Abstract
INDONESIA:
Kepercayaan diri (Self Confidance) dan sense of humor merupakan satu kesatuan yang harus dimiliki seseorang yang berkarir di dunia entertaintment seperti penyiar radio. Karena kepercayaan diri yang dimiliki akan membantu penyiar radio bergaul secara felksibel, bersikap positif, dan mampu tampil beda dari orang biasa jika disaat bersama pendengar. Untuk mengembangkan kepercayaan diri dapat menggunakan sense of humor yang dapat mencairkan suasana dan dapat mengembangkan pemahaman diri dan memandang dirinya secara realistik.
Namun, fenomena dilapangan penyiar radio yang memiliki sense of humor yang tinggi tapi memiliki kepercayaan diri yang rendah dan sebaliknya penyiar radio yang memiliki sense of humor yang rendah tapi memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini yang membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk 1)Mengetahui bagaimana sense of humor pada penyiar radio di kota Malang, 2)Mengetahui bagaimana tingkat kepercayaan diri pada penyiar radio di kota Malang, 3) hubungan sense of humor terhadap kepercayaan diri penyiar radio di kota Malang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel yaitu puposive sampling berjumlah 19 orang diantaranya penyiar Radio Mitra Adi Swara, RRI Pro 1 saluran budaya dan pendidikan, Radio Chakra Buana. Proses pengambilan data menggunakan metode observasi, wawancara, skala dan metode dokumentasi. Sedangkan untuk analisis data menggunakan product moment corelation menggunakan SPSS 16,0 for windows.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat sense of humor penyiar radio bervariasi yaitu 15,8% (tinggi), 73,8%(sedang) dan 10,5%(rendah) kemudian untuk tingkat kepercayaan diri 21,1% (tinggi), 68,4%(sedang) dan 10,5% (rendah) sedangkan untuk analisis product moment pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar = 0,609,sig 0,006 <0,05. Sehingga hasil ini menunjukan ada korelasi positif yang sangat signifikan antara sense of humor dengan kepercayaan diri. Semakin tinggi sense of humor maka semakin tinggi kepercayaan diri pada subjek penelitian. Sebaliknya semakin rendah sense of humor maka semakin rendah kepercayaan diri pada subjek penelitian.
ENGLISH:
Self-confidence and sense of humor were two ideas that all were important for someone with a carrier in the entertainment world, such as radio broadcaster. Self-confidence always helped radio broadcaster in having association with ordinary people through flexible, positive and different fashions, especially during direct intercourse with audiences. Self-confidence might be developed from sense of humor to liquidate the situation or by developing self-understanding and seeing self in realistic manner.
In fact, radio broadcaster might have higher sense of humor but with lower self-confidence. Radio broadcaster could have lower sense of humor but higher self-confidence. Taking this into account, the author put interest to conduct research about this characteristic. The objectives of research, therefore, were: (1) to acknowledge how was sense of humor of radio broadcaster in Malang City; (2) to understand how was self-confidence of radio broadcaster in Malang City; and (3) to figure out the relationship of sense of humor and self-confidence of radio broadcaster in Malang City. Research method was quantitative. Sampling technique was purposive sampling, resulting in 19 broadcasters who broadcasted with Radio Mitra Adi Swara, RRI Pro I in cultural and educational channels, and Radio Chakra Buana. Data collection processes involved observation, interview, scale and documentation. Whereas, to analyze data using corelation product moment with SPSS 16,0 for windows.
Based on research the variation’s sense of humor of radio broadcoster rater, 15,8% (high),73,8% (medium), and 10,5 % (low),then the rates of self confidance 21,1% (high), 68,4% (medium),10,5% (low). Whereas the coefficient analyisis of product moment pearson has the corelation (rxy) is 0,609, sig of 0,06 < 0,05. The show that sense of humor and self confidance has the significant relations the wisher of sense of humor as same as the higher of self confidance in the analysis project. Besides, the lower sense of humor as same as the lower of self confidance in the anlaysis project.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dewasa
ini, persaingan untuk mendapatkan kesuksesan dalam kehidupan sangat besar.
Sehingga banyak sifat pendukung kemajuan yang harus dibina sejak kecil. Salah
satunya adalah kepercayaan diri (Self Confidence). Kepercayaan diri adalah
salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya
kepercayaan diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang.
Kepercayaan diri merupakan atribut yang paling penting pada diri seseorang
dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, dengan percaya diri seseorang merasa
dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan dan dapat memenuhi
berbagai kebutuhan sendiri. Setiap orang mempunyai kebutuhan untuk kebebasan
berfikir dan berperasaan sehingga akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa
percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama dalam membangun rasa percaya
diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap manusia memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Kelebihan yang ada didalam diri seseorang harus
dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang
lain (Hakim, 2002 : 4). Maka dari itu kepercayaan diri merupakan sesuatu yang
penting untuk dimiliki dan di kembangkan setiap individu. Menurut Lauster
(dalam ghufron dan Risnawati, 2010:35 ) kepercayaan diri merupakan suatu sikap
atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang
bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan- 2 tindakannya, merasa bebas
untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tangggung jawab atas
perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki
dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
Lauster (dalam Ghufron dan risnawita, 2010:34) menambahkan bahwa kepercayaan
diri berhubungan dengan melakukan sesuatu yang baik. Anggapan seperti ini
membuat individu tidak pernah menjadi orang yang mempunyai kepercayaan diri
sejati. Bagaimanapun kemampuan manusia terbatas pada jumlah hal yang dapat
dilakukan dengan baik dan sejumlah kemampuan yang dikuasai. Anthony (dalam
Ghufron dan Risnawita, 2010 :34) berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan
sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan
kesadaran diri, berpikir positif, memliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan
untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan. Kumara (dalam
Ghufron dan Risnawita, 2010:34 mengatakan bahwa kepercayaan diri merupakan ciri
keperibadian yang mengandung arti keyakianan terhadap diri sendiri. Hal ini
senada dengan pendapat Afiatin dan Andayani (dalam Ghufron dan Risnawita,
2010:34 yang menyatakan bahwa kepercayaan diri meupakan aspek keperibadian yang
berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya
Kepercayaan diri tidak akan mudah berkembang atau meningkat dalam diri individu,
karena banyak hal yang dapat mempengaruhi seseorang untuk memiliki kepercayaan
diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kepercayaan diri seseorang
adalah lingkungan dan pengalaman hidup. 3 Lingkungan disini merupakan
lingkungan keluarga dan masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari
lingkungan keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan
baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi. Begitu juga dengan
lingkungan masyarakat semakin bisa memenuhi norma dan diterima oleh masyarakat,
maka semakin lancar harga diri berkembang (Centi, 1995). Dalam mengembangkan
atau meningkatkan kepercayaan diri dalam diri seseorang banyak hal yang dapat
dilakukakan. Salah satunya dapat menggunakan sense of humor yang merupakan potensi
yang diberikan Allah SWT secara fitrah kepada manusia. Sehingga potensi yang
diberikan ini, dapat di gunakan sebagai coping untuk mengatasi berbagai macam
masalah yang dihadapi dalam kehidupan manusia. Hal ini senada dengan Hurlock
(1993: 22) yang berpendapat bahwa melalui sense of humor yang dimiliki,
individu dapat memperoleh perspektif yang lebih baik tentang diri sendiri.
Individu yang memiliki sense of humor dapat mengembangkan pemahaman diri dan
memandang dirinya secara realistik. Menurut O’ Connell (dalam Martin dan
Lefcourt, 1983) sense of humor adalah kemampuan untuk mengubah perseptual
kognitif secara cepat pada kerangka berpikir. Sense of humor dapat mengubah
sudut pandang seseorang, merubah sesuatu yang dianggap negatif menjadi lebih
positif. Sedangkan Hartanti (2002:110) berpendapat bahwa Sense of humor adalah
kemampuan seseorang untuk menggunakan humor sebagai cara menyelesaikan masalah,
keterampilan menciptakan humor, kemampuan menghargai atau menanggapi humor. 4
Frankl (dalam koeswara,1992 :10) menuturkan, humor adalah suatu cara yang dapat
digunakan oleh manusia untuk mengambil jarak terhadap sesuatu yang ada dalam
dirinya. Dengan sense of humor manusia dapat tampil di atas kesulitan yang di
alaminya dengan jalan melihat diri dan kesulitannya sebagai sesuatu yang
terpisah dari atau berjarak terhadap dirinya sendiri. Kesanggupan manusia
melakukan pemisahan diri atau mengambil jarak terhadap dirinya supaya dapat
menentukan sikap terhadap fakta, keadaan atau situasi yang dihadapinya dan melalui
sikap itu dapat mengubah dirinya sendiri. Dengan humor, seseorang dapat
memandang dirinya sendiri dengan tidak terlalu serius, sehingga dapat
menertawakan kebodohan dalam perilakunya (Corey,1986 : 39 ), mampu memandang
persoalan dari sudut pandang berbeda sehingga mendapatkan kekuatan untuk
mengatasinya (wide & tarvis, 1996)dan mampu mengambil langkah pemecahan
masalah (Miczo,2004 : 209) Ramli, dkk (dalam indrawanto,2008 : 25)
mengungkapkan bahwa orang yang memiliki rasa humor yang tinggi, yakni orang yang
mudah tersenyum atau tertawa bila mendengar sesuatu yang humoristis disebut
seorang humoris. Untuk merasakan kelucuan akibat humor diperlukan kepekaan,
setiap individu sebenarnya memiliki kepekaan menangkap kelucuan-kelucuan yang
lebih dikenal sebagai sense of humor, hanya saja tarafnya berbeda-beda,
sehingga bagi yang merasa hal itu lucu memunculkan reaksi senyum atau bahkan
tertawa. Sense of humor yang terdapat pada individu melalui tertawa sebagai
responnya yang saling terkait. Tertawa merupakan sebuah respon yang paling
mungkin dalam elemen rasa humor, dan hal ini merupakan bagian dari menghargai
orang yang 5 melontarkan humor. Saat kita mampu tertawa atau tersenyum, berarti
kita menghargai hasil dari usaha kita atau usaha yang dilakukan oleh orang lain
saat memproduksi humor (Thorson & Powell, 1993) Setiawan (dalam cahyono,
2002 : 58) juga mengemukakan bahwa sense of humor merupakan sifat yang dapat
menambah penerimaan seorang individu terhadap individu lain dari segala usia.
Individu yang kurang mampu untuk memfungsikan sense of humor dalam dirinya akan
selalu kelihatan tegang dan tidak menunjukkan adanya kesegaran jiwa dalam diri
sebaliknya orang yang mampu memunculkan dan memfungsikan sense of humor, orang
itu akan kelihatan humoris jika ber sense of humor dengan orang lain dan dalam
situasi apapun akan tetap kelihatan segar tanpa kelihatan tegang. Sense of
humor merupakan aspek penting untuk membantu manusia beradaptasi, dan juga
membantu mengatasi stress. Individu yang memiliki sense of humor tinggi
diharapkan dapat memperoleh reaksi yang lebih menyenangkan dan juga lebih dapat
mengatasi stres dalam dirinya. Hasil obeservasi yang peneliti lakukan dalam
satu minggu di radio MAS FM pada tanggal 4 sampai 10 desember 2012 peneliti
selalu melihat beberapa penyiar radio sewaktu berkumpul di ruangan rapat untuk
makan siang, mereka akan bercanda sebelum maupun sesudah makan. Disetiap
kejadian yang terjadi pada saat itu selalu dibuat menjadi sesuatu yang dapat di
tertawakan, terlebih lagi jika BC berada di ruangan rapat karena ia selalu
menciptakan lelucon yang membuat penyiar radio lainnya tertawa. Sehingga setiap
berkumpul tidak ada terlihat ketegangan sama sekali walaupun tuntutan pekerjaan
di radio MAS FM 6 terhadap penyiarnya sangat tinggi. Tetapi dari beberapa
penyiar ada satu orang yang selalau tidak mengeluarkan respon yang baik di
setiap lontaran humor yang di berikan oleh teman-temannya yaitu AG. Dia hanya
tersenyum dan jika sudah selesai makan, maka ia akan langsung keluar dari
ruangan rapat tersebut. Sedangkan dari kepercayaan diri, ada dari beberapa
penyiar memiliki kepercayaan diri yang tinggi terlihat dari bagaimana dia
berbicara dan menyampaikan informasi kepada pendengar tetapi ada juga penyiar
yang ragu-ragu dalam menyampaikan informasi yang sudah di siapkan sehingga
sering kali ia salah dalam pengucapan maupun intonasi yang seharusnya. Hasil
observasi ini, diperkuat dengan hasil wawancara saya yang mengunakan teori
kepercayaan diri maupun sense of humor yang peneliti lakukan pada tanggal 11 Desember
2012 di Radio di MAS FM. Peneliti mengambil dua orang yang terlihat berbeda
dari penyiar radio lainnya. Wawancara yang pertama dilakukan dengan BC. BC
adalah orang yang memiliki sense of humor yang tinggi karena di saat BC sedang
terpuruk dalam menghadapi masalah maka sense of humor dapat membantunya untuk
kembali ceria. Kemudian BC juga memiliki kemampuan mencairkan suasana yang yang
kaku dalam proses berinteraksi antar sesama penyiar radio, dapat menciptakan
lelucon baru yang dapat membuat orang di sekitarnya tertawa dan selalu dapat
menanggapi lelucon yang di lontarkan kepada dirinya. Namun BC, merupakan orang
yang tidak bisa tegas dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya. Hal ini
menyebabkan BC selalu bergantung terhadap orang lain untuk setiap keputusan
yang akan diambil. Sehingga disaat orang lain memberikan kritik akan membuat
dirinya mudah 7 terpuruk, karena ia selalu memikirkan apa yang yang dikatakan
orang lain mengenai dirinya. Bertolak belakang dengan penyiar radio yang
bernama AG yang memiliki sense of humor rendah karena ia tidak dapat
melontarkan lelucon yang dapat membuat orang di sekitarnya tertawa, jarang
menanggapi humor yang dilontarkan padanya karena, menurutnya itu tidak penting
dan bukan seseuatu hal yang dapat untuk ditertawakan. Sense of humor juga tidak
dapat membantu dirinya menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya karena
dengan humor masalah yang akan dihadapi tidak akan terselesaikan. Kemudian
menurut AG suatu pekerjaan tidak akan terselesaikan dengan baik jika dikerjakan
dengan ada humor antar satu sama lain namun pekerjaan akan terselesaikan dengan
baik jika dikerjakan secara hati-hati dan serius. Namun AG memiliki kepercayaan
diri yang tinggi karena ia mampu melaksanakan apa yang orang inginkan,
rencanakan dan harapkan. Orang yang percaya diri mempunyai harapan-harapan yang
realistis, dan mampu menerima diri serta tetap positif meskipun sebagian dari
harapan-harapan itu tidak terpenuhi. AG juga tidak butuh pendapat orang lain
dalam mengambil keputusan untuk kehidupannya, karena baginya pendapat orang
lain tidak akan mengubah satu hal apapun untuk kehidupannya. Peneltian
terdahulu yang telah dilakukan sungkar (2010) menghasilkan adanya korelasi
antara sense of humor dengan kepercayaan diri, dimana semakin tinggi sense of
humor maka semakin tinggi kepercayaan dirinya atau sebaliknya semakin rendah
Sense of humor maka semakin rendah pula kepercayaan diri seseorang dengan hasil
korelasi ( r ) sebesar 0,512 dengan p=0,000 (p<0,01). 8 Penelitian lain juga mendukung jika sense of humor merupakan suatu coping positif untuk individu dalam menghadapi permasalahan. Terbukti dengan penelitian yang dilakukan dilakukan Indarwanto (2007) menghasilkan ada hubungan yang sangat signifikan antara efikasi diri dan sense of humor dengan partisipasi kerja yang menghasilkan korelasi rpar-x1y = 0,410; p= 0,003 (p><
0,01). Kemudian berdasarkan riset yang dilakukan oleh McGhee pada tahun 1950,
menunjukkan bahwa humor dapat memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan
yang dihadapi. Hasil riset tersebut, menunjukkan bahwa rasa humor yang mengalir
pada individu dapat meringankan beban masalah yang sedang dihadapi karena
perasaan rileks dan lepas. Menurut Goleman rasa humor membuat seseorang menjadi
lebih terbuka dan menerima segala kemungkinan. Rasa humor juga dapat mengikis
rasa takut dan malu yang bisa menghambat kreativitas. Dari teori maupun
penelitian terdahulu yang telah dipaparkan diatas dapat di simpulkan bahwa
sense of humor merupakan salah satu coping yang dapat dilakukan manusia dalam
setiap permasalahan yang dihadapinya karena sense of humor merupakan suatu cara
yang dapat di gunakan manusia untuk menertawakan diri sendiri dan situasi yang
dihadapi. Untuk membantu seseorang meredakan ketegangan, mendapatkan kembali
perspektif yang objektif dan menerima hal-hal yang tidak mungkin diubah.
Menertawakan diri sendiri sangat diperlukan saat berada di saat yang sulit.
Sehingga sense of humor yang dimiliki seseorang dapat mengatasi salah satu
masalah yang di hadapi manusia yaitu kepercayaan diri. Karena orang yang tidak
memiliki percaya diri maka ia akan bertindak cemas 9 dalam setiap tindakan yang
dilakukan, tidak merasa bebas dalam melakukakan semua hal-hal yang sesuai
dengan keinginannya serta tidak memahahami kelebihan maupun kekurangannya
sehingga ia akan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan semua hal agar
tidak ragu-ragu dalam mengambil keputusan. Maka dari itu dengan sense of humor
diharapkan seseorang dapat meningkatkan kepercayaan diri dalam dirinya karena
dengan sense of humor yang dimiliki seseorang dapat menimbulkan suatu
peningkatan rasa percaya diri (self confidence) pada orang tersebut serta
cenderung dapat survive berjuang melawan hidup karena humor sering digunakan
untuk membantu mengatasi konflik dalam dirinya. Sebenarnya seseorang yang
memiliki humor belum sepenuhnya dikuasai oleh konflik, tetapi berusaha untuk
menguasai konflik dengan cara tertentu dalam pencapaian kepribadian yang
matang. Hal ini sesuai dengan pendapat Kleverlaan (dalam Hartanti, 2002) bahwa
orang yang dapat mentertawakan konflik yang dialami melalui media humor yakni
dengan ‘melihat sisi terang’ dari situasi tersebut, tampaknya memiliki adaptasi
yang lebih baik daripada orang yang memberi respon pada masalah dengan cara
menarik diri atau menjadi bermusuhan. Pendapat diatas diperkuat oleh Thorson
dan powel (1993) yang berpendapat bahwa orang yang memiliki perilaku yang mengarah
pada humor di korelasikan berhubungan positif dengan kemampuan sosial
psikologis yang bervariasi individu dengan rasa humor yang tinggi lebih
dicirikan dengan orang yang merendah dan lebih terbuka, lebih berinisiatif di
dalam interaksi sosial, 10 berusaha menciptakan hal yang lucu dan mempunyai
kemampuan dan kemauan yang lebih tinggi untuk mengkomunikasikannya. Sehingga
menurut Thorson dan Powell (1993) bahwa orang yang memiliki sense of humor maka
ia akan memiliki kataristik keperibadian yang hangat, asertif, selalu gembira,
mampu membangkitkan emosi positif, kecenderungan untuk mengarahkan keperibadian
lebih banyak keluar dari pada dalam diri sendiri dan lebih ceria. Selain itu
rasa humor berkorelasi negatif dengan neurotisme, menghindah, self estem yang
negatif, agresi, depresi, dan kecemasan yang tinggi, selalu serius dan mood
yang buruk. Namun pada kenyataan di lapangan teori tidak berlaku di salah satu
radio yang saya ambil untuk menjadi latar belakang masalah peneliti dalam
melakukan penelitian ini yaitu radio MAS FM. Adapun hasil observasi maupun
wawancara saya bahwa penyiar radio yang memiliki sense of humor yang tinggi di
saat bergaul dengan teman-temannya ternyata tidak berpengaruh sama sekali
dengan kepercayaan dirinya. Karna penyiar radio ini tetap saja tidak percaya
akan potensi yang dimilikinya. Sedangkan penyiar radio yang lain dia adalah
orang yang sangat percaya diri terlihat dari ia tidak pernah ragu-ragu dalam
menyampaikan informasi kepada pendengar dan ia juga merupakan orang yang berdiri
sendiri tanpa butuh bantuan dari orang lain. Tetapi dalam sense of humornya ia
rendah, karna jarang sekali menannggapi lontaran humor yang dilontarkan sesama
penyiar radio. Fenomena seperti diatas yang membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian lebih jauh mengenai sense of humor dan kepercayaan diri
karena 11 penyiar radio adalah pekerjaan entertainment walupun lebih sering
berkomunikasi secara tidak langsung dengan pendengarnya (melalui radio) atau
menggunakan media telepon. Tetapi adakalanya penyiar harus berkomunikasi secara
langsung (face to face), seperti saat melaporkan suatu kejadian/keadaan di luar
studio, ketika pendengar datang ke stasiun radio dan bertemu langsung, atau
ketika mengisi acara off air sebagai MC. Sehingga penyiar radio harus mampu
memberi hiburan kepada pendengar.( Asep syamsul, 2012 :63) Untuk melakukan
semua hal itu maka menurut Stokkink (1997 : 45) penyiar radio harus
mengembangkan gaya pribadinya sendiri, berani tampil beda, tidak boleh menjadi
peniru seseorang, harus memiliki identitasnya sendiri, mampu mengungkapkan
dirinya, dan harus memiliki profilnya sendiri. Menurut Masduki (2004: 35)
secara psikologis ada lima sifat yang perlu dimiliki oleh penyiar, yaitu
humoris, petualang, adaptif, penguji (examiner), dan tidak pemalu, selain itu
penyiar perlu membentuk sikap (attitude), bahasa (language), dan memiliki
wawasan profesional (knowledge). Berdasarkan paparan teori dengan fenomena yang
bertolak belakang, maka peneliti tertarik untuk mendapatkan bukti empiris tentang
sejauh mana hubungan sense of humor terhadap kepercayaan diri penyiar radio di
malang. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat sense of humor pada penyiar
radio di kota Malang ? 2. Bagaimana tingkat kepercayaan diri pada penyiar radio
di kota Malang? 3. Apakah ada hubungan sense of humor terhadap kepercayaan diri
penyiar radio di kota Malang? 12 C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui bagaimana
sense of humor pada penyiar radio di kota Malang 2. Mengetahui bagaimana
tingkat kepercayaan diri pada penyiar radio di kota Malang 3. Mengetahui
hubungan sense of humor terhadap kepercayaan diri penyiar radio di kota Malang
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini
terbagi atas manfaat teoritis dan praktis. 1. Teoritis Penelitian ini dapat
menambah khazanah keilmuan dan wawasan mengenai hubungan dari sense of humor
terhadap kepercayaan diri penyiar radio di kota Malang , sehingga dapat diambil
langkah pengembangan yang tepat. 2. Praktis a. Bagi perusahaan radio,
memberikan informasi tentang adanya hubungan antara sense of humor atau rasa
humor terhadap kepercayaan diri penyiar radio. Sehingga bisa dijadikan wacana
untuk peningkatan kualitas penyiar radio. b. Bagi penyiar, memberikan informasi
bahwa salah satu faktor yang dapat menujang peningkatan kepercayaan diri adalah
sense of humor, sehingga dapat lebih mengasah dan mengembangkannya dalam
menghadapi berbagai persoalan atau masalah.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan sense of humor dengan kepercayaan diri penyiar radio di Kota Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment