Abstract
INDONESIA:
Citra tubuh yang merupakan bagian dari citra dirim seseorang, mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap cara seseorang untuk melihat dirinya, dan akan menentukan pada cara bagaimana seseorang untuk menilai dirinya secara positif atau negatif. Jika seseorang menilai dirinya secara positif, maka dia akan puas terhadap dirinya, jika menilai dirinya negative maka tidak puas dengan tubuhnya. Adanya citra tubuh memiliki pengaruh yang besar terhadap bagaimana seseorang menghadapi dirinya dan menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, remaja akan berusaha tampil semenarik mungkin di depan masyarakat, agar masyarakat menerimanya, dengan cara memiliki tubuh yang ideal yang sesuai dengan pandangan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat body image ,dan tingkat kepuasan hidup, serta untuk membuktikan hubungan antara tingkat body image dengan tingkat kepuasan hidup pada remaja yang mengalami obesitas pada komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia).
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif korelasional. Variabel bebas adalah body image, sedangkan variable terikatnya adalah kepuasan hidup. Subyek yang diteliti sebanyak 35 orang. Pengambilan data dengan metode kuesioner. Uji validitas dengan rumus Product Moment, uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tingkat body image pada remaja yang mengalami obesitas di komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia) berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 33 orang (94%) dan tingkat kepuasan hidup berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 32 orang (91%). Korelasi antara body image dengan kepuasan hidup pada remaja yang mengalami obesitas di komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia) yaitu dengan koefisien korelasi (-0,529) dan dengan nilai signifikan 0.000, data tersebut berarti bahwa terdapat korelasi (hubungan) positif yang signifikan antara body image dengan kepuasan hidup. Semakin tinggi body image maka semakin positif kepuasan hidup.
ENGLISH:
ENGLISH:
Body image is part of a person's self-image, has a tremendous influence on the way a person to see him, and will determine the way how a person to judge him positively or negatively. If someone judge him positively, then he would be satisfied with him, if negative, the judge himself was not satisfied with her body. Their body image have a considerable influence on how a person facing himself and live a daily life. Therefore, teenagers will try to appear as attractive as possible in front of the public, so that people accept it, by the way has an ideal body in accordance with the views of society.
This study aims to determine the level of body image, and the level of life satisfaction, as well as to prove the relationship between body image level to the level of life satisfaction in adolescents who are obese in the community admire (Fat Indonesian Women Association).
The research design used in this study a quantitative correlation. The independent variable was body image, while the dependent variable is the life satisfaction. Subjects studied as many as 35 people. Retrieval of data by questionnaire method. Test the validity of the formula Product Moment, reliability tests with Cronbach Alpha.
The survey results revealed that the level of body image in adolescents who are obese in the community admire (Fat Indonesian Women Association) is in the high category, a total of 33 students (94%) and the level of life satisfaction at the high category as many as 32 students (91%) , Correlation between body image satisfaction hiduppada obese adolescents in the community admire (Fat Indonesian Women Association) is the correlation coefficient (-0.529) and with significant value 0.000, these data imply that there is a correlation (correlation) between the significant positive body image life satisfaction. The higher the more positive body image life satisfaction.
BAB
I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Bentuk tubuh dan berat badan
merupakan persoalan perempuan yang paling sering disorot oleh masyarakat. Peran
masyarakat dan media membawa pengaruh besar dalam mendorong seseorang untuk
sangat peduli pada penampilan dan citra tubuhnya. Citra tubuh yang merupakan
bagian dari citra diri seseorang, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
cara seseorang untuk melihat dirinya, dan akan menentukan pada cara bagaimana
seseorang untuk menilai dirinya secara positif atau negatif. Jika seseorang
menilai dirinya secara positif, maka dia akan percaya diri dengan dirinya, jika
menilai dirinya negatif maka tidak puas dengan tubuhnya. Penelitian di bidang
citra diri menemukan bahwa manusia dalam tahap perkembangan dari masa
kanak-kanak sampai usia tua akan selalu memperhatikan penampilan fisiknya.
Sebagai contoh, dari penelitian terhadap 62.000 orang Amerika, ditemukan bahwa
mereka yang memiliki citra tubuh tinggi ternyata juga menilai dirinya lebih
positif dibandingkan mereka yang memandang citra tubuhnya rendah (dalam
Annastasia, 2006). Citra diri yang positif akan sangat membantu seseorang untuk
menjadi lebih positif dan memandang dirinya menjadi lebih baik. Semakin rendah
citra diri, maka akan ada ketidakpuasan tehadap diri mereka, akan adanya krisis
percaya diri dan merasa buruk. Menurut Cash & Pruzinsky (dalam Thompson
dkk, 1999) citra tubuh (body image) merupakan sikap yang dimiliki seseorang
terhadap tubuhnya yang 2 berupa penilaian positif dan negatif. Sikap ini
mencakup persepsi, pikiran dan perasaan terhadap tubuhnya sendiri. Permasalahan
ini yang menjadi masalah utama dan selalu menjadi bahan pikiran bagi kaum
remaja. Selama ini remaja beranggapan bahwa tubuh ideal itu adalah kurus.
Sehingga, mereka rela melakukan segala macam cara untuk terlihat kurus,
termasuk dengan cara diet apapun, bahkan sampai mengalami berapa masalah eating
disorder seperti anoreksia dan bumilia hanya untuk mendapatkan citra diri yang
sempurna, padahal kesempurnaan diri secara fisik merupakan hal yang nilainya
relative.
Masalah-masalah citra diri seringkali muncul dikarenakan adanya
interaksi dengan orang lain termasuk adanya media massa. Tanpa bisa diingkari,
bahwa media massa banyak menampilkan rata-rata para model langsing, sedangkan
yang tidak langsing menjadi bahan bully. Selain media massa, teman juga
mempunyai pengaruh penting dalam membentuk persepsi citra diri, karena
cenderung para remaja akan menjadi seperti mereka agar bisa diterima oleh
lingkungan pergaulannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Conger dan Peterson
(dalam Sarafini, 1998) yang mengatakan bahwa pada masa remaja,biasanya mulai
bersibuk diri dengan penampilan fisik dan ingin mengubah penampilan mereka.
Keinginan ini disebabkan remaja sering merasa tidak puas terhadap penampilan
dirinya. Karena kebanyakan remaja memiliki tubuh yang ideal yaitu diartikan
dengan tinggi, cantik, putih, langsing, tidak berlebihan lemak, perut rata, dan
bentuk fisik yang menarik merupakan kebanggan tersendiri bagi remaja. 3 Para
remaja melakukan berbagai usaha agar mendapatkan gambaran tubuh yang ideal
sehingga terlihat menarik seperti berpakaian yang sesuai dengan bentuk tubuh
atau menggunakan alat-alat kecantikan, namun usaha tersebut belum sepenuhnya
dapat memuaskan penamilan mereka.
Hal ini sejalan dengan pendapat Dion (dalam Hurlock) yang
menyatakan bahwa meskipun pakaian dan alat kecantikan yang digunakan untuk menyembunyikan
bentuk-bentuk fisik yang tidak disukai remaja dan menonjolkan bentuk fisik yang
dianggap menarik, tetapi hal tersebut belum cukup menjamin adanya perasaan puas
terhadap tubuhnya. Pada kondisi yang ekstrim, seseorang dengan body image yang
negatif akan mengalami distorsi dalam menilai realitas. Informasi yang ada di
pikirannya tentang tubuhnya akan jauh lebih buruk daripada kenyataan. Dampak
psikologisnya adalah perasaan tidak puas yang berujung pada ketidakbahagiaan.
Kemudian timbul perasaan serba salah menempatkan diri di antara orang lain.
Kondisi ini sangat memberatkan wanita karena menjadi tidak nyaman, tidak bias
menikmati hidup dengan tenang, dan menjadi penghambat produktifitas diri dalam
lingkungan. (Indri Savitri, 2008). Remaja berupaya untuk memperoleh kepuasan
fisik mereka dengan menggunakan berbagai macam cara (Hurlock). Para remaja ini
melakukan olahraga seperti fitness untuk memperoleh kepuasan akan fisik mereka,
cara lain yang mereka lakukan adalah dengan diet dan menjaga pola makan.
Penilaian kepuasan ini diperoleh bila mereka sudah memperoleh fisik yang ideal
meliputi bentuk tubuh dan ukuran tubuh (Cash &Pruzinsky dalam Thompson dkk,
1999). Dalam penelitian ini, body image pada remaja yang mengalami obesitas 4
cenderung saling berkaitan yang artinya remaja memandang atau beranggapan bahwa
body image sebagai suatu hal yang penting untuk menunjang penampilan mereka,
tetapi remaja tersebut tidak menganggap body image sebagai hal yang positif dan
negatif. Berscheid (dalam Papalia & Olds, 2008) menyatakan bahwa remaja
yang memiliki persepsi positif terhadap gambaran tubuh lebih mampu umtuk
menghargai dirinya. Individu tersebut cenderung menilai dirinya positif,
sebagai pribadi yang menyenangkan, pintar membawa diri dan cerdas. Bagi remaja
yang bentuk tubuhnya tidak ideal, sering menolak kenyataan bahwa fisiknya buruk
sehingga mereka tampak mengasingkan diri karena merasa minder dan bagi remaja
yang menerima perubahan fisik yang terjadi pada dirinya, menganggap hal
tersebut merupakan suatu hal wajar karena memang akan dialami oleh semua orang
yang melalui masa pubertas. Adanya citra tubuh memiliki pengaruh yang besar
terhadap bagaimana seseorang menghadapi dirinya dan menjalani kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, remaja akan berusaha tampil semenarik mungkin
didepan masyarakat, agar masyarakat menerimanya, dengan cara memiliki tubuh
yang ideal yang sesuai dengan pandangan masyarakat. Tingkatan kepuasan atau
penerimaan individu atas bentuk tubuhnya disebut dengan kepuasan citra tubuh (Thompson,
1999).
Tetapi jika individu tidak bias mendapatkan bentuk tubuh yang
sesuai harapan, maka terjadi ketidakpuasaan terhadap tubuhnya, yang
mengakibatkan ketidakpuasan citra tubuh (Heinberg dalam Thompson, 1996).
Sehingga membuat individu menilai negative pada dirinya sendiri, karena tidak
bias menyesuaikan dengan 5 masyarakat. Tuntutan yang ada di masyarakat sangat
mempengaruhi keadaan seseorang mengenai tubuhnya. Bila tidak memenuhi kriteria
tubuh yang ideal, maka ada perasaan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya.
Ketidakpuasan ini yang mempengaruhi kepuasan terhadap hidup saat ini, masa
lalu, kehidupan masa depan, keinginan untuk mengubah kehidupan dan penilaian
orang lain terhadap kehidupan seseorang. Dari beberapa penelitian yang
dilakukan, didapatkan data bahwa perempuan lebih memperhatikan penampilan
fisikknya daripada laki-laki (Thompson, 1996; Hagborg dalam Baron & Byrne,
2000). Hal ini terjadi karena masyarakat lebih menekankan pentingnya penampilan
secara fisik kepada wanita daripada pria (Baron & Bryne, 2000; Davison
& Neale, 2001). Berdasarkan dari beberapa uraian diatas, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian di komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia),
dimana pada komunitas tersebut terdapat keunikan dengan anggota yang mengalami
obesitas, terutama para remajanya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana body image pada
remaja yang mengalami obesitas pada komunitas KAGUMI?
2. Bagaimana kepuasan hidup pada remaja yang mengalami obesitas
pada komunitas KAGUMI?
3. Adakah hubungan antara body image dengan kepuasan hidup pada
remaja yang mengalami obesitas pada komunitas KAGUMI?
C. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini
terdapat beberapa tujuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui body image pada remaja yang mengalami obesitas pada
komunitas KAGUMI.
2. Mengetahui kepuasan hidup
pada remaja yang mengalami obesitas pada komunitas KAGUMI.
3. Membuktikan dan mengetahui hubungan antara body image dengan
kepuasan hidup pada remaja yang mengalami obesitas pada komunitas KAGUMI.
D. Manfaat penelitian
Dari penelitian ini
digharapkan memperoleh manfaaat baik secara teoritis maupun manfaat secara
praktis :
1. Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan agar
dapat menambah khasanah ilmu psikologi yang terkait dengan body image dan
kepuasan hidup.
2. Manfaat praktis Sebagai referensi bagi remaja yang mengalami
obesitas agar mendapatkan gambaran mengenai body image dan kepuasan hidup.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara body image dengan kepuasan hidup pada remaja yang mengalami obesitas di Komunitas KAGUMI (Ikatan Wanita Gemuk Indonesia)" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
1 comment:
nike shoes for men
ray ban sunglasses online
adidas outlet
air jordan 11
chrome hearts
longchamp handbags
kobe 9
nike air max
asics running shoes
kyrie 4
Post a Comment