya, yaitu kondisi kerja dan lingkungan tempat kerja subyek yang
kurang baik dan kurang mendukung pekerjaan subyek, seperti kurangnya dukungan
dari istri, atasan yang membeda-beda gender dalam pekerjaannya, tempat yang
kurang nyaman, gaji yang kurang mencukupi, persaingan dalam mendekati atasan di
kantor, persaingan dalam prestasi kerja, posisi yang tidak sesuai dengan
harapan, tanggapan prasangka masyarakat, dan resiko dalam bertugas. Hal
tersebut menyebabkan subyek mengalami, kelelahan yang sangat besar dalam
bekerja, kelelahan mental dan fisik, menurunnya prestasi kerja, menimbulkan
ketegangan, menurunnya rasa percaya diri, dan berkurangnya semangat dalam
bekerja. Sedangkan pada penelitian Hajidah Imrotul yang berjudul Hubungan
Antara Emotional Quotient Dan Adversity Quotient Dengan Tingkat Stres Pada
Korban Lumpur Lapindo (Skripsi), menyatakan bahwa stres bersumber dari frustasi
dan konflik yang dialami individu yang dapat berasal berbagai kehidupan
manusia. Konflik antara dua atau lebih kebutuhan atau keinginan yang ingin
dicapai, yang terjadi secara berbenturan juga bisa menjadi penyebab timbulnya
stres. Bagi korban lumpur Lapindo, tenggelamnya rumah dan harta benda mereka
tiga tahun yang lalu tentu tidak mudah diterima begitu saja. Apalagi pembayaran
ganti rugi dari pihak Lapindo yang tidak kunjung 9 terealisasi, membuat beban hidup
yang harus mereka tanggung menjadi semakin berat. Sementara itu, tuntutan hidup
di pengungsian juga semakin tinggi. Kondisi semacam ini secara psikologis
sangat rentan membuat para korban terkena stres, bahkan sampai depresi. Stres
yang menimpa seseorang mempunyai pengaruh yang buruk dan berakibat sangat
serius bagi kesehatan fisik maupun psikis seseorang. Sehingga menimbulkan
kecemasan, kurang berkonsentrasi, tidak mampu mengambil keputusan dengan baik,
depresi, sulit tidur, dan menyebabkan penyakit fisik seperti sesak nafas, sakit
dada, rasa mual, dan lain-lain. Lebih dari itu, stres yang berlangsung cukup
lama dan tidak ada penanganan secara intensif juga dapat menyebabkan hilangnya
motivasi dan tujuan hidup, rasa kesepian yang sangat mendalam, depresi klinis
yang berat. Dari kedua penelitian terdahulu tersebut menjelaskan bahwa sumber
atau faktor penyebab stres, dikarenakan oleh adanya konflik, tekanan, dan
kejadian terburuk yang terjadi dalam kehidupan individu. Akan tetapi, pada
masing-masing permasalahan tersebut memiliki faktor penyebab yang berbeda,
seperti yang telah dijelaskan diatas. Penulis juga menemukan kasus stres yang
dialami masyarakat sekitar. Pada kasus tersebut seorang subyek mengalami stres,
ketika subyek ditinggal anaknya atau anaknya meninggal dunia saat subyek
melahirkan anaknya. 10 Penulis melakukan observasi terhadap subyek lain yang
mengalami kasus stres dan trauma yang sangat berat, yang disebabkan anaknya
meninggal dunia pasca melahirkan. Akibat dari trauma tersebut, subyek tidak
ingin hamil lagi, tidak mempercayai dokter dan rumah sakit, subyek sering
termenung, sering merasakan sakit pada fisiknya, dan subyek sering menangis.
Berbagai macam permasalahan yang telah diperoleh penulis dari beberapa
penelitian terdahulu dan penelitian lainnya terhadap seseorang yang mengalami
stres, penulis menyimpulkan bahwa terjadinya stres pada individu dikarenakan
adanya faktor penyebab secara umum yaitu konflik, tekanan, dan kejadian
terburuk yang terjadi pada kehidupan individu tersebut. Walaupun faktor
penyebab stres tersebut berbeda-beda. Pentingnya penelitian ini dilakukan
dikarenakan agar memberikan informasi kepada pembaca dan masyarakat bahwa
terjadinya stres terhadap seorang individu yang mengalami gagal untuk menikah
dikarenakan lemahnya mental seseorang dalam menghadapi permasalahannya,
terutama seorang perempuan dikarenakan seorang perempuan lebih mementingkan
perasaannya dibandingkan memikirkan jalan keluar dari permasalahannya. Besarnya
permasalahan yang dihadapi, membuat sesorang individu sulit untuk mengatasi
permasalahannya. Apalagi permasalahan tersebut menyangkut sebuah pernikahan,
dikarenakan pernikahan merupakan impian bagi setiap orang dalam kehidupan. 11
Gagalnya untuk menikah merupakan suatu kejadian yang sulit untuk diterima oleh
seseorang, terutama seorang wanita. Jika permasalahan gagal untuk menikah
terjadi secara berulang-ulang terhadap individu, kemungkinan seseorang akan
mengalami trauma dan stres. Cara dan solusi yang harus dilakukan agar seseorang
tidak mengalami stres terhadap permasalahan tersebut, dengan menerima dan
menghadapi permasalahan atau cobaan yang dihadapi dengan ikhlas, sabar,
bersyukur, dan mencari jalan keluar yang terbaik dari permasalahan yang
dihadapi. Pada penelitian ini problem yang dihadapi oleh subyek adalah gagal
untuk menikah yang terjadi sebanyak tiga kali. Hal tersebut yang mengakibatkan
subyek mengalami trauma dan stres. Gagal nikah memang suatu permasalahan yang
sulit untuk dihadapi bagi seseorang. Terjadinya gagal nikah dikarenakan adanya
ketakutan, ragu, adanya orang ketiga, factor luar atau lingkungan, faktor
sosial, kurang adanya rasa cinta, hati yang kurang mantab dan lain sebagainya.
Tahap awal yang dilakukan peneliti adalah menentukan tema penelitian, dimana
tema tersebut ditemukan ketika peneliti menemukan realita yang menurut peneliti
menarik untuk didalami. Peneliti menemukan realita tersebut terhadap seseorang
yang mengalami stres dan trauma. Peneliti melakukan observasi dan sedikit
wawancara terhadap keluarga subyek dan subyek, sebelum melakukan penelitian
yang sesungguhnya. Hasil 12 dari observasi dan wawancara tersebut, subyek
sangat terpukul dan mengalami stres, hal tersebut terjadi dikarenakan subyek
mengalami trauma pada masa lalunya, yaitu subyek mengalami tiga kali kegagalan
untuk menikah. Adanya ketidakterimaan atau penolakan subyek terhadap
permasalahan dan subyek selalu berpikir negative terhadap permasalahannya, hal
tersebut lebih memicu subyek untuk mengalami stress. Berdasarkan uraian di atas
maka peneliti berkeinginan malakukan penelitian dengan judul Gangguang Stres
Pasca Trauma “gagal untuk menikah”. B. Batasan Masalah 1. Apakah faktor
penyebab stres yang dialami oleh subyek? 2. Bagaimanakah gejala-gejala gangguan
stres yang dialami oleh subyek? 3. Bagaimanakah dinamika psikologis proses
gangguan stres yang dialami subyek? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk
mendiskripsikan faktor penyebab stres yang dialami oleh subyek. 2. Untuk
mendiskripsikan gejala-gejala gangguan stres yang di alami subyek. 3. Untuk
mendiskripsikan dinamika psikologis proses gangguan stres yang dialami subyek.
13 D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis Secara teoritis penelitian ini memberikan manfaat keilmuan
para akademik psikologi klinis serta masyarakat, pada khususnya tentang
gangguan stress berat pasca trauma “gagal nikah”. 2. Manfaat praktis Sedangkan
secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana kepada
pembaca tentang Gangguan stres pasca trauma “gagal nikah” pada seorang wanita
dewasa lanjut. Penelitian ini sebagai bentuk sosialisasi kepada mahasiswa
psikologi bahkan masyarakat umum sebagai pengetahuan terhadap gangguan stress
berat pasca trauma dan pengetahuan tentang faktor penyebab gangguan stres pasca
trauma. Sehingga masyarakat bisa mengetahui faktor penyebab stres pasca trauma
dan bisa menjauhi faktor penyebab tersebut serta lebih mempertahankan hal-hal
yang positif, sehingga masyarakat tidak mengalami stres seperti yang dialami
subyek.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Gangguan stres pasca trauma gagal untuk menikah: Studi fenomenologi terhadap seorang perempuan yang mengalami stres pasca trauma gagal untuk menikah" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment