Abstract
INDONESIA:
Pola asuh orangtua adalah interaksi antara anak dan orangtua selama masa pengasuhan dan perawatan dengan tujuan untuk membimbing dan mendidik anak pada kehidupan yang lebih baik dalam suatu lingkungan keluarga. Peran keluarga terutama orangtua sangat penting dalam mendidik anak baik tinjauan agama, sosial, maupun individu sehingga menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif terhadap agama, kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi kesehatan jasmani dan rohani serta perkembangan intelektual yang berkembang secara optimal. Dalam keluarga, orangtua juga memegang peranan penting dalam memberika keteladanan yang baik bagi anak. Sehingga orangtua sedini mungkin dapat mengenalkan nilai-nilai yang terkandung dalam suasana religi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari pekerjaan, sedangkan belajar adalah suatu proses mental yang dilakukan untuk memperoleh perubahan perilaku yang lebih baik. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu ataupun kelompok sebagai hasil dari aktifitas belajar.
Rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah: bagaimana tipologi pola asuh orangtua siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman Kota Malang ?; bagaimana tingkat prestasi belajar siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman Kota Malang ?; apa hubungan antara tipologi polasuh orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas 6 MI Miftahul Iman Kota Malang ?. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan prestasi belajar siswa di MI Miftahul Iman Kota Malang.
Penelitian ini merupakan metode penelitian deskriptif dan bentuk penelitian korelasional kuantitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling sebanyak 26 siswa MI Miftahul Iman Kota Malang . Analisis data yang digunakan adalah Product Moment Pearson dengan menggunakan SPSS versi 16. Pengumpulan data dilakukan menggunakan metode kuesioner atau angket pola asuh orangtua yang berjumlah 46 aitem dengan reliabilitas α = ,835.. Teknik analisis yang digunakan adalah dengan cara mengklasifikasikan ke dalam tiga kategori; tinggi, sedang; rendah.
Hasil analisis statistik deskriptif didapatkan bahwa pola asuh orangtua ada tiga aspek yaitu pertama aspek otoriter tinggi berjumlah 14 responden (30%), sedang berjumlah 16 (35 %), dan rendah berjumlah 16 (35%), yang kedua aspek demokratis tinggi berjumlah 24 (52 %), sedang berjumlah 12 (26 %), dan rendah berjumlah 10 (22 %). Ketiga aspek demokratis tinggi berjumlah 20 (43 %), sedang berjumlah 22 (48 %), rendah 4 (9 %) dari keseluruhan responden yang diteliti. Sedangkan pada prestasi belajar berada pada tinggi dengan prosentase 5 (11 %), prestasi belajar berada pada kategori sedang dengan prosentase 38 (83 %) dan kategori rendah 3 (6 %).
ENGLISH:
Parenting parents is the interaction between children and parents during the care and treatment for the purpose of guiding and educating children at a better life in a family environment. The role of the family especially the parents are very important in educating children, good review of religious, social, and individuals to foster the development of human personality of the child becomes an adult who has a positive attitude toward religion, a strong and independent personality, physical and spiritual potential and intellectual development of developing an optimal . In families, parents also play an important role in about providing a good example for children. As early as possible so that parents can introduce the values contained in a religious atmosphere. Achievements are the achievements of the work, while learning is a mental process is performed to obtain a better behavior change. So the learning achievement is the result obtained in the form of impressions that resulted in changes in individual or group as a result of learning activities.
Formulation of the problem discussed in this study is: how parents parenting typology grade 6 students in Malang City MI Miftahul Faith?; How the level of student achievement in grade 6 Iman MI Miftahul Malang?; What is the relationship between the typology of parenting parents with learning achievement grade 6 students MI Miftahul Faith Malang?. The purpose in this study to determine whether there is a relationship between parenting parents with student achievement in Malang City MI Miftahul Faith
This study is a descriptive research methods and forms of quantitative correlational research. Sampling was done by purposive sampling as many as 26 students MI Miftahul Faith Malang. Analysis of the data used is the Pearson Product Moment by using SPSS version 16. The data was collected using a questionnaire or a questionnaire parenting parents with a reliability of 46 aitem α =, 835 .. Analysis technique used is to classify into three categories: high, medium; low.
The results of descriptive statistical analysis found that parental upbringing, there are three aspects of the authoritarian aspects of the first high-numbered 14 respondents (30%), being numbered 16 (35%), and low total 16 (35%), which both democratic aspects of high-numbered 24 ( 52%), currently numbering 12 (26%), and low total 10 (22%). The third aspect of the democratic high of 20 (43%), being numbered 22 (48%), low-four (9%) of all respondents surveyed. While the learning achievement are at the high percentage of 5 (11%), school performance in the category of being a percentage of 38 (83%) and low category 3 (6%).
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan
diri manusia dalam segala aspek pendidikan, dan dengan pendidikan diharapkan
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab, pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional tercermin
dalam UUSPN no.20 tahun 2003 pasal 2 yang berbunyi : "Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat dala rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sedangkan tujuan
pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab". (UUD RI no.14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
serta UUD RI no.20 tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, 2006;76) Berkaitan dengan
tujuan pendidikan di atas, maka pembentukan individu peserta didik diarahkan
akan menjadi manusia yang berkualitas, bertanggung jawab, mandiri, dan cerdas.
Karena dengan cepatnya laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hampir
mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Kompleksnya kemajuan pada kedua
bidang tersebut, pada satu sisi lain, dengan kemajuan tersebut memunculkan
tantangan baru yang cukup rumit, terutama bagi negara-negara yang sedang
berkembang, termasuk bangsa Indonesia yang tidak sepenuhnya siap menerima
modernisasi di berbagai aspek kehidupan. Pendidikan merupakan sebagian dari
fenomena interaksi kehidupan sosial manusia. Menurut K.J. Veeger pada
hakekatnya kehidupansosial itu terdiri dari jumlah aksi dan reaksi yang tidak
terbilang banyaknya, baik antara perorangan maupun antara kelompok (Huda,
Miftahul, 2008;1). Pihak-pihak yang yang terlibat menyesuaikan diri dengan
salah satu pola perilaku yang kolektif. Kesatuan yang berasal dari penyesuaian
diri itu disebut kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan bagian dari interaksi social yang telah ada bersamaan dengan
kehidupan manusia. Kian maraknya pelanggaran nilai moral oleh remaja dapat
dipandang sebagai perwujudan rendahnya disiplin diri. Pemicu utamanya diduga
adalah situasi dan kondisi keluarga yang negativ (Shoib,Moh., 1998;5). Keluarga
adalah pondasi utama bagi pendidikan anak, dimana dia dibentuk oleh orangtua
mereka. Orangtua merupakan guru pertama bagi anak dan sekaligus sebagai panutan
dan pembimbing dalam fase-fase perkembangannya. Kebiasaan-kebiasaan di
lingkungan kelurga tersebut karena tipe kepribadian pada masa anak-anak adalah
imitasi pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang siap
untuk mengganti tongkat estafet generasi tua dalam mensosialisasikan kemampuan baru
kepada mereka agar mampu mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamik
(Muhaimin, 1991;9). Dalam keseluruhan proses pendidikan tujuannya untuk
menyiapkan generasi penerus yang berkualitas, baik moral maupun intelektual
serta berketrampilan dan bertanggung jawab. Salah satu upaya untuk menyiapkan
generasi penerus tersebut adalah melalui lembaga sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Inin berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Hasan Langgulung menyebutkan
bahwa dalam pendidikan mengandung dua aspek, perama: aspek mengajar dan kedua :
aspek belajar. Aspek mengajar itu hanyalah suatu cara untuk memantapkan proses belajar
itu. Sedangkan proses belajar berlaku apa sebenarnya yang terjadi pada manusia
(Muhaimin, 1991;9). Masalah belajar adalah masalah yang selalu actual dan
dihadapi oleh setiap orang (Slameto, 1988;5). Maka dari itu banyak para
ahli-ahli membahas dan menghasilkan berbagai teori tentang belajar. Dalam hal
ini tidak dipertentangkan kebenaran setiap teori yang dihasilkan, tetapi yang
lebih penting adalah pemakaian teori-teori itu dalam praktek kehidupan yang
paling cocok dengan situasi budaya kita. Sebagian orang beranggapan bahwa
belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang
tersaji dalam bentuk informasi/mata pelajaran. Orang yang beranggapan demikian
biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan
kembali secara lisan verbal sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks
atau yang diajarkan oleh guru. Tidak disangkal lagi bahwa dalam belajar
seseorang dipengaruhi beberapa factor. Sehingga bagi pelajar sendiri penting
untuk mengetahui factor-faktor yang dimaksud. Hal ini menjadi penting lagi
tidak hanya bagi pelajar tetapi juga bagi pendidik, pembimbing dan pengajar
didalam mengatur dan mengendalikan factor-faktor yang mempengaruhi belajar
sedemikian rupa hingga dapat terjadi proses belajar yang optimal. Proses
belajar seorang siswa dipengaruhi oleh beberapa factor, factor yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu factor intern dan factor ekstern. Faktor intern adalah
factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan factor
ekstern adalah factor yang ada di luar individu. Dalam hal ini penulis lebih
menitik beratkan pada factor ekster pada siswa salah satunya yaitu factor
keluarga. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara
orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan
keadaan ekonomi keluarga. Faktor lingkungan sekoalah dan masyarakat juga banyak
mempengaruhi proses belajar siswa. Pada dasarnya hubungan orangtua dan anak
tergantung pada sikapa dan perilaku orangtua mereka. Sikap orangtua sangat
menentukan terbentuknya hubungan keluarga sebab apabila hubungan keluarga telah
terbentuk dengan baik, maka hal ini cenderung dipertahankan, karenanya sikap
orangtua terhadap anak merupakan nhasil belajar. Banyak factor juga menentukan
sikap apa yang dipelajari, yang paling umum diantaranya adalah sebagai berikut:
pengalaman orangtua sebagai anak serta nilai budaya mengenai cara terbaik
memperlakukan anak. Orangtua yang dahulunya menerima suatu bentuk pola asuh
tertentu seringkali orang akan menerapkan kembali kepada anak-anak mereka di
kemudian hari. Ketika berbicara masalah prestasi-prestasi yang telah diraih
oleh para siswa sekolah, hal itu banyak yang mempengaruhi. Disamping model
pendidikan yang diterapkan pada sekolahan juga terdapat factor lain, yaitu
pendampingan keluarga selama proses belajar mereka. Pendidikan yang dilakukan
di sekolah terbatas pada jam belajar saja, selebihnya para siswa berada pada
lingkungan keluarga maka unsure keluarga sangat berperan dalam perjalanan
belajar siswa. Banyak siswa berprestasi akan tetapi kondisi keluarganya tidak
sehat atau broken home. Hal ini sangat bertolak belakang dengan teori yang
menyatakan bahwa lingkungan keluarga sangat berpengaruh dalam proses belajar
siswa. Meski pencapaian prestasi itu penuh dengan rintangan dan tantangan yang
harus dihadapi oleh seseorang, namun seseorang tidak akan pernah menyerah untuk
mencapainya. Di sinilah persaingan dalam mendapatkan prestasi dalam kelompok
terjadi secara konsisten dan persisten. Banyak kegiatan yamg bisa dijadikan
sebagai sarana untuk mendapatkan prestasi. Semuanya tergantung dari profesi dan
kesenangan masing-masing individu, kegiatan mana yang akan digeluti untuk
mendapatkan prestasi tersebut. Konsekuensinya kegiatan tersebut harus digeluti
secara optimal agar menjadi bagian dari diri secara pribadi (Djamarh, Syaiful
Bahri, 1994;20). Peranan orangtua dalam mendidik anak sangatlah bertanggung
jawab sejak ank lahir hingga dewasa. Terutama pada masa modern ini, anak akan
dihadapkan banyak tantangan yang dihadapi sehingga diperlukan pribadi yang
tangguh yang semakin beragam tersebut. Karena manusia merupakan makhluk social,
maka ia dituntut memiliki kreatifitas yang baik agar dapat bersosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya. Pola asuh adalah perlakuan orangtua dalam rangka
memenuhi kebutuhan, member perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan
sehari-hari. Pola asuh menjadi penting, tatkala kita menyadari bahwa anak
adalah masa depan keluarga. Anak merupakan bagian dari diri orangtua, baik di
masa kini atau masa mendatang. Baik dan buruk kualitas anak, tentunya
berpengaruh secara langsung atau tak langsun pada nama baik orangtua. Proses
tumbuh kembang seorang anak dari hari ke hari sangat menakjubkan. Dari mulai
sejak lahir, bayi dan anak-anak yang kemudian menjadi rmaja serta dewasa,
banyak hal yang “luar biasa”. Dalam proses perkembangannya tersebut, tentunya
tidak terlepas dari peran orangtua sebagai pihak yang paling berarti dalam kehidupan
seorang anak. Bagaimana kepribadian anak kelak; apakah kepribadian yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan; semuanya itu tergantung dari bagaimana
cara orangtua mendidik anaknya. Pada hakekatnya para Orangtua mempunyai harapan
yang besar kepada anaknya agar tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik dan
bisa dibanggakan. Agar semua itu mudah terwujud hendaknya orangtua harus lebih
menyadari akan peran mereka dalam mengasuh, mendidik dan membesarkan
anak-anaknya. Dalam sebuah keluarga, kehadiran orangtua sangatlah besar artinya
bagi perkembangan kepribadian seorang anak, karena keluarga merupakan
lingkungan paling utama yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap
beberapa aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan social si anak. Oleh
karena itu orang tua sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya anak untuk
berprestasi dan berpotensi yang unggul. Peran orangtua juga dapat membantu anak
menemukan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak untuk
melakukan kegiatan yang beragam, menunjukkan kesempatan dan kemungkinan yang
ada. Peneliti menemukan beberapa realita yang terjadi yaitu ketika ada seorang
teman yang berangkat dari keluarga mampu, akan tetapi kehidupan belajarnya
tidak maksimal maka hasil belajarnya pun tergolong rendah. Sebaliknya ada
seorang yang berangkat dari mkeluarga pas-pasan bahkan termasuk miskin akan
tetapi prestasinya bagus dan semangat belajarnya tinggi. Hal ini bertolak
belakang dengan iklim pendidikan di Indonesia yang mana biaya pendidikan
semakin tinggi. Maka yang punya kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang
bagus adalah untuk berangkat dari keluarga mampu. Menurut peneliti anak yang
mempunyai kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi dan bagus berkualitas
adalah mereka yang berangkat dari keluarga mampu dan itu berimplikasi dengan
semangat belajar yang tinggi mengingat hanya sedikit yang bisa menikmati
pendidikan dengan kualitas tinggi. Namun kenyataanya banyak diantara mereka
mengabaikan dan meremehkan kesempatan itu sehingga tidak sedikit dari mereka
yang tidak berprestasi dalam belajarnya. Sebaliknya banyak diantara anak-anak
yang dari keluarga tidak mampu dan latar belakang pendidikan keluarganya rendah
justru berprestasi dalam belajarnya. Seorang anak ketika masih kanak-kanak
pembentukan mental secara psikologis sangat bergantung sekali pada pola asuh
yang digunakan orangtuanya, sedangkan proses belajar adalah proses mental, maka
penulis disini beranggapan bahwa ada hubungan antara pola asuh orangtua dengan
tingkat belajar siswa yang akhirnya terukur dengan adanya prestasi belajar.
Seehubungan dengan hal tersebut peranan dari lingkungan sekitar terlebih dari
orangtua sangat menentukan. Untuk itu dalam penelitian ini sendiri peneliti
ingin mengangkat suatu permasalahan yang ada pada suatu sekolah MI Miftahul
Iman Kota Malang. Berdasarkan hasil FGD yang pernah peneliti lakukan dengan
salah satu dan beberapa guru bidang studi kelas 6 yakni diantara para siswa
sendiri masih peran orangtua dalam memperoleh pendidikan siswa sangatlah
kurang, hal ini mengindikasikan bahwa pola asuh orangtua yang dibangun dengan
anak sangatlah penting. Fenomena lain yang ditemukan ditempat penelitian yang
ada kaitannya dengan pola asuh orangtua yaitu masih banyak orangtua yang
beranggapan bahwa pendidikan anak tidak penting dalam artian para orangtua
disini lebih menginginkan anaknya bisa membantu orangtua dalam mencari nafkah
atau uang sehingga keinginan anak untuk merasakan bangku pendidikan tidak
tercapai. Peran orangtua juga sangat mendorong prestasi belajar siswa agar
siswa menjadi orang yang berguna dan berpotensi unggul. Ada beberapa penelitian
yang telah meneliti tentang pola asuh orangtua diantaranya adalah penelitian
yang dilakukan oleh Diana Vidya Fakhriyani mengenai “Hubungan antara Pola Asuh
Orangtua dengan Kecerdasan Emosional Siswa MI Taufiqus Shibyan Desa Tlangah
Kecamatan Proppo Kabupaten Pamekasan Madura” dari penelitian ini didapatkan
bahwa tidak ada hubungan antara Pola Asuh Orangtua terhadap Kecerdasan
Emosional Siswa MI Taufiqus Shibyan Desa Tlangah Kecamatan Proppo Kabupaten
Pamekasan Madura. Berangkat dari latar belakang di atas mendorong peneliti
untuk mengambil tema penelitian skripsi dengan judul " Hubungan Antara
Pola Asuh Orangtua Dengan Prestasi Belajar Siswa Di MI Miftahul Iman Kel. Lesanpuro
Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang". B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar belakang di atas ada beberapa permasalahan pokok yang dapat dirumuskan
yaitu : 1. Bagaimana tipologi pola asuh orangtua pada siswa kelas 6 di MI
Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota Malang ? 2. Bagaimana tingkat prestasi
belajar pada siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota Malang?
3. Apa hubungan antara tipologi pola asuh orangtua dengan prestasi belajar
siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota Malang? C. Tujuan
Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tipologi pola asuh orangtua pada
siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota Malang. 2. Untuk
mengetahui tingkat prestasi belajar pada siswa kelas 6 di MI Miftahul Iman
Kelurahan Lesanpuro Kota Malang. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara tipologi pola asuh dengan prestasi belajar siswa kelas 6 di MI Miftahul
Iman Kelurahan Lesanpuro Kota Malang. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat
diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis
Untuk memperluas pengetahuan dan informasi ilmiah di bidang psikologi
perkembangan dan psikologi pendidikan tentang hubungan pola asuh orangtua
dengan prestasi belajar siswa kelas 6 di Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota
Malang. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan dalam memberikan wawasan tentang hubungan pola asuh orangtua dengan
prestasi belajar siswa kelas 6 di Miftahul Iman Kelurahan Lesanpuro Kota
Malang. Besar harapan agar hasil penelitian ini dapat memberi manfaat yang
luas, baik dari segi teoritis maupun praktisnya. Merupakan masukan bagi
orangtua dan guru sebagai pendidik untuk mengetahui mengenai hubungan pola asuh
terhadap prestasi belajar. Sehingga dalam prakteknya, sebagai seorang pendidik
mampu membina prestasi siswa menjadi sukses. Sebagai harapan pendidik khususnya
orang tua mampu memberikan motivasi, arahan, dan bimbingan yang sesuai dengan
prestasi anak.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara pola asuh orangtua dengan prestasi belajar siswa di MI Miftahul Iman Kecamatan Kedung Kandang Kelurahan Lesanpuro Kota Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment