Abstract
INDONESIA:
Prestasi kerja adalah usaha maksimal yang dilakukan individu dalam suatu organisasi sehingga tujuan dari organisasi tersebut dapat tercapai. Salah satu faktor yang berperan dalam prestasi kerja adalah aspek-aspek psikologi. Aspek-aspek psikologi merupakan potensi psikis yang mempengaruhi individu dalam setiap kehidupannya, oleh karena itu aspek psikologi termasuk bagian yang penting dalam lingkungan individu tersebut. Adapun aspek-aspek psikologi yang mempunyai peranan penting dalam dunia industri adalah motivasi, kepuasan kerja dan disiplin kerja. Prestasi kerja dan aspek-aspek psikologi sangat berkaitan karena apabila aspek-aspek psikologi karyawan tinggi maka prestasi kerja karyawan tinggi pula. Salah satu usaha perusahaan dalam meningkatkan prestasi kerja karyawan adalah dengan memperhatikan aspek- aspek psikologi karyawan yang dimilikinya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini apakah terdapat peran aspek aspek psikologi terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Pindad (persero) Turen Malang. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran aspek aspek psikologi terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Pindad (persero) Turen Malang.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan aspek- aspek psikologi yang terdiri dari motivasi kerja, kepuasan kerja dan disiplin kerja sebagai variabel bebas dan prestasi kerja sebagai variabel terikat. Teknik korelasi product moment digunakan untuk menguji peran aspek-aspek psikologi terhadap prestasi kerja karyawan. Kemudian mengkategorisasikan tingkat aspek- aspek psikologi dengan motivasi kerja dengan menentukan mean dan standart deviasi telebih dahulu, kemudian dilakukan analisis prosentase.
Subyek penelitian adalah 60 karyawan (nonPoduksi) di PT. Pindad (Persero) Turen Malang dan diambil sampel sebanyak 41 karyawan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua buah skala sebagai alat ukur, yaitu skala aspek-aspek psikologi dan skala prestasi kerja yang disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk skala likert yang berjumlah
40 item.
40 item.
Hasil penelitian menunjukkan 2 karyawan (4,88%) mempunyai tingkat aspek-asek psikologi yang tinggi, 38 karyawan (92,68%) mempunyai tingkat aspek-aspek psikologi yang sedang, dan 1 karyawan (2,44%) mempunyai tingkat aspek-aspek psikologi yang rendah kemudian 3 karyawan (7,32%) mempunyai prestasi kerja yang tinggi, 37 karyawan (90,24%) mempunyai prestasi kerja yang sedang, dan 1 karyawan (2,44%) mempunyai prestasi kerja yang rendah. Berdasarkan hasil analisa product moment bahwa diketahui bahwa > ,779 > 0,308) atau nilai signifikansi < taraf nyata 5% (0,000 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peran aspek psikologi yang signifikan terhadap prestasi kerja. Karena koefisien korelasi positif, maka semakin tinggi aspek psikologi maka prestasi kerja juga akan semakin meningkat pula.
ENGLISH:
Work achievement is a maximum effort by individual in an organization in order to achieve the organizational goal. A factor behind work achievement is psychological aspects. The psychological aspects are a psychic potential influencing individual in their every life stage. Therefore, psychological aspects are always important in the individual environment. Psychological aspects also play important role in the industrial world and these aspects are motivation, work satisfaction and work discipline. Work achievement and psychological aspects are related because high psychological aspects among employees will produce high work achievement. An effort by company to increase employees’ work achievement is by considering psychological aspects of employees.
Problem determined in this research is whether psychological aspects play a role on employees’ work achievement at PT. Pindad (Persero) Turen, Malang. The objective of research is to understand the psychological aspects on employees’ work achievement at PT. Pindad (Persero) Turen, Malang.
Research type is correlational quantitative. Work motivation, work satisfaction and work discipline are independent variable, while work achievement is dependent variable. Product Moment Correlation technique is used to test the role of psychological aspects on employees’ work achievement. The category of psychological aspects rate based on work motivation is determined by measuring mean and deviation standard. It is strengthened by
Analysis of Percentage.
Analysis of Percentage.
Subject of research is 60 employees (non-production) at PT. Pindad (Persero) Turen Malang. The sample is 41 employees who are selected by purposive sampling technique. Two scales are used as the measuring tool, which are psychological aspects scale and work achievement scale. These scales are developed by the author in the format of 40-items Likert Scale.
Result of research indicates that 2 employees (4.88 %) have high psychological aspects rate, 38 employees (92.68%) have moderate psychological aspects rate, and only 1 employee (2.44 %) has low psychological aspects rate. Meanwhile, 3 employees (7.32 %) have high work achievement, 37 employees (90.24 %) have moderate work achievement, and only 1 employee (2.44 %) has low work achievement. Result of Product Moment Analysis shows that rcount > rtable (0.779 > 0.308) or the significance rate < obvious degree of 5 % (0.000 < 0.05). It is then concluded that psychological aspects have significant role on work achievement. Coefficient of correlation is positive, and therefore, higher level of psychological aspects means higher level of work achievement.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, kemajuan suatu
perusahaan sangat tergantung pada usaha perusahaan tersebut menjalin kerjasama
dengan beberapa perusahaan lainnya, baik didalam wilayah regional maupun
internasional dalam bidang yang menyangkut core businessnya. Keberhasilan
perusahaan tersebut tidak akan terjadi tanpa adanya sumber daya manusia
kompeten yang berhasil dalam membawa perusahaannya menjadi perusahaan yang
maju. Hal ini membuktikan bahwa sumber daya manusia merupakan aspek terpenting
dalam menentukan jatuh bangunnya suatu perusahaan dalam situasi apapun. Dapat
dikatakan bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dalam suatu
perusahaan karena sumber daya manusia merupakan penentu jalannya perusahaan
dengan segala aktivitasnya di perusahaan. („Ulum, 2010) Nampak bahwa sumber daya
terpenting suatu perusahaan atau organisasi adalah sumber daya manusia. Sumber
daya manusia yaitu orang-orang yang merancang dan menghasilkan barang atau
jasa, mengawasi mutu, memasarkan produk, mengalokasikan sumber daya financial,
serta merumuskan seluruh strategi dan tujuan organisasi. Tanpa orang-orang yang
memiliki keahlian atau kompeten maka, mustahil bagi perusahaan untuk mencapai
tujuannya. Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri
manusia tuntuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif,
transformative dan mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung demi tercapainya kesejahteraan perusahaan. Dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia ini perlu dilaksanakan secara baik, teratur dan terencana,
sehingga perusahaan mampu bersaing secara sehat dengan perusahaan lainnya
mengingat dalam era globalisasi ini persaingan antar perusahaan dirasa semakin
ketat. Perlu diketahui bahwasanya, perusahaan yang mampu bersaing dengan mitra
bisnisnya hanyalah perusahaan yang mempunyai sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas tentu saja mampu menorehkan
prestasi kerja kepada suatu perusahaan, hal ini tidak terlepas dengan
aktivitas-aktivitas yang telah dilakukannya yang ditampakkan secara kuantitas
maupun kualitas. Menurut Maier (dalam Wijono, 2010) memberi batasan bahwa
secara umum prestasi kerja diartikan sebagai suatu keberhasilan dari suatu
individu dalam suatu tugas dan pekerjaannya. Prestasi kerja karyawan penting bagi
sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya. Oleh sebab itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi kerja karyawan pada sebuah perusahaan perlu diperhatikan
agar tercapainya keberhasilan pada karyawan dan juga untuk keberhasilan
perusahaan. Menurut Reksohadiprojo dkk (dalam Widijiastoeti, 2005) Terdapat
beberapa faktor factor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu diantaranya: 1)
sifat yang agresif, 2) prestasi kerja, 3) kreatifitas, 4) kepercayaan pada diri
sendiri, 5) kemampuan menyesuaikan diri, dan 6) karakteristik kepemimpinan.
Dalam penjelasan factor factor yang mempengaruhi prestasi kerja tersebut,
terdapat peran aspek-aspek psikologi yang terkandung didalamnya. Aspek-aspek
psikologi adalah potensi psikis yang mempengaruhi individu dalam setiap kehidupannya.
Macam dari aspek psikologi individu yang menjadi perhatian utama suatu
perusahaan dalam perannya terhadap prestasi kerja adalah kreativitas dan
kemampuan menyesuaikan diri. Pada dasarnya, prestasi kerja dapat diketahui
dengan mudah dari kreatifitas dan kemampuan penyesuaian diri karyawan. Karena
peran dan dampak dari kedua hal tersebut dapat diketahui secara nyata, seperti
hasil kerja karyawan, catatan kehadiran (absensi) karyawan dan kenyamanan
karyawan pada lingkungan kerjanya sehingga berpengaruh pada kualitas dan
kuantitas dari pekerjaan karyawan tersebut. Kreatifitas adalah sebuah tindakan
dalam mengubah suatu hal yang telah ada atau mengubah hal tersebut menjadi
lebih baik dengan tujuan tertentu. Widijiastoeti (2005) menyebutkan bahwa di dalam
sifat kreatifitas individu terdapat motivasi dan disiplin. Motivasi adalah
suatu kondisi yang dapat menggerakkan individu dalam mencapai tujuan dari
motifnya sedangkan disiplin adalah sikap yang harus dimiliki oleh karyawan
dalam menaati, menghargai dan melaksanakan peraturan yang telah ditetapkan dan
bersedia melaksanakannya tanpa adanya keterpaksaan dan tanggungjawab akan hal
tersebut. Penyesuaian diri menurut Schneiders (dalam Safura dkk, 2006) adalah
proses kecakapan mental dan tingkah laku seseorang dalam menghadapi
tuntutan-tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari lingkungannya. Salah
satu aspek psikologi yang berkaitan dengan penyesuaian diri adalah kepuasan
kerja. Menurut Davidoff (dalam Natalina, 2008) Banyak karyawan yang tidak mampu
mencapai kepuasan dalam bekerja, hal ini disebabkan karena ketidak-mampuannya
dalam menyesuaikan diri di lingkungan kerjanya. Sehingga, seorang karyawan yang
mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan kerjanya maka karyawan tersebut mampu
mencapai kepuasan dalam bekerja. Susilo Martoyo (dalam Wijayasari dkk)
menjelaskan bahwa Kepuasan kerja adalah aspek psikologis yang mencerminkan
perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, merasa puas dengan adanya kesesuaian
antara kemampuan keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.
Salah satu usaha yang tepat bagi perusahaan dalam meningkatkan aspek-aspek
psikologi karyawannya adalah dengan memberinya motivasi. As‟ad (2008), Motivasi
ialah suatu model dalam menggerakkan dan mengerahkan para karyawan agar dapat
melaksanakan tugasnya masing-masing dalam mencapai sasaran dengan penuh
kesadaran, kegairahan dan tanggungjawab. Motivasi merupakan sesuatu yang
penting dalam proses pengerjaan tugas dan kewajiban pada diri karyawan.
Motivasi akan lebih menentukan jalannya proses kerja para karyawan apabila hal
hal yang berkaitan dengan motivasi tersebut mendapatkan perhatian dari pimpinan
perusahaan. Hasibuan (dalam Irawati dkk) menyatakan bahwa prestasi kerja
merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu (1) kemampuan dan minat
karyawan, (2) kemampuan dan penerimaan penjelasan tugas yang didelegasikan, dan
(3) peran dan tingkat motivasi karyawan. Semakin tinggi ketiga faktor tersebut,
maka semakin tinggi pula prestasi kerja karyawan. Pada penjelasan diatas, dijelaskan
bahwa peran dan tingkat motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam
terbentuknya prestasi kerja pada karyawan, oleh karena itu motivasi sebagai
aspek psikologi karyawan perlu diperhatikan agar prestasi kerja karyawan yang
diharapkan mampu membantu kemajuan perusahaan. Kepuasan kerja merupakan aspek
psikologi yang perlu diperhatikan dalam jalannya proses kerja karyawan karena
dengan kepuasan kerja yang dimiliki karyawan, karyawan tersebut dapat
menciptakan keadaan yang positif dan nyaman di lingkungan kerjanya sehingga
akan memacu kinerjanya dalam bekerja. Menurut Locke (dalam Wijono, 2010)
mendefinisikan bahwa kepuasan kerja sebagai suatu tingkat emosi yang positif
dan menyenangkan individu. Dengan kata lain, kepuasan kerja adalah suatu hasil
perkiraan individu terhadap pekerjaan atau pengalaman positif dan menyenangkan
dirinya. Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda, apabila
penyesuaian individu terhadap pekerjaannya sangat baik maka tingkat kepuasan
terhadap pekerjaannya tinggi. Karyawan yang mempunyai kepuasan kerja yang baik
akan menjalankan tugas dengan profesional dan mempunyai semangat yang tinggi
dalam bekerja yang pada akhirnya akan menorehkan prestasi kerja yang baik.
Menurut Wahab (2012) Karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja yang baik
biasanya mempunyai catatan kehadiran, perputaran kerja dan prestasi kerja yang
baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapatkan kepuasan kerja. Hal
lain yang berkaitan dengan motivasi serta kepuasan kerja karyawan sebagai aspek
psikologi adalah disiplin kerja. Siswanto (dalam Sudrajat, 2008) mengemukakan
disiplin kerja sebagai suatu sikap menghormati, menghargai patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak
tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak menerima sanksi-sanksi
apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kedisiplinan
memegang peranan penting dikarenakan apabila karyawan yang mempunyai tingkat
kedisiplinan tinggi akan bekerja baik meskipun tanpa ada pengawasan langsung
dari pimpinan dan juga akan melaksanakan peraturan dan ketetapan yang berlaku
di lingkungan kerja tanpa merasa terpaksa. Tidak menutup kemungkinan apabila
karyawan yang memiliki kedisiplinan tinggi juga memiliki catatan prestasi yang
baik pula, hal ini dikarenakan waktu yang diberikan kepadanya dimanfaatkan
dengan sebaik baiknya tanpa melakukan curi curi waktu yang digunakan untuk
kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaannya. Berdasarkan berbagai
pemaparan diatas, setiap perusahaan perlu memperhatikan aspek-aspek psikologi
karyawannya karena aspekaspek psikologi karyawan mempunyai peranan penting
dalam proses dan prestasi kerja karyawan yang secara langsung juga memberi
pengaruh postif bagi perusahaan. Terdapat permasalahan yang berkaitan dengan
aspek-aspek psikologi karyawan, salah satunya adalah berita tentang “Karyawan
BRT masih kurang puas” (Radar Lampung, 25 Januari 2013). Para karyawan BRT
protes karena merasa tidak terima dengan pembagian sistem gaji dalam dua opsi.
Dapat diketahui bahwasanya gaji merupakan faktor motivasi eksternal pada
karyawan dalam bekerja sehingga apabila terdapat masalah terhadap gaji karyawan
maka karyawan akan menyampaikan keluh kesahnya dengan berbagai hal.
Permasalahan seperti ini bisa saja terjadi pada perusahaan lainnya. Perhatian
khusus terhadap aspek-aspek psikologi karyawan diharapkan mampu mengantisipasi
terjadinya permasalahan seperti halnya permasalahan yang telah dijelaskan
diatas. PT. Pindad (Persero) adalah perusahaan yang menjadi objek dalam
penelitian ini. PT. Pindad (Persero) Turen adalah Perusahaan Industri
Manufaktur Indonesia yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk
komersial. Kegiatan Divisi Munisi PT. Pindad (Persero) Turen mencakup desain
dan pengembangan, Rekayasa, Assembling, dan Fabrikasi serta Perawatan. Berdiri
pada tahun 1908 sebagai bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama
Artilleri Counstructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang menjadi pabrik dan
sesudah mengalami perubahan nama pengelola menjadi Artillerie Inrichtingen (AI)
kemudian pindah ke Bandung pada tahun 1921 (Buletin Pindad, 2007). PT. Pindad
(Persero) berubah status menjadi BUMN dengan nama PT. Pindad (Persero) pada
tanggal 29 April 1983, kemudian pada tahun 1989 perusahaan ini dibawah
Pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang kemudian berubah lagi
namanya menjadi namanya menjadi PT. Badan Prakarya Industri Strategis
(Persero). Pada tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh pemerintah, sejak
itu PT. PINDAD beralih menjadi PT. Pindad (Persero) dibawah pengelolaan
kementerian BUMN sampai dengan sekarang (Buletin Pindad, 2007). Aspek-aspek
psikologi karyawan yang terdiri dari motivasi, kepuasan kerja, dan disiplin
kerja berperan penting dalam pelaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan di
PT. Pindad (Persero), yang secara langsung berkaitan dengan prestasi kerja
karyawan tersebut. Karena apabila motivasi, kepuasan kerja serta disiplin
kerjanya tinggi maka prestasi kerjanya pun tinggi. Fenomena seperti ini dapat menjadikan
karyawan PT. Pindad (Persero) menjadi sumber daya manusia yang berprestasi dan
berkualitas. Tentu saja hal ini tidak saja menjadi keuntungan PT. Pindad
(Persero) saja yang mempunyai sumber daya manusia yang berprestasi dan
berkualitas sehingga mampu menjadikan PT. Pindad (Persero) menjadi perusahaan
yang maju serta mampu menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan lainnya,
akan tetapi menjadikan keuntungan tersendiri bagi karyawan PT. Pindad (Persero)
sendiri karena dengan mereka menjadi sumber daya manusia yang berprestasi dan
berkualitas, mereka mampu memberikan manfaat bagi perusahaan dalam pengembangan
kualitas hasil produksinya. Dengan melihat fenomena tersebut maka dapat kita
diketahui bahwa terjadi hubungan yang saling positif dan menguntungkan antara
karyawan dengan perusahaan. Karyawan berprestasi yang notabene merupakan sumber
daya manusia yang berkualitas pasti dipertahankan oleh perusahaan karena sumber
daya manusia yang berkualitas mampu menghasilkan kualitas pekerjaan yang
maksimal pula, dan sebaliknya perusahaaan pasti memberikan timbal balik yang
sesuai bahkan lebih untuk kualitas hasil pekerjaan karyawannya yang maksimal
tersebut sebagai apresiasi terhadap apa yang telah didedikasikan terhadap
perusahaan. Berkenaan dengan fenomena tersebut, peneliti tertarik ingin
mengetahui peran aspek-aspek psikologi karyawan terhadap prestasi kerja di PT.
Pindad (Persero). Terdapat beberapa jurnal penelitian yang berhubungan dengan
aspek-aspek psikologi (Motivasi, Disiplin Kerja dan Kepuasan Kerja) dengan
prestasi kerja. Diantaranya yaitu (1) Melyna Putri Wijayasari, Wahyu Hidayat
dan Saryadi, dengan judul Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja, Dan Kepuasan kerja
Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi PT. Pertamina RU VI Balongan, dengan
jenis penelitian explanatory. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan
sampel yaitu teknik sampling jenuh, dengan sampel 70 orang karyawan bagian
produksi PT Pertamina RU VI Balongan. Dari hasil analisis data menunjukkan
bahwa motivasi, disiplin kerja dan kepuasan kerja secara bersama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan yaitu sebesar 73,7%. (2) Dwi
Irawati, S.E., M.Si. dan H. Noor Mustakim, S.T., M.M dengan judul, Pengaruh
Komitmen Organisasional, Disiplin kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi
Kerja Pegawai Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang, dengan jenis
penelitian kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 141 orang (berdasarkan
rumus Slovin) dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified
random sampling. Dari hasil uji determinasi menunjukkan bahwa besarnya kekuatan
pengaruh secara simultan komitmen organisasional, disiplin kerja, dan motivasi
kerjaterhadap prestasi kerja adalah sebesar 63,18% sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dilibatkan dalam penelitian ini
misalkan saja kepuasan kerja, kualitas pemimpin, atau gaya kepemimpinan. (3)
Fajar Wali Haryo Legowo, Dra. Rodhiyah, SU dan Sari Lityorini, S. Sos, M. AB
dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi kerja
Pada CV. JM (Jaya Motor) Semarang, dengan jenis penelitian explanatory
research. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan
disiplin kerja memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap prestasi
kerja, hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi pengaruh kepuasan kerja
dan disiplim kerja terhadap prestasi kerja yaitu sebesar 0.878, dan juga
dibuktikan dengan besarnya nilai prestasi kerja yang dimiliki para karyawan
sebanyak 77.1% dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja dan disiplin kerja yang
dimiliki para karyawan itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah,
fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “PERAN ASPEK ASPEK
PSIKOLOGI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN DI PT. PINDAD (PERSERO) TUREN
MALANG”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka
rumusan dalam penelitian ini adalah apakah terdapat peran aspek-aspek psikologi
terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Pindad (Persero) Turen Malang. C.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui apakah terdapat
peran aspek-aspek psikologi terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Pindad
(Persero) Turen Malang D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil
penelitian ini diharapkan untuk memperkaya khasanah ilmu psikologi khususnya
industri berkenaan dengan aspek-aspek psikologi dengan prestasi kerja. 2.
Manfaat Praktis Hasil penelitian ini bisa dijadikan sumber rujukan bagi
keilmuwan psikologi. Sekaligus, bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk
pengembangan perusahaan selanjutnya atau dapat dijadikan pengambilan
keputusan/kebijakan di perusahaan.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Peran aspek-aspek psikologi terhadap prestasi kerja karyawan di PT. Pindad (Persero) Turen Malang." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment