Abstract
INDONESIA:
Handphone samsung handphone merupakan handphone yang menduduki pringkat pertama dari handphone lainnya yang mempunyai brand image yang baik. Konsumen dalam membeli sebuah merek produk dipengaruhi oleh aspek kepribadian yang menjadikannya terikat terhadap sebuah merek. Konsumen memiliki berbgai kepribadian yang berbeda-beda, sedangkan rata-rata konsumen smartphone adalah remaja yang tingkat keterikatan pada sebuah merek itu kecil. Maka dari itu peneliti ingin menggali apakah terdapat pengaruh kepribadian big five personality dan brand image handphone samsung pada remaja di SMP Negeri 5 Malang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh big five personality terhadap brand image handphone samsung pada remaja di SMP Negeri 5 Malang. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 5 Malang kelas VII, VIII, XI, dengan sampel penelitian sebanyak 318 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Variabel big five personality menggunakan angket big five inventory (BFI), variabel brand image menggunakan angket brand image.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: pada variabel big five personality dimensi neuroticsm memiliki nilai tinggi ditandai dengan 100 (31.4%) siswa. Extraversion memiliki nilai tinggi yang ditandai dengan 56 siswa (18.2%). Openness memiliki nilai tinggi yang ditandai dengan 56 siswa (18.2%). Agreeablenes memiliki nilai tinggi ditandai dengan menghasilkan 59 siswa (18.6%) siswa memiliki tingkat agreeableness tinggi. Conscientiousness memiliki nilai rata-rata ditandai dengan 38 (12%) siswa memiliki concientiousness sedang. untuk brand image memiliki nilai rata-rata ditandai dengan 287 (90.3%) siswa.
Hasil analisis data menunjukan nilai F = 3.090 dan Sig = 0.010 (p<0.05), yang berarti terdapat pengaruh big five personality terhadap brand image handphone samsung pada remaja SMP Negeri 5 Malang. Sumbangan efektif variabel big five personality terhadap brand image ditunjukan dengan koefisien determinan R2 = 0.047 atau sebesar 47%. Hasil tersebut menunjukan bahwa big five personality memberikan kontribusi sebesar 47% dengan demikian masih ada
53% faktor lain yang dapat mempengaruhi brand image.
53% faktor lain yang dapat mempengaruhi brand image.
ENGLISH:
Samsung mobile phone is a mobile phone which occupies the first rank againts other mobile phones that have the same good brand image. Consumen in purchasing a product brand is influenced by aspects of personality that makes it bound to a brand. Various consumen have different personalities, whereas the average consumen of Smartphone are teens which are in the low level of attachment to a brand. Thus, the researcher wants to explore whether there is influence of big five personality and brand image of Samsung mobile phones towards teenagers in State Junior High School 5, Malang.
This study aims to know the effect of big five personality towards the brand image of Samsung mobile phones againts teenagers in State Junior High School 5, Malang. The subjects of this study were the students of State Junior High School 5, Malang, class VII, VIII, XI, with 318 students as samples. The method used is quantitative method with purposive sampling. Big five personality variable was using questionnaires inventory (BFI), while variable big five inventory was using questionnaire brand image.
Results of this study are as follows: the big five personality neuroticsm dimensions variable had a high value marked with 100 (31.4%) students. Extraversion had a high value which was indicated by 56 students (18.2%). Openness had a high value which is indicated by 56 students (18.2%). Agreeableness have high values characterized by generating 59 students (18.6%) students had a high level of agreeableness. Conscientiousness had an average value which is indicated by 38 (12%). Students who had average conscientiousness for brand image had an average value which was marked with
287 (90.3%) students.
287 (90.3%) students.
Results of the data analysis showed the value of F = 3.090 and Sig = 0.010 (p <0.05), which means that big five personality influenced towards brand image Samsung mobile phones against teenagers of Junior High School 5, Malang. Effective contribution of big five personality variable on brand image was showed by the determinant coefficient R2 = 0.047 or by 47%. That results showed that the big five personality contributes by 47% to 53%. Thus, there are still 53% of other factors that can affect the brand image.
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia sebagai mahluk
sosial selalu membutuhkan manusia lain di dalam hidup, selain itu manusia juga
membutuhkan informasi untuk kelangsungan hidupnya. Untuk mendapatkan informasi,
kita perlu mencarinya dengan jalan berkomunikasi. Informasi bisa diperoleh
dengan berbicara pada orang lain secara langsung ataupun melalui media. Banyak
media yang dapat digunakan sebagai sarana dalam menyebarkan suatu informasi,
terlebih-lebih karena begitu banyak sesuatu yang terjadi dalam 1 menit saja
diberbagai tempat diseluruh dunia ini yang ingin diketahui manusia. Handphone
merupakan salah satu sarana manusia dalam berkomunikasi dengan manusia yang
lain, dengan cara menggirim sms (send message service), telpon ataupun dengan
media sosial seperti facebook, twitter dan sebagainya. Umumnya handphone adalah
kebutuhan tersier bagi individu, tetapi di era zaman yang semakin canggih ini
handphone bisa dibilang sebagai kebutuhan primer yang harus dimiliki oleh
manusia. Terlihat dari data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI)
menyebutkan, hingga akhir tahun 2011 jumlah pelanggan ponsel di Indonesia
mencapai 250 juta, sementara jumlah penduduk Indonesia sekitar 240 juta jiwa.
Sementara Ketua Asosiasi Impotir Seluler Indonesia (AISI), Eko Nilam
menjelaskan bahwa pertumbuhan ponsel tahun 2007 berkisar antara 20–25 persen
dan tahun 2013 ponsel impor yang masuk ke Indonesia sekitar 80 juta unit.
Sementara tahun 2014 diperkirakan akan menjadi 2 100 juta unit. Negara terbesar
pemasok ponsel ke Indonesia adalah Cina (Kompas.com, 15 November 2014)
Kepemilikan handphone sekarang ini bukan hanya orang tua yang memiliki
handphone tetapi bahkan anak SD, SMP, dan SMA sudah mempunyai barang yang
secanggih ini. Pada saat ini konsumen sering di hadapkan dengan begitu banyak
pilihan produk handphone untuk memutuskan produk mana yang akan di beli,
sedangkan untuk perusahaan di hadapkan pada situasi yang sulit yaitu
persaingan.
Untuk menjaga agar suatu perusahaan tetap eksis adalah dengan
menngkatkan kualitas produk dan meningkatkan mutu pelayanan, karena hampir
semua kalangan saat ini membutuhkan handphone itu sendiri. Selain orang tua
hampir semua anak remaja sekarang juga sudah menggunakan barang secanggih ini,
nyatanya dalam sebuah berita menyatakan bahwa pertumbuhan pengguna layanan data
cukup tinggi setiap tahun seiring dengan bertambahnya pemakaian perangkat
mobile yang tinggi, ungkap Benyamin Sura, Direktur telekomunikasi, Direktorat
jendral penyeleggara pos dan informatika kominfo. Pertumbuhan penggunaan
smartphone cukup tinggi. Benyamin mengatakan bahwa jumlah ABG di indonesia
menjadi indikator tingginya pengguna smartphone, karena rata-rata yang memakai
smartphone itu anak remaja. (Liputan.6.com, 01 februari 2015). Samsung adalah
salah satu merek handphone atau salah satu merek dari alat yang digunakan
individu dalam berkomunikasi dengan individu lain atau masyarakat. Samsung
sendiri alat untuk komunikasi adalah salah satu dari lima unit divisi bisnis
perusahaan Samsung yang berasal dari “Negeri Gingseng” atau 3 korea. Unit ini
terdiri dari divisi telepon genggam, sistem telekomunikasi, komputer dan bisnis
MP3. Produksi telepon genggam GSM pertama adalah SGH- 200 banyak sekali tipe
handphone yang diluncurkan oleh samsung sendiri terdapat 30 lebih tipe yang
sudah dimenyebar luas di pasaran khususnya indonesia (Samsung.com, 15 November
2014). Samsung telah melejit menjadi produsen smartphone terbesar di dunia
dengan angka produk mencapai 57 juta unit pada kuartal ketiga 2013, menurut
data Strategy Analytics Terdapat sebuah data dari OEM (Original Engineering
Market ) yang mengetahui seberapa banyak dan unggul brand samsung terkenal di
pasaran : Gambar 1.1 Second quarter 2013 market share by OEM 4 Gambar 1.2
Second quarter OEM shipments by handset type Data diatas terlihat bahwa memang
brand samsung menepati posisi paling unggul dan laris di pasaran pada tahun
2013 (kompas.com : 15 November 2014). Data diatas secara tidak langsung mengambarkan
brand image samsung merupakan sebuah brand yang bagus dimata konsumen. Aaker
(1991), konsumen lebih sering membeli produk dengan merek yang terkenal karena
merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah dikenal. Asumsi bahwa merek
terkenal lebih dapat diandalkan, selalu tersedia dan mudah dicari, serta
memiliki kualitas yang tidak diragukan, menjadikan merek yang familiar lebih
berpotensi dipilih konsumen dibandingkan merek yang tidak familiar (Wijaya,
2013 : 18393). Laporan strategy analytics menggungkapkan bahwa brand smasung
ternyata lebih kuat dimata konsumen dibandingkan apple dalam hal preferensi
merek elektronik secara keseluruhan, menurut hasil teknology brand preference
strategy analytics yang melibatkan 6.180 responden dari amerika dan eropa
mengatakan samsung berada pada urutan pertama dengan rating 58.7 sementara
apple pada urutan empat dengan angka 22.4. Kepala strategy analitycs David
Mercer mengatakan kunci kesuksesan samsung terletak pada strategi pemasaran 5
perusahaan tersebut perusahaan samsung berhasil meningkatkan kekuatan disetiap
segmen demografis disetiap negara dikutip oleh celluler news (Kompas.com, 30
April 2015). Tujuan utama dari sebuah pemasaran pada perusahaan atau profit
organization adalah untuk mendapatkan keuntungan demi mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan untuk mengembangkan perusahaan. Pendapat serupa
ditulis Dharmmestha dan Handoko (2008) bahwa pemasaran merupakan salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan perusahaan demi mempertahankan kelangsungan
hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Perusahaan akan dapat survive
dengan kemampuan dapat memahami setiap pelanggan sasaran dan menawarkan produk
dan jasa kepada mereka. Pihak pemasar dituntut untuk mengenali terlebih dahulu
kepribadian dan prilaku calon konsumennya, guna mendapatkan keuntungan dan
mampu memenangkan kompetisi pasar.
Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa para pemasar dituntut
untuk mengetahui prilaku konsumennya. Salah satu faktor penentu prilaku
konsumen yaitu faktor pribadi, yang menyangkut usia dan siklus hidup, pekerjaan
dan lingkungn ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai
(Wardana, 2011: 21). Pada dasarnya konsumen memiliki minat dan kebutuhan yang
bermacammacam, bersamaan dengan timbulnya kebutuhan tersebut, munculah motivasi
para konsumen untuk mencapainya. Hal ini sesuai dengan pandangan Hawkins,
Mothersbaugh & Best (2007) menyatakan bahwa ketika konsumen mempunyai 6
kebutuhan, maka mereka akan mencari dan memilih produk sesuai dengan prillaku
mereka (dalam Iskandar & Zulkarnain, 2013: 51). Syrgy (1982) dan Syrgy
& Johar (1991) Secara umum mengatakan konsumen berusaha untuk
mempertahankan atau meningkatkan citra diri mereka dengan memilih produk atau
merek yang memiliki “citra” atau “kepribadian” yang mereka percaya selaras
dengan citra diri mereka (Wijaya, 2013: 19). Setiap konsumen mempunyai sifat
dan kepribadian yang berbeda-beda dan semuanya diperngaruhi oleh kondisi
ekternal dan internal. Kondisi seperti ini berakibat terhadap prilaku
konsumennya, pada saat ketika konsumen memilih brand dan tempat melakukan
pembelian maka konsumen akan melakukan tindakan pembelian. Kepribadian sering
kali dikaitkan dengan konsep diri konsumen, Orang menggunakan atau membeli
sebuah barang atau jasa kalau produk tersebut mmenunjang pembentukan konsep
dirinya atau jika produk tersebut akan membuat orang lain memandang dirinya
sesuai dengan konsep dirinya (Munandar, 2001: 426). Hasil Penelitian Wardana
(2011) tentang pengaruh kepribadian konsumen pada pilihan merek sebagai konsep
diri pada kategori produk mengatakan bahwa seluruh kepribadian konsumen dalam
penelitian ini akan mempengaruhi seleksi konsumen terhadap kepribadian merek
yang sesuai dengan konsep diri mereka. Konsumen lebih menyenangi membeli sebuah
produk yang sesuai dengan kepribadiannya. Dalam perkembangannya kepribadian
juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam pembentukan merek yang baik dan
dapat menjadi suatu konsep diri yang 7 dianut oleh konsumen. Martin (2005)
mengatakan ABG memiliki keinginan kuat untuk memakaikan merek ke hal-hal yang
mereka pakai, sebagian besar ABG membedakan diri mereka dari yang lainnya
melalui pemilihan merek. Pengaruh kepribadian terhadap produk bisa
bermacam-macam, antara lain berupa kesetiaan terhadap suatu merek produk. Konsumen
tipe ini sering kali tidak mudah untuk berpindah pada produk lain
(Nitisusantro, 2012: 73). ABG mempunyai keterikatan kepada merek sama halnya
dengan orang dewasa tapi keterlibatan ini lebih lemah dibanding orang dewasa,
40% kemungkinannya ABG mempunyai keterikatan terhadap suatu merek (Martin,
2005: 55). Konsumen memiliki sikap dan kepribadian yang bermacam-macam yang
membedakan individu satu dengan individu yang lain. Pada paparan data
sebelumnya menjelaskan bahwa terjadi pengaruh kepribadian terhadap kepercayaan
serta keterikatan dalam memilih atau membeli sebuah merek, tetapi berbeda
keterikatan orang dewasa dengan remaja, dan umumnya remaja masuk dalam taraf
40% lebih kecil kemungkinannya untuk terikat terhadap sebuah merek. Maka
peneliti tertarik untuk mengupas sisi kepribadian terhadap prilaku konsumen
terhadap brand image sebuah produk remaja. Penelitian ini menggunakan
kepribadian big five personality (kepribadian trait) yang mana dalam
kepribadian ini terdapat lima tipe kepribadian antara lain neuroticsm,
extraversion, opennes, agreeableness dan concientiusness. Salah satu bentuk
karakteristik kepribadian (personality trait) adalah Big Five Personality.
Dalam dimensi Big Five Personality dijelaskan bahwa kepribadian individu
terdiri dari lima sifat (trait) dasar.
Kelima dimensi dasar
tersebut digunakan untuk 8 menggambarkan perbedaan dalam perilaku kognitif,
afektif, dan sosialnya. Dikemukakan Goldberg (1993) bahwa lima faktor
kepribadian yang sering disebut sebagai Big Five, merupakan tampilan karakteristik
kepribadian (personality trait) yang terbagi atas extraversion, agreeableness,
concientiousness, neurotism, dan openess. The Big Five juga sering digambarkan
sebagai framework yang universal untuk mengukur kepribadian individu secara
kompherensif (Iskandar & Zulkarnain, 2013: 53) Penggunaan. handphone
sendiri salah satu alat yang digunakan komunikasi khususnya dalam merek
handphone Samsung sudah banyak di sekitar kita, bahkan data statstistik di atas
sudah menyatakan bahwa lebih banyak individu membeli merek Samsung dari pada
handphone yang lain, seperti, Oppo, Sony, Motorolla, Blackberry atau yang
lainnya, jadi brand dari samsung ini sendiri dapat dikatakan sudah mengenal
dunia, walaupun ada beberapa handphone yang berkualitas lebih baik dari pada
samsung. Tetapi bagi mereka yang mengerti tentang sebuah merek yang
dipercayainya maka tanpa berfikir panjang mereka akan kembali melakukan
pembelian atau bahkan dapat mempersuasi lingkungan sekitarnya. Para konsumen
pun dapat bertindak impulsif tanpa mengetahui citra merek itu sendiri bisa dari
bentuk, warna, atau harga yang ada dalam sebuah produk. Pembelian yang tidak
sesuai bisa saja membuat sebuah citra merek (brang image) semakin memburuk dan
mempengaruhi pada penghasilan. Tetapi hasil lain mengatakan Pada dimensi
conscientiousness dideskripsikan berpikir sebelum bertindak, menunda kepuasan,
mengikuti peraturan dan norma, memiliki kontrol 9 diri terhadap lingkungan
sosial, dan teliti (Costa & McCrae, 1997; Pervin & John, 2005). Ali
& Asrori (2008) mengemukakan individu yang memiliki kontrol diri yang
tinggi dalam membeli suatu produk akan mendapatkan informasi sebanyakbanyaknya
tentang produk tersebut. Pencarian informasi produk dapat di akses dari teman,
internat, keluarga dan lain sebagainya, dan jika sebuah merek dikenal dengan
citra yang baik maka tidak menutup kemungkinan akan menambah penghasilan dan
memperluas citra merek itu sendiri. Maka dari berbagai asumsi dan pendapat
penetilian terdahulu dan data yang telah terpaparkan menarik peneliti untuk
meneliti pengaruh big five personality terhadap brand image pengguna handphone
samsung pada remaja dan melihat kepribadian mana yang paling berpengaruh
menciptakan citra merek produk samsung. Subyek yang digunakan dalam penelitian
ini adalah remaja berumur 11-15 tahun, yang masuk pada ranah sekolah menegah
pertama atau tepatnya di SMPN 5 Malang. Peneliti menggunakan SMPN 5 Malang
karena merupakan salah satu SMPN favorit yang ada di kota malang. Kenapa
remaja, ABG (anak baru gede) merupakan sebutan modern untuk para remaja saat
ini, dan hampir semua aspek dalam kehidupan ABG masa kini sangat berbeda dari
apa yang kita lihat pada generasi sebelumnya, perbedaan antara generasi kita
dan ABG adalah mereka tumbuh dalam dunia yang telah kelebihan beban informasi melalui
internet, televisi, bahkan juga video, web, sms atau telpon dan sebagainya.
Remaja merasa seolah-olah akan hidup selama-lamanya. Kadang mereka yakin bahwa
mereka mengetahui segala sesuatu. Dalam banyak hal remaja bahkan 10 diberi hak
istimewa, memegang dan juga mempertahankan kekuatan ekonomi yang belum pernah
terjadi sebelumnya. Martin (2005) mengatakan bahwa Anak pra-remaja sebagai ABG
(berusia 8-14 tahun) mereka menjadi kelompok konsumen baru yang memiliki
kekuatan besar pada tahun 2002. Mereka telah membelajankanan US$ 300 milyar,
juga mempengaruhi belanja US$ 1,88 trilun diseluruh dunia. Mereka bukan hanya
menjadi penonton televisi yang setia, tetapi juga pengguna internet yang
canggih, namun ternyata mereka merupakan makhluk yang palin paham citra merek
dibanding para ahli. Piaget mengatakan pemikiran operasinal formal berlangsung
antara usia 11-15 tahun. Pemikiran operasional mereka lebih abstrak dan
idealis, mereka juga berfikir lebih logis (Kuhn, 1991). Remaja mulai berfikir
layaknya seorang ilmuan, menyusun rencana memecahkan masalah-masalah dan
menguji pemecahan masalah secara sistematis (Santrock, 2002: 16). karena Merek
telah menjadi bagian internal dari cara remaja membentuk diri mereka. Ini
sebuah cara mereka mengekpresikan siapa mereka dirumah, sekolah, pesta dan juga
di internet. Remaja juga merupakam generasi yang paling sadar tentang merek
yang pernah ada (Martin, 2005 : 14). Sebuah citra merek sangat diperlukan untuk
kelanjutan pembangunan merek kearah yang paling bagus dan bertahan lama, maka
dari dini perlu adanya pemupukan citra agar sebuah merek atau perusahaan dapat
berkembang dengan baik. Martin (2005) juga mengatakan bahwa seorang ABG bisa
menjadi pengikut setia sebuah merektertentu, akan tetapi mereka juga tidak akan
11 mencegah perubahan kesetiaan dan juga mereka tidak mempunyai rasa takut
untuk berganti pada merek lain.
Maka dari itulah kenapa
sebuah citra merek perlu dipupuk dari dini dan menggunakan konsumen yang dini
pula. Jadi dari data ini semakin memberikan antusias yang besar pada peneliti
apakah terdapat sebuah pengaruh big five personality terhadap brand image
handphone samsung pada remaja di SMP Negeri 5 Malang. Agar dapat mengetahui
seberapa besar sumbangsih kepribadian para remaja terhadap sebuah brang image.
Kemudian peneliti menggunakan SMP Negeri 5 Malang merupakan salah satu sekolah
SMP Negeri terfavorit di Malang dengan sekitar 65% siswanya merupakan keluarga
menengah ke atas (Wawancara 1, 05 Mei 2015) dan selalu menapatkan pringkat
kelulusan kedua terbaik di seluruh SMPN Malang, mempunyai halaman yang luas
serta SMP Negeri 5 ini merupakan inspiratif SMP Negeri lain dalam perlombaan
PIRG (Pelatihan Ilmiah Remaja Gabungan) tingkat nasional dan internasional.
Pada sekolah ini siswa diperbolehkan membawa handphone ke sekolah. Secara tidak
langsung dari data statistik ditas menunjukan bahwa samsung merupakan handphone
yang paling digemari dan juga mempunyai brand image yang bagus tetapi kondisi
lapangan banyak para siswa yang mengatakan “kenapa samsung sih miss” dari sini
terlihat adanya rasa kekecewaan, dan ternyata dalam SMP Negeri 5 Malang
tersebut hanya 1/3 dari populasi dan sangat sedikit. Kesenjangan yang ada ini
perlu diadakannya penelitian lebih lanjut mengenai big five personality
terhadap brand image handphone samsung itu sendiri. Pada 12 remaja apakah
kepribadian berpengaruh terhadap pemilihan mereka dalam menggunakan memilih
merek yang akan mereka gunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat big five personality pada siswa SMPN 5 Malang?
2. Bagaimana tingkat brand
image handphone samsung pada siswa SMPN 5 Malang?
3. Apakah terdapat pengaruh big five personality terhadap brand
image handphone Samsung pada siswa SMPN 5 Malang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat
big five personality pada siswa SMPN 5 Malang.
2. Untuk mengetahui tingkat brand image handphone samsung pada SMPN
5 Malang.
3. Untuk mengetahui pengaruh big five personality terhadap brand
image handphone Samsung pada siswa SMPN 5 Malang.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis Diharapkan
hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu dibidang
psikologi, khususnya dibidang psikologi industri dan organisasi dengan cara
member tambahan data empiris yang sudah teruji secara ilmiah. Dan diharapkan
mampu memnambah wawasan bagi para pembaca.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat dan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan baik bagi penulis
maupun peneliti lain dan juga untuk produsen di bidang maeketing atau pemasaran
yang dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti selanjutnya. Juga dapat
bermanfaat bagi para konsumen dan produsen sebuah produk atau jasa agar lebih
memperhatikan produk sesuai dengan sasaran pelanggan yang ditentukan, dan dapat
membuat keuntungan bagi pihak produsen semakin baik dan konsumen pun merasa
puas dengan produk yang menjadi kebutuhannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Pengaruh big five personality terhadap brand image handphone Samsung pada remaja di SMP Negeri 5 Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment