Abstract
INDONESIA:
Siswa yang melakukan proses belajar di sekolah pada setiap akhir topik bahasan maupun tiap pergantian semester akan dilakukan suatu ujian. Ujian tersebut merupakan suatu alat yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Keberhasilan siswa dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh kesiapan yang dilakukan siswa dalam mengikuti ujian. Ketika siswa dapat mempersiapkan diri mengikuti ujian yang ada di sekolah, maka diperkirakan bahwa siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang akan dicapai siswa dapat dilihat dari pencapaian tujuan belajar dimana siswa mampu memahami dan menerapkan materi pelajaran dalam ujian.
Penelitian tentang kesiapan ujian pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian yang akan menghadapi ujian sangat perlu dilakukan karena untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesiapan ujian serta faktor yang paling dominan yang dapat mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi ujian.
Pada penelitian ini, menggunakan metode kuantitatif. Dan teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik analisis konfirmatori (CFA), dimana teknik ini bertujuan untuk mencari sejumlah variabel indikator yang membentuk variabel yang tidak terukur langsung berdasarkan pada landasan teori yang ada. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala likert yaitu peneliti menyebarkan 58 kuesioner faktor–faktor yang mempengaruhi kesiapan ujian kepada 90 siswa kelas XI PM SMKN Pasirian Lumajang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor–faktor yang mempengaruhi kesiapan ujian pada siswa kelas XI PM SMKN pasirian adalah faktor pengetahuan (X5) dengan eigenvalue sebesar 2,715 dan variansi sebesar 54,305% dan sisanya sebesar 45,695% merupakan faktor lain yang juga mempengaruhi kesiapan ujian yaitu pada faktor mental (X2) dengan eigenvalue sebesar 846 dan varian sebesar 16,912%, faktor emosional (X3) dengan eigenvalue sebesar 575 dan varian sebesar 11,507%, faktor kebutuhan (X4) dengan eigenvalue sebesar 453 dan varian sebesar 9,068%, dan faktor fisik (X1) dengan eigenvalue sebesar 410 dan varian sebesar 8,208% . Faktor yang paling dominan mempengaruhi kesiapan ujian pada siswa kelas XI PM SMKN Pasirian adalah faktor pengetahuan (X5) karena memiliki nilai koefisien tertinggi dibandingkan dengan faktor lainnya.
ENGLISH:
Students who performs a learning process in school at each end the topic of subjects and every new semester will be conducted a test. The exam is a tool used as yardstick success students in learning process. The success of students in the process of learning is strongly influenced by readiness done students in exams.When the children can prepare, following the test was in school then it is estimated that students learn a good will lead to results.The results of the study will be reached students can be seen from accomplishment of an objective learn where students able to understand and implement the subject matter in an exam.
Research on the readiness of test for a student class XI Marketing State Vocational High School Pasirian who will face exams are needed to do because to know factor anything that can affect readiness exam as well as the most dominant factors that might affect readiness in the face of the exam.
In this research, used quantitative methods. And analytical techniques used in this research is the technique of confirmatory factor analysis (CFA), in which this technique aims to find a number of indicator variables that make up a variable which is not measurable directly based on the Foundation of existing theories. Data collection research was conducted using likert scale which researchers spreading 58 questionnaire factors that affects the readiness of the examination to 90 students class XI Marketing State Vocational High School Pasirian.
The result showed that factors that affects readiness test for a student class XI Marketing State Vocational High School Pasirian is the factor knowledge (x5) with eigenvalue 2,715 and variansi of 54,305 % and the rest by 45,695 % are other factor that also affect readiness test is on factors mental ( x2 ) with eigenvalue of 846 and variant of 16,912 %, factor emotional (x3) with eigenvalue of 575 and variant of 11,507 %, factor need ( x4 ) with eigenvalue of 453 and variant of 9,068 %, and the physical ( x1 ) with eigenvalue of 410 and variant of 8,208 %. The most dominant factors affecting readiness test for a student class XI Marketing State Vocational High School Pasirian is the factor knowledge ( x5 ) because it has a coefficient highest value compared with other factors.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu lembaga formal yang ada di Indonesia dibentuk sebagai
alat untuk menyelenggarakan pendidikan adalah sekolah. Sekolah pada tingkat atau
jenjang akhir dalam wajib belajar 12 tahun yang diselenggarakan oleh pemerintah
adalah Sekolah Menengah Akhir (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
sederajat. Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) hampir sama dengan
pendidikan di Sekolah Menengah Akhir (SMA), perbedaannya di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) siswa selain dibimbing untuk mempersiapkan diri menghadapi
ujian, juga dibimbing untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja yang
sesuai dengan bidangnya. Sutopo Rahayu (2007) menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap–
sikap yang diharapkan dapat membsuat seseorang lebih baik. Fokus pendidikan
lebih diarahkan pada menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas pada berbagai
disiplin ilmu, termasuk pendidikan yang dilaksanakan oleh Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK). Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin
pesat serta tuntutan globalisasi yang mengakibatkan persaingan yang semakin
ketat dalam menyediakan sumber daya manusia yang unggul, maka dunia pendidikan
memiliki peran yang sangat besar untuk mencetak siswa yang memiliki keunggulan
dibidang akademik maupun non akademik yang 2 dapat menyeimbangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai–nilai atau kompetensinya sehingga mampu menjadi
seseorang yang memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menyikapi perubahan
yang ada disekitarnya termasuk pekerjaan maupun organisasi (Dirwanto, 2008:18).
Pada bidang akademik, setiap akhir pembelajaran baik itu akhir pembelajaran
tiap topik bahasan maupun tiap pergantian semester serta peningkatan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi akan dilakukan suatu ujian. Ujian tersebut
merupakan suatu alat yang digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam
proses belajar. Keberhasilan siswa dalam proses belajar dapat dilihat dari
hasil penilaian belajar yang dilakukan oleh pendidik. Penilaian hasil belajar
oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (Wibowo, 2012:1).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siswa Kelas XI PM
SMKN Pasirian saat proses belajar mengajar terlihat bahwa ada beberapa siswa
yang saling bertanya satu sama lain mengenai jawaban dari ujian mata pelajaran
yang diberikan serta saat peneliti melakukan penelitian dengan membagikan
koesioner penelitian, beberapa siswa yang saling bertanya jawaban dari tiap
pernyataan yang harusnya diisi sesuai dengan kondisi masing–masing siswa. Hal
tersebut menunjukkan bahwa masih belum ada kesiapan dari siswa untuk menghadapi
ujian yang sudah semakin dekat. Karena siswa belum menguasai sepenuhnya materi
yang diujikan, sehingga 3 keberhasilan siswa dalam proses belajar sangat
dipengaruhi oleh kesiapan yang dilakukan oleh siswa untuk mengikuti ujian.
Ketika siswa dapat mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian yang ada di
sekolah, maka diperkirakan bahwa siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik
(Haris, 2013:2). Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya
siap untuk memberikan respon atau jawaban dalam cara tertentu terhadap suatu
situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan berpengaruh atau
kecenderungan untuk memberi respon (Slameto, 2010:113).
Dan menurut Dalyono (2005), kesiapan adalah kemampuan yang cukup
baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan
yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang
cukup untuk melakukan suatu kegiatan (Dalyono, 2005:52). Kesimpulan dari
beberapa referensi mengatakan bahwa kesiapan merupakan suatu kondisi awal dari
seorang siswa yang akan menghadapi suatu ujian yang membuatnya siap untuk
memberikan respon yang ada pada dirinya dalam mencapai tujuan tertentu. Hasil
belajar yang akan dicapai siswa dapat dilihat dari pencapaian tujuan belajar
dimana siswa mampu memahami dan menerapkan materi pelajaran dalam ujian.
Pencapaian hasil belajar ini menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam proses
belajar (Haris, 2013:2). Menurut Slameto (2010:113) kondisi kesiapan mencakup 3
aspek, yaitu : (a) Kondisi fisik, mental dan emosional, dimana kesiapan fisik 4
meliputi suatu keadaan dan kondisi badan agar tetap kuat dan sehat dengan
selalu mengkonsumsi makanan bergizi. Sedangkan kesiapan mental dan emosional
seperti sikap, konsentrasi, menjaga emosi, serta minat,(b) Kebutuhan–kebutuhan,
motif dan tujuan, (c) Ketrampilan, pengetahuan dan pengertian yang lain yang
telah dipelajari. Jadi kesimpulannya bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi
kesiapan adalah kondisi fisik, mental, emosional, kebutuhan, dan pengetahuan.
Persiapan yang dilakukan siswa untuk mencapai suatu tujuan tertentu
berbeda–beda. Ada yang dengan belajar giat, maka ia dapat mencapai hasil yang
maksimal. Namun ada juga yang dengan belajar dan menjaga kesehatan agar ketika
menghadapi ujian dapat berkonsentrasi, sehingga dapat menyelesaikan soal ujian
dengan baik. Menurut Bertens (dalam Kandar, 2009), salah satu dosen filsafat Perguruan
Tinggi di Jakarta mengatakan bahwa sukses atau gagalnya ujian yang dihadapi
siswa tergantung dari kesiapan fisik dan mental siswa. Untuk mempersiapkan
fisik dan mental siswa dapat dilakukan dengan tiga langkah, yaitu pertama
dengan teknik mengulang pelajaran, dimana pada teknik mengulang pelajaran ini
dilakukan dengan (a) mereview semua bahan yang diujikan, sehingga siswa dapat
lebih mudah mengetahui dan menyimpan memori materi pelajaran dengan lebih
ternegosiasi, (b) mengingat ide utama dan hal – hal penting dalam setiap topik
materi karena dengan cara ini secara psikologis siswa sudah siap mental
meskipun belum terhafalkan secara konsep, tetapi tidak ada materi yang belum
dipahami, (c) memperbanyak 5 frekuensi belajar, misalnya belajar sesering mungkin
namun tetap diselingi dengan istirahat karena menurut neoroscience kemampuan
otak berkonsentrasi penuh kurang lebih 30 menit, (d) memilih waktu belajar yang
tepat, yaitu belajar yang paling bagus adalah pada waktu sebelum makan malam
dan beberapa jam sesudahnya dan tidak perlu belajar sampai larut malam, (e)
memilih tempat belajar yang tenang, misalnya ketika belajar pilih tempat
belajar yang tidak berisik dan tidak banyak gangguan serta matikan televisi dan
radio saat belajar, (f) memperkirakan pertanyaan yang akan keluar yaitu dengan
memilih beberapa jumlah pertanyaan yang diperkirakan akan keluar yang paling
maksimal, (g) berdiskusi dengan teman dalam kelompok belajar, hal ini seperti
halnya belajar kelompok. Kedua dengan langkah–langkah sebelum ujian, yaitu (a)
hindari tidur larut malam, karena waktu yang sangat pendek tidak akan bisa
memaksakan masuknya memori atas apa yang mesti dipahami dalam jangka waktu yang
panjang dan pemaksaan diri akan menimbulkan kepanikan pada saat ujian, (b)
menjaga kesehatan, kondisi badan yang sehat sangat mempengaruhi kesiapan dalam
menghadapi ujian karena dapat berkonsentrasi dengan baik saat ujian, (c)
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam ujian dengan baik, seperti pensil,
pulpen, kalkulator, kamus, penghapus, tipex dan penggaris, (d) usahakan datang
lebih awal sebelum ujian dilaksanakan, karena dengan datang lebih awal (minimal
15 menit sebelum ujian dimulai) akan mempunyai waktu yang cukup untuk
mempersiapkan mental dan fisik yang akhirnya akan membantu lebih berkonsentrasi
selama mengerjakan ujian, (e) 6 hindari stress/gugup, bersikap tenang dan
berdo’a, karena stress dalam menghadapi ujian dapat menyebabkan sakit perut,
pusing dan badan berkeringat, dan hal itu dapat mengganggu konsentrasi saat
menjalani ujian, serta berdo’a lah meminta kemudahan dalam mengerjakan soal
ujian. Ketiga dengan teknik pada saat ujian yaitu (a) mengawali dengan berdo’a,
karena dengan berdoa akan menjadi lebih tenang, santai dan tidak tegang serta
lebih percaya diri dan siap dalam mengerjakan setiap soal ujian, (b) membaca
petunjuk pengerjaan soal ujian dengan baik, karena sering kali petunjuk untuk
menjawab soal ujian yang satu berbeda dengan soal ujian yang lain, (c)
mengerjakan soal ujian yang diangap mudah terlebih dahulu, karena dengan
mengerjakan soal yang lebih mudah terlebih dahulu dengan cepat dapat menghemat
waktu dalam menjawab soal ujian, (d) baca soal ujian dengan teliti, pahami
maksudnya kemudian jawab, (e) kerjakan sendiri sesuai dengan kemampuan dan
jangan menyontek karena jawaban milik teman belum tentu benar, (f) ikuti teknik
menjawab soal pilihan ganda yaitu dengan abaikan pilihan yang dianggap salah
dan jangan menebak suatu pilihan jika tidak tahu secara pasti, (g) ikuti teknik
menjawab soal esai, dengan membuat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan
mencatat terlebih dahulu ide–ide yang ingin di tulis, kemudian beri nomor ide –
ide tersebut dengan mengurutkan mana yang akan ditulis terlebih dahulu, (h)
periksa kembali seluruh jawaban, pergunakan sisa waktu sebaik - baiknya dengan
memeriksa dan membaca kembali jawaban agar tidak ada kesalahan saat menjawab,
(i) 7 akhiri dengan do’a, ketika selesai mengerjakan soal ujian berdoalah.
Semoga apa yang sudah dikerjakan benar dan mendapat nilai yang baik. Setelah
segala persiapan telah dilakukan dengan baik dan sungguhsungguh untuk
mempersiapkan diri menghadapi ujian, maka hal terakhir yang dapat kita lakukan
adalah bertawakal dan berpasrah diri kepada Allah SWT. Karena Allah tidak akan
meninggalkan umatnya yang melakukan usaha (kebaikan) dengan sungguh-sungguh dan
akan memberikan imbalan kepada mereka atas apa yang telah mereka lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian M. Haris (2013) tentang “Kesiapan Peserta Didik
Kelas VIII untuk Menghadapi Ujian Semester Di SMP Negeri 17 Padang” menyatakan
bahwa siswa kelas VIII di SMPN 17 Padang yang menghadapi ujian semester
memiliki kesiapan fisik yang termasuk pada kriteria sangat baik dengan
persentase 62,29%, kesiapan mental pada kriteria sangat baik dengan persentase
51,43% dan kedisiplinan pada kriteria baik yaitu 55,71%, serta berdasarkan
hasil wawancara dengan kepala sekolah dan tiga orang wali kelas yang menjadi
sampel penelitian didapatkan keterangan bahwa siswa kurang baik kedisiplinan
dalam ujian, terutama kedisiplinan terhadap waktu. Pada penelitian Dirwanto
(2008) tentang “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kesiapan Kerja pada
Siswa SMK Ma’arif NU Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2007/2008”
diperoleh hasil bahwa terdapat 7 faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja pada
siswa SMK. Tujuh faktor tersebut adalah pertama faktor kemampuan dengan nilai
eigenvalue 8 5,515 dan variasi observasi sebesar 26,262% yang terdiri dari
variabel ketrampilan, pengalaman praktik dan kreativitas. Kedua faktor citra
diri dengan nilai eigenvalue 1,663 dan variasi observasi sebesar 7,917% yang
terdiri dari variabel pengetahuan, penampilan diri dan tempramen. Ketiga faktor
pendukung dengan eigenvalue 1,414 dan variasi observasi 6,732 yang terdiri dari
variabel informasi pekerjaan, kondisi ekonomi keluarga dan bimbingan
vokasional. Keempat faktor akademis dengan nilai eigenvalue 1,328 dan variasi
observasi 6,326% yang terdiri dari variabel kedisiplinan dan prestasi belajar.
Kelima faktor dasar/bawaan dengan nilai eigenvalue 1,258 dan variasi observasi
5,991% yang terdiri dari variabel nilai–nilai, keadaan fisik dan bakat. Keenam
faktor perilaku dengan nilai eigenvalue 1,168 dan variasi observasi sebesar
5,562% yang terdiri dari variabel sikap, kemandirian dan minat. Ketujuh faktor
cita–cita dan potensi diri dengan nilai eigenvalue 1,102 dan variasi observasi
5,246% yang terdiri dari variabel ekspektasi masuk dunia kerja dan tingkat
intelegensi. Pada penelitian Dwi Wahyuni (2005) tentang “Pengaruh kesiapan
Belajar, Motivasi belajar, dan Pengulangan Materi Pelajaran terhadap Hasil
Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Siswa kelas II MA Al-Asror Gunung Pati
Tahun pelajaran 2004/2005“ menyatakan bahwa kesiapan belajar (kondisi fisik,
mental, emosional, kebutuhan dan pengetahuan), motivasi belajar
(cita-cita/aspirasi, kemampuan belajar, kondisi lingkungan keluarga dan kondisi
ingkungan sekolah) dan pengulangan materi pelajaran merupakan prinsip belajar
yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dengan adanya 9 signifikansi antara
ketiga hal tersebut terhadap hasil belajar pada siswa kelas II MA Al-Asror
Gunung Pati tahun pelajaran 2004/2005 baik secara simultan maupun parsial. Dan
besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kesiapan belajar, motivasi
belajar dan pengulangan materi pelajaran terhadap hasil belajar secara simultan
adalah 66,1% dan secara parsial untuk kesiapan belajar sebesar 11,36%, motivasi
belajar sebesar 18,23% dan pengulangan materi pelajaran sebesar 10,89%. Dari
hasil analisis tersebut diketahui bahwa motivasi belajar memberikan kontribusi
yang tinggi terhadap pencapaian hasil belajar siswa diikuti oleh kesiapan
belajar dan pengulangan materi pelajaran.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Faktor
apa saja yang mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian pada siswa
kelas XI Pemasaran SMKN Pasirian ? 2. Faktor apa yang paling dominan
mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian pada siswa kelas XI
Pemasaran SMKN Pasirian ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan
rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian pada
siswa kelas XI Pemasaran SMKN Pasirian. 10 2. Mengetahui faktor yang paling dominan
mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian pada siswa kelas XI
Pemasaran SMKN Pasirian. ]
D. Manfaat Penelitian Ada beberapa
manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu : 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi bidang
psikologi untuk menambah pembendaharaan ilmu. Khususnya psikologi pendidikan
yang membahas tentang kesiapan siswa menghadapi ujian. 2. Manfaat Praktis Hasil
dari penelitian ini secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Siswa
Kelas XI PM SMKN Pasirian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
renungan bagi siswa kelas XI PM SMKN Pasirian yang sedang mempersiapakan diri
menghadapi ujian. Sehingga mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kesiapan mereka dalam menghadapi ujian. Dengan begitu, kesiapan
mereka dalam menghadapi ujian dapat berjalan dengan baik. 11 b. SMK Negeri
Pasirian Pihak SMKN Pasirian juga harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi kesiapan siswa dalam menghadapi ujian. Dengan begitu, pihak SMKN
Pasirian dapat membantu para siswa untuk meminimalisir faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kesiapan dalam menghadapi ujian dengan caranya sendiri. Sehingga,
proses belajar siswa tidak terhambat dan memperoleh nilai yang baik (memuaskan).
c. Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang juga mengkaji tentang
kesiapan siswa menghadapi ujian. Dengan demikian, hasil penelitian ini dengan
yang selanjutnya bisa saling melengkapi dan saling menutupi kekurangannya
masingmasing.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Analisis faktor yang mempengaruhi kesiapan menghadapi ujian: Studi pada Siswa Kelas XI Pemasaran SMK Negeri Pasirian Tahun Pelajaran 2013/2014 .Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
No comments:
Post a Comment