Abstract
INDONESIA:
Prokrastinasi akademik merupakan fenomena yang banyak terjadi dikalangan mahasiswa. Mahasiswa banyak yang menunda mengerjakan tugas-tugas kuliah serta mengulur waktu dalam menyelesaikan studinya. Fenomena prokrastinasi akademik oleh mahasiswa juga terjadi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Berdasarkan data dari Bagian akademik Fakultas Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tanggal 27 Desember 2011 masih terdapat 19 mahasiswa dari angkatan 2005, 27 mahasiswa dari angkatan 2006, dan 98 mahasiswa dari angkatan 2007, yang seharusnya sudah dapat menyelesaikan skripsi. Fakta tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar mahasiswa psikologi melakukan prokrastinasi akademik.
Fenomena prokrastinasi yang terjadi pada mahasiswa UIN Malang tersebut diduga terkait dengan tingkat asertifitas seseorang. Seseorang dikatakan asertif bila ia mampu menegakkan hak-hak pribadi dengan cara mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan yang ada dalam dirinya dengan cara langsung melalui ungkapan verbal yang dilakukan dengan jujur dan dengan cara nyaman tanpa mengabaikan hak-hak orang lain. Sedangkan orang-orang non-asertif adalah sebaliknya. Sehingga bisa dikatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa UIN yang melakukan prokrastinasi adalah mahasiswa-mahasiswa yang non-asertif atau tingkat asertifitasnya rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara tingkat asertivitas dengan tingkat prokrastinasi yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang. Penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang dengan jumlah sampel sebesar 210 responden. Sampel diambil dengan metode Simple Random Sampling, sedangkan tingkat hubungan antar variabel dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tingkat asertivitas sebagian besar respoden berada di level sedang yaitu sebanyak 49,52%. Sedangkan responden yang tingkat asertivitasnya rendah dan tinggi berturut-turut sebesar 15,71% dan 34,76%. Dan mayoritas respoden memiliki tingkat prokrastinasi yang tinggi yaitu sebanyak 42,38%. Sedangkan responden yang tingkat prokrastinasinya rendah sebesar 27,62% dan sedang sebesar 30%. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang substansial antara tingkat asertivitas dengan tingkat prokrastinasi yaitu sebesar - 0,554. Hubungan tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Variabel Asertivitas berkontribusi sebesar 30,7% terhadap tingkat Prokrastinasi. Sedangkan 69,3% tingkat prokrastinasi mahasiswa dijelaskan oleh variabel lain. Dengan demikian hipotesis diterima.
ENGLISH:
The Academic Procrastination is a phenomenon that occurs among many students. There are many students who postpone doing a lot of assignments and gain time to complete their studies. The phenomenon of academic procrastination doing by many students also occurs in the UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Based on data from the academic division of the Psychology Faculty of UIN Malang dated December 27, 2011 shown that there are 19 students from the class of 2005, 27 students from the class of 2006, and 98 students from the class of 2007, which should be able to complete the thesis. This fact illustrates that the majority of students of psychology faculty doing academic procrastination.
The phenomenon of procrastination that doing by UIN Malang students is assumed that is related to a person's assertiveness level. An assertive person is someone who was able to establish personal rights by expressing thoughts, feelings, and beliefs in his straightforward manner through verbal expressions that is fair and convenient manner without ignoring the rights of others. While the non-assertive person is the opposite. That is to say that students of UIN who perform procrastination are a non-assertive person or having low level Assertiveness.
This study aims to determine whether there is a relationship between the level of assertiveness with the level of procrastination by students of the Psychology Faculty of UIN Malang. Research conducted on students of the Psychology Faculty of UIN Malang with a sample of 210 respondents. Samples were taken with Simple Random Sampling method, while the relationship between variables were analyzed using Product Moment Correlation technique.
The results is that the assertiveness level of majority respondent is in medium level, that is 49.52%. While respondents having low-level and high asertivitasnya are 15.71% and 34.76%. And the majority of respondents is in a high level of procrastination, that is 42.38%. While respondents in low level and medium procrastination are 27.62% and 30%. The results showed a substantial relationship between the level of assertiveness with procrastination level that is -0.554. The relationship is significant at the 95% confidence level. Assertiveness variables accounted for 30.7% of the level of Procrastination. While the 69.3% level of student procrastination explained by other variables. Thus the hypothesis is accepted
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi sekarang
ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga
efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang masih dijumpai
ketidaksiapan dalam melaksanakan tuntutan tersebut. Mengulur waktu dan
melakukan penundaan terhadap tugas dan kewajiban adalah salah satu
ketidaksiapan yang masih terjadi sekarang. Burka dan Yuen (1983: 4)
mengemukakan bahwa prokrastinasi terjadi pada setiap individu tanpa memandang
usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai pekerja atau pelajar. William
(dalam Burka dan Yuen, 1983: 4) memperkirakan bahwa 90% mahasiswa dari
perguruan tinggi telah menjadi seorang prokrastinator, 25% mahasiswa suka
menunda-nunda bersifat kronis dan mereka pada umumnya berakhir mundur dari
perguruan tinggi. Solomon dan Rothblum (1984: 505) melakukan penelitian di
salah satu Universitas di Amerika Serikat dengan jumlah subjek sebanyak 322
orang. Data prokrastinasi tugas akademik terungkap bahwa 46% subjek penelitian
melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas. Solomon dan Rothblum (dalam
Ghufron, 2010: 157) mengemukakan bahwa prokrastinasi adalah suatu kecenderungan
untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan kinerja secara keseluruhan
untuk melakukan aktivitas lain 2 yang tidak berguna, sehingga kinerja menjadi
terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat
dalam perkuliahan. Ellis dan Knaus (dalam Rumiani, 2006: 38) menemukan bahwa
hampir 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Rizvi, dkk. (1997: 60) melakukan
penelitian mengenai prokrastinasi akademik ditinjau dari pusat kendali dan
efikasi diri pada 111 Mahasiswa Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Hasil menunjukkan bahwa 20,38% mahasiswa telah melakukan prokrastinasi akademik
dan didapat hubungan positif antara prokrastinasi akademik dengan pusat kendali
eksternal. Berdasarkan pengamatan peneliti, fenomena prokrastinasi akademik
oleh mahasiswa juga terjadi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Hal ini bisa
dilihat dari grafik dibawah. Gambar 0.1 Grafik DataLulusan Mahasiswa UIN
Maulana Malik Ibrahim Tahun Akademik 2007/2008 - 2012/201 (Sumber: BAK Fakultas
Psikologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
2007/2008 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 53% 23% 73% 27% 57%
61% 47% 77% 27% 73% 43% 39% Lulus Tepat Waktu Lulus Tidak Tepat Waktu 3 Grafik
diatas menunjukkan tingginya tingkat lulusan mahasiswa UIN yang tidak tepat
waktu dari tahun ke tahun. Selain itu berdasarkan data dari Bagian akademik
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
tanggal 27 Desember 2011 masih terdapat 19 mahasiswa dari angkatan 2005, 27
mahasiswa dari angkatan 2006, dan 98 mahasiswa dari angkatan 2007 Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, yang seharusnya
sudah dapat menyelesaikan skripsi. Fakta tersebut menggambarkan bahwa sebagian
besar mahasiswa psikologi angkatan 2005 sampai 2007 melakukan prokrastinasi
akademik yang terwujud dengan tertundanya pengerjaan tugas yang bisa dikerjakan
langsung setelah dosen memberikannya tetapi baru dikerjakan menjelang batas
waktu pengumpulan dan pengerjaan skripsi yang seharusnya bisa diselesaikan
selama delapan semester tetapi harus tertunda sampai semester berikutnya.
Solomon dan Rothblum (dalam Rumiani, 2006 : 37) mengungkapkan bahwa indikasi
penundaan akademik adalah masa studi 5 tahun atau lebih. Hasil penelitian
Wulandari (2010: 84) diketahui bahwa 13,85% mahasiswa Angkatan 2003-2006
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
memiliki tingkat prokrastinasi tinggi, 73,84% berada pada level sedang, dan
hanya 12,31% dari mahasiswa Angkatan 2003-2006 Fakultas Psikologi yang memiliki
tingkat prokrastinasi rendah. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
rata-rata para mahasiswa melakukan prokrastinasi. Kondisi tersebut didukung
dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dari tanggal 15 sampai 17 Nopember
2011 terhadap 8 mahasiswa fakultas 4 psikologi Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang, diperoleh informasi bahwa mahasiswa jarang ada yang
menyadari dan menganggap prokrastinasi sebagai sesuatu yang wajar. Penyebab
mahasiswa menunda adalah tidak adanya semangat mengerjakan tugas kuliah dan
untuk mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi alasan mereka menunda
adalah judul yang didapat kurang cocok dengan dirinya, sulit mendapatkan buku
utama dan buku pendukung skripsi, rasa takut bertemu dosen saat ingin
berkonsultasi dan malu untuk bertanya kepada dosen. Faktor-faktor tersebut
lebih banyak muncul dari dalam diri mahasiswa itu sendiri. Fenomena yang
terjadi pada mahasiswa UIN Malang tersebut diduga terkait dengan tingkat
asertifitas seseorang. Karena menurut Sadarjoen (Sadarjoen & Supardi, 2005:
6), seseorang dapat dikatakan asertif bila ia mampu menegakkan hak-hak pribadi
dengan cara mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keyakinan yang ada dalam
dirinya dengan cara langsung melalui ungkapan verbal yang dilakukan dengan
jujur dan dengan cara nyaman tanpa mengabaikan hak-hak orang lain. Sedangkan
orang-orang non-asertif (Fensterheim & Baer, 1995: 58) adalah mereka yang
terlihat terlalu mudah mengalah (lemah), mudah tersinggung, cemas, kurang yakin
pada diri sendiri dan sukar mengatakan masalah atau hal-hal yang diinginkan.
Sehingga bisa dikatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa UIN yang melakukan
prokrastinasi adalah mahasiswa-mahasiswa yang non-asertif atau tingkat
asertifitasnya rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fatma, (dalam
Hayyinah, 2004) yang mengungkapkan bahwa salah satu faktor siswa menjadi prokrastinator
5 adalah kecemasan. Seseorang dengan gangguan kecemasan umum selalu menunjukkan
ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari mereka, setidaknya telah ia rasakan
selama 6 bulan. Perasaannya selalu di liputi rasa kekhawatiran, ia mudah sekali
diserang stres sekalipun hanya dengan stresor yang kecil dalam kehidupan
sehari-harinya. Di sisi lain individu dengan kecemasan umum menunjukkan
ketidakmampuan yang sangat besar dalam menyelesaikan tugas sehari-hari mereka,
setidaknya dibandingkan saat-saat sebelumnya. Sehingga sering sekali ia
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Ketika individu merasa
cemas, akan memunculkan rasa kekhawatiran. Ferrrari (dalam Rachmahana, 2001:
133) menjelaskan bahwa pengasuhan anak dapat mempengaruhi bagaimana anak akan
bertindak. Orang tua yang cenderung menuntut putra-putrinya supaya dapat
berkembang dan menguasai bermacammacam bidang di dunia pendidikan akan
memunculkan kecemasan, kekhawatiran, dan ketidakberartian pada diri anak jika
anak tidak dapat memenuhi semua harapan itu. Hal inilah yang menjadikan anak
menjadi kurang asertif atau memiliki asertivitas yang rendah. Hasil penelitian
Ferrari dan Ollivete (dalam Husetiya, 2010: 4) menemukan bahwa tingkat
pengasuhan otoriter ayah menyebabkan munculnya kecenderungan perilaku
prokrastinasi. Berbeda dengan pengasuhan otoriter, orangtua yang mendidik
anaknya dengan demokratis akan menyebabkan timbulnya sikap asertif karena anak
merasa diberi kebebasan dalam mengekspresikan diri sehingga memunculkan rasa percaya
diri. Seseorang dikatakan asertif hanya jika dirinya mampu bersikap tulus dan
jujur dalam 6 mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangannya pada pihak
lain sehingga tidak merugikan atau mengancam integritas pihak lain. Artinya
seseorang yang tidak asertif atau tingkat asertifitasnya rendah, memiliki
kecenderungan yang tinggi untuk melakukan prokastinasi. Solomon dan Rothblum
(1984) mengemukakan bahwa prokrastinasi dilakukan seseorang karena kecemasan,
perfeksionis, susah mengambil keputusan, ketergantungan dan selalu membutuhkan
bantuan, keputusan diri yang rendah, malas, kurang asertif, ketakutan untuk
sukses, susah mengatur waktu, kurang adanya kontrol, adanya resiko yang
diakibatkan dan pengaruh dari teman. Mahasiswa yang memiliki asertivitas tinggi
cenderung dapat bekerja sama dan dapat berkembang untuk mencapai tujuan yang
lebih baik, tingkat sensitivitas yang dimiliki cukup tinggi sehingga ia dapat
membaca situasi yang terjadi di sekelilingnya dan memudahkannya untuk
menempatkan diri dan melakukan aktivitasnya secara strategis, terarah, dan
terkendali sedangkan mahasiswa yang kurang asertif akan mengalami kesulitan
dalam menempatkan dirinya dalam kehidupannya, cenderung pasif, tidak mau
meminta pertolongan, dan tidak bisa mengekspresikan keinginan yang ada dalam
perasaanya sehingga ketika mendapat kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan akhirnya melakukan prokrastinasi. 7 1.2 Rumusan Masalah 1.
Bagaimana tingkat Asertivitas mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang? 2. Bagaimana tingkat prokrastinasi
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang? 3. Apakah ada hubungan antara tingkat asertivitas dengan
tingkat prokrastinasi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui
tingkat Asertivitas mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang. 2. Untuk mengetahui tingkat Prokrastinasi
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim Malang. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Asertivitas
dengan tingkat prokrastinasi mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam
Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. 8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat
Teoritis a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
pengembangan teori-teori psikologi dalam hal hubungan Asertivitas dengan
prokrastinasi. b) Sebagai sarana untuk memberikan data dan informasi sebagai
bahan studi untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan pengembangan dan
variasi materi yang lebih kompleks. 2. Manfaat Praktis a) Penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu sumber informasi untuk penelitian mengenai asertivitas
dan prokrastinasi. b) Dapat mengetahui bagaimana hubungan antara asertivitas
terhadap prokrastinasi terutama terhadap mahasiswa sehingga dapat menjadi
pribadi yang lebih baik dengan perencanaan akademik yang lebih terarah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan asertivitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment