Abstract
INDONESIA:
Resiliensi adalah daya ketahanan individu untuk menghadapi berbagai hal dalam kondisi apapun. Resiliensi juga berperan penting sebagai motivasi diri untuk mengurangi problem yang sedang dialami seseorang. Menurut Revich Dan shatter, (2002) Resiliensi menciptakan dan mempertahankan sikap positif dari si penjelajah. Resiliensi memberikan rasa percaya diri untuk mengambil tanggung jawab baru dalam menjalani sebuah pekerjaan, tidak mundur dalam mengahapi seseorang yang ingin dikenal, mencari pengalaman yang akan memberi tantanganm untuk mempelajari tentang diri sendiri dan berhubungan lebih dalam lagi dengan orang lain atau orang yang ada disekitar kita. Dengan resiliensi tinggi anggota Polisi Sumenep akan mengurangi beban kerja yang mengakibatkan stres kerja mereka saat berada ditempat kerja. Yang dimaksud stres kerja adalah suatu perasaan yang mengarah pada perasaan tertekan yang dialami oleh seseorang terhadap pekerjaannya. Menurut Sedangkan menurut Mangkunegara (2005) menyatakan bahwa stres kerja adalah perasaan yang menekan atau merasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, Stres kerja ini dapat menimbulkan emosi tidak stabil, perasaan tidak tenang, suka menyendiri, sulit tidur, merokok berlebihan, tidak bisa rileks, cemas, tegang, gugup, tekanan darah meningkat dan mengalami gangguan pencernaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat resiliensi yang dimiliki anggota Polisi di Polres Sumenep, untuk mengetahui seberapa besar tingkat stres kerja yang dialami anggota Polisi Polres Sumenepdan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara resiliensi dengan stres kerja anggota Polisi Polres Sumenep.
Sample dalam penelitian ini berjumlah 30 personil yang terdiri dari satuan fungsi Satlantas berjumlah 6 orang, satuan fungsi Satreskrim 4 orang, satuan fungsi Satsabhara 6 orang, satuan fungsi Satbimnas 3 orang, satuan fungsi Satnarkoba 3 orang, satuan fungsi Satintel 6 orang dan provos 4 orang. Pengambilan subjek dengan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Untuk menguji validitas resiliensi dan stress kerja menggunakan product moment dan untuk menguji reabilitas resiliensi dan stres kerja menggunakan Cronbach’s Alpha SPSS versi 16.
Berdasarkan hasil penelitian hasil korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara variabel Resiliensi (X) dan Stres kerja (Y). Hal ini ditunjukkan oleh besarnya nilai signifikansi 0,000 dengan p<0,05. Nilai rtabel 0,361 sedangkan rhitungnya 0,790 dengan p rtabel < rhitung. Kuatnya hubungan yang dihasilkan sebesar 0.790 yang berarti hubungannya sangat kuat. Ternyata yang diperoleh adalah r hitung = 0,790 > r tabel = 0,361 pada N = 30 pada taraf signifikan 5%. Dan hasil penelitian bahwa resiliensi dengan hasil tinggi sebanyak 19 responden (63,3%) dengan hasil sedang sebanyak 7 responden (23,3 %) dan dengan hasil rendah sebanyak 4 responden (13,4 %). Hal ini menunjukkan bahwa resiliensi responden tinggi sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh. responden yang mengalami stres kerja rendah sebanyak 25 responden (83%) dengan hasil sedang sebanyak 3 responden (10%) dan hasil tinggi sebanyak 2 responden (7%) . Hal ini di tunjukkan oleh nilai rata-rata dari hasil penelitian. Rata-rata anggota Polisi Polres Sumenep memiliki kategori tingkat resiliensi tinggi (63,3%) dan memiliki tingkat stres kerja rendah (83%). Resiliensi berhubungan dengan Stres Kerja.
ENGLISH:
Resilience is the power of individual resilience to deal with it under any circumstances. Resilience also plays an important role as a self-motivated to reduce the problems that are being experienced by a person. According Revich And shatter, (2002) Resilience create and maintain a positive attitude of the explorers. Resilience gives confidence to take on new responsibilities in running a job, do not retreat in mengahapi someone who wants to be known, looking for an experience that will give tantanganm to learn about themselves and connect more deeply with another person or people around us. With high resilience Sumenep Police members will reduce the workload that resulted in their work stress while at work. The definition of work stress is a feeling that leads to feelings of distress experienced by someone on the job. According Meanwhile, according Mangkunagara (2005) stated that work stress is feeling pressure or feel distress experienced employees in the face of employment, Job stress can lead to emotional instability, feelings of calm, aloof, sleeplessness, excessive smoking, can not relax , anxiety, tension, nervousness, increased blood pressure and impaired digestion.
This study aims to determine the extent of resilience owned Sumenep police officers at the police station, to find out how much the level of work stress experienced by members of the Police Sumenepdan to determine whether there is a relationship between job stress resilience with members of the Police in Sumenep.
Sample in this research were 30 personnel consisting of units Satlantas function amounted to 6 people, Satreskrim function unit 4, unit function Satsabhara 6 people, 3 Satbimnas function unit, unit 3 Satnarkoba function, the unit functions Satintel 6 people and provost 4 people , Making subject to the Proportionate Stratified Random Sampling technique. To test the validity of resilience and stress of work using the product moment to test the reliability and resilience and work stress using Cronbach's Alpha SPSS version 16.
Based on the research results of the correlation showed no significant relationship between resilience variables (X) and work stress (Y). This is indicated by the significant value of 0.000 with p <0.05. Rtabel value of 0.790 to 0.361 while rhitungnya rtabel p <rhitung. The strong relationship produced by 0790, which means a very strong relationship. Turns count obtained is r = 0.790> r table = 0,361 at N = 30 at the significant level of 5%. And the results of research that resiliency with high yield as much as 19 respondents (63.3%) with the result being counted seven respondents (23.3%) and the low yield of 4 respondents (13.4%). This shows that the higher the resilience of the respondents according to the research results obtained. respondents who experienced low job stress as much as 25 respondents (83%) with the result being as much as three respondents (10%) and high yield as much as 2 respondents (7%). It is in the show by the average value of the research. The average member of the Police Sumenep have high resilience level category (63.3%) and had lower levels of job stress (83%). Resilience related to the Job Stress.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Indonesia secara
normatif-konstitusional adalah negara berdasarkan hukum, atau yang sering
disebut sebagai negara hukum. Ditengah-tengah itu, polisi merupakan salah satu
pilar yang penting untuk seluruh warga Negara Indonesia, karna badan tersebut
mempunyai peranan yang dalam untuk mewujudkan janji-janji hukum menjadi
kenyataan. Kita dapat melihat pada era Reformasi telah melahirkan paradigma
baru dalam segenap tatanan kehidupan bermasyrakat, berbangsa dan bernegara yang
ada dasarnya memuat koreksi terhadap tatanan lama dan penyempurnaan kearah
tatanan Indonesia baru yang lebih baik. Paradigma baru tersebut antara lain
supermasi hukum, hak azasi manusia, demokrasi, transparansi dan akuntabilitas
yang diterapkan dalam praktek penyelenggara pemerintahan negara termasuk
didalamnya penyelenggaraan fungsi Kepolisian Polri berdiri sejak terpisahnya
dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah
dipandang dan disikapi secara arif sebagai tahapan untuk mewujudkan Polri
sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan masyarakat, menuju perubahan
tata kehidupan nasional kearah masyarakat madani yang demokratis, aman, tertib,
adil dan sejahtera. Kemandirian Polri dimaksud bukanlah untuk 2 menjadikan
institusi yang tertutup dan berjalan serta bekerja sendiri, namun tetap dalam
kerangka tata negara dan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia yang
utuh termasuk dalam mengantisipasi otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang
No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No.25 tahun 1999
tentang Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Pengembangan kemampuan
dan kekuatan serta penggunaan kekuatan Polri dikelola sedemikian rupa agar
dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Polri sebagai pengemban
fungsi keamanan dalam negeri. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah
memberikan rasa aman kepada negara, masyarakat, harta benda dari tindakan
kriminalitas dan bencana alam. (http://mardalli.wordpress.com) Banyak
masyarakat menilai bahwa kinerja Polisi selama ini masih dianggap kurang
maksimal. Hal ini dikarenakan adanya beberapa anggota Polisi yang kurang
maksimal dalam menjalankan tugasnya dan ada beberapa oknum-oknum nakal yang
membuat masyarakat kesal dan berfikir negatif pada kinerja Polisi. Akan tetapi
pada fakta yang ada tidak semua anggota Polisi lalai dalam menjalankan
tugasnya, hanya ada sebagian kecil saja anggota Polisi yang berprilaku negatif.
Penilaian dari masyarakat ini menyebabkan sebagian anggota Polisi merasa
tersinggung dan sebagiannya lagi ditanggapi dengan positif. (hasil wawancara
pada masyarakat) 3 Polisi merupakan public figure yang terus akan di lihat oleh
banyak masyarakat, bagaimana cara kinerja polisi setiapa harinya dan seberapa
sering anggota polisi tersebut telah melakukan tugas-tugasnya dengan baik yang
akan terus menjadi cermin bagi masyarakat. Akan tetapi pada realita yang
berkembang di tengah masyarakat ada sebagian tugas Polisi yang masih dianggap
kurang maksimal dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tidak maksimalnya dalam
melaksanakan tugas ini dikarenakan adanya faktor-faktor seperti, ketegangan
dalam bekerja baik di lapangan atau di kantor, menumpuknya pekerjaan yang
setiap harinya diberikan oleh atasan, padatnya tugas dilapangan, kadang-kadang
ada jam lembur malam yang tidak ada batasan waktu,
ditambah adanya problem dari rumah
(broken home) yang dibawa-bawa ke tempat kerja dan masih banyak lagi
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja anggota Polisi tersebut. Dengan
adanya faktor-faktor ini akan berdampak stress pada anggota Polisi selama
mereka bekerja. Jika hal ini terus di biarkan maka akan memberikan kesan yang
kurang baik terhadap citra anggota Polisi yang sedang mengalami stress kerja. (
kesimpulan dari hasil observasi pra penelitian di Polres Sumenep). Dari hasil
pengamatan lapangan peneliti melihat ada sebagian anggota Polisi Porles Sumenep
yang mengalami kelelahan saat menjalankan tugasnya dilapangan seperti adanya
sikap sensitif pada masyarakat atau pengguna jalan yang tidak mematuhi aturan
lalulintas, 4 adanya kesensitifan yang terjadi pada petugas Samsat saat
melayani masyarakat yang akan memperpanjang STNK. Hasil dari pengamatan
lapangan kemudian peneliti mencoba mewawancarai salah satu Polisi yang ada
Peneliti menceritakan data hasil pengamatan lapangan kepada anngota tersebut
dengan adanya kejenuhan anggota Polisi saat dilapangan ataupun di dalam kantor
dan peneliti menanyakan pendapat bapak tersebut sebut saja “SN” beliau mengakui
memang ada beberapa anggotanya yang mengalami kejenuhan saat bertugas karena
adanya pengaruh keluarga. Yang dimaksud pengaruh keluarga disini adalah ketika
mereka (anggota Polisi) sedang bertugas dan apalagi ditambah jam kerja lembur
otomatis waktu mereka untuk keluarga berkurang disinilah faktor utama mereka
merasa jenuh saat bertugas kedua terkadang kami sudah bekerja sampai larut atau
lembur dilapangan masih saja kerja mereka dianggap ada yang kurang benar oleh
atasan, disnilah kejenuhan dan tekanan muncul lagi pada saya ataupun anggota
lainnya. Kalau masalah stress sih ada tapi itu sedikit, karena seberat apapun
pekerjaan saya itu sudah menjadi tanggung jawab mereka dan mereka harus
menerima dengan ikhlas dan penuh semangat. (hasil wawancara pada salah satu
anggota Polisi Polres Sumenep, tanggal 2 Januari 2015) Mengingat hasil
pengamatan lapangan dan hasil wawancara memang diakui adanya stress kerja yang
dialami sebagian anggota Polisi Sumenep, yang dimaksud Stres kerja merupakan
suatu hal yang tidak 5 asing lagi dialami sebagian individu diakibatkan karena
adanya kejenuhan pribadi dalam diri manusia. Stres tidak tidak akan dapat
dihindari dari sebuah kehidupan. Mau tidak mau kita harus menghadapinya secara
aktif. Stress bermula pada diri seseorang yang merasa dibebani oleh Suatu
pekerjaan yang terkadang membuat diri kita sendiri sedikit lelah dengan
pekerjaan itu. Jika kita tidak mampu mengatasi stress tersebut maka akan
berdampak buruk pada diri kita. Secara garis besar ada stressor bisa
dikelompokkan menjadi dua yaitu, pertama stressor mayor yang meliputi peristiwa
kematian orang yang disayangi, masuk sekolah untuk pertama kali dan perpisahan sedangkan
stressor minor yang biasanya berawal dari stimulus tentang masalah kehidupan
sehari-hari misalnya ketidaksenangan emosional terhadap hal-hal tertentu
sehingga munculnya stress pada individu (Patel, 1996 dalam Nasir & Muhith,
2011). Sedangkan beberapa stress yang terjadi pada anggota Polisi adalah
seperti bertambahnya beban kerja yang semakin banyak, kurangnya personil yaitu
dengan total keseluruhan personil Kaporles Sumenep hanya berjumlahkan 300
personil yang telah di bagi-bagi pada bagian tertentu, kerja lembur melebihi
batas waktu yang sebenarnya, kurangnya interaksi antara atasan dan bawahan dan
kondisi fisik saat bertugas di lapangan. Polisi sangat peka pada variasi yang
luas dari sebuah penyebab stress. Penyebab stress ini dapat dikelompokkan
seperti berikut: pertama 6 di luar departemen polisi yang meliputi keputusan
pengadilan yang tak menguntungkan secara pribadi, ketiadaan dukungan dari
masyarakat pada polisi dan potensi kekerasan warga bahakan ketika berhadapan
dengan penyelidikan lalulintas rutin. Kedua, sumber internal yaitu meliputi
gaji rendah atau tidak sesuai dengan kerja yang semakin padat, kemajuan karir
yang terbatas, pengambangan atau perancang professional yang kecil dan
ketiadaan dukungan administratif yang berlebihan. (Eisenbreg, 1975, Stration,
1978, dalam Murtiningrum 2005) Maka dari itu menjadi seorang Polisi sangat
rentan akan stress kerja, meski tidak semua anggota Polisi yang merasakan
stress kerja tetapi sebagian anggota Polisi pasti pernah merasakan kelelahan
setiap menjalankan tugas-tugasnya sebagai pelindung Negara dan pengayom
masyarakat. (http://humasmetrojaya.blogspot.com) Diantara stressor-stressor
yang disebutkan diatas, beban kerja adalah satu faktor yang merupakan stressor
stress kerja pada Polisi. Kompleksitas tugas polisi menyebabkan hampir hampir
tidak ada waktu untuk bersantai karena meningkatnya kasus datang
susul-menyususl dan poliis harus melayani masyarakat yang jumlahnya pasti lebih
besar dari anggota polisi itu sendiri. Stress yang dialami oleh Polisi tersebut
akan berdampak buruk pada kesehatan jika ditinjau dari segi fisik sedangkan
ditinjau dari segi fisiologis berdampak seringnya absen dari pekerjaan dan
fatalnya kemungkinan besar mereka akan berhenti dari pekerjaanya. Menurut (
Beehr dan Nerwan:1978) mengindefinisikan bahwa stress kerja sebagai
suatu keadaan yang timbul dalam interaksi di
antara manusia dan pekerjaan. Secara umum stress kerja adalah sebagai
rangsangan eksternal yang dapat mengganggu fungsi-fungsi mental dan fisik.
Mengulang kembali hasil wawancara pada salah satu anggota Polisi ketika
ditanyakan bagaimana cara beliau mengatasi stress yang dialaminya, dan beliau
menjelaskan seperti berikut: bahwasanya cara menghilangkan stress tersebut
dengan cara terus berupaya melawan kelelahan, ketegangan, kejenuhan dan
kecemasan yang dirasakan oleh setiap anggota kami (anggota Polisi) dengan terus
semangat kerja dan terus berfikir positf terhadap semua yang berhubungan dengan
pekerjaan kami (anggota Polisi). Meski semua pekerjaan mereka (anggota Polisi)
berat tetapi mereka harus tetap berkerja dengan cara professional karena ini
semua sudah menjadi tanggung jawab sebagai pelindung Negara dan masyarakat.
Jika digambarkan secara umum. Maka menjadi seorang petugas Polisi tidaklah
segampang dengan apa yang kita fikirkan, pekerjaan menjadi seorang anggota
Polisi sangatlah berat dengan penuh tanggung jawab besar dan nyawa juga menjadi
taruhannya disaat mereka dalam bertugas. Banyak sekali pekerjaan mereka yang
terkadang membuat mereka kelelahan seperti contoh dalam mengatur lalulintas di
pagi hari sampai siang hari kemudian di lanjutkan bertugas menjaga pos-pos
pantau atau pos pengaman sore harinya kembali lagi ke jalan untuk mengatur
jalanan agar pengendara tetap berkendara dengan disiplin. (hasil 8 wawancara
pada salah satu anggota Polisi Polres Sumenep “SN”, tanggal 2 Januari 2015)
Contoh lain seperti polisi yang bertugas di bagian kasus ola TKP yang
meneyelidiki sebuah kasus hingga kasus tersebut bisa terungkap dengan benar.
Dan contoh berikutnya seperti polisi yang bertugas di bagian Propos, mereka
bekerja untuk memantau seperti apa anggotaanggotanya (bawahannya) melaksanakan
tugas jika ada anggotanya yang melanggar maka tim dibagian Propos yang memberi
sanksi pada anggotannya yang bermasalah. Seperti petugas Polisi yang menjaga
untuk pengaman penjabat Negara, pengaman jika ada unjuk rasa, pengamanan jika
ada perang konflik antar suku, Polisi disinilah yang sangat berperan penting
terkadang membuat psikologis mereka merasa lelah lebih-lebih fatalnya ada yang
merasa jiwanya terancam. Hal ini kemungkinan besar disebabkan adanya stress
dalam melaksanakan tugas baik dilapangan maupun di dalam kantor. Hanya dengan
sebuah ketahanan seperti motivasi diri yang sangat kuat yang di timbulkan baik
dari dalam diri sendiri atau dari dorongan-dorongan positif orang-orang
terdekat yang membuat anggota Polisi tersebut tetap menjalan tugasnya dengan
baik dan penuh semangat meski terkadang mereka merasakan stress pada pekerjaan
mereka. Ada tingkatan stress dimana ada stress tinggi, sedang dan rendah, dan
yang sangat membuuhkan resiliensi baik dari diri sendiri maupun dari orang
disekeliling kita adalah seseorang yang mengalami pada stress
kategori tinggi karena individu yang telah
mencapai stressor tinggi maka akan berdampak buruk jika tidak kuat mental akan
berdampak pada hal ekstrim yaitu bunuh diri. Resiliensi disini sangat berperan
penting pada individu yang mengalami tingkat stress tinggi, karena semakin
tinggi stress yang dialami individu maka semakin rendah resiliensinya dan
sebaliknya maka stress harus dihilangkan dengan cara mempertinggi resiliensi
agar stresnya rendah. Yang dimaksud resiliensi disini adalah bagaimana cara
individu melakukan ketahan diri pada dirinya sendiri dalam menghadapi berbagai
macam problematika hidup. Kehidupan dipenuhi pengalaman-pengalaman yang penuh
dengan penderitaan (adversity); sebagai adversity bersumber dari situasi
eksternal seperti kebakaran, gempa bumi, banjir, musim kering, bom atau seperti
keluarga perceraian, penganiyayaan, pengabaian, kehilangan pekerjaan dan tempat
tinggal, atau kehilanga orang yang di cintai. Sementara sumber lainnya berasal
dari diri individu sendiri, seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa paling di
kucilkan oleh orang-orang yaqng ada disekitar kita, kegagalan atau penyakit
Grothberg, (1999 ). Walaupun kebanyakan tekanan eksternal tidak dapat di
kontrol maupun di balik, bukti menunjukkan bahwa proses pikir internal manusia
dapat sekaligus mengurangi dampak adversity dan menyiapkan sumberdaya yang
berharga untuk dapat bergerak maju dengan berfokus pada hal-hal yang dapat di
control ( Jackson &Watkin,2004 ). 10 Kemampuan manusia untuk bangkit dari
pengalaman negative, bahkan menjadi lebih kuat selama menjalani proses
penanggulangannya dinamakan resiliensi ( Henderson dan Milstein, 2013 ). Stress
kerja yang terjadi pada anggota Polisi di Porles Sumenep terajadi karena adanya
banyak faktor yang mengakibatkan stress kerja sperti, kurangnya komunikasi
antara atasan dan bawahan, kerjaan yang menumpuk, lembur kerja, broken home dan
lain sebagainya. Maka dari itu si peneliti akan melakukan penelitian untuk
mengukur seberapa tinggi tingkat stress kerja yang terjadi pada anggota Polisi
Porles Sumenep dan seberapa besar hubungan resiliensi berpengaruh atau
dibutuhkan untuk mengatasi stress kerja yang terjadi pada anggota Polisi Porles
Sumenep. Fenomena tersebut didukung oleh penelitian terdahulu sebagai berikut:
Table 1 No Nama peneliti dan tahun penelitian Judul penelitian Persamaan
Perbedaan Hasil 1. Desy Ardita Vesdiawati (2008) Hubungan stres kerja dengan
resiliensi anggota Polisi. sama-sama menggunakan variable stres kerja dan
resiliensi dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini hanya
menggunakan dua bagian dari satuan Polisi untuk dijadikan populasi dan sample
yaitu Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) dan Satuan Lalu Lintas (Lantas) Bahwa
Resiliensi lebih tinggi daripada stres kerja. 11 Poltabes di Yogyakarta 2.
Abdullah (2011) Hubungan Kecerdasan Emosi dengan Stres Kerja Pada Polisi
Lalu-Lintas di Kota Malang. sama-sama menggunakan variable stres kerja pada
Polisi dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini variable X nya
menggunakan kecerdasan emosional anggota Polisi lalulintas yang ada di Kota
Malang. Bahwa tingkat kecerdasan emosional yang dimiliki oleh anggota Polisi
lalulintas di Kota Malang berada pada kategori sedang dan stress kerja ada pada
kategori sedang, sehingga jika disimpulkan tingkat stres Polisi lalulintas di
Malang tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah. 3. M. Abd. Azizi Rohman
(2010) Hubungan antara Stres Kerja dengan Kinerja Karyawan di Bagian
Pembelajaran PT. Bunga Wangsa Sejati Jawa Timur Park sama-sama menggunakan
variable stres kerja dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
variable X nya menggunakan kinerja karyawan bagian pembelajaran PT. bunga
wangsa sejati Jawa Timur Park Adanya hubumgan antara stres kerja dengan kinerja
karyawan di bagian PT bunga wangsa sejati Jawa Timur Park. 4.
Khusniatun (2007) Hubungan antara resiliensi
dan prokrastinasi pada mahasiswa program studi psikologi sama-sama menggunakan
variable resiliensi dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini
Variabel Y nya menggunakan prokrastinasi akademik pada mahasiswa program studu
psikologi fakultas ilmu sosial dan humaniora di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta
Adanya hubungan negatif resiliensi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa
program studu psikologi fakultas ilmu sosial dan humaniora di Uin Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 12 karena hasil uji normalitasnya sebesar 36,7% yang berarti
resiliens member sumbangan efektif pada akademik pada mahasiswa program studu
psikologi fakultas ilmu sosial dan humaniora di Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berdasarkan uraian dari penelitian terdahulu di atas dan melihat fakta-fakta
dengan teori dan penelitian yang ada, maka dari itu, menarik perhatian penulis
untuk sama-sama akan melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat resiliensi
yang lebih tinggi di bandingkan tingkat stres kerja.. Judul penelitian ini
adalah “Hubungan Resiliensi Dengan Stres Kerja Polisi Polres Sumenep”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat Resiliensi pada anggota
Polisi Polres Sumenep? 2. Bagaimana tingkat Stres Kerja pada anggota Polisi
Polres Sumenep? 3. Apakah ada Hubungan antara Resiliensi dengan stress kerja
anggota Polisi Porles Sumenep?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat
Resiliensi pada anggota Polisi Polres Sumenep. 2. Untuk mengetahui tingkat
Stress Kerja pada anggota Polisi Polres Sumenep. 3. Untuk mengetahui Hubungan
Resiliensi dengan Stres Kerja yang di alami Anggota Polisi Polres Sumenep.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini
diharapkan dapat memberi mannfaat pada Resiliensi terhadap stress kerja Anggota
Polisi Kaporles Sumenep.
2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini
diharapkan dapat menjadi wahana sekaligus pengetahuan sperti apa peran penting
Resiliensi terhadap Stres Kerja.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan resiliensi dengan stres kerja anggota Polisi Polres Sumenep" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment