Abstract
INDONESIA:
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Dalam proses belajar siswa, kecerdasan yang terlambangkan melalui prestasi belajar sulit berfungsi dengan baik tanpa partisipasi semua pihak baik dari pihak sekolah maupun dari keluarga. Jika sekolah berfungsi untuk memberi pemahaman dan mengasah kecerdasan intelektual, maka keluarga lebih berfungsi kedalam pemberian motivasi dan dukungan sosial. Tanpa dukungan sosial keluarga, cukup sulit motivasi belajar siswa tinggi, hal ini juga akan berdampak pada prestasi belajar. dukungan sosial keluarga adalah dengan mengkondisikan lingkungan keluarga. .
Dalam penelitian kali ini memiliki tiga rumusan masalah yakni : 1).Bagaimana tingkat dukungan sosial keluarga bagi SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang. 2).Bagaimana tingkat prestasi belajar siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang. 3).Apakah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga bagi siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang. Penelitian ini mengguanakan metode kuantitatif dengan menguji teori dan melalui pengukuran variabel-variabel. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara 1).Skala 2).Observasi 3).Angket dan 4).dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah untuk varibel dukungan sosial diketahui kalau dukungan sosial ditempat tersebut tinggi dengan presentase 46%, untuk katagori sedang sebesar 40 persen dan untuk katagori rendah sebesar 14%. Sedangkan untuk prestasi belajar hasilnya juga menunjukan tinggi dengan hasil 42%, presentasi sedang sebesar 38% dan untuk katagori rendah terdapat 19% persen. Jadi dengan dominannya presentasi tinggi kepada dua variabel maka ada hubungan positih bagi kedua varibel yang menunjukan semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin tinggi juga prestasi belajar. Sedangkan dalam uji korelasi terdapat korelasi yang signifikan yakni sebanyak 0.93,3 antara dukungan sosial dan prestasi akademik. Korelasi ini bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi sosial maka semakin tinggi pula tinggi pula prestasi akademik Siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang.
ENGLISH:
Education is a business or activity carried on by the deliberate, organized and planned with the intention to modify or develop a desired behavior. In the process of student learning, intelligence can describe by the difficult achievement function properly without the participation of all stakeholders of the school and the family. If school serves to provide understanding and hone the intellectual, the function of family are motivation and social support. Without social support of family, hard enough students' motivation high, it will also have an impact on academic achievement. Family’s social support is to condition the family environment. Knowing the family’s social support for students at Jenderal Soedirman Senior High School Kalipare Malang, Finding high school student achievement of students at Jenderal Soedirman Senior High School Kalipare Malang, and determine the relationship of social support of family and academic achievement of students at Jenderal Soedirman Senior High School Kalipare Malang. The results of the research on students at Jenderal Soedirman Senior High School Kalipare Malang was found that 93.3% correlation between social support and academic achievement. This correlation is positive, so the conclusion is if social competence increase, the academic achievement will be increase of students at at Jenderal Soedirman Senior High School Kalipare Malang
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha atau
kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud
mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan. Sekolah sebagai lembaga
formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan tersebut.
Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal (Muhibin,2000: 34). Dalam
pendidikan formal, belajar menunjukkan adanya perubahan yang sifatnya positif
sehingga pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan dan pengetahuan
baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya.
Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang memuaskan dibutuhkan proses
belajar. Proses belajar yang terjadi pada individu memang merupakan sesuatu
yang penting, karena melalui belajar individu mengenal lingkungannya dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Menurut Irwanto (1997 :105)
belajar merupakan proses perubahan dari belum mampu menjadi mampu dan terjadi
dalam jangka waktu tertentu. Dengan belajar, siswa dapat mewujudkan cita-cita
yang diharapkan. Selain itu, Secara filosofis, Pendidikan keluarga merupakan
bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Seperti diketahui menurut Ki
Hajar Dewantoro dalam Tripusat pendidikan itu adalah keluarga, sekolah dan
masyarakat. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Penegasan tentang lembaga pendidikan di dalam dan di luar sekolah
menunjukkan bahwa secara makro pendidikan tidak mungkin dijangkau oleh sekolah
saja, tetapi juga oleh pendidikan yang lain yaitu keluarga dan masyarakat.
Lebih-lebih dengan batasan pendidikan seumur hidup, selain berwawasan modern,
juga memacu seluruh lapisan masyarakat sejak lapisan bawah sampai lapisan atas,
pria maupun wanita. Belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam diri
seseorang. Untuk mengetahui sampai seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu
adanya penilaian. Begitu juga dengan yang terjadi pada seorang siswa yang
mengikuti suatu pendidikan selalu diadakan penilaian dari hasil belajarnya.
Penilaian terhadap hasil belajar seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana
telah mencapai sasaran belajar inilah yang disebut sebagai prestasi belajar.
Dalam proses belajar siswa, kecerdasan yang terlambangkan melalui prestasi
belajar sulit berfungsi dengan baik tanpa partisipasi semua pihak baik dari
pihak sekolah maupun dari keluarga. Jika sekolah berfungsi untuk memberi
pemahaman dan mengasah kecerdasan intelektual, maka keluarga lebih berfungsi kedalam
pemberian motivasi dan dukungan sosial. Tanpa dukungan sosial keluarga, cukup
sulit motivasi belajar siswa tinggi, hal ini juga akan berdampak pada prestasi
belajar. Hal tersebut sebagaimana tertung dalam teori Soeito (dalam Erna, 1994:
43) bahwa dukungan sosial keluarga adalah dengan mengkondisikan lingkungan
keluarga. Kondisi lingkungan keluarga yang menentukan keberhasilan anak
diantaranya adalah adanya hubungan yang harmonis diantara anggota keluarga,
tersedianya tempat belajar yang memadai, suasana lingkungan yang tenang, adanya
perhatian yang besar dari orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan
pendidikan anak-anaknya. Sedangkan prestasi dalam belajar itu sendiri tidak
akan tercapai tanpa adanya faktor lain yang mempengaruhinya, diantaranya adalah
dukungan sosial dari masyarakat, lebih-lebih dukungan sosial yang diterima dari
keluarga yang ada. Keluarga khususnya orang tua merupakan awal mula anak
belajar mengembangkan bakat dan kemampuannya. "Keluarga atau orang tua
adalah lingkungan pertama kali dikenal oleh anak dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan diri setiap anak" hal tersebut juga termaktub dalam "Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu." {Q.S. AtTahrim: 6}. Dari
penjelasan ayat tersebut, kita mengetahui bahwa keluarga adalah suri tauladan
bagi anak-anak dan merupakan proses identifikasi seluruh sistem norma,
cita-cita dan seterusnya dalam diri anak itu sendiri. Oleh sebab itu, prestasi
belajar siswa juga sangat ditentukan oleh doronan sosial oleh keluarga dimana
siswa tersebut tinggal. Dengan melihat uraian di atas diharapkan bila semakin
tinggi dukungan sosial dari keluarga yang didapatkan oleh anak, maka diharapkan
pula semakin tinggi prestasi belajar siswa. Dan sebaliknya akan terjadi, bila
semakin berkurang dukungan sosial dari keluarga, maka semakin rendah pula
motivasi belajar anak dalam sekolahnya Hal tersebut sebagaimana disimpulkan
pada penelitian sebelumnya di Fakultas Psikologi UIN Malang, terdapat
penelitian terkait dukungan sosial keluarga yang diteliti oleh Nur Laili Azizah
pada tahun 2007, mahasiswa angkatan 2001 itu mengambil penelitian dengan tema
“Dukungan Sosial Keluarga Dengan Motivasi Belajar Siswa MTS Kureksari Waru
Sidoarjo”. Dalam penelitian tersebut disimpulkan ada korelasi positif, yang
menyebutkan bawa semakin tinggi dukungan sosial keluarga, maka akan semakin
tinggi motivasi belajar siswa. Penelitian tersebut disusun dengan metode
kuantitatif dengan menggunakan 56 objek penelitian. Selain itu, dalam
penelitian itu, Nur Laili lebih banyak menggali data dengan cara angket dan
dokumentasi untuk kedua variabel tersebut. Selanjutnya, Pentingnya tokoh orang
tua dalam proses belajar mengajar tersebut sebagaimana disampaikan oleh Salah
seorang ilmuan psikolgi beaviorisik Bandura (dalam Gunarsa, 1982: 12), Bandura
menjelaskan bahwa Betapa pentingnya tokoh-tokoh orang tua dan orang dewasa lain
yang dekat dalam kehidupan anak untuk membina hubungan yang baik dengan anak.
Dalam keluarga juga anak mendapat rangsangan, hambatan atau pengaruh yang
pertama-tama dalam pertumbuhan dan perkembangannya, baik perkembangan jiwanya
atau pribadinya. Corak hubungan di dalam keluarga, pola asuh orang tua,
kedudukan sosial ekonomi keluarga, hubungan emosional dan sebagainya akan
berpengaruh juga dalam diri anak. Oleh sebab itu dukungan sosial keluarga
sangat diperlukan dalam perkembangan pendidikan, khususnya dalam meningkatkan
pretasi belajar. Sebagaimana diketahui, untuk masalah prestasi belajar, Wahyuni
(dalam Gunarsa dan Gunarsa, 2000) menjelaskan bahwa prestasi akademik dapat
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Hal-hal yang termasuk
kedalam faktor internal adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan
(intelegensi), minat, bakat khusus, motivasi untuk berprestasi, sikap, kondisi
fisik dan mental, harga diri akademik, dan kemandirian. Kemudian dikemukakan
pula hal-hal yang termasuk kedalam faktor eksternal, yaitu lingkungan sekolah,
keluarga, dan faktor situasional. Pada penelitian sebelumnya di Fakultas
Psikologi UIN Malang, cukup banyak mahasiswa yang sudah membahas terkait
prestasi belajar namun variabel yang lainnya cukup berbeda. Hal itu sebagaimana
diteliti oleh Muzakil Malik pada tahun 2010, mahasiswa angkatan tahun 2003 ini
mengambil tema ”Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa
Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Malang”. Dalam penelitian yang menggunakan
metode kuantitatif itu, dijelaskan bahwa ada korelasi positif terkait keduanya
yang saling berhubungan, dengan begitu, Prestasi belajar jika dikaitkan dengan
variabel lainnya cukup banyak mempunyai hubungan, hipotesis awalnya, bahwa
prestasi belajar diharapkan bisa mempunyai korelasi dengan dukungan sosial
keluarga yang juga sudah ada penelitian sebelumnya. Selanjutnya, selain
penelitian tersebut, pada tahun 2010 juga, terdapat skripsi yang membahas
terkait prestasi belajar siswa, Skripsi tersebut diteliti oleh Misbahul Huda
mahasiwa angkatan 2004 dan skripsi selesai pada tahun 2010. Pada skripsi yang
berjudul ”Korelasi antara kebiasaan belajar efektif dengan prestasi belajar
siswa di MI (Madrasah Ibtidaiyah) Bedanten Gresik” itu dijelaskan kalau kedua
variabel yang diteliti dengan menggunakan metode kuantitatif bisa menggambarka
terkait hubungan antara kedua variabel tersebut. Pada penelitian yang akan
peneliti kerjakan kali ini, akan lebih banyak membahas terkait korelasi antara
dukungan sosial keluarga dengan prestasi belajar di SMA Jendral Sudirman
Kalipare Malang. Dari uraian dan sedikit gambaran penelitian terdahulu
tersebut, diharapkan ada hubungan terkait dua vaiabel itu. Lebih lanjut,
Sedangkan SMA Jendral Sudirman Kecamatan Kalipare Kabupaten Malang yang
memiliki 156 siswa dari kelas satu sampai kelas tiga jika dinilai prestasi
belajar mereka kurang begitu menonjol. Hal tersebut bisa disebabkan banyak hal,
jika dirata-rata raport disemua kelas pada setiap mata pelajaran hanyalah
mempunyai nilai 70. Data tersebut peneliti peroleh berdasarkan data umum pada
penilaian ujian akhir sekolah beberapa bulan yang lalu. Secara geografis Desa
dan kecamatan kalipare tempat SMA Jendral Sudirman Kalipare Kabupaten Malang
berada merupakan salah satu kecamatan dari 33 kecamatan yang berada di
Kabupaten Malang tepatnya berada di Malang selatan, geografis yang desa dan sedkit
pedalaman meskipun masih banyak keramaian ditempat tersebut hal ini juga
menjadi latar belakang prilaku dan semangat belajar mereka dalam menentukan
prestasi. Selain tersebut, sebagai sebuah desa yang tingkat pertumbuhan ekonomi
belum begitu bagus, kebanyakan wali murid dari SMA Jendral Sudirman tersebut
merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekera diluar negeri. Dari data
unit bimbingan konseling di sekolahan itu, terdapat sekitar 65 persen wali
murid di SMA Jendral sudirman merupakan TKI, kebanyakan para wali siswa
tersebut kedua orang tuanya semuanya merupakan TKI. Karena fakta itulah,
penelitian ini menjadi menarik, hal ini karena peneliti bisa memperluas
bagaimana dampak sistemik tidak adanya pendorong keluarga terhadap prestasi
belajar. Hal tersebut tentunya mempunyai dampak segnifikan lantaran
bagaimanapun bimbinan, motivasi dan dukungan sosial bagi kalangan remaja
setingkat SMA cukup diperlukan. Menurut data BK, siswa lama ditinggal oleh
orang tua mereka mempunyai kecenderungan untuk berebuat nakal, pada tahun 2012
saja, dari 59 penanganan yang ditangani oleh BK di SMA Jendral Sudirman, 30
diantaranya merupakan siswa yang lama ditinggal oleh orang tuanya bekerja
keluar negeri. Dalam proses identifikasi atas permasalahan tersebut, banyaknya
pelanggaran yang dialami para siswa itu lantaran mereka merasa cukup bebas
untuk melakukan apapun. Tidak lama ini, salah seorang siswa yang telah empat
tahun ditinggal oleh orang tuanya ditemukan minum-minuman keras disudut sekolah
itu, ketika ditanya oleh BK, siswa tersebut mengaku motivasi belajarnya rendah
karena tidak ada dukungan dari orang tua mereka. Selain itu, anak tersebut
ketika sudah didata oleh unit BK, mempunyai tingat prestasi yang tidak begitu
bagus. Fakta lapangan lainnya menunjukan, meskipun sebagian lain diantara orang
tua mereka bekerja didaerah setempat, namun sepengamatan peneliti, siswa
ditempat tersebut diperkirakan kurang adanya support positif dari kedua orang
tua mereka untuk berprestasi, hal ini lantaran kebanyakan kedua orang tua siswa
kurang begitu sadar terkait pentingnya pendidikan, data tersebut disampaikan
oleh guru BK, menurutnya, dimungkinkan kalau hal tersebut disebabkan rendahnya
pendidikan orang tua siswa karena selama ini daerah tersebut cukup jauh dari
akses pendidikan. Dari paparan diatas itu, bisa dinyatakan Lingkungan keluarga
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi belajar
anak. Keluarga yang menghasilkan anak-anak berprestasi tinggi adalah keluarga
yang mendorong dan mendukung proses belajar yang dijalani anaknya, memberi
tanggung jawab tertentu sesuai umur anak, mempunyai minat dan perhatian yang
besar terhadap pendidikan anak, serta mempersiapkan anak untuk menghadapi
pelajaran yang akan diterimanya di sekolah (Gunarsa & Gunarsa, 1999:23).
Ditambahkan oleh Widiastuti (2005: 26) bahwa keberhasilan prestasi belajar anak
sangat ditunjang oleh suasana keluarga, meliputi interaksi antara anak dan
orang tua, antara anak dan saudaranya. Didalam anggota keluarga terdapat proses
saling berinteraksi untuk memenuhi tujuan individual mereka dan berusaha untuk
memenuhi kepuasan dalam kehidupan sosial dalam keluarga. Dukungan sosial pada
umumnya diartikan sebagai keberadaan orang lain yang dapat dipercaya, orang
yang dapat membuat seseorang merasa dipedulikan, berharga, dan dicintai. Inti
dari dukungan sosial adalah mengetahui bahwa orang lain mencintai dan mau
melakukan sesuatu yang dapat mereka lakukan untuk kita (Sarason dkk, 1987).
Douvall & Miller (1985) mengemukakan bahwa dukungan dapat berbentuk seperti
mendorong, menolong, bekerja sama, menunjukkan persetujuan, cinta dan afeksi
fisik. Para remaja sebagaimana di SMA Jendral Sudirman membutuhkan dukungan
dari orang tuanya karena mereka masih butuh dibimbing dan belum bisa mandiri
sepenuhnya. Furman & Buhrmester (dalam Papalia & Olds, 1987:22)
berpendaspat bahwa campur tangan orang tua penting dalam mendidik anak karena
pada usia remaja sekolah menengah pertama dan sekoleh menangah atas dasar ini
pengaruh orang tua terhadap anak masih cukup besar dibandingkan pada saat anak
sudah lebih dewasa. Sedangkan pada penelitian ini, Peneliti mengangkat sekolah
SMA Jendral sudirman, selain karema faktor geografis dan situasi sosial ekonomi
daerah tersebut yang cukup medukung dengan banyaknya wali murid TKI didaerah
itu, peneliti mengambil sampel sekolah menengah atas karena secara emosional
siswa SMA yang masih berumuran15 sampai 18 tahun masih dalam tahap remaja awal
yang tingkat emosionalnya masih labil, selain itu karena sekolah tersebut
mempunyai proximity atau kedekatan dengen peneliti yang juga berasal tidak jauh
dari sekolah itu. oleh karena itu para siswa masih membutuhkan dukungan sosial
sebagai motivasi berprestasi, dukungan tersebut khusunya bagi oleh orang tua.
Dari paparan data dan fakta diatas, teoritis dan praktis yang peneliti jelaskan
diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian denan judul
”Hubungan Antara Dukungan Sosial Keluaga dengan Prestasi Belajar bagi Siswa SMA
Jendral Sudiraman Kalipare Kabupaten Malang”. 2. Rumusan Masalah a. Bagaimana
Dukungan Sosial Keluarga yang dirasakan Siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare
Malang ? b. Bagaiman Prestasi Belajar Siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare
Malang ? c. Apakah Ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dan Prestasi
belajar SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang ? 3. Tujuan Penelitian a.
Mengetahui Seperti apa dukungan sosial keluarga bagi siswa SMA Jendral Sudirman
Kalipare Malang b. Mengetahui tingkat prestasi belajar siswa SMA Jendral
Sudirman Kalipare Malang c. Mengetahui hubungan dukungan sosial keluarga dan
Prestasi Belajar Siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang 4. Manfaat
Penelitian Hasil dari penelitian ini secara umum mempunyai dua manfaat
sekaligus, manfaat tersebut merupakan manfaat teoritis dan manfaat praktis. a.
Dari segi Teoritis: Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
psikologi pendidikan dan memperkaya khasanah hasil penelitian yang telah ada,
serta membeti gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial keluarga dan
prestasi belajar. b.Dari segi praktis Dari penelitian ini diharapkan dapat
membantu memberikan informas khususnya kepada orang tua, konselorm guru, dalam
upaya membimbing dan emotivasi siswa untuk menggali prestasi belajar siswa
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan dukungan sosial keluarga dengan prestasi belajar siswa SMA Jendral Sudirman Kalipare Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment