Abstract
INDONESIA:
Dalam mendapatkan sebuah kepuasan dalam lingkungan atau tempat kerja, pihak sekolah haruslah melihat sisi psikologis atas kebutuhan dari para guru. Karena jika hal tersebut dilakukan, maka akan memberikan nuansa yang positif bagi kemajuan sekolah. Artinya kepuasan kerja yang dimiliki oleh para guru tergantung dari perlakuan, sikap dan kebijakan sekolah.
Penelitian ini dilakukan di desa rejoso-lor, dengan tujuan (1) untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja guru di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan, (2) untuk mengetahui tingkat kinerja guru PAUD di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan, dan (3) untuk mengetahui adanya hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru PAUD di desa rejoso-lor kabupaten Pasuruan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan kepuasan kerja sebagai variabel bebas dan kinerja guru sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan jenis non parametrik karena subyek dalam penelitian ini hanya 14 orang. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi Spearman. Dalam pengumpulan data menggunakan 2 buah skala sebagai alat ukur yaitu skala kepuasan kerja dan kinerja guru yang disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk skala likert yang berjumlah 72 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat kepuasan kerja guru PAUD di Desa Rejoso-lor Kabupaten Pasuruanberada pada kategori sedang dengan prosentase sebesar 50% atau sebanyak 7 subyek. (2) mayoritas tingkat kinerja guru PAUD di Desa Rejoso-lor Kabupaten Pasuruan berada dalam kategori tinggi dengan prosentase sebesar 92,86% atau sebanyak 13 subyek. (3) diketahui bahwa hasil dari korelasi Spearman besarnya yaitu 0,080, banyaknya responden N = 14 dan probabilitas uji dua pihak (2-tailed significance) sebesar 0,787 yang artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru PAUD di Desa Rejoso-lor Kabupaten Pasuruan
ENGLISH:
In order to get the job satisfaction, the school has to consider the psychology aspect based on the teacher need. It will contribute the positive atmosphere for the achievement of the school. It means that the job satisfaction of the teacher depends on the treatment, the behaviour, and the school policy.
The research was conducted in the Rejoso-lor village, the objectives of this study are: (1) To know the level of the job satisfaction of the teacher, (2) To know the level of the achievement of the preschool teacher, (3) To know the relationship between the job satisfaction with the achievement of the preschool teacher.
The methodology of this study uses the correlation quantitave method with the job satisfacton as the independent variable and the achievement of the teacher as the dependent variable. This study is non parametric because the subject of this study are only 14 persons. The analysis of this study uses Spearman correlation. First of all, the job satisfaction and the achievement of the teacher are categorized by determining the mean and the standart deviation. Then, the percentage analysis is done. The data collection data are 2 scales, a scale of the job satisfaction and a scale of the achievement of the teacher, as the instrument. They are 72 items of likert scale which are organized by the researcher.
The result of the study showed that (1) the level of the job satisfaction of the preschool teacher in Rejoso-lor village, Pasuruan regency was in the middle of the level with the percentage of 50% or as many as 7 subjects. (2) The level of the achievement of the preschool teacher in Rejoso-lor village, Pasuruan regency was mostly in the high level with the percentage of 92,86% or as many as 13 subjects. (3) The result showed that Spearman correlation was 0.080, as many as N-14 and the probability test of two variables (2-tailed significance) was 0.787. It meant that there was no significant relationship between the job satisfaction and the achievement of the preschool teacher in Rejoso-lor village, Pasuruan regency.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekolah merupakan tumpuan dan harapan
orangtua, masyarakat, dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam hal ini,
sekolah memegang peranan penting dibanding lembaga pendidikan lainnya. Di sini
potensi anak akan ditumbuhkembangkan dan ditingkatkan ke arah yang lebih baik
dan sempurna (Depag, 2007). Sesuai dengan UUD 1945 tentang pendidikan dan
kebudayaan, yakni : "Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang". Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani
suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya (Yuliani, 2009). Proses pertumbuhan dan perkembangan potensi anak
dapat dirangsang dan dikembangkan agar anak dapat berkembang secara optimal.
Oleh karena itu, dibutuhkan kondisi atau tempat pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak, dan agar tujuan pendidikan tercapai secara
optimal. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bagian integral
dari keseluruhan proses pendidikan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 menyebutkan 2 bahwa pendidikan anak usia
dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan
informal. PAUD pendidikan Formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudlatul
Athfal (RA), atau bentuk lain yang sejenis. PAUD jalur nonformal berbentuk
Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang
sederajat, sedangkan PAUD jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau
pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan (Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini, 2010). Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dikatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia dini enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memilki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Kurikulum PAUD, 2007). Perkembangan bahasa anak yang
terjadi mulai interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Meniru dan mencoba
merupakan strategi yang penting dalam penugasan bahasa. Perkembangan bahasa
anak mengikuti tahap-tahap berpikirnya. Bermain merupakan alat yang paling kuat
untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi inilah anak
dapat memperluas kosakata dan mengembangkan daya penerimaan serta
pengekspresian kemampuan berbahasa mereka melalui interaksi dengan anak-anak lain
dan orang dewasa pada situasi bermain spontan. 3 Soemiarti (Masluhah, 2010),
menyimpulkan “anak dapat menggunakan bahasa dengan ungkapan yang lain, misalnya
bermain peran, isyarat yang ekspresif”. Anak usia dini memiliki rasa ingin tahu
dan antusias yang kuat terhadap sesuatu hal. Oleh karena Pendidikan Anak Usia
Dini itu sangatlah penting bagi anak guna untuk mengembangkan segenap
potensi-potensi yang terdapat pada anak usia 0-6 tahun. Maka diperlukan adanya
guru sebagai penunjang keberhasilan anak usia dini dalam mengembangkan
kreativitas dan segenap potensi yang ada pada anak. Guru merupakan komponen
yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang
berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa
didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas (Sukadi, 2001). Sebagai
pengajar atau pendidik, guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan pengajaran,
keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya dengan
tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Secara sempit,
guru dapat di interprestasikan sebagai pembimbing atau belajar fasilator
belajar siswa. Adanya peningkatan dalam mutu pendidikan tidak terlepas dari
peran guru sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan. Guru 4
mempunyai tugas untuk membimbing, mengarahkan dan juga menjadi teladan yang
baik bagi para peserta didiknya maka dari itu, dengan setumpuk tugas serta
tanggung jawab yang diembannya guru mampu menunjukkan bahwa dia mampu
menghasilkan kinerja yang baik demi terciptanya pendidikan yang bermutu (Usman,
2002). Sukadi (2001), guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan pendidikan di Indonesia. Tugas sebagai guru tidaklah
mudah. Diperlukan skill-skill khusus agar mampu menjadi guru yang teladan. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya guru menerima imbalan / kompensasi yang sesuai
dengan apa yang telah ia kerjakan. Keberhasilan kinerja akan tampak apabila
guru terdapat motivasi dari kepala sekolah, lingkungan sekitar juga dapat
menentukan keberhasilan kinerja seseorang oleh karena itu, selain gurunya
sendiri yang berusaha meningkatkan kualitas kerjanya, pihak sekolah atau
yayasan juga berusaha mengupayakan pemberdayaan gurunya agar memiliki kinerja
yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Seorang guru yang baik
adalah guru yang mampu mewujudkan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan
membuat peserta didik merasa nyaman menuntut ilmu bersama gurunya. Dan guru
yang berkepribadian tinggi adalah guru yang mampu menjadi teladan bagi peserta
didiknya sebagaimana pepatah Jawa menyatakan bahwa guru adalah seseorang yang
patut ditiru yakin sosok yang di dengar ucapan petuahnya, serta diikuti dan di
teladani. Guru benar-benar di tuntut untuk 5 memiliki kinerja yang tinggi.
Dengan kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia di Indonesia akan mulai
sedikit demi sedikit meningkatkan terutama para generasi muda Indonesia.
Sehingga terciptalah bangsa yang cerdas dan mampu menghadapi
tantangan-tantangan masa depan. Ada berbagai bentuk usaha yang dapat dilakukan
untuk mengembangkan sumber daya manusia adalah bagaimana meningkatkan kemampuan
dengan kompetensi kerja. Begitu juga untuk melaksanakan pekerjaan saling
mempengaruhi kepuasan guru dapat menentukan hasil kerja. Kedua hal tersebut hal
tersebut diatas juga perlu didukung oleh pemberian kompensasi yang cukup
memadai sehingga akan menghasilkan kinerja yang optimal. Pemberian dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut dapat melalui program-program
pelatihan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun pihak yang bersangkutan akan
berdampak pada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman ataupun
perubahan sikap individu yang pada akhirnya akan berdampak kinerja guru. Pada
kenyataannya dapat kita lihat, atau kita alami sendiri bahwa masih adanya
organisasi atau lembaga-lembaga baik pemerintah atau pun swasta yang belum
memberikan perhatian terhadap faktor SDM. Pemerintah atau pihak yang
bersangkutan hendaknya lebih peduli terhadap faktor Sumber Daya Manusia
tersebut. Menurut E.Mulyasa (2007), SDM dalam bidang pendidikan tidak hanya
terfokus pada peningkatan kualitas guru, sarana dan prasarana yang memadai,
kurikulum yang 6 disempurnakan, dan sebagainya. Upaya perbaikan apapun yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan
sumbangan yang sangat signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas. Dengan kata lain, perbaikan kuaitas pendidikan harus berpangkal
dari guru dan berujung pada guru pula. Rendahnya gaji yang diterima oleh guru
akan mempengaruhi terhadap kinerja guru tersebut. Jika para guru diliputi oleh
rasa tidak puas terhadap gaji yang diterima, dampak bagi yayasan akan sangat
bersifat negatif jika ketidakpuasan tersebut tidak dapat terselesaikan dengan
baik. Hal ini menjadi wajar karena ada kaitan antara sesuatu yang kita kerjakan
dengan imbalan jasa atas pekerjaan tersebut. Hal ini juga akan dimungkinkan
dapat meningkatkan resiko keinginan untuk berpindah kerja dari yayasan /
sekolah tersebut. Jika itu tidak terjadi, yang sangat mungkin terjadi adalah
timbulnya masalah yang berkaitan dengan pekerjaannya, baik yang bersifat
psikis, teknis, maupun administratif. Gaji adalah salah satu jenis balas jasa
yang diberikan kepada seorang karyawan secara periodik (biasanya sekali
sebulan). Karyawan penerima gaji demikian biasanya sudah menjadi karyawan atau
pegawai tetap yang telah lulus dari masa percobaan (dalam buku Manajemen Sumber
Daya Manusia, 1996). Gaji guru masih sangat minim jika dibandingkan dengan gaji
karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Guru juga membutuhkan waktu luang
dan keperluan lainnya untuk menambah ilmunya. Namun dengan gaji yang minim,
menjadikan waktu luang mereka digunakan 7 untuk mencari pekerjaan tambahan
untuk menambah penghasilan guna mncukupi kebutuhan keluarga yang terus
meningkat. Oleh karena itu, pemerintah atau pihak yang bersangkutan hendaknya
lebih memperhatikan kesejahteraan guru PAUD dan berupaya untuk memberikan gaji
/ upah yang sesuai dengan kinerja guru. Menurut Dinas Pendidikan dan Olahraga
(dikutip dari kompas, 2013), gaji guru swasta memang bergantung pada keputusan
yayasan yang menaungi sekolah tersebut. Yayasan, biasanya menyesuaikan dan
bergantung pada pemasukan dari yayasan itu sendiri. Jam mengajar yang
sebelumnya ditetapkan 24 jam dalam satu minggu, akhirnya diserahkan pada
yayasan yang menaungi sekolah tempat guru yang bersangkutan mengajar. Apabila
guru yang bersangkutan sudah melakukan proses mengajar sesuai dengan
kesepakatan yang telah dilakukan antara guru dan pihak yayasan, maka pihak yayasan
wajib membayar gaji guru tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jadi,
semuanya tergantung dari kesepakatan kedua belah pihak. Sebagai contoh yang
dikutip dari kompas.com (2013), misalnya gaji guru Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, setiap
bulannya hanya Rp 125.000. Hal itu membuat kesejahteraan para guru PAUD
benar-benar memprihatinkan. Hal tersebut disampaikan anggota DPRD TTU, Carlos
Sonbay kepada kompas.com, selasa (5/2/2013). Menurutnya, pemberian gaji seperti
itu, jauh di bawah standar upah yang layak bagi ujung tombak 8 pendidikan anak
usia dini itu. Padahal di tangan mereka diharapkan generasi ke depan menjadi
cerdas dan berkualitas. Memperoleh gaji Rp.125.000/bulan apakah cukup digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? Sedangkan kebutuhan-kebutuhan pokok dan
bahan pangan lainnya kian hari semakin naik. Pemerintah seharusnya turun tangan
untuk mengatasi masalah tersebut agar kehidupan guru-guru PAUD sejahtera karena
mereka juga ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa. Selain itu, peneliti
melakukan observasi di salah satu PAUD di kecamatan Megaluh kabupaten Jombang.
Peneliti menemukan beberapa guru PAUD yang tidak mempunyai latar belakang PAUD.
Beberapa guru tersebut hanya lulusan Sekolah Menengah Atas dan tidak mempunyai
pengetahuan yang cukup mengenai anak usia dini. Permasalahan yang ditemukan
yaitu terdapat ibu-ibu rumah tangga yang ikut terjun langsung menjadi guru PAUD
tanpa dilatar belakangi pengetahuan yang cukup luas tentang anak usia dini
tersebut. Mereka hanya bermodalkan tekad dan telaten dalam mengurus anak anak.
Rendahnya kualitas kemampuan tenaga pendidik anak usia dini tersebut akan
berimplikasi terhadap rendahnya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang diselenggarakan
di lembaga-lembaga PAUD. Hal ini perlu ditindak lanjuti karena bagaimana pun
juga seorang guru PAUD harus menguasai aspek-aspek perkembangan anak usia dini
dan itu menjadi syarat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang guru PAUD. 9
Berdasarkan beberapa pengamatan yang telah dijelaskan mengenai
permasalahan-permasalahan di atas, mengundang pertanyaan apakah para guru
tersebut mampu bekerja dengan baik? Sedangkan seorang guru dituntut untuk
mempunyai keahlian-keahlian khusus di bidang pendidikan. Menurut Hasibuan
(2006), kerja adalah sejumlah aktivitas fisik maupun mental yang dilakukan
individu untuk melakukan suatu pekerjaan. Ketika seseorang bekerja di suatu
organisasi, instansi ataupun perusahaan maka hasil kerja yang ia selesaikan
akan mempengaruhi tingkat produktivitas organisasi. Oleh karena itu, pandangan
dan juga perasaan tiap individu yang bekerja tersebut harus memiliki dan
menjaga kepuasan kerjanya agar produktivitasnya dapat terus ditingkatkan. Hal
ini juga berlaku di instansi manapun, termasuk juga di yayasan – yayasan yang
menaungi bidang pendidikan. Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat
individual, artinya yang paling dapat merasakan hanyalah yang bersangkutan saja
dan sifatnya tidak selalu sama antara orang yang satu dengan orang yang lain,
maka dari itu kepuasan kerja perlu diperhatikan oleh organisasi/lembaga karena
kepuasan kerja merupakan kriteria untuk mengukur keberhasilan organisasi/
lembaga dalam memenuhi kebutuhan anggotanya. Manusia sebagai sumber daya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam merealisasikan kesuksesan suatu
organisasi/lembaga sebab meskipun sumber daya lainnya seperti modal sistem
kerja yang bagus, sarana dan prasarana yang canggih dan sebagainya, tanpa
adanya tenaga pendidik 10 yang handal, sistem pembelajaran di sekolah tidak
akan berjalan dengan baik. Namun di lain pihak individu-individu itu mempunyai
tujuan tertentu pula yaitu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya
(Mangkunegara, 2004). Kepuasan kerja yang dimaksud di atas adalah perasaan guru
PAUD terhadap pekerjaannya yang nampak dalam sikap positif maupun negatif
mereka terhadap pekerjaan mengajarnya sebagai guru dan segala sesuatu yang
mereka hadapi di sekolah tempat mereka mengajar. Kinerja seorang guru menjadi
faktor penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan di Indonesia. Kinerja
adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama
periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria
yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Menurut
Mangkunegara (2004), kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha
berupa tamplan fisik, maupun gagasan. Kinerja sering dihubungkan dengan
kompetensi pada diri pelakunya. Kinerja guru adalah kemampuan untuk
melaksanakan pekerjaan atau tugas yang dimiliki oleh guru dalam menyelesaikan
suatu pekerjaannya. Alasan peneliti memilih mengadakan penelitian guru PAUD di
desa Rejoso-lor, kecamatan Rejoso, kabupaten Pasuruan adalah karena para guru
tersebut mempunyai beberapa permasalahan yang ada pada bidang pekerjaannya.
Diantara permasalahan yang ada, salah satunya adalah para 11 guru tersebut
mendapatkan gaji yang belum sesuai dengan harapan guru tersebut. Para guru
tersebut sering mengeluh karena terdapat ketidaksesuaian antara kinerja yang
telah dilakukan dengan upah / gaji yang diterima yang berada di bawah standar
dan tidak sesuai dengan harapan mereka. Seperti yang diketahui bahwa gaji
merupakan salah satu dimensi dari kepuasan kerja. Selain itu, alasan peneliti
menjadikan guru PAUD di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan sebagai subyek
karena sebagai tenaga pendidik khususnya Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
faktor pembentuk kepribadian anak untuk ke depannya. Seorang pendidik usia dini
diharuskan untuk mampu menguasai aspek-asek perkembangan anak dan mampu
menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah PAUD. Seperti yang
telah dijelaskan di atas bahwa permasalahanpermasalahan yang ada pada guru PAUD
di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan, kemudian peneliti memutuskan untuk
meneliti tentang hubungan antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru PAUD di
desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan karena kinerja guru PAUD tersebut dalam
sehari-hari mencerminkan betapa besar tanggung jawab mereka sebagai seorang
guru meskipun dalam realitanya mereka belum diimbangi dengan penghasilan yang
sesuai dengan harapan mereka. Fenomena-fenomena di atas menarik untuk diteliti
dikarenakan hal tersebut secara langsung mempunyai pengaruh terhadap keutuhan
suatu yayasan tersebut. Hal itulah yang mendorong untuk mengkaji lebih lanjut
12 yang dituangkan dalam sebuah penelitian “Hubungan antara Kepuasan Kerja
dengan Kinerja Guru PAUD di Desa Rejoso-lor Kabupaten Pasuruan”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan bahwa rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana
tingkat kepuasan kerja guru PAUD di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan? 2.
Bagaimana tingkat kinerja guru PAUD di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan? 3.
Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru PAUD di desa
Rejoso-lor kabupaten Pasuruan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah
di atas, maka dapat dirumuskan bahwa tujuan dari penelitian ini sebagai
berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja guru PAUD di desa Rejosolor
kabupaten Pasuruan 2. Untuk mengetahui tingkat kinerja guru PAUD di desa
Rejoso-lor kabupaten Pasuruan 13 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap kinerja guru PAUD di desa
Rejoso-lor kabupaten Pasuruan D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini
diharapkan bisa bermanfaat bagi semua pihak, khusunya bagi peneliti dan
khalayak intelektual pada umumnya, bagi pengembangan keilmuan baik dari aspek
teoritis maupun praktis, diantaranya: 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis
dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam hasil penelitian
terhadap teori yang terkaji secara mendalam khususnya pada bidang Psikologi
Industri dan Organisasi dan Psikologi Pendidikan. 2. Manfaat Praktis Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis terutama bagi
kepala sekolah atau lembaga yang berhubungan dengan dunia pendidikan yaitu
dengan menjadikan penelitian ini sebagai referensi dalam memahami kepuasan
kerja para guru PAUD. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan masukan yang berkaitan dengan kepuasan kerja terhadap 14 kinerja guru
PAUD di desa Rejoso-lor kabupaten Pasuruan. Sehingga ketidakpuasan kerja yang
dialami oleh para guru PAUD dapat terselesaikan dengan baik dan tidak berdampak
negatif terhadap kinerja mereka.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja guru PAUD di Desa Rejoso-lor Kabupaten Pasuruan" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment