Abstract
INDONESIA:
Kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mampu menginspirasi, mengarahkan, menggerakkan pengikut untuk melakukan perubahan melalui pemberdayaan dalam mencapai tujuan organisasi, yang ditandai dengan empat ciri, yaitu: kharismatik, inspirasi, stimulasi intelektual dan perhatian individu. Kepuasan kerja merupakan keadaan psikis yang menyenangkan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dalam bekerja, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu, persepsi atas pemimpin, karakteristik pekerjaan, interaksi dengan rekan kerja dan jenjang karir. Kedua variabel tersebut sangat berkaitan erat dalam suatu organisasi perusahaan bagaimana seorang pemimpin dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan kerja karyawan pada nilai tertinggi yaitu aktualisasi dan eksistensi karyawan pada perusahaan.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara kepemipinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan, sehingga tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan kepemimpinan transformasional sebagai variabel bebas (X) dan kepuasan kerja sebagai variabel terikat (Y). teknik korelasi product moment digunakan untuk menguji hubungan positif antara kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja, kemudian dikategorisasikan dengan menentukan mean dan standart deviasi yang selanjutnya dilakukan analisis prosentase. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan PT Semen Gresik (Persero) Tbk sejumlah 291 dan di ambil sampel sebanyak 60 karyawan. Penelitian ini menggunakan dua bua skala sebagai alat ukur, yaitu skala kepemimpinan transformasional dan skala kepuasan kerja yang disusun sendiri oleh peneliti dalam bentuk skala likert dengan jumlah 24 item pada setiap skalanya.
Hasil penelitian, prosentase kepemimpinan menunjukkan bahwa dari 60 responden, 6 orang (10%) memiliki persepsi kepemimpinan transformasional yang tinggi, 50 orang (83,3%) memiliki persepsi kepemimpinan transformasional yang sedang, dan 4 orang (6,7%) memiliki persepsi kepemimpinan transformasional yang rendah. Kepuasan kerja menunjukkan bahwa dari 60 responden sejumlah 6 orang (10%) memiliki kepuasan kerja yang tinggi, 52 orang (86,7%) memiliki kepuasan kerja sedang, dan 2 orang (3,3%) memiliki kepuasan kerja rendah. Berdasarkan hasil analisis product moment dengan nilai r = 0,817 dan Sig. (2-tailed) = 0,000 yang artinya bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja.
ENGLISH:
Transformational leadership is a leader who inspires, directs, and drives, as well as empowers the human resource to make a change of their value, attitude or culture of work toward a better than before. A transformational leader is characterized by charisma, inspiration, intellectual stimulation, and individual attention. Work satisfaction represents a favorable psychic situation because the fundamental demand of work is reflected by work satisfaction. Some factors are affecting work satisfaction such as perception over leader, work characteristic, interaction with peer,and career ladder. These variables are closely related to a company. A leader must meet the demand and the work satisfaction of employee through the highest values such as the actualization and the existence of employee in company.
Problems determined in this research are whether there is a relationship between transformational leadership and work satisfaction of employee. Therefore, the objective of research is to ensure whether there is a relationship between transformational leadership and work satisfaction of employee at PT Semen Gresik (Persero) Tbk.
Type of research is correlational quantitative study. Transformational leadership is set as independent variable (X), while work satisfaction is stood for dependent variable (Y). Product Moment Correlation technique is used to examine a positive relationship between transformational leadership and work satisfaction. The correlation is categorized to facilitate the determination of mean and deviation standard, and then followed by percentage analysis. The subject of research is 291 employees of PT Semen Gresik (Persero) Tbk, with 60 employee as sample. Two scales are used for the measuring device, which are transformational leadership scale and work satisfaction scale. These scale are self -made by the author in the form of likert scale with 24 items of each scale.
Result of research concerning with transformational leadership percentage indicates that of 60 respondents, there are 6 persons (10 %) who perceive transformational leadership in the high category, 50 persons (83.3 %) who perceive transformational leadership in the moderate category, and 4 persons (6.7 %) who perceive transformational leadership in the low category. Result of research concerning with work satisfaction percentage shows that of these 60 respondents, there are 6 persons (10 %) who perceive work satisfaction in the high category, 52 persons (83.3 %) who perceive work satisfaction in the moderate category, and 2 persons (6.7 %) who perceive work satisfaction in the low category. Result of conclude that both variables (with transformational lea dership and work satisfaction) produce a positive relationship (rxy = 0.817 with sig < 0.05). it is also meant that there is a positive relationship between transformational leadership and work satisfactionof employee at PT Semen Gresik (Persero) Tbk, where the significance value (2- tailed) = 0.000, which is below or smaller than 0.05.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam abad informasi dan teknologi
seperti sekarang ini, modernisasi dan globalisasi adalah hal yang tidak dapat
terelakan lagi dalam semua aspek kehidupan, terutama bagi kehidupan perusahaan
industri yang selalu ingin survive dan berkembang. Indonesia sebagai Negara
berkembang banyak sekali pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta, dimana hal ini dapat dijadikan lahan basah untuk
lebih memajukan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, khususnya
perusahaan industri persemenan yang menjadi langkah awal dalam pembangunan
infrasturktur yang jauh lebih baik. Tidak terelakkan lagi, bahwa semakin ketatnya
persaingan yang terjadi di perusahaan persemenan yang ada di Indonesia, membuat
pihak perusahaan harus membangun dan mempertahankan perusahaannya agar produk
yang dihasilkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Untuk membangun
perusahaan yang kuat, selain dibutuhkan penerapan dan pengembangan teknologi
juga dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan kemampuan
yang baik, karena bagaimanapun canggihnya teknologi yang diterapkan oleh suatu
perusahaan, tidak akan ada artinya tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan dan pengetahuan dengan baik. Douglas (2000) menjelaskan
bahwa perusahaan membutuhkan karyawan yang mempunyai kinerja (job performance)
yang tinggi. Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam
sebuah organisasi baik organisasi dalam skala besar maupun kecil. Dalam suatu
organisasi (perusahaan) sumber daya manusia dipandang sebagai unsur yang sangat
menentukan dalam proses kemajuan perusahaan. Karena kemajuan perusahaan akan
terealisasi dan memenuhi target atau tujuan yang ditetapkan apabila ditunjang
oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Ketika menghadapi masa depan,
perusahaan hanya akan berkembang dan maju, apabila cepat tanggap terhadap
perubahan yang sedang dan akan terjadi (Siagian. 2004 dalam Fuad Nashori,
2009:189). Ada tuntutan untuk melakukan perubahan yang timbul, baik dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan (lingkungan). Oleh karena itu suatu
perusahaan perlu melakukan penyesuaian diri dengan perkembangan lingkungan dan
mampu mewujudkan perubahan itu sendiri. (Siagian, 2004 dalam fuad Nashori,
2009:190) mengemukakan bahwa organisasi (perusahaan) yang berhasil mewujudkan
perubahan memiliki ciri-ciri, mampu bergerak lebih cepat, sadar tentang
pentingnya komitmen pada peningkatan mutu produk, orientasi pada stakeholder
(pemangku kepentingan), peningkatan keterlibatan anggota organisasi, serta
organisasi yang strukturnya menjurus pada bentuk yang semakin mendatar dan
bukan piramidal. Sedangkan dalam mengelola perubahan itu sendiri dapat
dikatakan sebagai proses yang dilakukan secara sistematis dalam menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi
perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses tersebut (Potts &
LaMarsh dalam wibowo, 2006). Salah satu hal yang memegang peranan penting dalam
mengelola perubahan adalah pemimpin. Landrum, Howell & Paris,2000 (dalam
Fuad Nashori, 2009:190) mengatakan bahwa kepemimpinan dan strategi memiliki
hubungan yang kuat, kepemimpinan merupakan faktor penting untuk mensukseskan
strategi perubahan. Wibowo, 2006 (dalam Fuad Nashori, 2009:190) memandang bahwa
dalam memimpin perubahan strategis, pemimpin harus bersedia menghadapi
tantangan dan hambatan serta mampu menerobos inovasi, melakukan pertumbuhan dan
memiliki taktik dalam menentukan perubahan. Dari alasan-alasan tersebut suatu
perusahaan membutuhkan figur atau sosok seorang pemimpin yang mampu memotivasi,
mengkoordinasi orang-orang atau karyawan ke dalam kelompok kerja (team work)
serta mengintegrasikan mereka ke dalam situasi atau iklim kerja yang solid dan
harmonis guna mencapai tujuan bersama dan juga memenuhi kebutuhan dari
karyawannya. Kepemimpinan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:874)
adalah cara memimpin suatu organisasi meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi dan memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Dalam suatu
organisasi baik formal maupun informal, peran pemimpin dengan kepemimpinannya
merupakan suatu elemen yang sangat penting. Kita sering mendengar, bahwa
keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh
pemimpin dengan kepemimpinannya, seperti yang dikatakan oleh Miftah Thoha
(1988:1) “Pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu
pekerjaan”. Hal ini menunjukan bahwa posisi pemimpin dalam suatu organisasi
sangatlah penting. Banyak sekali gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh
pemimpin di perusahaan yang ada saat ini, seperti kepemimpinan transformasional
yang merupakan kepemimpinan yang mampu menginspirasi, mengarahkan, dan
menggerakkan pengikut kepada perubahan ke arah yang lebih baik dan inovatif
untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, penting sekali bagi seorang pemimpin
perusahaan untuk memperhatikan kebutuhan kerja karyawan, karena dengan
terpenuhinya kebutuhan karyawan dalam bekerja secara bersamaan karyawan akan
merasakan kepuasan dalam bekerja. Kepuasan Kerja merupakan keadaan psikis yang
menyenangkan karena terpenuhinya kebutuhan dasar dalam bekerja, Karena dengan
memperhatikan kepuasan kerja karyawan, perusahaan dapat menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki semangat kerja yang tinggi dan secara bersamaan kinerja
karyawan dalam bekerja juga akan meningkat. Luthans (1998), mengemukakan bahwa
kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosi seseorang baik yang bersifat
menyenangkan atau tidak menyenangkan yang dihasilkan dari penilaian suatu
pekerjaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
diantaranya yaitu persepsi kepemimpinan, karakteristik pekerjaan, interaksi
dengan rekan kerja, jenjang karir, tempat kerja, kompensasi. Dengan adanya visi
PT Semen Gresik (Persero) Tbk untuk menjadi perusahaan persemenan terkemuka di
Indonesia dan Asia Tenggara. maka perusahaan tidak hanya menerapkan sistem dan
teknologi yang canggih saja tetapi harus memiliki sumber daya manusia yang
mampu untuk bersaing secara global. Hal ini bisa di mulai dengan memilih dan
menentukan seorang pemimpin yang dapat memotivasi, mengkoordinasi karyawan ke
dalam kelompok kerja (team work) serta mengintegrasikan mereka ke dalam situasi
atau iklim kerja yang solid dan harmonis guna mencapai tujuan bersama.
Keterkaitan antara kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja dapat
diketahui oleh pengaruh yang diberikan pemimpin transformasional terhadap staf
atau karyawannya dalam bekerja, dari uraian di atas dapat diketahui bahwa
kepemimpinan transformasional merupakan kepemimpinan yang mampu menginspirasi,
mengarahkan, dan menggerakkan pengikut untuk melakukan perubahan melalui
pemberdayaan dalam mencapai tujuan tertentu. Kepemimpinan transformasional
memandang bahwa karyawannya tidak hanya membantu pekerjaannya saja, tetapi
dianggap sebagai rekan kerja yang selalu menghormati, menghargai martabat dan
kemampuan yang dimiliki oleh stafnya. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Keller (1992), mengemukakan bahwa praktik kepemimpinan transformasional mampu
meningkatkan kepuasan kerja bagi karyawan karena terkait dengan kebutuhan karyawan
yang lebih tinggi seperti kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
terpenuhi.Selain itu Pawar dan Eastman (1997) bahwa praktik gaya kepemimpinan
transformasional mampu membawa perubahan-perubahan yang lebih mendasar seperti
nilai-nilai, tujuan, dan kebutuhan karyawan dan perubahan-perubahan tersebut
berdampak pada meningkatnya kepuasan kerja karyawan karena terpenuhinya
kebutuhan yang lebih tinggi. Senada dengan pendapat para ahli sebelumnya, Bycio
dkk. (1995) serta Howell dan Avolio (1993) mengemukakan bahwa kepemimpinan
transformasional memiliki keterkaitan yang positif terhadap kepuasan kerja
karyawan karena karyawan merasa dihargai eksistensinya di perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai hubungan
kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan di PT Semen Gresik
(Persero) Tbk. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara
kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan ? C. Tujuan
Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kepemimpinan
Transformasional dengan kepuasan kerja Karyawan di PT Semen Gresik (Persero)
Tbk, serta untuk menambah khasanah ilmu mengenai kepemimpinan transformasional
dan kepuasan kerja karyawan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan,
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk meninjau kembali
terhadap manajemen SDM kaitannya dengan kepemimpinan transformasional dengan
kepuasan kerja karyawan. 2. Bagi para peniliti, sebagai salah satu bahan kajian
empiris terutama dalam bidang industri khususnya hubungan kepemimpinan
transformasional dengan kepuasan kerja karyawan. 3. Bagi peniliti, memberikan
solusi dalam pemecahan suatu masalah yang empiris dan didukung oleh teori
sehingga dapat memberikan pola pikir yang terstruktur dalam memecahkan suatu
permasalahan. 4. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperluas ilmu
psikologi, khususnya psikologi industri dan Organisasi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Hubungan kepemimpinan transformasional dengan kepuasan kerja karyawan di PT Semen Gresik (persero) TBK." Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment