Abstract
INDONESIA:
Masalah yang dilakukan siswa disekolah seperti membolos merupakan bagian dari penemuan identitas dirinya. Secara psikologis kondisi mental remaja sangatlah labil, sehingga tingkah lakunya masih dipengaruhi kuat oleh sisi emosionalnya. 58% siswa yang melakukan perilaku membolos di SMKN 2 Malang yang semakin lama tingkat membolos meningkat dari 42% menjadi 58%. Menyadari hal tersebut konseling individual diperlukan untuk mengontrol dan membantu individu agar mencapai perkembangan secara optimal, dan terpecahkanlah masalah yang dialami klien, serta membantu untuk memahami dan menerima dirinya sendiri
dan lingkunganya.
dan lingkunganya.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mendeskripsikan penyebab siswa membolos sekolah. (2) mendeskripsikan penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa di SMKN 2 Malang. (3) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa yang membolos sekolah setelah menerima konseling individual.
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang masuk pada kategori studi kasus. Subjek penelitian adalah empat siswa yang paling banyak membolos pada bulan juli-november 2013 dalam jumlah alpha lebih dari lima kali. Empat siswa ini adalah dua dari siswa kelas X JSB 2 dan dua siswa dari kelas XI JSB 1. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dianalisa melalui tiga tahap yaitu : reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) perilaku membolos siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor ekternal dan internal (2) penerapan konseling individual yang diberikan untuk siswa membolos melalui tiga tahap yaitu : tahap awal konseling, tahap pertengahan konseling, dan tahap akhir konseling yang ditandai dengan perubahan perilaku siswa. (3) perubahan-perubahan siswa setelah menerima konseling individual adalah perubahan perilaku positif yaitu rajin masuk sekolah, serta mengikuti kegiatan disekolah, madiri yaitu mampu mengenal diri sendiri dan mampu menerima diri sendiri .
ENGLISH:
Skipping school is a natural problem accomplished by students, become a part of getting to his identity. Psychologically adolescent mental state is unsteady , hence the behavior is strongly influenced by the emotional side . 58 % of students who do truant habitual in SMKN 2 Malang that the longer the truancy rate increased from 42 % to 58 % . therefore the need to control individual counseling is significant, in order to help individuals to achieve optimal growth, as the problems solutions experienced by the client, as well as helping to understand and accept themselves and their environment.
This study aims to : ( 1 ) describe the causes of truant students in the school. ( 2 ) describe the implementation of individual counseling to help dealing with the behavior of truant students in SMK 2 Malang. ( 3 ) describe behavior changes of students who skipped school after receiving individual counseling.
The approach used in this study is qualitative research that produces descriptive data or case studies category. The subjects are four of the most truant students in July - November 2013 in the amount of absence is more than five times. Four students are two of class X JSB 2 and two class XI students of JSB 1. Data collection methods used observation and interviews. Data obtained from this study were analyzed through three stages : data reduction , data presentation , conclusions .
The results of this study indicate that : ( 1 ) the truant students behavior is influenced by two factors: external and internal factors ( 2 ) the application of a given individual counseling for truant students through three stages : the initial stage of counseling , counseling middle stage and late stage counseling characterized by changes in student behavior. ( 3 ) changes in students after receiving individual counseling is a positive behavior change that is being diligent in school , as well as to follow the activities of the school , an Independent that is capable to know himrself and acceptability.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Remaja merupakan masa transisi dari
masa anak-anak menuju masa dewasa. Perkembangan psikologis pada masa remaja
sering diwarnai dengan bebagai macam konflik, baik itu konflik yang bersifat
internal maupun eksternal. Terdapat beberapa remaja yang belum siap menghadapi
berbagai problem baik itu dari lingkungan pendidikan maupun sosial di sekolah
sehingga mempengaruhi perilaku yang secara tidak langsung berpengaruh pada
proses belajar. Seorang siswa dikategorikan bermasalah, apabila ia menunjukkan
gejala-gejala penyimpangan seperti suka menyendiri, sering terlambat masuk
kelas, tidak sopan terhadap gurunya atau suka menarik perhatian orang lain
seperti membuat onar. Dalam sebuah penyelidikan bersekala besar yang dilakukan
oleh Thomas Achenbach dan Craig Edelbrock (1981), ditemukan bahwa remaja-remaja
yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi rendah memiliki kecenderungan
lebih besar untuk mengalami masalah dibandingkan remajaremaja yang berasal dari
latar belakang sosial-ekonomi menengah. Sebagian masalah yang dialami oleh para
remaja yang berasal dari latar belakang sosial-ekonomi rendah merupakan
perilaku eksternalisasi yang tidak terkendali. Sebagai contoh, menganggu
kebersamaan orang lain dan berkelahi. Sekolah menjadi salah satu lingkungan
yang sangat penting, karena sekolah adalah tempat siswa menimba ilmu
pengetahuan dan budaya, dan sekolah juga sebagai wadah untuk pengembangan
karakter dan kepribadian anak. Bimbingan dan konseling di indonesia semakin
dikembangkan terutama di sekolah lanjutan karena di jenjang tersebut terdiri
dari kaum remaja yang masih rawan dalam perkembanganya, mudah terpengaruh, dan
merupakan usia potensial dimana aspek kepribadianya berkembang. Dengan kondisi
remaja yang sangat labil mereka dapat berbuat apa saja yang mereka inginkan dan
tidak memperdulikan orang lain. Masalah-masalah yang dilakukan oleh siswa di
sekolah seperti membolos sekolah merupakan bagian dari penemuan identitas
dirinya. Secara psikologis kondisi mental remaja sangat labil, sehingga tingkah
lakunya masih dipengaruhi kuat oleh sisi emosionalnya. Menyadari hal tersebut
guru bimbingan dan konseling harus memberikan pengarahan kepada siswanya untuk
mengikuti kegiatan belajar di sekolah dengan baik. Dari hasil riset jurnal bimbingan
konseling oleh Heri Bagus Agung Wicaksono (2002), guru bimbingan dan konseling
juga wajib memantau perkembangan siswa dan wajib untuk membimbing dan membantu
siswa dalam menyelesaikan masalah yang terdapat dalam diri anak didiknya.
Konseling dirasakan sangat perlu di lembaga-lembaga pendidikan, karena
konseling bukan hanya bantuan berupa nasihat melainkan bantuan yang diberikan
kepada individu secara terus menerus dalam menghadapi persoalan-persoalan yang
timbul dalam hidupnya. Pemberihan nasihat hanya merupakan sebagian kecil dari
upaya-upaya konseling. Pelayanan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien
dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal. Disamping memerlukan
pemberian nasihat, pada umumnya klien memerlukan layanan lain. Seperti
pemberian informasi, bimbingan belajar, bimbingan individual, bimbingan
kelompok, layanan kepada orang tua siswa dan masyarakat dan lain sebagainya.1
Guru BK atau konselor juga harus melakukan upaya-upaya tindak lanjut serta
mensinkronkan upaya satu dengan upaya lainya sehingga keseluruhan upaya itu
menjadi satu rangkaian yang terpadu dan berkesinambungan.2 1 Latipun, Psikologi
Konseling (Malang, UPT Universitas Muhammadiyah Malang, 2011) 2 Prayitno Dan
Amti Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Rineka Cipta,
1994) hal.123 Sekolah menyediakan fasilitas bagi siswa agar dengan mudah
berkonsultasi dengan guru BK dalam menyampaikan permasalahan yang ada dalam
dirinya. Keberadaan konselor bagi pendidikan di sekolah terasa sekali manfaatnya.
Hal ini salah satunya di dorong oleh beragam problem, permasalahan, dan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat belajar, yang itu tidak dapat
atau kurang sesuai jika diselesaikan dengan kegiatan pengajaran dan pelatihan,
namun melalui konseling. Layanan konseling merupakan pemberian bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara
dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk
mencapai kesejahteraan hidupnya.3 konseling disini bukan menunjukkan salah satu
aspek layanan apa yang terbaik melainkan sebuah keterampilan dasar yang
dimiliki oleh konselor dalam memberikan konseling perseorangan, kelompok,
pemberian informasi pendidikan, maupun kematangan dalam penyusunan program bimbingan
konseling di sekolah. Kaitanya dengan mengatasi masalah siswa di sekolah, guru
BK harus sudah siap menyediakan layanan yang tepat untuk siswa yang bermasalah.
Hal ini sangat penting agar proses belajar siswa tidak terganggu, agar siswa
tidak mengalami kesulitan belajar, dan bisa bersosialisasi dengan baik di
sekolah mengingat jenjang sekolah yang diemban mereka adalah sekolah menengah
ke atas. Kenakalan siswa merupakan suatu bentuk perilaku siswa yang meyimpang
dari aturan sekolah. Kenakalan siswa banyak macamnya, salah satunya ialah
membolos. Membolos disebut kenakalan remaja karena membolos sudah merupakan
perilaku yang mencerminkan telah melanggar aturan sekolah. Kata “bolos” sangat
populer dikalangan siswa pelajar. Perilaku membolos sebenarnya bukan merupakan
hal yang baru lagi bagi banyak pelajar. Setidaknya bagi mereka yang pernah
mengenyam pendidikan. Hal ini disebabkan karena perilaku membolos itu sendiri
telah ada sejak dulu. Tindakan membolos dikedepankan 33 Ibid sebagai sebuah
jawaban atas kejenuhan yang sering dialami siswa terhadap kurikulum sekolah.
Buntutnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng lembaga
persekolahan itu sendiri. Tidak hanya di kota-kota besar saja siswa yang
terlihat sering membolos, bahkan sekolah yang letaknya di daerah-daerah pun
perilaku membolos sudah menjadi kegemaran. Dilihat dari kasus di sekolah SMKN 2
Malang, 31% siswa kelas X dan XI membolos pada jam efektif sekolah. Jumlah
siswa yang membolos pada jam efektif sekolah telah direkap oleh pihak tatib
sekolah. Hasilnya dari bulan Juli sampai November jumlah siswa yang membolos
semakin lama semakin meningkat dari 42% menjadi 52%. Terlepas dari jumlah
tersebut harus menjadi perhatian bagi intuisi yang bernama sekolah, karena
apabila tidak disikapi dengan baik, kemungkinan yang kecil akan jumlah siswa
yang membolos akan terus meningkat. Perilaku membolos dikontrol yaitu melalui
layanan konseling individual. Karena pada masa remaja saat ini perilaku
bermasalah rentan sekali karena faktor lingkungan dan teman sebaya. 80% peserta
didik yang tidak mau membicarakan masalah pribadi atau urusan pribadi mereka
dalam diskusi kelas dengan guru. Oleh karena itu, konseling individu dalam
sekolahsekolah, tidak terlepas dari psikoterapi, didasarkan pada asumsi bahwa konselng
itu akan lebih suka berbicara sendirian dengan seorang konselor. Sulit sekali
mengetahui faktor-faktor mengapa peserta didik tersebut bermasalah. Pelayanan
konseling individual di SMKN 2 Malang ini bagus karena setiap proses konseling
konselor memberikan tahap awal berupa proses membangun hubungan baik dengan
klien,kemudian tahap pertengahan yaitu penjelajahan masalah klien dan tahap
akhir konseling yang ditandai dengan perubahanperubahan positif yang dilakukan
klien. Tujuan dari konseling individual ini untuk membantu individu agar
mencapai perkembangan secara optimal, terpecahkanya masalah yang dihadapi siswa
(klien), mampu memahami dan menerima dirinya sendiri dan lingkunganya. Dalam
penelitian tentang konseling individual oleh Suci Wuri Handayani tahun 2009
dengan judul upaya guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi siswa
bermasalah kelas VIII B di MTsN Wonokromo Bantul dijelaskan bahwa permasalahan
siswa yang muncul tersebut disebabkan oleh kurangnya kesadaran diri siswa akan
pentingnya pendidikan untuk masa depan dan kurangnya perhatian orang tua
terhadap masa depan dan pendidikan anak. Upaya yang dilakukan guru bimbingan
dan konseling yakni melakukan pendekatan secara personal kepada siswa yang
bermasalah dan mengajak siswa untuk membicarakan atau mencari solusi masalah
yang sedang dihadapi siswa. Kelemahan dari penelitian ini adalah upaya yang
dilakukan guru bimbingan dan konseling untuk mengentaskan masalah siswa masih
belum menghasilkan kesadaran diri siswa akan pentingnya masuk sekolah untuk
masa depan dan semangat dalam belajarnya yang disebabkan oleh lingkungan yang
tidak mendukung dan niat pada anak itu sendiri. Dalam penelitian lain oleh
Masturi tahun 2010 dengan judul penerapan model konseling individual untuk
menangani tingkah laku membolos, hasil dari penelitian ini adalah bantuan yang
tepat diberikan kepada siswa yang mengalami kasus membolos sekolah adalah
melalui layanan konseling individual yang merupakan bentuk layanan konseling
yang diberikan terus menerus dan mengutamakan perubahan tingkah laku, sehingga
siswa menajadi pribadi yang lebih baik lagi. Kelemahan dari penelitian ini
adalah masih ada siswa yang membolos sekolah disebabkan lingkungan yang tidak
mendukung baik itu dari keluarga maupun dari dalam diri sendiri. SMKN 2 Malang
merupakan lembaga pendidikan yang dipandang baik oleh masyarakat. Selain
fasilitasnya yang memadahi juga tenaga guru yang profesional, dan memiliki
layanan konseling terbaik se-jawa timur menurut Bapak Yahya Hasyim selaku wakil
kepala sekolah di SMKN 2 Malang beliau menegaskan bahwa pada tahun 2010-2013
layanan konseling individual di SMKN 2 MALANG mendapat penghargaan berupa
piagam dan diberikan wewenang penuh untuk membuat materi program layanan
konseling se-jawa timur oleh departemen pendidikan.Dengan jumlah guru sebanyak
8 dan terdapat pula layanan bimbingan untuk anak berkebutuhan khusus. Sebagian
siswa SMKN 2 Malang adalah anak rumahan yang berada pada kelas ekonomi menengah
kebawah dengan keadaan orang tua yang mempunyai pekerjaan seadanya. Misalnya,
tukang sol sepatu, tukang las sepeda dan lain-lain. SMKN 2 Malang konseling
individual diberikan kepada siswa yang mempunyai masalah seperti masalah
kesehatan, penyesuaian terhadap sekolah, pribadi, kebiasaan belajar dan
lain-lain. Konseling individual menjadi jalan keluar sebagai bentuk pertolongan
dan interaksi mendalam untuk menjawab permasalahan dalam kasus membolos siswa
seperti dijelaskan pada penelitian oleh suci wuri handayani (2009) dan masturi
(2010), oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Penerapan Konseling Individual dalam Membantu Mengatasi Perilaku Membolos
Siswa, studi kasus di SMKN 2 Malang”. Disini peneliti akan mengamati proses
konseling yang diberikan konselor dalam proses konseling individual, karena konselor
di sini sebagai guru pembimbing yang bertugas untuk mengarahkan dan memberikan
petunjuk kepada siswa, serta membantu segala permasalahan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang lebih baik. B. Fokus
Penelitian 1. Bagaimanakah perilaku membolos siswa SMKN 2 Malang ? 2.
Bagaimanakah penerapan konseling Individual dalam membantu mengatasi perilaku
membolos siswa di SMKN 2 Malang ? 3. Bagaimana perubahan perilaku siswa yang
membolos sekolah setelah menerima konseling individual? C. Tujuan 1. Untuk
mengetahui penyebab siswa membolos sekolah 2. Untuk mengetahui penerapan
konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa di SMKN 2
Malang 3. Untuk mengetahui perubahan perilaku siswa yang membolos sekolah setelah
menerima konseling individual. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk memberikan
pemahaman bagi guru, orang tua, dan mahasiswa psikologi akan pentingnya layanan
konseling individual dan mengatasi masalah-masalah siswa termasuk perilaku
membolos yang dilakukan oleh siswa di sekolah 2. Bagi siswa yang melakukan
perilaku membolos. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku membolos, sehingga siswa yang
bersangkutan dapat mengatasi perilaku membolosnya. Bagi sekolah, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi dalam
menyusun program untuk mengatasi masalah perilaku membolos pada siswa.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Penerapan konseling individual dalam membantu mengatasi perilaku membolos siswa: Studi kasus di SMKN 2 Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment