Abstract
INDONESIA:
Stres akademik merupakan respon yang muncul karena terlalu banyaknya tuntutan dan tugas yang harus dikerjakan mahasiswa. stres akademik yang dialami mahasiswa ini merupakan hasil persepsi yang subjektif terhadap adanya ketidaksesuaian antara tuntutan lingkungan dengan sumber daya aktual yang dimiliki mahasiswa. Sehingga muncullah stress. Oleh karenanya kesejahteraa psikologis dan penyesuaian diri yang baik sangat dibutuhkan guna meminimalisir potensi terjadinya stress akademik.
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Psikologi UIN Malang, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat stress akademik mahasiswa baru, mengetahui bagaimana tingkat Kesejahteraan Psikologis mahasiswa baru, kemudian untuk mengetahui bagaimana penyesuaian diri mahasiswa baru, serta untuk mengetahui hubungan antara Kesejahteraan Psikologis dan penyesuaian diri terhadap stress akademik mahasiswa baru. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subyek penelitian ini berjumlah 50 mahasiswa yang dipilih dengan menggunakan rrandom sampling. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan skala Likert. Analisa data penelitian ini menggunakan analisis Regresi Berganda, dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, mahasiswa baru Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang rata-rata memiliki tingkat stress akademik yang sedang yaitu terdapat sebanyak 30 mahasiswa atau sekitar 60.0 %, tingkat Kesejahteraan Psikologis Mahasiswa barunya berada pada taraf yang tinggi yaitu (90.0%) / 45 mahasiswa. Sedangkan penyesuaian diri yang dimiliki mahasiswa baru fakultas psikologi UIN Malang juga pada kategori yang tinggi yaitu ( 88.0 %) atau 44 mahasiswa. Diketahui pula bahwa taraf signifikasi dari penelitian ini adalah 0,001 (p< 0.05) dan F= 8.154. Nilai R (koefesien korelasi) sebesar 0.508 artinya ada hubungan yang sangat signifikan antara kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri terhadap stress akademik pada mahasiswa baru.
ENGLISH:
Academic stress is a response that comes from too many demands and student work to be done. academic stress experienced by these students is the result of the subjective perception of the existence of a mismatch between the demands of the environment with the actual resources owned by the student. Thus came the stress. Therefore, psychological well-being and good adjustment is needed in order to minimize the potential for academic stress.
This research was conducted at the Faculty of Psychology of UIN Malang, with the aim to find out how the new students' academic stress level, knowing how to rate Psychological Wellbeing freshmen, and then to determine how the adjustment of new students, and to investigate the relationship between Psychological Wellbeing and adaptation to stress academic new students. This study uses quantitative methods. The subject of this research were 50 students who were selected using sampling rrandom. In collecting the data, the researcher used a Likert scale. Analysis of the research data using multiple regression analysis, using SPSS version 17.0 for Windows.
The results of this study indicate that, the new students of the Faculty of Psychology UIN Maliki have an average level of academic stress was that there were as many as 30 students or approximately 60.0%, the new Student Psychological Wellbeing levels are at a high level ie (90.0%) / 45 students . While the adjustment owned freshmen psychology faculty at UIN Malang also higher categories, namely (88.0%) or 44 students. It found that the level of significance of this study is 0.001 (p <0.05), and F = 8.154. Rated R (correlation coefficient) of 0.508 means there is a significant relationship between psychological well-being and adjustment to the academic stress on new students.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Mahasiswa merupakan pelajar yang paling tinggi
levelnya. Mahasiswa di harapkan mampu memahami konsep, dapat memetakan
permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk permasalahan tersebut sesuai
dengan pemahaman yang telah di pelajari. Namun banyak diantara mahasiswa yang
kurang mengerti akan tanggung jawab dan kewajiban yang harus di milikinya.
Sehingga banyak mahasiswa yang mengalami stress, terutama bagi mahasiswa baru.
Pada usia ini mahasiswa berada di masa transisi dari remaja akhir menuju dewasa
awal, berbagai persoalan baik internal maupun eksternal banyak dijumpai diusia
usia ini. Tak terkecuali dengan mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Malang, berdasakan fenomena di lapangan, banyak diantara mahasiswa
baru yang kaget dengan sistem akademik yang diterapkan oleh UIN Malang. Hal ini
dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Neti Hernawati di Asrama Putra
dan Putri kampus IPB Darmaga, dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 62,7% responden mengalami stress tingkat tinggi, 32,7% mengalami
stress tingkat sedang dan 4,7% mengalami stress tingkat rendah.
Hal-hal yang menjadi sumber stress
bagi mahasiswa baru antara lain adalah terlalu banyak teman sekamar dimana satu
kamar asrama dihuni oleh 4 orang mahasiswa, kesulitan beradaptasi dengan teman
sekamar, masalah pribadi, kesulitan berteman, memahami materi kuliah, masalah
kesehatan, homesick (rindu keluarga) dan masalah keuangan (Hermawati, 2006).
Ini menunjukkan bahwa rata-rata responden dalam penelitian tersebut mengalami
tingkat stress yang tinggi. Seperti yang dikatakan oleh Fingkelstein dkk
menemukan bahwa kejadian penuh stress yang paling sering dihadapi para remaja
adalah hal-hal yang berhubungan dengan sekolah (seperti keharusan belajar untuk
menghadapi ujian, dan mendapatkan nilai buruk, teman sebaya (berdebat dengan
teman), dan hal-hal pribadi seperti (gangguan tidur, keharusan bangn lebh pagi,
dan sakit). Hasil wawancara pada studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
terhadap 4 mahasiswa baru menununjukkan adanya potensi-potensi untuk timbul
stress pada mereka, wawancara ini hanya sebagai bahan awal untuk mengetahui
fenomena yang terjadi dilapangan. Subyek yang pertama merasa kaget dengan
sistem yang diterapkan oleh UIN MALIKI Malang, sehingga terkadang subyek merasa
stress mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh kampus. Subyek juga merasa
kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan ma’ahad dan perkuliahan
PKPBA, sehingga terkadang subyek merasa minder dengan keadaan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa potensi untuk timbul stress selalu ada, tergantung dari tiap
individu dalam menanggapi persoalan yang dihadapi. Seperti yang di ungkapkan
oleh subyek ke dua, memang awalnya subyek merasa kaget ketika melihat jadwal
kuliah, ditambah adanya PKPBA & kegiatan mabna.
Namun semua permasalahan yang
dihadapi subyek selalu di selasaikan dengan baik, karena subyek mempunyai moto
bahwa apa yang dikerjakan adalah apa yang disukai subyek, jadi semuanya akan
menjadi terbiasa. Sedangkan subyek ketiga mengatakan bahwa kegiatan-kegiatan
dima’had, kampus, dan PKPBA benar-benar memforsir waktu, tenaga dan pikiran,
sehingga membuat kita lelah & akhirnya terserang sakit”. Melihat fenomena
diatas, dapat dikatakan bahwa banyak dari mahasiswa baru yang awal-awalnya
merasa tertekan dan mengalami stress akademik karena merasa berat dengan system
yang mewajibkan mahasiswa baru untuk tinggal di asrama dan mengikuti
perkuliahan bahasa Arab selama satu tahun (2 semester). Mereka kebanyakan tidak
kuat, karena terlalu berat bebannya, pagi-pagi sudah ada kegiatan di ma’had,
terus di lanjut kuliah pagi setelah itu sorenya harus kuliah B. Arab sampai
malam. Para mahasiswa baru ini mengaku kesulitan dalam mengatur waktu, apa lagi
sebelumnya tidak terbiasa dengan rutinitas seperti itu, ada juga yang merasa
terfosir waktu, tenaga, dan fikirannya, sehingga terkadang jatuh sakit. Namun
fenomena ini bertolak belakang dengan apa yang dikatakan oleh subyek keempat,
salah satu mahasiswa baru yang tinggal di ma’had ibnu sina, bagi mahasiswa baru
yang sebelumnya pernah tinggal di pondok pesantren, dengan adanya penerapan
progam UIN Malang yang berupaya untuk mencetak generasai ulul albab bukan
menjadi sebuah kendala yang berarti buat mereka, dikarenakan mereka yang
dulunya pernah tinggal di pondok pesantren, sudah terbiasa dan terkondisikan
dengan lingkungan seperti itu. Justru upaya yang di lakukan kampus di jadikan
sebagai motivasi yang lebih guna menjadi pribadi yang lebih bertaqwa kepada
Allah. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti di lapangan terhadap
mahasiswa baru berinisial GA, dia mengatakan tidak terlalu sulit beradaptasi
dengan lingkungan kampus, di karenakan dulunya pernah tinggal di pondok gontor
putra, Penyesuaian diri terhadap lingkungannya pun bagus.
Sehingga gejala-gejala stress tidak terlalu
Nampak pada Mahasiswa baru yang notabanene alumni dari pondok pesantren ini.
Stress sendiri merupakan suatu kedaan yang tertekan, baik fisik maupun
psikologis. Keadaan yang tercipta ini merupakan suatu keadaan yang sangat
mengganjal dalam diri individu karena adanya perbedaan antara yang diharapkan
dengan yang ada (Chaplin, 2001). Sementara Kartono dan Gulo (2000) mengartikan
stress sebagai sejenis frustasi di mana adanya ganguan-gangguan dalam aktivitas
yang di lakukan individu untuk mencapai tujuan sehingga individu tersebut
merasa cemas, was-was, dan khawatir. Markam (2003) menganggap bahwa stress
adalah keadaan di mana yang dirasakan terlalu berat dan tidak sepadan dengan
kemampuan yang di miliki untuk mengatasi beban yang di alaminya. Seseorang yang
sudah lama berada pada suatu lingkungan akan terbiasa dengan norma-norma,
aturan-aturan, dan kebiasaan yang ada di lingkungannya. Melalui interaksi yang
sudah berlangsung lama dan cukup intens ini akan membuat seseorang lebih mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada saat seseorang harus masuk pada
lingkungan baru akan timbul masalah sendiri bagi individu tersebut karena
adanya perbedaan lingkungan fisik dan social. Ini semua tergantung dari
masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagi
individu yang memiliki kesejahteraan psikologis dan mekanisme penyesuaian diri
yang baik, maka individu tersebut akan mampu mengeksplore potensi yang di
miliki dengan memanfaatkan dan memaksimalakan progam Universitas untuk mencetak
generasi yang ulul albab, sehingga terjadinya stress dapat di minimalisir.
Begitu pula sebaliknya ketika individu tidak memiliki kesejahteraan psikologis
dan mekanisme penyesuaian diri yang baik, akan cenderung merasa tidak mampu dan
merasa terbebani dengan system yang di terapkan oleh kampus, akhirnya timbullah
stress pada mahasiswa baru, dikarenakan individu tidak mampu memaksimalkan
potensi yang di milikinya. Masa dewasa muda merupakan permulaan dari tahap baru
dalam kehidupan. Masa ini merupakan tanda bahwa telah tiba saat bagi individu
untuk dapat mengambil bagian dalam tujuan hidup yang telah dipilih dan
menemukan kedudukan dirinya dalam kehidupan (Turner & Helms, 1995).
Salah satu tantangan dalam mencapai
tujuan dan menemukan kedudukan dirinya dalam kehidupan adalah merealisasikan
tugas perkembangan di usianya. Individu dewasa muda di identikkan sebagai masa
puncak dari kesehatan, kekuatan energy dan daya tahan, juga fungsi sensorik dan
motorik. Sebagai makhluk social, manusia tidak dapat lepas dari orang lain,
kepuasan dan keberhasilan hidupnya tidak terlepas dari keberhasilan dalam
berinteraksi dengan orang lain ( Mastuti, 2001). Begitu pula dengan mahasiswa
baru Fakultas Psikologi UIN Malang. Kesejahteraan psikologis, penyesuaian diri
terhadap lingkungan baru, pergaulan yang baru serta metode dan sistem
pembelajaran yang mendukung sangat di perlukan guna meminimalisir terjadinya
stress. Sehingga mutu dan kualitas mahasiswanya pun menjadi lebih baik. Ketika
individu memiliki mental yang sehat dan memiliki penilaian yang positif atas
kehidupannya, serta mampu mengeksplore dan mengoptimalkan segala potensi yang
di miliki, maka individu tersebut dapat dikatakan memiliki fungsi psikologis
yang positif (positive psychological functioning). Aristoteles (dalam Ryff,
1989) berpendapat bahwa pengertian bahagia bukanlah di peroleh dengan jalan
mengejar kenikmatan dan menghindari rasa sakit, atau terpenuhinya segala
kebutuhan individu, melainkan melalui tindakan nyata yang mengaktualisasikan
potensi-potensi yang dimiliki individu. Hal inilah yang merupakan tugas dan
tanggung jawab manusia sehingga merekalah yang menentukan apakah menjadi
individu yang merasa bahagia, merasakan apakah hidupnya bermutu, berhasil atau
gagal. Ryff menyebutkan bahwa psychological well being (Kesejahteraan
psikologis) terdiri dari enam dimensi, yaitu penerimaan terhadap diri sendiri,
memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, kemandirian, penguasaan
terhadap lingkungan, memiliki tujuan dan arti hidup serta pertumbuhan dan
perkembangan yang berkelanjutan (Ryff & Keyes, 1995). Dapat disimpulkan
bahwa kesejahteraan psikologis merupakan kondisi individu yang di tandai dengan
adanya perasaan bahagia, mempunyai kepuasan hidup dan tidak ada gejala-gejala
depresi. Kondisi tersebut di pengaruhi adanya fungsi psikologis yang positif
seperti penerimaan diri, relasi social yang positif, mempunyai tujuan hidup,
perkembangan pribadi, penguasaan lingkungan dan otonomi. Mahasiswa baru pada
umumnya memiliki masalah pada penyesuaian diri mereka terhadap lingkungan
sekitar, baik dalam hal lingkungan pergaulan maupun terhadap sistem akademik.
Penyesuaian diri terhadap tuntutan dan perubahan tersebut diperlukan sebagai
mekanisme yang efektif untuk mengatasi stress dan menghindarkan terjadinya
krisis psikologis (Calhoun dan Acocella, 1990). Ini di karenakan mahasiswa baru
mengalami masa transisi dari SMA ke jenjang perguruan tinggi. Mahasiswa baru
yang belajar di UIN Malang pada dasarnya tidak hanya berasal dari daerah dimana
kampus ini berdiri tetapi juga berasal dari luar kota bahkan ada yang berasal
dari luar propinsi. Maka setiap mahasiswa baru yang berasal dari berbagai
wilayah yang berbeda tersebut secara otomatis akan menempati tempat tinggal
baru yaitu di ma’had (asrama) yang tentunya akan berbeda dengan tempat tinggal
sebelumnya, serta besama-sama dengan para mahasiswa baru yang berbeda-beda
latar belakang dan kebudayaan. Berhasil tidaknya MABA dalam mengatasi
masalahnya tersebut sangat tergantung dari bagaimana MABA mempergunakan
pengalaman yang di peroleh dari lingkungannya dan selanjutnya kemampuan
menyelesaikan masalah ini akan dapat membentuk sikap pribadi yang lebih mantap
dan dewasa. Schneiders (1964) menyebutkan bahwa kondisi psikologis merupakan
salah satu factor yang mempengaruhi penyesuaian diri.
Kondisi psikologis meliputi keadaan
mental individu yang sehat. Individu yang memiliki mental yang sehat mampu
melakukan pengaturan terhadap dirinya sendiri dalam perilakunya secara efektif.
Untuk mengatur perilaku akan di bentuk atau tidak, individu tidak hanya
mempertimbangkan informasi dan keyakinan tentang keuntungan dan kerugian,
tetapi juga mempertimbangkan sampai sejauh mana individu mampu mengatur
perilaku tersebut. Menurut Schneider (1964), ada beberapa factor yang
mempengaruhi penyesuaian diri individu, yaitu kondisi fisik, perkembangan dan
kematangan, keadaan psikologis, serta factor lingkungan dan kebudayaan.
Lingkungan merupakan salah satu factor yang paling berpengaruh dalam membentuk
kepribadian individu. Untuk menciptakan dan membentuk mahasiswa dan mahasiswi
yang ulul albab, UIN Malang menerapkan berbagai macam cara dan strategi
diantanya adalah melalui progam ma’had dan progam PKPBA ( Progam Khusus
Perkuliahan Bahasa Arab). Progam ini bertujuan untuk mencetak generasi-genarasi
yang ulul albab. Tentunya bagi mahasiswa baru yang notabene adalah lulusan dari
sekolah-sekolah umum akan merasa tabu dengan penerapan progam-progam tersebut.
Seperti hasil penelitian yang dilakukan oleh Hernawati yang menunjukkan bahwa
sebanyak 62,7% mahasiswa baru mengalmi stress dikarenakan berbagai hal
diantaranya adalah satu kamar dihuni lebih dari 4 orang mahasiswa, kesulitan
berdapatasi dengan teman,, masalah pribadi, kesulitan menyesuaikan diri dengan
materi kuliah atau system akademik kampus, masalah kesehatan, homestik (rindu
keluarga) dan masalah keungan. Sehingga bukan hal yang mustahil jika ada
diantara mahasiswa baru yang mengalami stress. Berdasarkan observasi terhadap
fenomena dan fakta awal dilapangan menunjukkan banyak mahasiswa baru mengalami
stress di karenakan beberapa factor, diantaranya adalah para MABA ini kurang
memiliki penguasaan terhadap lingkungan baru dimana dia tinggal, serta para
MABA ini juga kurang memiliki kemampuan dalam membuat rencana &
mengorganiasasikan suatu respon diri sehingga dapat menanggapi masalah dengan
efesien, dari factor-faktor tersebutlah akirnya peneliti mengambil variable
kesejahteraan psikologis dan penyesuaian diri, karena dari fenomena tersebut
terdapat aspek-aspek yang terdapat dalam kesejahteraan psikologis dan penyesuaian
diri. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “ Hubungan
antara Kesejahteraan Psikologis dan Penyesuaian Diri terhadap Stress akademik
pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana
tingkat stress akademik mahasiswa baru? 2. Bagaimana tingkat Kesejahteraan
Psikologis mahasiswa baru? 3. Bagaimana tingkat penyesuaian diri mahasiswa
baru? 4. Adakah hubungan antara Kesejahteraan Psikologis dan penyesuaian diri
pada mahasiswa baru terhadap stress akademik ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui bagaimana
tingkat stress akademik mahasiswa baru. 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat
Kesejahteraan Psikologis mahasiswa baru. 3. Untuk mengetahui bagaimana
penyesuaian diri mahasiswa baru. 4. Untuk mengetahui hubungan antara
Kesejahteraan Psikologis dan penyesuaian diri terhadap stress akademik
mahasiswa baru.
D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa: a) Melatih
berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang terkait dengan bidang keilmuannya.
b) Membuka wawasan kongkrit tentang masalah yang di teliti c) Melatih mahasiswa
untuk mengaplikasikan pemahaman diri dan kompetensi yang dimiliki melalu
penelitian lapangan (field reaseach). d) Membuka wawasan mahasiswa dalam
memahami dan menyelesaikan masalah permasalahan-permasalahan yang nyata.
2. Bagi Fakultas a) Memperoleh kontribusi
pemikiran baru yang dapat di gunakan dalam pengembangan ke depan. b) Menambah
khasanah data dan informasi yang terpercaya
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara kesejahteran psikologis dan penyesuaian diri terhadap stres akademik pada mahasiswa baru Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tahun akademik 2013" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
No comments:
Post a Comment