Abstract
INDONESIA:
Dalam dunia pendidikan baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal yang dilaksanakan di rumah, group, maupun dilaksanakan di sekolah formal menjadikan pengajar untuk membantu mengembangkan potensi anak secara optimal baik dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kepribadian dengan menekankan pada kemandirian anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan kemandirian Siswa Homeschooling dan Siswa Reguler. Selain itu juga untuk mengetahui tingkat kemandirian Siswa Homeschooling dan tingkat kemandirian Siswa Reguler.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif, sebuah perbandingan antara sekolah homeschooling dan sekolah reguler. Penelitian ini dilakukan di sekolah Homeschooling SD Khoiru Ummah dan SDN Ketawanggede Malang. Sampel secara keseluruhan adalah 14 responden, dengan masing-masing sampel 7 pada Homeschooling SD Khoiru Ummah dan 7 pada sekolah SDN Ketawanggede Malang. Teknik analisa data yang digunakan adalah uji-t, yaitu teknik untuk melihat perbedaan kedua sekolah yang di uji.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemandirian siswa homeschooling SD Khoiru Ummah dan siswa reguler SDN Ketawanggede Malang. Diketahui dari nilai signifikansi antara siswa homeschooling dan siswa reguler dengan tingkat signifikansi ɑ 5%, maka diketahui nilai signifikansinya (2-tailed) diperoleh angka sebesar 0.60. Sedangkan perbandingan antara signifikansi dengan nilai alpha adalah nilai sig (2-tailed) lebih besar dari nilai alpha (0.60 > 0.05).
ENGLISH:
In the world of education in both the formal and non-formal education is carried out in house, group, or held in formal school teachers make to help develop the potential of children optimally both in knowledge, skills, attitudes, and personality with emphasis on the child's independence .
The purpose of this study was to look for differences independence Homeschooling Students and Regular Students. In addition, to determine the level of independence of Homeschooling Students and Regular Students independent level.
This study is a comparative quantitative study, a comparison between school homeschooling and regular school. This research was conducted in elementary school Homeschooling Khoiru Ummah and SDN Ketawanggede Malang. Overall sample of respondents was 14, with each sample 7 on Homeschooling SD Khoiru Ummah and 7 in primary schools Ketawanggede Malang. Data analysis technique used is the t-test, which is a technique to see the difference in the two schools that test.
The results of this study indicate that there is no difference independence Khoiru Ummah elementary homeschooling students and regular students of SDN Ketawanggede Malang. Known of the value and significance between homeschooling students with regular students ɑ 5 % significance level, then the known value of significance (2-tailed) obtained a figure of 0.60. While the comparison between the value of alpha is the significance sig (2-tailed) is greater than the value of alpha (0.60 > 0.05).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan seorang individu dengan ciri khusus yang dalam
perkembangan pribadi dan sosialnya memerlukan bimbingan dan tuntunan.
Untuk itu masa sekolah merupakan periode yang paling baik untuk
meletakkan dasar dalam jiwa anak untuk kehidupan sosialnya (Pakasi,
1981: 26).
Sebagai anak usia sekolah dasar, anak mulai dihadapkan pada
lingkungan sosialnya. Anak memerlukan tempat dimana ia merasa aman,
merasa diberikan kasih sayang, serta diterima dan diakui, oleh karena itu
orang tua hendaknya peduli akan kebutuhan-kebutuhan anak yang harus
dipenuhi, terutama berkenaan dengan pendidikan anak.
Di era sekarang, mulai bermunculan lembaga-lembaga pendidikan
alternatif sebagai upaya mengatasi persoalan diatas, salah satunya adalah
Homeschooling. Suryadi (2006: 17) mengatakan bahwa, dalam proses
belajar mengajar kita sering menemukan anak dengan gaya belajar, bakat,
karakteristik unik yang memerlukan pembelajaran dengan pendekatan
individual. Homeschooling pada dasarnya tidak hanya dibutuhkan oleh
anak didik dengan hambatan belajar tertentu tetapi juga sangat dibutuhkan
oleh anak didik manapun untuk bertumbuh kembang secara optimal, baik
dalam pengetahuan, keterampilan, sikap dan kepribadian. Homeschooling
memungkinkan anak didik untuk belajar lebih banyak, lebih bermakna,
lebih kreatif dan gembira. Materi pelajaran yang dikaji secara aplikatif
dalam kehidupan nyata, memberikan bekal yang lebih berkualitas bagi
kesuksesan anak didik tersebut di masyarakat (Suryadi, 2006: 36).
Pendidikan homeschooling ini bukan semata-mata menjadikan
anak manja atau pemalas tetapi mencoba menjadikan anak lebih mandiri
karena aspek kemandirian yang merupakan aspek penting dalam diri anak.
Havigurst, seorang ahli Psikologi mengatakan bahwa setiap anak pada
setiap tahap usia perkembangan akan menghadapi tugas-tugas
perkembangan, tiap tugas perkembangan harus dikuasai anak, karena
semakin mengarahkannya pada kemandirian dan kemampuan untuk
bertanggung jawab secara moral dan sosial (Susana, 2000: 24).
Berbeda dengan anak yang sekolah reguler, karakteristik yang
menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang bermain, selalu
bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa ingin
melaksanakan atau merasakan sendiri. Di samping memperhatikan
karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari
kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi
dari tugas-tugas perkembangannya.
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul pada
saat atau suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil
akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas tersebut bersumber dari
kematangan fisik, lingkungan, kebudayaan, keinginan, aspirasi, dan lainlain
kepribadian yang sedang tumbuh. Anak usia SD ditandai dengan 3
dorongan keluar yang besar, yaitu kepercayaan anak untuk keluar rumah
dan masuk dalam kelompok sebaya, kepercayaan anak memasuki dunia
permainan dan kegiatan yang memerlukan keterampilan fisik, serta
kepercayaan mental untuk memasuki dunia konsep, logika, dan simbolis
serta komunikasi orang dewasa (Kurniawan Nursidik,”karakteristik dan
kebutuhan pendidikan anak usia Sekolah dasar”, 16 September 2013 :
http://nhowitzer.multiply.com/journal/item/3).
Penelitian sebelumnya (Zulliza, Fakultas Psikologi UIN Malang)
menjelaskan tentang pembentukan kemandirian anak homeschooling
dalam kemandirian intelektualnya, anak akan terarah pada tujuan
melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuatnya, misalnya
dalam belajar, anak membuat rencana terlebih dahulu, anak mampu
memilih sendiri hal-hal yang ia senangi. Dalam kemandirian emosional
anak mampu mengendalikan diri dalam hal gejolak emosi, tidak mudah
menyerah dan putus asa apabila tidak sesuai dengan apa yang dia inginkan.
Sedangkan dalam kemandirian spiritual anak belum memiliki kesadaran
akan nilai-nilai sebuah tindakan atau jalan hidup, belum bisa untuk
menjadi fleksibel. Dari karakteristik siswa reguler yang sudah dijelaskan
diatas, dapat dilihat bagaimana bentuk kemandirian yang diperoleh dari
karakteristik tersebut.
Dari beberapa pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian yang difokuskan pada kemadirian anak. Maka pada
penelitian ini, peneliti mengambil judul Perbedaan Kemandirian Siswa
Homeschooling SD Khoiru Ummah dan Siswa Reguler SDN
Ketawanggede Malang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kemadirian siswa homeschooling SD Khoiru
Ummah?
2. Bagaimana tingkat kemandirian siswa reguler SDN Ketawangggede?
3. Apakah terdapat perbedaan kemandirian antara siswa homeschooling
SD Khoiru Ummah dan siswa reguler SDN Ketawanggede?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dua permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kemandirian siswa
homeschooling SD Khoiru Ummah.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat kemandirian siswa reguler SDN
Ketawanggede.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kemandirian antara
siswa homeschooling SD Khoiru Ummah dan siswa reguler SDN
Ketawanggede.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, antara lain ialah:
1. Dari Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam hal memperluas serta memperdalam ilmu psikologi khususnya
psikologi pendidikan dan psikologi perkembangan.
2. Secara praktis
Bagi lembaga : dapat mengetahui kemandirian siswa homeschooling
dan siswa regular
Bagi peneliti : peneliti bisa memahami karakteristik kemandirian siswa
homeschooling dan siswa regular.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Perbedaan kemandirian siswa Homeschooling SD Ummah dan siswa Reguler SDN Ketawanggede Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment