Abstract
INDONESIA:
Sekolah merupakan sarana atau tempat pembelajaran bagi siswa, yang mana banyak ilmu pengetahuan yang di ajarkan kepada siswa, dimana belum tentu di ajarkan di rumah mereka. Seperti, pengetahuan tentang agama, pengetahuan sosial, pengetahuan alam, pengetahuan bahasa, serta masih banyak lagi yang lainnya. Pada tahun ke tahun stadar nilai kelulusan semakin bertambah dengan bertambah seperti itu tidak sedikit siswa memiliki rasa cemas terhadap Ujian Nasional kecemasan atau anxiety merupakan salah satu bentuk ancaman yang tidak begitu jelas akan menimpanya.
Menurut Freud (dalam Spielberger, 2004) mendefinisikan kecemasan sebagai sebuah kondisi atau keadaan emosi tertentu yang tidak menyenangkan. Kondisi atau keadaan emosi terentu yang tidak menyenangkan tersebut meliputi perasaan cemas, tegang, khawatir, gairah fisiologis, dan rasa takut dan disamartikan dengan kecemasan obyektif yang dianggap sebagai reaksi emosional yang proporsional dalam intensitas bahaya nyata didunia luar. Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, yang pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. . Penelitian ini bertujuan a.) Mengetahui tingkat kecemasan siswa kelas XII SMAN 1 Kraksaan. b.) Mengetahui tingkat motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 1 Kraksaan. c.) Mengetahui hubungan antara kecemasan dengan motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 1 Kraksaan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, subyek penelitian ini berjumlah 56 responden yang dipilih dengan menggunakan cluster sampling. Pengambilan data menggunakan dua skala, yaitu skala Kecemasan, dan skala Motivasi Belajar, dilengkapi dengan hasil angket, dan wawancara. Teknik analisa datanya menggunakan, analisa deskriptif dan analisa korelasi product moment dengan menggunakan perangkat lunak komputer yaitu SPSS 16.0 for windows.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa kecemasan siswa kelas SMAN 1 Kraksaan dari sampel 56 responden memiliki tingkat kecemasan kategori tinggi 29 responden dengan prosentase 51,8%, kategori sedang 22 responden dengan prosentase 39,3% dan kategori rendah 5 responden dengan presentase 8,9%. Sedangkan pada tingkat motivasi belajar kategori tinggi 17 responden dengan prosentase 30,3%, kategori sedang 22 responden dengan prosentase 39% dan kategori rendah 0 responden dengan prosentase 0%. Korelasi antara kecemasan dengan motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 1 Kraksaan yang ditunjukan dengan hasil korelasi yang signifikan (rxy = -0,672 ; sig = 0,000 < 0,5) artinya ada hubungan yang negatif antara kecemasan dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XII SMAN 1 Kraksaan.
ENGLISH:
School is tool or study place for student, which many knowledge at teach to student, where not yet sure at teach at home they.So like, knowledge of religion, social , nature ,and language ,and also still many again the other. in the year to year stadar pass value more increase with increase like that by dozens has worry towards national test worry or anxiety will be one of the threat form not so clear be fall it.
According to freud (in spielberger, 2004) define anxiety as a condition or certain emotion conditon not fun. condition or emotion conditon certain not fun like comprise worried feeling, tense, worry, physiological passion, and have cold feet and same like that with objective anxiety that is assumed as emotional reaction proportional in real danger intensity is internationalise outside. motivation truth learns internal push and external in students that are earning to are holding behaviour change, which is on usually with a few indicator or element that support. . this watchfulness aims a.) detect class student anxiety level XII SMAN 1 Kraksan. b) detect motivational level learns class student XII SMAN 1 Kraksan. c.) detect connection between anxiety with motivation learns class student XII SMAN 1 Kraksan.
This survey uses quantitative method, this survey subject numbers 56 respondents that chosen by using cluster sampling. data taking uses two scales, that is anxiety scale, and motivation scale learns, equiped with inquiry result, and interview. the data analysis technique uses, descriptive analysis and correlation analysis product moment by using computer software that is SPSS 16.0 for windows.
From this survey result is being known that class student anxiety SMAN 1 Kraksan from sample 56 has tall category anxiety level 29 respondents with prosentase 51,8%, category 22 respondents with prosentase 39,3% and low category 5 respondents with presentase 8,9%. while in motivational level is learning tall category 17 respondents with prosentase 30,3%, category 22 respondents with prosentase 39% and low category 0 respondents with prosentase 0%. correlation between anxiety with motivation learns class student XII SMAN 1 Kraksan that demoed with correlation result significant (rxy = -0,672; sig = 0,000 < 0,5) mean there negative connection between anxiety with motivation learns class student XII SMAN 1 Kraksan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah Pendidikan merupakan bagian penting
dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses
pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menunjang pembangunan
tersebut maka diperlukan peningkatan pendidikan nasional yang merata dan
bermutu. Dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan, pemerintah melalui
Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Keputusan No. 153/U/2003 tentang Ujian
Akhir Nasional, salah satu isinya mengenai minimal nilai kelulusan. Pada tahun
2009 pemerintah menetapkan standar nilai kelulusan 5,50 untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk dua mata pelajaran dan
minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya. Diberlakukannya standar nilai
kelulusan menyebabkan banyak siswa yang tidak lulus. Para siswa yang dinyatakan
tidak lulus mengaku sangat kecewa karena kelulusannya hanya ditentukan oleh
nilai Ujian Nasional saja. Banyaknya siswa yang tidak lulus Ujian Nasional,
menjadikan Ujian Nasional sebagai “momok” yang menakutkan. Takut gagal dalam
Ujian Nasional menjadi ancaman bagi siswa. Apa-lagi bagi siswa kelas XII SMA
paling tidak ada tiga agenda dasar bidang pendidikan yang siap menghadang.
Agenda pendidikan yang akan mempegaruhi langkah mereka menapaki masa 2 depan.
Kondisi ini juga mempengaruhi tingkat motivasi para siswa dalam belajar ketika
menghadapi Ujian Nasional. Motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses dalam
diri seorang siswa untuk bergerak menuju tujuan yang dimiliki, atau bergerak
menjauh dari situasi yang tidak menyenangkan (Wade, 2008:45). Selanjutnya
motivasi juga menunjukkan perasaan atau pikiran yang mendorong seseorang
melakukan pekerjaan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam berperilaku.
Motivasi yang dimiliki oleh seseorang mendorong untuk melakukan berbagai hal
sehingga dapat mencapai tujuan yang akan dicapai. Motivasi yang tinggi pada
seseorang akan memberikan dampak atau dukungan yang akan diberikan sehingga
dapat memaksimalkan pencapaian tujuan yang akan ditetapkan. Seseorang yang
memiliki motivasi yang tinggi secara langsung akan mendukung keinginan atau
tujuannya, namun demikian dengan rendahnya motivasi secara langsung juga akan
menghambat proses pencapaian tujuan. Demikian pula halnya dengan motivasi yang
dimiliki oleh seorang siswa yang akan menghadapi ujian nasional, semakin tinggi
motivasi maka dengan sendirinya pencapaian hasil atau prestasi juga dapat
maksimal. Motivasi diri seorang siswa dalam sekolah sering kali dapat
menciptakan kecemasan, terutama ketika seorang siswa tersebut akan menghadapi
ujian. Namun jika hal itu tidak diantisipasi dengan kemauan yang kuat maka
tidak akan mampu memotivasi dirinya sendiri. Kemampuan seorang siswa dalam
mengendaikan kecemasan secara langsung juga memberikan dukungan untuk
meningkatkan motivasi dalam proses belajar 3 ketika akan mengadapi ujian. Oleh
karena itu, tidak sedikit siswa yang stres dan selalu dihinggapi kecemasan
karena khawatir tidak lulus dan hal tersebut secara langsung mempengaruhi
tingkat motivasi mereka dalam belajar untuk menghadapi Ujian Nasional. Secara
psikologis, stres dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan atau anxietymerupakan
salah satu bentuk emosi individu yang berkenaan dengan adanya rasa terancam
oleh sesuatu, biasanya dengan objek ancaman yang tidak begitu jelas. Kecemasan
yang terjadi pada seseorang pada dasarnya merupakan bentuk reaksi emosional
yang terjadi pada seseorang dalam menghadapi kondisi lingkungan yang terdapat
disekitarnya. Seseorang yang memiliki kecemasan yang terlalu tinggi akan
memberikan dampak yang kurang baik terkait dengan upaya menjalankan aktivitas
yang harus dilakukan. Kecemasan dianggap sebagai salah satu faktor penghambat
dalam belajar yang dapat mengganggu kinerja fungsi-fungsi kognitif seseorang,
seperti dalam berkonsentrasi, mengingat, pembentukan konsep dan pemecahan
masalah. (Sieber dalam Sudrajat (2008:1). Kecemasan yang dihadapi seorang siswa
ketika akan menghadapi ujian akhir nasional dapat memberikan gambaran sejauh
mana kesiapan seorang siswa dalam menghadapi ujian yang akan dilakukan. Apabila
tingkat kecemasan yang terlalu tinggi akan menyebabkan reaksi emosional yang
tinggi dan pada akhirnya dapat mengganggu aktivitas belajar dalam menghadapi
ujian. Kondisi ini menjadikan pentingnya pengendalian atas 4 kecamasan yang
terjadi sehingga dapat memaksimalkan dan meningkatkan motivasi dalam
mempersiapkan ujian akhir nasional. Tingginya kemampuan dalam pengendalian
kecemasan secara langsung akan memberikan suatu dampak terhadap upaya untuk
memaksimalkan kemampuan dan pada akhirnya dapat meningkatkan motivasi dalam
menghadapi ujian tersebut. Namun demikian semakin rendahnya kemampuan dalam
mengendalikan kecemasan dengan sendirinya motivasi belajar juga akan turun dan
mengakibatkan adanya penurunan pencapaian hasil ujian yang kan dilakukan,
dimana pada dasarnya ujian dilakukan untuk mengukur tingkat kemampuan dalam
menerima dan mengikuti proses belajar dan mengajar di sekolah. Kenyataan ini
dapat menjadi suatu bukti bahwa terdapat keterkiatan antara motivasi dengan
tingkat kecemasan yang terjadi pada seorang siswa ketika menghadapi Ujian
Nasional. Motivasi yang tinggi akan mengurangi tingkat kecemasan yang dapat
terjadi, demikian pula sebaliknya apabila tingkat motivasi yang rendah maka
kecemasan akan cenderung mengalami peningkatan. Azwar (Fajri, 2008:77)
pemberian tes atau ujian bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkah laku,
baik potensial maupun aktual dan kecakapan baru yang dicapai oleh seseorang
setelah mengikuti proses belajar mengajar. Demikian pula yang terjadi pada
seorang siswa, seringkali siswa menganggap tes sebagai hal yang dapat
menimbulkan kecemasan ketika harus menghadapi tes. Hal tersebut disebabkan
karena adanya persepsi yang kuat dalam diri dari seorang siswa pada umumnya
dimana nilai tes yang baik 5 merupakan tanda kesuksesan belajar sedangkan nilai
tes yang rendah merupakan kegagalan dalam belajar. Penelitian Smith dan Rocket
(dalam Prayitno, 1989:23) menyatakan bahwa ketika motivasi siswa itu rendah,
maka tingkat kecemasannya tinggi. Ini dapat dibuktikan karena seorang siswa
tersebut tidak menampakkan kesiapsiagaan, semangat ataupun ketekunan dalam
belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika seseorang individu tersebut
memiliki tingkat kecemasan yang rendah maka motivasinya tinggi sedangkan siswa
yang memiliki kecemasan tinggi maka memiliki motivasi yang rendah. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara
kecemasan dengan motivasi siswa ketika menghadapi ujian. Apabila seorang siswa
mampu mengendalikan kecemasan yang terjadi maka upaya untuk meningkatkan
motivasi dapat terwujud secara maksimal. Menurut Dalyono (dalam Ibrahim, 2010)
terdapat hubungan yang erat antara motivasi belajar dan kesehatan mental bahawa
kesehatan mental yang kurang baik tersebut boleh mempengaruhi kemampuan belajar
seseorang misalnya seseorang yang mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa
kerana konflik dengan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya. Ini boleh
mengganggu atau mengurangi semangat belajar mereka. Kesehatan mental dalam hal
ini terkait dengan kecemasan yang dapat terjadi sehingga dapat mempengaruhi
tingkat motivasi belajar. Semakin tingginya tingkat kecemasan maka dapat
memberikan dampak yang kurang baik terhadap motivasi belajar seseorang.
Menurut Uno (2010) motivasi belajar
sangat penting adanya karena sebagai pengaruh perbuatan belajar kepada tujuan
yang jelas yang diharapkan dan dicapai. Dalam kegiatan belajar anak memerlukan
motivasi. Wlodkowski dan Jaynes, (2004) mengemukan bahwa semakin besar motivasi
belajar menjadi sebuah kebiasaan, rutinitas, dan prioritas dalam kehidupan
siswa, maka akan semakin efektif dan harmonis mereka untuk belajar dalam sebuah
tempat yang disebut sekolah. SMAN I Kraksaan Probolinggo merupakan salah satu
SMA favorit di Kabupaten Probolinggo. Kondisi ini sebanding dengan fasilitas
yang dimiliki oleh SMA tersebut dapat mendukung kegiatan proses belajar
mengajar di sekolah. Adanya upaya untuk tetap menjadi SMA favorit maka pihak
sekolah menetapkan target prestasi yang tinggi kepada siswanya dengan demikian.
Kondisi ini memicu terjadi kecemasan yang terjadi pada ssiwa terutama ketika
akan menghadapi Ujian Akhir Nasional, siswa biasanya akan memikirkan halhal yang
diluar dugaan mereka atau ditakuti seperti bagaimana kalau tidak lulus
bagaimana kalau tidak bisa mengerjakan soal ujian,bayangan ini yang sering
terjadi pada siswa SMAN I Kraksaan. Namun terdapat juga siswa yang memiliki
kebanggaan dengan sebutan SMA favorit sehingga dapat meningkatkan motivasi
untuk belajar dengan baik sehingga kecemasan ketika akan menghadapi Ujian Akhir
Nasional dapat dikendalikan.Bentuk-bentuk kecemasan yang sering terjadi pada
siswa SMAN I Kraksaan ketika akan menghadapi Ujian Nasional yaitu adanya rasa
kekawatiran yang terlalu tinggi apabila tidak lulus serta tidak mampu bersaing
dengan teman dalam pencapaian 7 nilai ujian yang akan dilakukan. Selain itu
keianginan untuk menjaga nama baik sekolah juga menjadi beban tersendiri bagi siswa
dalam menghadapi ujian nasional. Kecemasan juga terjadi karena adanya
persaingan antar siswa yang sangat ketat, kondisi ini menjadikan sumber
kecemasan antar individu siswa sehingga memberikan dampak terhadap motivasi
mereka dalam belajar. Pada sisi yang lain bentuk kecemasan juga terjadi karena
adanya terget tinggi yang ditetapkan oleh sekolah sehingga prestasi tetap
terjadi dan sebagai sekolah favorit tetap terjaga. Berdasarkan uraian di atas
maka peneliti ingin menguji Hubungan Kecemasan Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Menjelang Menghadapi Ujian Akhir Nasional (Studi Pada Siswa SMAN I Kraksaan
Probolinggo
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kecemasan pada
Siswa SMAN I Kraksaan Probolinggo?
2. Bagaimana tingkat motivasi
belajar pada Siswa SMAN I Kraksaan Probolinggo?
3. Adakah hubungan antara kecemasan
dengan motivasi belajar pada Siswa SMAN I Kraksaan Probolinggo?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada Siswa SMAN I Kraksaan
Probolinggo
2. Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar pada Siswa SMAN I
Kraksaan Probolinggo.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dengan motivasi
belajar pada Siswa SMAN I Kraksaan Probolinggo.
D. Manfaat Penelitian
1. ManfaatTeoritis
Bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang psikologi pendidikan hasil
penelitian ini akan memberikan kontribusi ilmiah, sumbangan sebagai wacana
pemikiran dan informasi serta menambah wawasan pengetahuan psikologi khususnya
hubungan antara kecemasan menghadapi ujian dengan motivasi belajar .
2. ManfaatPraktis
a. Bagi siswa, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hubungan antara
kecemasan dengan motivasi belajar, sehingga subyek penelitian mampu memahami
faktor-faktor yang berperan penting dalam meningkatkan prestasi akademik. b.
Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan
masukan yang positif untuk dilakukan pengembangan dalam hal kajian bidang
penelitian yang sama yaitu mengenai kecemasan dan motivasi.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan kecemasan terhadap motivasi belajar siswa menjelang menghadapi Ujian Akhir Nasional: Studi pada siswa SMAN 1 Kraksaan Probolinggo" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment