Abstract
INDONESIA :
Sopan santun adalah nilai yang mengatur tata cara bersikap antar manusia, dengan sopan santun individu dapat dinilai baik dan buruk. Tidak semua anak berperilaku dengan sopan santun yang baik (positif) namun sebuah fenomena sangat menarik di SDI surya buana, seperti telah menjadi kebiasaan mayoritas siswa bergegas mengulurkan tangannya untuk bersalaman ketika kepala sekolah berjalan melewati mereka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian perilaku siswa menunjukkan sopan santun yang baik. Perilaku siswa tersebut tidak terjadi dengan sendirinya tanpa pengaruh apapun, maka setelah mempelajari bebarapa teori dan melihat hasil penelitian terdahulu peneliti membangun asumsi bahwa perilaku sopan santun tersebut dipengaruhi oleh modeling.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana deskripsi modeling yang dilakukan oleh siswa? Bagaimana deskripsi sopan santun siswa? Apakah modeling berpengaruh terhadap sopan santun siswa SDI Surya Buana Malang? Tujuannya adalah untuk mengetahui deskripsi modeling siswa, mengetahui deskripsi sopan santun siswa dan membuktikan ada atau tidaknya pengaruh modeling terhadap sopan santun siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, lokasi penelitian di Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana Malang. Angket digunakan sebagai instrument utama, observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai instrument pendukung. Angket ini diberikan pada sampel penelitian yang berjumlah 46 siswa. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik quota dan purposif sampling. Hasil respon angket dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini telah menjawab beberapa tujuan penelitian. Mengenai modeling siswa di deskripsikan dalam bentuk kategori. Kategori ini dibagi dalam tiga tingkatan yakni tinggi, sedang dan rendah. Hasilnya adalah 8 siswa memiliki tingkat modeling tinggi, 37 siswa memiliki tingkat modeling sedang dan 1 siswa memliki tingkat modeling rendah. Adapun prosentase tiap kategori adalah 17,3 % siswa termasuk pada tingkat Modeling tinggi, 80,4% siswa termasuk pada tingkat modeling sedang dan 2,17% siswa termasuk pada tingkat sopan santun rendah. Sebagaimana modeling sopan santun siswa juga dideskripsikan dalam bentuk kategori. Hasilnya adalah 9 siswa memliki tingkat sopan santun tinggi, 34 siswa memiliki tingkat sopan santun sedang dan 3 siswa memiliki tingkat sopan santun rendah. Adapun prosentase tiap kategori adalah 19,5 % siswa termasuk pada tingkat sopan santun tinggi, 73,9 % siswa termasuk pada tingkat sopan santun sedang dan 6,5% siswa termasuk pada tingkat sopan santun rendah. Uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana menunjukkan nilai F0 = 20.286 dan F table = 19,47 maka H0 ditolak yang berarti bahwa ada pengaruh modeling terhadap sopan santun siswa Sekolah Alam Bilingual SDI surya Buana Malang.
ENGLISH :
Attitude is norm which control how we behave toward other people, by this human is categorized as good and bad. It is commonly accepted that not every child well-behaved (positive), yet there is a unique phenomenon in SDI Surya Buana, it is accustomed that every student greets their teachers by kissing their hands. This indicates that students well-behaved. This is not happened spontaneously, then after related to several theories and review of the previous researches show that good attitudes are influenced by modelling.
Statement of the Problem is how does description of students modelling in SDI Surya Buana Malang? How does description of students attitudes in SDI Surya Buana Malang? and are there exist the influence of modelling toward students attitude?. The purpose of this study are to find out the description of students modelling, to find out the description of students attitudes and verifying whether there exist the influence of modelling toward students attitude.
This research uses quantitative method, the location of the research is in Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana Malang. Brochure is the major instrument, observation, interview and documentation are secodary instruments. Brochures which were delivered to the students are 46. The sample of the research is taken by quota and purposive sampling techniques. The responses of the brochures analyzed with simple linear regression analysis technique.
The results of the study have answered several purposes of the study. The students modelling are described in the form of category. This category is divided into three levels, high, moderate, and low. The results show that 8 students have high modelling level, 37 students have moderate modelling level, and 1 student has low modelling level. The percentages of the category are 17,3% students at the modelling level high, 80,4 % in moderate level of modelling, and 2,17% students in low level of modelling. Hence, students attitude toward modelling are described in the form of category. The results are, 9 students have level of attitude high, 34 students have level of attitude moderate and 3 students have level of attitude low. The percentages of each category are 19,5% students in the high level of attitude, 73,9% students in the moderate level of attitude, and 6,5% students in the low level of attitude. Hypothesis test is using simple linear regression analysis indicates that F0 = 20.286 and F table = 19,47 thus H0 is rejected, means that there exist the influence of Modelling toward students attitude in Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana Malang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak
adalah generasi penerus, ungkapan yang terlihat simpel namun kalimat itulah
yang seharusnya menjadi tolak acuan para orang tua untuk membekali
putra-putranya sehingga anak akan siap menjadi penerus. Pembekalan yang utama
yang harus diberikan pada anak adalah sebuah pendidikan, pendidikan bentuk
formal ataupun non formal. Begitu juga dalam hal sopan santun, pendidikan
sangat diperlukan karena dalam hal ini sangat membantu anak untuk mengembangkan
moralitasnya. Sehubungan dengan itu tujuan pendidikan adalah untuk mengupayakan
perkembangan yang optimal bagi setiap individu. Maka dari itu dalam pendidikan
tidak hanya dituntut untuk mencerdaskan otak anak dengan memintarkan anak pada
masalah-masalah mata pelajaran akademik saja namun pendidikan moralitas juga
sangat penting untuk ditanamkan pada diri anak didik. Moral didefinisikan
sebagai adat istiadat, kebiasaan, peraturan/nilai-nilai atau tatacara
kehidupan.1 Adapun moral erat kaitannya dengan etika. karena etika merupakan
penjabaran dari moral dalam bentuk formula, peraturan atau ketentuan
pelaksanaan.2 Dan 1 Syamsu Yusuf. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya). 2004. Hlm. 132 2 Muslim Nurdin, Ishak
Abdulhak, dkk. Moral dan Kognisi Islam Buku Teks Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi Umum, (Bandung: CV alfabet, 1993), Hlm. 209 17 etika disebut juga adat
sopan santun atau tata krama.3 Oleh karenanya dalam karya tulis ilmiah ini
tidak akan lepas dari penggunaan istilah moral karena sangat berkaitan dengan
sopan santun. Tidak lepas dari itu sebuah fakta menarik yang diperoleh dari
hasil pengamatan selama pelaksanakan PKLI (Praktek Kerja Lapangan Integratif)
di sekolah Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana Malang, mayoritas siswa
bergegas mengulur tangan mereka untuk bersalaman ketika kepala sekolah berjalan
melewati mereka. Hal ini menunjukkan sopan santun sesuai norma yang dilakukan
siswa artinya dalam sebagian perilaku siswa bersikap sesuai norma masyarakat
yakni menghormati orang yang lebih tua. Berdasarkan pengamatan peneliti dari
beberapa sekolah dasar yang lain perilaku tersebut jarang dilakukan oleh
siswasiswa kecuali jika guru / kepala sekolah mengulurkan tangannya terlebih
dahulu. Sehingga perilaku siswa seperti tersebut diatas dianggap unik. Perilaku
yang ditunjukkan oleh siswa muncul dimungkinkan karena pengaruh dari beberapa
faktor. Perilaku siswa seperti tersebut diatas diasumsikan di pengaruhi oleh
Modeling yang dilakukan oleh siswa. Hal ini didasarkan bahwa siswa adalah
individu yang sedang mengalami tahap anak-anak. Adapun perkembangan sopan
santun anak dapat berlangsung 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tata
Krama Pergaulan, (Jakarta: UI-Press, 1984), Hlm. 3 18 melalui beberapa cara
yakni pendidikan langsung, identifikasi dan proses coba-coba.4 Proses
identifikasi inilah yang disebut juga Modeling. Selain itu dalam lingkup
pendidikan formal, tahap yang harus dilalui anak pada usia 6-12 tahun adalah
jenjang sekolah dasar. Pada saat inilah unsur intelek dan akal budi (rasio,
fikir) serta minat yang objektif pada dunia sekitar semakin menonjol pada diri
anak.5 Sehingga pada tahap tersebut fungsi pengamatan anak sangat peka yang
berefek pada sangat mudahnya proses peresapan hasil pengamatan menjadi sebuah
perilaku yang sama. Hal ini sering kali disebut dengan istilah meniru atau tokoh
psikologi Albert Bandura mengistilahkan dengan Modeling. Modeling inilah yang
digunakan oleh anak sebagai cara memunculkan perilaku sopan santun yakni dengan
cara anak mengidentifikasi atau meniru penampilan atau tingkah laku sopan
santun seseorang yang menjadi model identifikasinya seperti orangtua, guru,
kiai atau artis dan lain-lain.6 Apa lagi di zaman sekarang siswa SD pun
terkadang mengidolakan seseorang baik itu artis (figur yang dihasilkan dari
TV), atau kakak senior bahkan guru-guru (para pendidik) serta tokoh-tokoh
ilmuwan dan masih banyak sekali sosok yang diidolakan oleh siswa. Dari sosok
figur itulah bisa muncul Modeling dalam diri siswa yang kemudian diasumsikan
berpengaruh pada sopan santun siswa. Modeling ini tidak hanya 4 Syamsu Yusuf.
Op.cit. Hlm. 134 5 Kartini Kartono. Psikhologi Anak, (Bandung:Alumni, 1979),
Hlm. 137 6 Syamsu Yusuf. Op.cit. Hlm. 134 19 berpengaruh terhadap perubahan
perilaku siswa namun juga diasumsikan berpengaruh terhadap sopan santun siswa
yakni sikap sesuai norma yang seharusnya dilakukan anak terhadap sesamanya,
terhadap orang yang lebih tua dan terhadap anak dibawah usia mereka. Sekalipun
sopan santun sangat normatif artinya sesuai dengan budaya sekitar namun esensi
penggunaan sopan santun adalah tata cara yang mengatur pergaulan sesama manusia
didalam masyarakat. 7 Selain melihat beberapa teori yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh, peneliti juga membangun asumsi bahwa Modeling dapat berpengaruh
terhadap sopan santun siswa Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana berdasar
pada hasil penelitian terdahulu yang berjudul “Pelaksanaan Pendidikan Moral di
Panti Asuhan Pandanwangi Blimbing Malang Dalam Rangka Pengembangan Kepribadian
Anak Asuh” yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pendidikan moral pengasuh
panti asuhan menemukan kendala-kendala yang terkait dengan diri pengasuh
sendiri dan dari segi anak asuh itu sendiri. Upaya untuk mengatasi kendala
tersebut ahirnya pengasuh membuat strategi sendiri yakni dengan memberi suri
tauladan. Dengan alasan bahwa sering kali anak-anak asuh melakukan hal-hal yang
tidak pantas, terkadang mereka memerlukan orang dewasa untuk menghentikan dan
memperlihatkan pada mereka jalan terbaik. Orang dewasa biasanya akan ditirukan
oleh anak-anak karena itu memberi contoh adalah cara terbaik yang mudah di
pelajari dengan pengamatan . Dari 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Op
Cit. Hlm. 4 20 pengamatan itulah anak asuh akan mempelajari bagaimana
tingkahlaku yang pantas dan tingkah laku yang tidak pantas untuk dilakukan
yakni dengan melihat dan menirukan pengasuhnya.8 Tauladan inilah yang
dianalogkan sebagai Modeling dalam penelitian ini. Oleh karena itu untuk
membuktikan asumsi-asumsi diatas sangat perlu diteliti tentang “ Pengaruh
Modeling Terhadap Sopan Santun Siswa Sekolah Alam Bilingual SDI Surya Buana
Malang” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka
hal-hal yang perlu diketahui adalah: 1. Bagaimana deskripsi Modeling yang
dilakukan oleh siswa sekolah alam bilingual SDI surya buana Malang? 2.
Bagaimana deskripsi sopan santun siswa sekolah alam bilingual SDI surya buana
Malang? 3. Apakah Modeling berpengaruh terhadap sopan santun siswa sekolah alam
bilingual SDI surya buana Malang? 8 Sri Mulyati “Pelaksanaan Pendidikan Moral
di Panti Asuhan Pandanwangi Blimbing Malang Dalam Rangka Pengembangan
Kepribadian Anak Asuh.” Skripsi, 2005. Universitas Negeri Malang 21 C. Tujuan
Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui gambaran tentang
Modeling yang dilakukan oleh siswa sekolah alam bilingual SDI surya buana Malang
2. Mengetahui gambaran tentang sopan santun siswa sekolah alam bilingual SDI
surya buana Malang 3. Membuktikan ada atau tidak pengaruh Modeling terhadap
sopan santun siswa sekolah alam bilingual SDI surya buana Malang D. Manfaat
Penelitian 1. Manfaat teoritis: hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya disiplin
ilmu psikologi. 2. Manfaat Praktis : a. Bagi peneliti : dengan diadakannya
penelitian ini akan menambah pengetahuan peneliti tentang proses penelitian,
tentang gambaran Modeling yang dilakukan oleh siswa SD dan pengaruhnya terhadap
sopan santun. b. Bagi Sekolah Alam Bilingual SDI surya buana : Hasil penelitian
ini nantinya akan menjadi acuan para pendidik dalam menfigurkan model kepada anak
didiknya sehingga Modeling yang diserap anak didik dapat selektif. 22 c. Bagi
orang tua siswa : Hasil penelitian ini akan menjadi acuan para orang tua dalam
membimbing dan memantau anaknya agar anak secara selektif menirukan model yang
ditirukan sehingga anak dapat bersikap dengan sopan santun yang baik
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Pengaruh modeling terhadap sopan santun siswa Sekolah Alam SDI Surya Buana Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment