Abstract
INDONESIA:
Manusia akan selalu dihadapkan pada situasi dan dinamika kehidupan yang terus berubah dan berkembang. Ketergantungan disiplin pada kontrol luar dan bukan dari niat sendiri yang ikhlas akan menghambat etos kerja dan etos kehidupan yang mapan. Oleh karena itu perkembangan kemandirian seseorang menuju ke arah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk diupayakan sejak dini, lebih serius, sistematis dan terprogram. Hal tersebut mungkin dapat dicapai dengan menerapkan strategi yang tepat dan jitu dalam peningkatan kemandirian terhadap anak usia dini di masa sekarang, yang nantinya anak tersebut merupakan generasi penerus di masa yang akan datang. Seperti yang telah di upayakan oleh ibu guru di TK. Dharma Wanita Brumbung I dalam rangka peningkatan kemandirian anak usia dini. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema “Strategi Peningkatan Kemandirian Anak Usia Dini di TK. Dharma Wanita Brumbung I Kediri”.
Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah bersifat kualitatif, yang digunakan untuk mengeksplorasi dan memahami makna sejumlah masalah sosial atau kemanusiaan. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini yaitu dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan Reduksi data, Penyajian data, Penarikan kesimpulan dan Verifikasi data. Subjek dalam penelitian ini yaitu 4 orang guru TK.Dharma Wanita Brumbung I, dimana guru yang memegang tanggung jawab penuh pada anak, saat anak berada di sekolah.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, strategi yang dilakukan para guru di TK. Dharma Wanita Brumbung I meliputi (1) Memberikan pemahaman positif pada diri anak usia dini, yaitu memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada anak,(2) Mendidik anak usia dini terbiasa bersih dan rapi, menyiapkan penyimpanan, memberi contoh, dan menjelaskan konsekuensi hidup jika tidak rapi dan tidak bersih, (3) Memberikan permainan yang dapat membentuk kemandirian anak usia dini, permainan terdapat dua jenis yaitu, permainan aktif dan permainan pasif. Permainan aktif adalah, permainan yang berfungsi untuk melatih motorik kasar anak sedangkan permainan pasif adalah, berupa permainan yang lebih melibatkan imajinasi anak, (4) Memberi anak usia dini pilihan sesuai minatnya, (5) Membiasakan anak usia dini berperilaku sesuai dengan tata krama, (6) Memotivasi anak supaya tidak malas-malasan, (7) Memberi pujian terhadap hasil yang dicapai anak, (8) Mengadakan program parenting.
ENGLISH:
Humans will always be faced with the situation and the dynamics of life are constantly changing and evolving. Dependence on external control and discipline are not of its own intentions will hamper sincere work ethic and ethos established life. Therefore, the development of one's independence toward perfection becomes very important to be pursued since the early, more serious, systematic and programmed. This may be achieved by implementing the right strategy and a sharpshooter in an increased independence to early childhood in the present, the future of the child is the next generation in the future. As has been trying to do by the teacher in kindergarten. Dharma Wanita Brumbung I in order to increase the independence of children aged dini. Oleh Therefore, researchers interested in conducting research on the theme "Independence Strategy Increase Of Early Childhood In Kindergarten Dharma Wanita Brumbung I Kediri".
The research approach in this research is qualitative, which is used to explore and understand the meaning of a social or humanitarian issues. Techniques of data collection in this study is by interview, observation and documentation. Data analysis using data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification of data. Subjects in this study is 4 Women Brumbung I TK.Dharma teachers, where teachers who hold full responsibility for the child, while the child is in school.
The results showed that the strategy pursued in kindergarten teachers. Dharma Wanita Brumbung I includes (1) Provide positive self-understanding early childhood, which gives confidence and responsibility to the child, (2) Educate young children accustomed to clean and tidy, preparing deposit, give examples, and explain the consequences of life if not neat and clean, (3) Provide a game that can establish independence early childhood, there are two types of games, the game active and passive games. The game is active, the game serves to train children's gross motor skills while passive game is, the more a game involving the child's imagination, (4) Providing early childhood choices according to their interests, (5) Allowing young children to behave in accordance with the manners, (6) Motivating children to not be lazy, (7) Give praise to child outcomes, (8) Hold a parenting program.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Manusia
akan selalu dihadapkan pada situasi dan dinamika kehidupan yang terus berubah
dan berkembang. Terlebih lagi ditunjang oleh laju perkembangan teknologi dan
arus gelombang kehidupan global yang sulit atau tidak mungkin untuk dibendung.
Sehingga tata nilai yang sudah mapan banyak diguncang oleh nilai – nilai baru
yang belum tentu positif bagi kehidupan. Ketidakmandirian dan ketergantungan
disiplin pada kontrol luar dan bukan dari niat sendiri yang ikhlas akan
menghambat etos kerja dan etos kehidupan yang mapan (kompasiana.com, diakses
pada tanggal 10/05/2014). Problem di atas semakin meresahkan jika dikaitkan
dengan situasi masa depan yang diperkirakan akan semakin kompleks dan penuh
tantangan. Dan tantangan itu memberikan dua alternatif, yaitu pasrah pada nasib
atau mempersiapkan diri sebaik mungkin. Oleh karena itu perkembangan
kemandirian seseorang menuju ke arah kesempurnaan menjadi sangat penting untuk
diupayakan lebih serius, sistematis dan terprogram. Karena perubahan tatanilai
yang terjadi dalam generasi dan antar generasi akan tetap memposisikan
kemandirian dalam perkembangan manusia, sehingga alangkah baiknya jika
mempersiapkannya sedini mungkin. Misalnya dengan menanamkan kemandirian
terhadap anak yang merupakan generasi penerus di masa yang akan datang. 2 Salah
satu hak dasar anak adalah hak untuk tumbuh dan berkembang. Artinya anak
memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh secara fisik dan berkembang
secara psikologis. Ini semua akan terjadi bila lingkungan sangat kondusif
sehingga memungkinkan perkembangan jiwa mereka dapat terlaksana dengan optimal
(Seto Mulyadi dalam Dariyo, 2007:v). Pada usia anak mencapai dua sampai tiga
tahun, tugas utama perkembangan anak adalah untuk mengembangkan kemandirian.
Kebutuhan untuk mengembangkan kemandirian yang tidak terpenuhi pada usia
sekitar dua sampai tiga tahun akan menimbulkan terhambatnya perkembangan
kemandirian yang maksimal. Kemandirian baru akan tercapai sebagian, jika
perkembangan pada masa awal anak tidak di beri dasar yang baik. Kemandirian
bukanlah ketrampilan yang muncul tiba-tiba, melainkan perlu diajarkan kepada
anak. Tanpa diajarkan, anak-anak tidak akan tahu bagaimana mereka harus
membantu dirinya sendiri. Kemampuan membantu diri sendiri itulah esensi dari
karakter mandiri (Wiyani, 2013:35-36). Pada usia dua sampai tiga tahun adalah
masa usia prasekolah. Menurut Lichtensein & Ireton (1984) ada 7 (tujuh)
persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang anak agar berhasil dalam mengikuti
pendidikan prasekolah,
C.
antara
lain : (1) kemampuan kognitif yang memadai
D.
,(2)
ketrampilan berbahasa lisan dan ketrampilan menulis,
E.
(3) artikulasi bahasa yang jelas dan dipahami
oleh orang lain,
F.
(4) memiliki ketrampilan motorik yang memadai,
G.
(5) mampu menolong diri sendiri dengan baik,
H.
(6)
memiliki ketrampilan 3 psikososial yang memadai,
I.
(7) kemampuan proses persepsi dan integrative.
Salah satu dari persyaratan di atas adalah memiliki ketrampilan menolong diri
sendiri yang artinya adalah anak diharapkan mampu bersikap mandiri. Pada
anak-anak yang telah diajar dan terlatih dengan baik oleh orang tua dirumah
akan dapat melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri dinamakan (self-help skill), sedangkan anak-anak yang tidak dilatih
dengan baik oleh orang tua dirumah belum tentu dapat melakukan kegiatan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri. Dengan menguasai ketrampilan ini maka
seorang anak tidak akan merepotkan orang lain. Kemampuan menolong diri sendiri
ini antara lain: memakai baju, sepatu, sandal, menggosok gigi, mandi, menyisir
rambut, makan atau minum sendiri. Berbagai ketrampilan tersebut sangat penting
bagi seorang anak ketika dia sudah memasuki pendidikan prasekolah
(Dariyo,2007:169-172). Masa anak-anak merupakan gambaran awal seseorang sebagai
manusia (Haim Ginost, dalam Wiyani, 2013:53). Pada masa sekarang ini sangat
sering terdengar tentang pendidikan karakter yang salah satu tujuannya
menumbuhkan kemandirian.
Tujuannya ialah menghasilkan anak didik yang
mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuan, mengkaji dan
menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter yang
terwujud melalui perilaku sehar-hari (Wiyani, 2013:134). Hal tersebut
mengungkapkan betapa pentingnya kemandirian ditanamkan dalam diri anak sejak
dini. Peran orang tua dan guru sangatlah diperlukan untuk mengajarkan anak
tentang kemandirian. 4 Di satu pihak, mereka memahami bahwa anak-anak usia dini
masih berada dalam tahap dimana mereka bisa menikmati kebebasan untuk bermain.
Di pihak lain, mereka harus disiapkan untuk memenuhi tuntutan itu, tidak
sedikit pendidik dan orang tua yang memilih menjejali anak-anak dengan berbagai
lembar kerja setiap hari sejak dini. Bahkan hal ini dialami oleh anakanak usia
playgroup (Shoba, 2006:1). Dalam membentuk kemandirian pada anak usia dini,
diperlukan rangsangan serta dorongan untuk mengeksplorasi secara berulang agar
rasa tanggung jawab dalam diri anak bisa terbentuk dengan baik. Mengajari anak
untuk mandiri bukan berarti membiarkan mereka melakukan aktivitas tanpa
pengawasan, justru disini lah peran orang tua dan guru PAUD sangat penting
dalam proses pembentukan kemandirian anak. Peran orang tua dan guru nantinya
akan memunculkan inisiatif anak untuk mampu menggunakan setiap potensi nya,
sehingga mereka tahu harus berbuat apa dan bagaimana menolong dirinya sendiri
dikemudian hari. Umumnya anak-anak yang memperoleh kesempatan dan tanggung
jawab dari orang tua, untuk melakukan aktivitas yang seharusnya sudah bisa
mereka lakukan sendiri akan tumbuh menjadi anak yang berinisiatif, sosiabel,
adaptif, berani, percaya diri optimis dan kreatif. Sebaliknya, anak-anak yang
selalu dikontrol, diawasi, dan tak dipercaya/diberi tanggung jawab, akan tumbuh
menjadi anak yang minder, ragu-ragu, kurang percaya diri, pasif dan tak kreatif
(Dariyo, 2007:172). Selain perlu disayangi dan dilindungi, anak usia dini juga
perlu dihargai, anak akan merasa dihargai jika ia boleh ikut berperan aktif
dalam 5 kegiatan keluarga sehari-hari seperti ikut memasak, mencuci mobil,
membersihkan meja dan sebagainya. Namun sebagian orang tua, cenderung melarang
anak intuk ikut dalam kegiatan dirumah, karena ingin pekerjaan cepat selesai
(Shoba, 2006:21). Padahal, orang tua memiliki peranan yang amat penting dalam
upaya mendukung perkembangan anak khususnya saat mereka berada pada tahapan
usia dini. Namun permasalahan sering kali muncul, manakala orang tua sering
kurang memahami teori perkembangan anak.
Tidak adanya pendidikan khusus untuk
mempersiapkan seseorang menjadi orang tua juga semakin mempersulit tugas orang
tua dalam menangani berbagai permasalahan perkembangan anak (Seto Mulyadi dalam
Dariyo, 2007,hlm:v). Hal di atas membuktikan bahwa pentingnya untuk para orang
tua dan guru untuk menumbuhkan sikap mandiri pada anak, tentunya dengan
menggunakan strategi yang tepat dan sesuai, agar salah satu tugas utama
perkembangan ini dapat terwujud yaitu kemandirian. Kesimpulan yang dapat
diambil dari penjelasan di atas, Tujuan orang tua memberi kepercayaan dan
tanggung jawab untuk melakukan aktivitas tanpa bantuan orang lain, karena
anak-anak yang memperoleh kesempatan tersebut akan menjadi anak mampu mandiri
dalam menjalani kegiatan seharihari, karena anak-anak yang memperoleh
kesempatan dan tanggung jawab dari orang tua akan tumbuh menjadi anak yang
berinisiatif, sosiabel, adaptif, berani, percaya diri optimis dan kreatif.
Hal-hal yang telah disebutkan di atas melatar belakangi pemikiran peneliti
bahwa betapa pentingnya menumbuh kembangkan sikap kemandirian pada diri anak
sejak usia dini, namun hal ini 6 disesuaikan dengan dorongan sendiri (motivasi),
kompetensi, inisiatif dan kreativitas dari anak tersebut. Pada masa kanak-kanak
adalah masa-masa bermain dan bersenangsenang, jadi untuk menumbuh kembangkan
kemandirian anak tidak perlu dipaksakan, dan harus menggunakan strategi yang
sesuai.
Dalam upaya pembinaan terhadap pendidikan anak
usia dini tersebut diperlukannya sebuah upaya dan strategi dalam peningkatan
kemandiriannya. Pada tanggal 4-6 November 2013 peneliti melihat kegiatan
belajar dan bermain di lokasi penelitian, tepatnya di TK. Dharma Wanita Brumbung
I. Peneliti menemukan hal-hal yang menarik untuk diteliti di lokasi penelitian,
banyak peserta didik yang dianggap sudah mandiri. Hal ini dibuktikan dengan
adanya keterangan yang peneliti peroleh yaitu hampir 50% wali murid yang
menyatakan bahwa guru di TK.Dharma Wanita lumayan berhasil dalam mengajarkan
kemandirian pada anaknya, anak bisa lebih mandiri dari yang sebelumnya.
Upaya-upaya guru untuk mengembangkan atau meningkatkan kemandirian anak begitu
beragam, yang peneliti peroleh melalui keterangan yang dipaparkan salah satu
guru di TK. Dharma Wanita yang bernama Bu Darmi : “Untuk peningkatan
kemandiriannya di sekolah, biasanya disini mengadakan lomba antar kelas mbak,
mengajarkan anak terbiasa rapi, menguji hasil kerja, mengajarkan anak terbiasa
disiplin, karena biasanya mereka yang sudah mandiri itu mintanya disiplin yaitu
tepat waktu mbak berangkatnya ke sekolah, tapi nggak cuma itu aja, banyak upaya
lain. Di TK sini rata-rata anak-anaknya sudah pada mandiri semua kok mbak.
Mandiri ne rata-rata dalam hal bisa menolong diri sendiri, salah satune ya
misale ngambil dan ngembaliin peralatan tulis e sendiri mbak” 7 Beberapa
kegiatan yang telah dipaparkan Bu Darmi tersebut adalah beberapa upaya
meningkatkan kemandirian pada anak. Berdasarkan latar belakang di atas, maka
peneliti tertarik melakukan telaah lebih dalam tentang strategi yang tepat dan
sesuai dalam meningkatkan kemandirian anak usia dini. Anak kecil bukanlah orang
dewasa yang berbentuk mini, jadi dalam upaya meningkatkan kemandiriannya tidak
sama dengan bagaimana meningkatkan kemandirian pada orang dewasa.
Bagi orang tua maupun guru pasti lah tidak
mudah meningkatkan tugas perkembangan yang satu ini yaitu kemandirian, karena
pada usia dini adalah masa-masa bermain dan tidak seharusnya dituntut untuk
mandiri. Peneliti mengangkat permasalah tersebut untuk diteliti di TK. Dharma
Wanita Brumbung I, dengan judul Strategi Peningkatan Kemandirian Anak Usia dini
di TK. Dharma Wanita Brumbung I, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri.
Kemandirian dalam penelitian ini adalah kemampuan seorang anak dalam
menyelesaikan segala kegiatan sehari-hari di sekolah, berdasarkan kemampuan
sendiri dilihat dari aspek afektif, kognitif dan psikomotor, sesuai dengan
indikator usia anak tersebut, yaitu 4-6 tahun. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
kemandirian anak usia dini di TK. Dharma Wanita Brumbung I? 2. Apa strategi
yang dilakukan untuk peningkatan perkembangan kemandirian anak usia dini di
TK.Dharma Wanita Brumbung I? 8 3. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi kemandirian
anak usia dini di TK.Dharma Wanita Brumbung I? C. Tujuan Penelitian 1.
Mendeskripsikan bagaimana bentuk kemandirian anak usia dini di TK. Dharma
Wanita Brumbung I 2. Mendeskripsikan strategi yang dilakukan dalam peningkatan
kemandirian anak usia dini di TK.Dharma Wanita Brumbung I 3.
Menganalisa faktor yang mendukung dan
menghambat dalam peningkatan kemandirian anak usia dini di TK. Dharma Wanita
Brumbung I D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dapat di jadikan bahan
studi banding bagi mahasiswa di waktu yang akan datang khususnya mahasiswa
fakultas psikologi dan diharapkan mampu memberikan sumbangan pada ilmu
pengetahuan pada umumnya. 2. Manfaat praktis Dari hasil penelitian ini
nantinya, diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru serta orang tua dalam
mendidik anak dan mengasuh anak sangat perlu ditanamkan kemandirian sejak pada
usia dini, agar di masa mendatang para anak yang mulai beranjak dewasa mampu
membawa diri tanpa berpangku tangan pada orang lain.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" Strategi peningkatan kemandirian anak usia dini di TK. Dharma Wanita Brumbung I Kediri" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment