Abstract
INDONESIA:
Dalam suatu perusahaan sering ditemui pegawai yang memiliki sifat egosentris sehingga sering terjadi kesenjangan dalam hubungan sosial yang mengakibatkan kurangnya kepedulian antar pegawai dan sering terjadi pelanggaran. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa apa saja yang mempengaruhi egosentrisme antar pegawai, untuk mengetahui kondisi egosentrisme antar pegawai, serta untuk mengetahui problem apa sajakah yang sering dihadapi oleh para pegawai terkait egosentrisme.
Penelitian ini dilakukan di PDAM Kabupaten Malang selama 2 bulan yaitu mulai tanggal 20 Januari 2014 sampai 20 Maret 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif kualitatif sedangkan pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara semi terstuktur, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 10 orang pegawai PDAM yang dipilih secara random.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, faktor-faktor yang mempengaruhi egosentrisme antar pegawai antara lain faktor perspektif (sudut pandang persepsi subyek), faktor kepribadian (otoriter, ekstrovert, kebiasaan), faktor merasa superior (latar belakang pendidikan dan merasa paling benar), faktor kecemburuan sosial, faktor adanya motif keinginan, dan faktor gaji atau faktor kesejahteraan yang dapat menyebabkan kurang adanya kepedulian terhadap pekerjaan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 7 dari 10 subyek mempunyai sifat egosentris karena faktor perspektif sudut pandang persepsi subyek dan perbedaan pendapat. Selain itu 6 dari 10 subyek memiliki sifat egosentrisme karena yaitu adanya faktor kepribadian subyek yang otoriter terhadap sesama teman dan memiliki kebiasaan yang kurang baik. Urutan faktor egosentrisme pegawai yaitu merasa superior, kecemburuan sosial, adanya motif keinginan. Saran yang dapat diberikan yaitu PDAM Kabupaten Malang diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan, menerapkan aturan yang sudah ada dan menumbuhkan rasa kepedulian. Bagi jurusan diharapkan dapat berkontribusi dengan mahasiswa dalam melakukan penelitian untuk menunjang proses penyelesaian penelitian. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sudah ada yang lebih mendalam seperti aspek-aspek kepribadian perindividu.
ENGLISH:
This research was held in Local Water Company of Malang District from 20th January 2014 until 20th March 2014. The purpose of this research were to determine the factors that influence egocentrism among employees, to determine the egocentrism condition among employees, and to determine the problems that faced by the employees connected to egocentrism. This research used descriptive qualitative research method. Collecting data in this research was by using semi-structured interviews, observation, and documentation. Subject used in this research was the employees in Local Water Company of total 10 people picked randomly.
Based on the research results obtained, the factors affected egocentrism among employees, among others, perspective factors (the viewpoint of the subject's perception), personality factors (authoritarian, extrovert, habit), feeling superior factor (educational background and self-righteous), social jealousy factor, motive desire factor, and payroll factor or welfare factors that could lead to lack of concern for the employment.
The conclusion of this research was 7 out of 10 subjects had egocentric perspective because of the subject's perception standpoint and dissent, the second was that 6 of 10 subjects had egocentrism because of the bad habits. The sequence of egocentrism factors were felt superior, jealousy, and desire motive. Advice could be given by researchers that Local Water Company of Malang District was expected to improve discipline, apply the existing rules and develop a sense of awareness and sense of belonging to nature maturity against the employee and the company.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada era sekarang dalam pola
kehidupan manusia banyak terpengaruh oleh berbagai macam hal seperti teknologi,
ekonomi, dan sosial sehingga manusia melakukan berbagai macam cara yang
dilakukan manusia untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Pola fikir manusia
di era modern sangat kompleks akan berbagai problem yang dihadapi, diantaranya
masalah etika yang kurang baik dalam hubungan sosial dengan masyarakat. Sifat individualisme
dan egosentrisme sering dijumpai pada masyarakat di daerah perkotaan terutama
pada lingkungan perumahan mewah, bahkan sampai diperusahaan-perusahaan yang
kurang mengerti dan memahami lingkungan sosial merekan agar terjalin dengan
baik. Dalam suatu perusahaan sering terjadi kesenjangan antara pegawai dalam
hal kenyamanan hubungan sosial. Hal tersebut dikarenakan kurang adanya
kesadaran dan kepedulian pegawai dalam menjalin hubungan baik dengan pegawai
lain di antaranya; sering terjadinya pelanggaran kerja, kurangnya loyalitas,
eliminasi, dan pembiaran pada sesama pegawai yang melakukan kesalahan,
akibatnya sering terjadi kesenjangan sosial dan ketidak harmonisan dalam
perusahaan tersebut. Perilaku tersebut sangat berdampak negatif bagi hubungan sosial
dalam perusahaan.
Hal tersebut ditandai dengan adanya pegawai yang memiliki etika
egosentrisme sehingga pegawai tersebut tidak peka akan lingkungan sosial yang
mereka tinggal dan lebih cenderung mementingkan diri sendiri. Menurut Piaget,
egosentrisme merupakan salah satu dari perkembangan sosial anak, sehingga
penting bagi para calon ataupun yang sudah menjadi pendidik untuk memahami
fenomena egosentrisme dalam perkembangan sosial. Seseorang dikatakan egosentris
apabila lebih ia lebih peduli terhadap dirinya sendiri daripada orang lain.
Mereka lebih banyak berpikir dan berbicara mengenai diri sendiri dan tujuan
aksi mereka yang semata-mata untuk kepentingannya pribadi. Umumnya, anak
memiliki sifat egosentris lebih dominan dalam berpikir dan berbicara. Jika hal
ini berkelanjutan, maka akan merugikan dirinya dalam penyesuaian diri dan
sosial karena umumnya begitu anak memasuki dunia sekolah egosentrisme sedikit
demi sedikit mulai berkurang. Tiga Hal Yang Mendasari Egosentrisme a. Merasa
Superior: Anak egosentris berharap orang menunggunya, memuji sepak terjangnya,
dan diberi peran pimpinan, mereka menjadi sok berkuasa, tidak peduli terhadap
orang lain, tidak mau bekerjasama dan sibuk bicara mengenai diri sendiri b.
Merasa Inferior: Individu akan memfokuskan semua permasalahan terhadap diri
sendiri karena merasa tiddak berharga di dalam kelompok. Anak yang demikian
biasanya mudah dipengaruhidan selalu mau disuruh orang lain. Karena selalu
merasa bahwa andil mereka dalam kelompok sangat kecil. Maka seringkali mereka
justru diabaikan namun bukan berarti mereka tidak disukai c. Merasa Jadi
Korban: Perasaan tidak dilakukan secara adil membuat mereka marah kepada semua
orang.akibatnya, keinginan mereka untuk ikut andil dalam kelompok sangat kecil
dan kelompok cendrung mengabaikan mereka. Apabila mereka menunjukan
kemarahannya secara agresif, maka kelompok akan menolaknya Pada zaman modern,
manusia memiliki cara pandang yang berbeda-beda dalam memaknai setiap realita
kehidupan.
Kebanyakan dari mereka cenderungan menilai segala hal baik kognitif
maupun sosial menurut pandangan dirinya masing-masing sehingga manusia menjadi
kurang sensitif terhadap kepentingan-kepentingan atau hal-hal yang menyangkut
orang lain. Egosentrisme memiliki dampak negatif bagi lingkungan sosial.
Beberapa hasil penelitian tentang egosentrisme berdasarkan analisis data hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara egosentrisme
dengan kompetensi sosial remaja pada siswa/siswi kelas VII dan VIII Sekolah
Menengah Pertama Muhammadiyah 22 Setiabudi Pamulang. Begitu juga pada imaginary
audience dan personal fable, keduanya memiliki hubungan yang signifikan dengan
kompetensi social remaja. Variabel usia dan jenis kelamin tidak memiliki
hubungan dengan egosentrisme, baik imaginary audience maupun personal fable,
demikian pula dengan kompetensi sosial remaja. Menurut Fauzi Rahman mahasiswa
Psikologi UIN Jakarta dalam skripsinya yang berjudul : Hubungan Egosentrisme
Dengan Kompetensi Social Remaja Siswa Smp Muhamadiyah 22 Setiabudi Pamulang
mendapatkan hasil temuan penelitian ini yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara egosentrisme dengan kompetensi sosial pada remaja adalah
sejalan dengan beberapa studi terdahulu yang menemukan bahwa egosentrisme
remaja memiliki kaitan dengan sejumlah perilaku remaja dalam relasi sosial
(Goosens, dkk, 2002; Schonert-Reichi, 1994; Ryan & Kuczkowski, 1994, dalam
Smetana & Villalobos, Lerner & Steinberg, 2009). Pada kelompok subjek
penelitian ini diketahui bahwa meski kebanyakan dari mereka menunjukkan tingkat
egosentrisme pada level sedang yakni berjumlah 67 orang 76%), tapi tak sedikit
di antaranya berada pada tingkat egosentrisme yang rendah, yaitu 14 orang
(16%), dan sedikit yang berada pada tingkat egosentrisme tinggi (7 orang atau
sekitar 8% dari keseluruhan). Sementara pada aspek kompetensi sosial, sebagian
besar subjek juga termasuk pada kategori sedang, yaitu sejumlah 67 orang (76%).
Sedikit di antara mereka termasuk kategori rendah, yakni 7 orang (8%), dan
cukup banyak yang termasuk kategori tinggi (14 orang atau sekitar 16% dari
keseluruhan). Namun secara detil tidak ditemukan adanya subjek yang menunjukkan
egosentrisme yang rendah diikuti dengan adanya kompetensi social yang tinggi.
Begitu pula sebaliknya, tidak ditemukan subjek yang menunjukkan egosentrisme
yang tinggi desertai dengan adanya kompetensi social yang rendah.
Hasil temuan mengenai tidak adanya hubungan antara usia dengan
egosentrisme baik imaginary audience maupun personal fable tidaklah seperti
yang diharapkan. Hal ini semakin menambah variasi temuan studi-studi terdahulu.
Beberapa penelitian terdahulu ada yang menemukan bahwa egosentrisme (baik
imaginary audience maupun personal fable) berkorelasi secara negatif dengan
usia, sementara studi lain menemukan bahwa personal fable berkorelasi positif
(Greene, Walters, Rubin & Hale, 1996). Namun, sebagai tambahan dalam
penelitian ini, perbedaan nilai rata-rata egosentrisme menunjukkan bahwa remaja
dengan usia lebih mudah yakni 11-12 tahun (M = 21.37 untuk imaginary audience,
dan M = 18,42 untuk personal fable) adalah lebih tinggi ketimbang remaja yang
lebih tua yakni 13-14 tahun (M = 21.29 untuk imaginary audience dan M = 18.19
untuk personal fable). Meski pada studi ini jenis kelamin ditemukan tidak
berkorelasi dengan egosentrisme maupun kompetensi sosial diketahui terdapat
perbedaan nilai antara lakilaki dengan perempuan pada kedua variabel. Dalam
imaginary audience, subjek laki-laki ditemukan memiliki nilai yang lebih rendah
(M = 21.24) dibanding subjek perempuan (M = 21.44). Sedangkan dalam personal
fable subjek laki-laki ditemukan memiliki nilai yang lebih tinggi (M = 18.7)
ketimbang subjek perempuan (M = 18.04). Hasil tersebut sesuai dengan studi
sebelumnya oleh Greene, Walters, Rubin & Hale (1996). Sementara dalam
kompetensi sosial, secara signifikan subjek laki-laki memiliki nilai yang lebih
tinggi (M = 62.52) dibandingkan subjek perempuan (M = 59.65). Hal ini berbeda
dengan yang ditemukan oleh Smart dan Sanson (2003) bahwa perempuan cenderung
lebih tinggi kompetensi sosialnya dibandingkan dengan laki-laki. Dalam media
dipaparkan bahwa “Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri memerintahkan
kepada seluruh jajaran Polri agar membangun sinergi dengan masyarakat, unsur
TNI, dan pemerintah untuk menyukseskan program pembangunan.” Depok – Kompas
2013. "
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, Polri tidak dapat berjalan
sendiri. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran Polri untuk menjalin hubungan
harmonis dengan unsur masyarakat, TNI, dan pemerintahan, "ucap dia saat memberikan
sambutan di acara Hari Ulang Tahun Ke-64 Brimob di Mako Brimob Kelapa Dua,
Depok, Sabtu (14/11). Ikut hadir pula dalam acara itu, Kepala BIN Sutanto,
Wakil Kepala Polri Komjen Makbul Padmanagara, Irwasum Polri Komjen Jusuf
Manggabarani, jajaran pejabat Polri lain, dan pejabat TNI. Kapolri juga
memerintahkan kepada seluruh anggota Polri untuk menghilangkan sikap egosentris
dan arogan dalam menjalankan tugas. Polri harus menampilkan sikap humanis
tetapi tetap tegas. "Tegas tanpa kompromi, tidak terpengaruh godaan apa
pun. Hindarkan kekerasan dalam tugas dan junjung HAM," ungkapnya. Namun,
Kapolri mengakui cukup berat untuk mewujudkan keinginan tersebut. Diperlukan
kemauan dan pengorbanan untuk merubah citra Polri. "Mau tidak mau kita
harus berubah. Saya ajak seluruh jajaran untuk selalu tingkatkan
profesionalisme dan disiplin dengan mengedepankan sikap etis, humanis dan
tegas," kata Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Adanya seruan tersebut
bermaksud agar kita tidak beretika egosentris dalam menjalin hubungan sosial
yang baik, sehingga tercipta suatu keharmonisan dalam hubungan sosial.
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan di kantor PDAM kabupaten malang yang
bertempat di pakisaji kabupaten malang, Kepala bagian SDM yaitu bapak Catur
Suprihanto memamaparkan bahwa: “ada beberapa masalah dalam perusahaannya,
beberapa di antaranya yaitu kurang adanya hubungan intrapersonal yang baik
antar pegawai sehingga banyaknya pegawai yang kurang peduli terhadap pegawai
lain, membiarkan pegawai lain melakukan kesalahan, mementingkan diri sendiri,
dan kurangnya kepedulian sosial yang bersangkut paut dengan pekerjaan, sehingga
hal tersebut menyebabkan banyaknya pelanggaran dan tugas yang terabaikan serta
miss comunication”. Hal tersebut dapat dibuktikan oleh catatan raport dan
loyalitas tiap-tiap pegawai. Setiap prilaku manusia memiliki motif yang
berbeda-beda dalam menjalin hubungan sosial di masyarakat. Berdasarkan penemuan
masalah di perusahaan yang diteliti, dapat disimpulkan bahwa para pegawai
memiliki sifat egosentrisme. Penelitian ini menitik beratkan pada faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi egosentrisme antar pegawai. Fenomena tersebut
sesuai dengan teori egosentrisme yang dikemukakan oleh beberapa tokoh sebagai
berikut; Dalam kamus istilah psikologi (Kartono dalam Chaplin, 2008),
egosentrisme didefinisikan sebagai menyangkut diri sendiri, keasyikan terhadap
diri sendiri, dan berkaitan denggan kemampuan berbicara dan berfikir yang
diarahkan pada kebutuhn pribadi. Sementara menurut Piaget, egosentrisme didefinisikan
sebagai kecenderungan menilai obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa berdasarkan
kepentingan pribadi dan menjadi kurang sensitif terhadap
kepentingan-kepentingan atau hal-hal yang menyangkut orang lain, dan merupakan
ketidakmampuan memahami bahwa orang lain juga mempunyai kepentingan atau
pandangan yang mungkain berbeda dengan yang dimilikinya (Kartono & Gulo,
2003). Shaffer (2009) mendefinisikan egosentrisme sebagai kecenderungan untuk
memandang dunia dari perspektif pribadi seseorang tanpa menyadari bahwa orang
lain biasa memiliki sudut pandang yang berbeda pula.
Dari beberapa pengertian umum yang telah dikemukakan di atas, dapat
diambil kesimpulan bahwa egosentrisme adalah kemampuan persepsi yang terbatas
pada kepentingan atau kebutuhan pribadi, tidak berorientasi pada pemisahan atau
pembedaan antara diri sendiri dengan orang atau objek lain. Semoga dalam
penelitian ini kita lancar dan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga
penelitian ini dapat bermanfaan bagi perusahaan dalam mengungkap faktorfaktor
apa saja yang mempengaruhi egosentrisme antar pegawai, sehingga problem yang
dialami perusahaan dan bermanfaat bagi kami dapat terselesaikan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi
egosentrisme pegawai PDAM?
2. Problem apa saja yang dihadapi pegawai PDAM terkait
egosentrisme?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi egosentrisme antar
pegawai PDAM Kabupaten Malang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi egosentrisme antar pegawai PDAM Kabupaten
Malang.
2. Untuk mengetahui kondisi
egosentrisme pegawai PDAM. 3. Untuk mengetahui problem-problem yang dihadapi
pegawai PDAM terkait egosentrisme.
D. Manfaat Penelitian
dapat
bermanfaat terutama bagi peneliti, Fakultas psikologi, dan PDAM Kabupaten
Malang yang diteliti dalam menyelesaikan problem yang dialami perusahaan. E.
Focus Penelitian Focus pada penelitian ini yaitu ingin mengetahui faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi egosentrisme antar pegawai di PDAM kabupaten malang
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" : Faktor-faktor yang mempengaruhi egosentrisme antara pegawai di PDAM Kabupaten Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment