Abstract
INDONESIA:
Sejak lahir manusiatelahdiajarkan tentang bagaimana dapat hidup bersama orang lain, dengan kata lain di dalam dirimanusiatelahditanamkan sejak kecil bagaimana cara bersosialisasidengan baik. Hubungan yangterjadi pada umumnya dimulai dengan adanya saling menyadari keberadaan satu dengan yang lainnya dan dilanjutkan dengan adanya kontak antar pribadi. Bagi mahasiswa asing yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik dengan temanmaupun dosen dan lain-lain untuk menciptakan keharmonisan. Keharmonisan sangat penting dalam menentukan diri dapat bertahan atau tidakdalam suatu kelompok. Penelitian inibertujuanuntuk melihat bagaimana Pengaruh perbedaan jenis Kelamin terhadap Penyesuaian diri Mahasiswa asing di UINMalang.
Penelititan ini termasukpenelitian kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Pada Penelitian ini ada satuangket yang mempunyai dua (2) variabel yaitu Penyesuaian diri dan Jenis Kelamin. Populasi yangdiambil adalah 128 mahasiswa asing di UIN Malang angkatan 2012-2016 yang berumur 18-28 tahun. Jumlah sampel laki-lakiadalah 80 dan 48 perempuan.Teknik yang digunakan dalam pemilihan subjek adalah quota sampling dengan menggunakan pertanyaan singkat di atas kuisioner. Teknik analisis data penelitian secara deskriptif dilakukan melalui statistika deskriptif, Analisis data penelitian yang kedua menggunakan one way ANOVA dengan software analisisdata SPSS. Analisis dilakukanuntuk mengaji hipotesis penelitian.
Hasil perhitungan statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh perbedaan Jenis kelamin terhadap Penyesuaian Mahasiswaasing di UIN Malang. Mahasiswa Asingmenunjukkan bahwa keseluruhanya responden memiliki tingkat Penyesuaian diri yang rendah 35 persen. Artinya, Lebih 60 persen subjek tidakmampu menyusuaikan diri dalam Aspek-aspek Penyesuaian diri yang disebutkan di penelitian ini. Mahasiswa Asing laki-laki dan perempuan memiliki tingkat Penyesuaian diri yang sedang, ini tidak bermakna bahwa tingkat menyesuaian diri terhadap Jenis kelamin adalah sama. Penelitian ini mengeluarkan hasil bahwa adanya lebih banyakjumlah MahasiswaAsing laki-lakiyang mampu menyesuaikan diri daripada Mahasiswa Asing perempuan.Jumlah MahasiswaAsing laki-laki yang lebih banyak juga merupakan salasatunya penyebab bahwa adanya lebih mampu menyusuaikan diri yang lebih tinggi daripada perempuan.
ENGLISH:
Since birth man has been taught about how to live with other people, in other words human being has been instilled since childhood how to socialize well. Relationships generally begins with the awareness of one another and continued with their inter-personal contacts. For foreign students who are continuingtheir education at the State IslamicUniversity of Maulana Malik Ibrahim Malang it is very important to build good relationships with friends and teachers and others to create harmony. The harmonyis very important in determining if the self can survive or not within a group. This study aims to look at how different types of Influences affect the role of Gender on the Adjustment of foreign students in UIN Malang.
This studyincluded quantitative research with descriptive survey method. In this study there is a questionnairethathas two (2) variables: Adjustment and Gender. The population was 128 foreign students in UINMalang aged 18-28 years from batch 2012-2016. The number of samples was 80 men and 48women. Techniques used in the selection of subjects is quota sampling usingshort questions via questionnaire. The data analysis technique is descriptive study done through descriptive statistics, whereas the analysis of research data both using one-way ANOVA with SPSS data analysis software. The analysiswas conducted to prove the researchhypothesis.
The results of statistical calculation shows thatthereare significant differences in gender role to the adjustment of foreign students in UIN Malang. Foreign Studentsshows that their full level Adjustment respondents have a low percent of 35. That is, More than 60 percent of subjects are not capable of adjusting with aspects of Adjustment mentioned in this study. Men and women Foreign Students have a level of self-adjustment being, this does not mean that the level of adjustment between Gender is the same. This study generated results that more number of male foreign studentsare able to adjust to that of femaleForeignStudents. Number of maleForeign Students are high which is also the only cause that they are more capable of adjusting themselves, higher than thewomen.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Setiap manusia pasti membutuhkan orang lain
dalam hidupnya, sehingga di dalam kehidupan manusia memerlukan bantuan orang
lain. Sejak lahir manusia telah diajarkan tentang bagaimana dapat hidup bersama
orang lain, dengan kata lain di dalam diri manusia telah ditanamkan sejak kecil
bagaimana cara bersosialisasi dengan baik. Hubungan yang terjadi pada umumnya
dimulai dengan adanya saling menyadari keberadaan satu dengan yang lainnya dan
dilanjutkan dengan adanya kontak antar pribadi. Bagi mahasiswa asing yang
sedang melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang sangat penting untuk membangun hubungan yang baik dengan teman maupun
dosen dan lain-lain untuk menciptakan keharmonisan. Keharmonisan sangat penting
dalam menentukan diri dapat bertahan atau tidak dalam suatu kelompok. Di dalam
membangun dan memelihara suatu hubungan, terjadi suatu proses interaksi sosial,
dalam proses tersebut individu menginginkan suasana yang dapat menciptakan
suatu keharmonisan sehingga secara psikologis kesejahteraan dan kebahagiaan
lahir batin dapat tercapai. Namun kenyataannya di kehidupan nyata, suatu
hubungan yang harmonis tidak didapat semudah yang dibayangkan karena ada
beberapa faktor yang berpengaruh, salah satunya adalah bagaimana manusia itu
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Tidak mudah bagi
mahasiswa asing dapat 2 bertahan di Negara orang lain. Hal inilah yang
dirasakan oleh mahasiswa asing yang ada di UIN. Banyak sekali hal-hal yang
berubah dari waktu, kebiasaan, bahasa, makanan, budaya, lingkungan, serta
memahami orang lain. Penyesuaian diri dapat diartikan sebagai penyesuaian
sosial, yaitu kesanggupan individu untuk dapat bereaksi secara efektif dan
harmonis terhadap realitas sosial dan situasi sosialnya, serta bisa menjalin
hubungan sosial yang sehat. Dalam melakukan proses penyesuaian diri, individu
mengalami proses belajar yaitu belajar memahami, mengerti dan berusaha untuk
melakukan apa yang diinginkan oleh dirinya maupun lingkungannya karena manusia
selalu mendambakan kondisi yang seimbang didalam memenuhi kebutuhan, dorongan,
dan keinginan yang ada pada dirinya sesuai dengan norma-norma atau aturan yang
berlaku di dalam masyarakat. Norma ini akan memberikan respon baik atau tidak
baik tergantung dari penyesuaiannya. Setiap tindakan manusia dalam menyalurkan
dorongannya memang mengharapkan suatu pemuasan yang berhasil. Bila ini terjadi
maka timbullah keadaan yang seimbang. Tetapi kepuasan ini tidak hanya terhenti
pada pemuasan dorongan saja, ada tujuan yang lebih jauh lagi, tujuan ini ialah
kelangsungan dirinya sebagai jenis manusia. Bagi manusia pemuasan dorongan itu
bersifat sekunder. Oleh sebab itu, manusia sebagai makhluk hidup yang ingin
mempertahankan kelangsungan hidupnya berusaha pula untuk memenuhi tuntutan
sosialnya. Inilah yang dinamakan penyesuaian diri (Meichati,1983). Menurut
Schneiders (dalam Kusdiyati, et al, 2011) mengatakan bahwa penyesuaian diri
merupakan kesatuan fisik dan psikis individu untuk mengatasi segala tuntutan
baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar diri 3 individu.
Penyesuaian ditentukan oleh bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan baik.
Tanggapan-tanggapan terhadap orang lain atau lingkungan sosial, pada umumnya
dapat dipandang sebagai cermin apakah seseorang dapat mengadakan penyesuaian
diri dengan baik atau tidak. Menurut Hurlock (dalam Kusdiyati, et al, 2011)
penyesuaian diri diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan
diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.
Orang dapat menyesuaikan diri secara baik dengan mempelajari berbagai
ketrampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan secara diplomatis
dengan orang lain, baik teman, anggota keluarga, maupun orang yang tidak
dikenal. Menurut Davidoff (dalam Marlina, 2011) penyesuaian diri atau
adjustment itu sendiri merupakan suatu proses untuk mencari titik temu kondisi
diri dan tuntutan lingkungan. Manusia dituntut menyesuaikan diri dengan
lingkungan sosial, kejiwaan dan lingkungan alam. (http://www.e-psikologi.com).
Kartono (dalam Kumalasari dan Nur Ahyani, 2012) juga berpendapat bahwa
penyesuaian diri merupakan usaha untuk mencapai satu integrasi dan keseimbangan
atau equilibrium batin Dari serangkaian pendapat para ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah kemampuan individu dalam menghadapi
tuntutantuntutan yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri individu
sehingga tercapai kesesuaian antara diri individu dengan lingkungan fisik dan
psikis demi memenuhi kebutuhan diri dengan baik. Penyesuaian diri juga
merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk mengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya. 4 Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi
antara satu dengan yang lainnya, baik itu dengan sesama, adat istiadat, norma,
pengetahuan, ataupun budaya di sekitarnya. Proses interaksi tersebut dapat juga
dikatakan sebagai proses komunikasi di mana akan ada dua pihak yang terlibat di
dalamnya, yakni komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Budaya secara umum memiliki arti hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam
suatu daerah atau masyarakat yang menyetujui seperangkat aturan dan norma
sebagai bagian yang khusus mencirikan daerah atau masyarakat terkait. Kemudian,
masyarakat yang ada di daerah tersebut akan berperilaku dan mengajarkan
perilaku yang mencerminkan budaya daerahnya, sehingga pada akhirnya mereka
menjadi produk dari budayanya sendiri. Tentu saja budaya yang tercipta di suatu
daerah bisa berbeda dengan daerah lainnya, termasuk antara satu negara dengan
negara lainnya. Ada kalanya individu yang berbeda budaya tersebut harus
berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain dalam jangka waktu tertentu,
sehingga menimbulkan apa yang disebut komunikasi antarbudaya. Menurut Stewart
(dalam riswandi, 2012), komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi
dibawah suatu kondisi kebudayaan yang berbeda bahasa, norma, adat istiadat, dan
kebiasaan. Setiap negara mempunyai media komunikasi yang mana dapat
memperlancar suatu hubungan antar individu. Alat komunikasi ini kita sebut
bahasa. Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan
identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa
tulisan 5 adalah bahasa sekunder. Komunikasi antarbudaya adalah suatu proses
komunikasi simbolik, interpretatif, transaksional, dan kontekstual yang
dilakukan oleh sejumlah orang yang karenamemiliki perbedaan derajat kepentingan
memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda terhadap apa yang
disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yang dipertukarkan
(Lustig & Koester, dalam Liliweri, 2007:11). Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN) merupakan salah satu perguruan tinggi di
Kota Malang dengan fenomena percampuran budaya yang cukup beragam. UIN memiliki
mahasiswa yang berasal dari luar negeri yang sedang merampungkan masa studinya
di UIN. Terdapat ±166 mahasiswa dari berbagai negara yang tengah menempuh
studinya di UIN, seperti Kamboja, Russia, Libya, Malaysia, Madagaskar,
Thailand, Somalia, Afghanistan, Timorleste, Maroko, Sudan, Cina, Filipina, dan
Yaman.1 membuatnya disebut sebagai World Class University. Ini dikarenakan
memanggil Mahasiswa Asing di seluruh dunia tetapi adapun Mahasiswa Asing yang tidak
berlanjut studinya setelah mengetahui bahwa Bahasa Inggris bukan bahasa utama
yang digunakan di dalam kuliah World Class University ini. Jarak antara rumah
dan tanah rantau yang tidak bisa dikatakan dekat, membuat semua mahasiswa
tersebut harus mampu bertahan hidup, termasuk menyesuaikan diri dengan budaya
Indonesia, khususnya budaya Jawa yang diterapkan di Kota Malang, yang berupa
aturan lokal (local wisdom) seperti penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa utama
dalam berkomunikasi, sertaadat istiadat dan ritual-ritual kejawen yang akan
sering dijumpai dalam kehidupan 1 Sumber: Data Daftar Dari International
Office, Semester 8 Tahun 2016 (Accessed : 14 March 2016) 6 sehari-hari. Selain
aturan lokal, mahasiswa asing juga harus mampu menyesuaikan diri dengan budaya
Indonesia yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan
tidak semua warga negara Indonesia mampu berkomunikasi menggunakan bahasa
Inggris. Selain itu, sejumlah penduduk Indonesia dan Malang rata-rata beragama
Islam, di mana Islam menjadi pihak minoritas di beberapa negara di luar
Indonesia. Berdasarkan latar belakang budaya yang sudah melekat pada diri
mereka, termasuk tata cara komunikasi yang telah terekam secara baik dalam
benak masingmasing individu dan tak terpisahkan dari pribadi individu tersebut,
lalu diharuskan memasuki suatu lingkungan baru dengan variasi latar belakang
budaya yang tentunya jauh berbeda, maka akan membuat mereka menjadi orang asing
di lingkungan tersebut. Dalam kondisi demikian, kemudian terjadilah peristiwa
gegar budaya (culture shock), yang merupakan suatu kondisi psikologis dan
didefinisikan sebagai kegelisahan yang mengendap yang muncul dari kehilangan
tanda-tanda dan lambanglambang yang familiar dalam hubungan sosial. Tanda-tanda
atau petunjuk-petunjuk itu meliputi seribu satu cara yang kita lakukan dalam
mengendalikan diri kita sendiri dalam menghadapi situasi seharisehari (Mulyana
& Rakhmat, dalam Simatupang, et al 2015). Dalam menjalani proses menuju
penyesuaian terhadap budaya baru (adjustment to the new culture) yang ada dan
berkembang di Malang, tentulah mahasiswa asing tersebut melalui prosesproses
komunikasi sebagai suatu cara untuk menanggulangi gegar budaya yang dialaminya.
Berdasarkan itulah penelitian ini diselenggarakan. Peneliti ingin melihat
bagaimana bentuk dan upaya komunikasi antarbudaya dalam mengatasi gegar budaya
yang mereka jalani ketika memasuki lingkungan baru, seperti apa fenomena yang
mereka alami ketika keluar dari suatu budaya ke budaya lain 7 sebagai reaksi
ketika berpindah dan hidup dengan orang-orang yang berbeda budaya dan pola
komunikasi dengan mereka, serta bagaimana kompetensi komunikasi antarbudaya
dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi gegar budaya yang dirasakan demi
menuju suatu adaptasi yang baik dan efektif. B. Rumusan Masalah Penelitian ini
ingin mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan berikut: 1. Bagaimana tingkat
penyesuaian diri pada mahasiswa asing Laki-laki di UIN Malang? 2. Bagaimana
tingkat penyesuaian diri pada mahasiswa asing Perempuan di UIN Malang? 3.
Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Penyusuain Diri Mahasiswa Asing di
UIN Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tingkat penyesuaian diri pada
mahasiswa asing Laki-laki di UIN Malang. 2. Mengetahui tingkat penyesuaian diri
pada mahasiswa asing Perempuan di UIN Malang. 3. Mengetahui pengaruh Perbedaan
Jenis Kelamin Terhadap Penyusuain Diri Mahasiswa Asing di UIN Malang. D.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 8 1.
Secara Teoritis, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih
lanjut bagi para peneliti lain maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat
memberikan manfaat guna menambah khasanah keilmuan berkaitan studi mengenai
Psikologi Sosial. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan mampu
memberikan pemahaman kepada berikut ini: a. Masyarakat Indonesia yang mau
mengenali keadaan Mahasiswa Asing di Indonesia khusunya UIN Malang. b. Lembaga
Universitas, dapat mengambil manfaat dengan adanya kemampuan Mahasiswa Asing
dan dapat dijadikan sebagai masukan data serta rujukan dalam mengambil
keputusan dalam proses pengembangan Universitas sebagai World Class di masa
yang akan datang. c. Dosen-Dosen yang diharapkan membantu Mahasiswa Asing untuk
mendapatkan ilmu dan pemahaman yang dibutuhkan secara praktis. d. Mahasiswa
Indonesia yang perlu memahami keperluan terhadap komunikasi dan motivasi
sebagai teman kuliah ataupun soal-soal lainnya. e. Sebagai Panduan Mahasiswa
Asing lainnya ataupun Mahasiswa Asing yang akan merencanakan dan melaksanakan
kulianya di UIN Malang di Masa depan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap penyesuaian diri mahasiswa internasional di UIN Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment