Abstract
INDONESIA:
Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Penelitian ini dilatarbelakangi, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang dialami oleh guru SLB Muhammadiyah Jombang diantaranya tidak sepadannya gaji yang didapat guru dengan beban kerja atau mengajar yang tinggi yang diberikan oleh lembaga tersebut, hal ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi rasa kepuasan guru. Dalam mempertahankan eksistensi dalam bekerja, tidak jarang sumber daya manusia akan mengalami stres kerja terutama bagi individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan melakukan analisis tentang tingkat kepuasan kerja guru SLB, tingkat stres kerja oleh guru SLB dan untuk menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja guru SLB. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif koefisien korelasional, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah guru SLB Muhammadiyah Jombang yang berjumlah 30 orang. Jumlah sampel dalam penelitian adalah sejumlah 30 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Sampling Jenuh. Teknik analisis yang digunakan yaitu korelasi product-moment.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang termasuk dalam kategori sedang. Tingkat stres kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang termasuk dalam kategori sedang. Terdapat hubungan negatif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan stres kerja guru SLB Muhammadiyah Jombang, dengan nilai koefisien korelasi sebesar -0,636 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari = 5% (0,000 < 0,05), yang berarti bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka akan diikuti dengan penurunan tingkat stres kerja. Oleh karena itu, agar dapat mengurangi stres kerja yang tinggi, maka guru sebaiknya disarankan untuk lebih bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan.
ENGLISH:
As teachers or teacher educators is one of the factors of the specific success in all educational effort, the researchers found some of the issues or Almscalh witnessed by teachers, including the lack of teachers' salaries, but the school is not care, and feared it could affect the feel good teachers in the defense of the existence of in factors.
Researchers aimed to get a picture of the search for the level of job satisfaction for teachers in special schools, the level of work stress by teachers in special schools and analyze the relationship between job satisfaction and teachers working in special schools under pressure. The type of research that is conducted research and descriptive degree Correlative Altahedv means any research to find out in the presence of two or more variable, the number of people in Hama Search is a teacher at a special school Mohammedia Jombang and up to thirty teacher. Sampling used in the manufacture of samples in Hama research techniques is to take saturated samples. Analysis technique used is the product moment correlation.
Based on the analysis showed that the level of job satisfaction for teachers in special schools Mohammedia Jombang including in the medium category, work stress levels of teachers in special schools Mohammedia Jombang including in the medium category there is an inverse and significant relationship between job satisfaction and teachers working in special schools Mohammedia pressure Jombang with correlation - coefficient. 0.636 and great value 0,000 Smaller than 5% (0,000 <., 0.5), which means that higher job satisfaction and will be followed by a decrease in the level of work stress. So, in order to reduce the high pressures of work, then the teacher should be advised to be more enthusiastic in implementing the action.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk
sosial. Artinya dalam seluruh bidang kehidupannya semua manusia membutuhkan
orang lain dan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri di dunia ini. Tujuan
manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain adalah untuk mencapai
suatu hal yang disebut dengan “sejahtera”. Secara sederhana sejahtera bisa
digambarkan dengan tercukupinya kebutuhan sandang, pangan dan papan, tercukupi
kebutuhan kesehatan, tercukupi kebutuhan sosial dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Sekolah merupakan tumpuan dan harapan orang tua, masyarakat, dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga sekolah memegang peranan penting
dibanding lembaga pendidikan lainya. Sesuai dengan UUD 1945 tentang pendidikan
dan kebudayaan yakni “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlaq mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bngsa yang diatur dengan undang-undang.
Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan setiap upaya pendidikan. Kinerja guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan
pengajaran, ketrampilan penguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitanya
dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar dan pendidik. Guru dapat
di interprestasikan sebagai pembimbing/belajar fasilitator.
Dalam hal ini peneliti menemukan beberapa permasalahan yang dialami
oleh guru SLB Muhammadiyah Jombang diantaranya tidak sepadannya gaji yang
didapat guru dengan beban kerja atau mengajar yang tinggi yang diberikan oleh
lembaga tersebut, hal ini dikhawatirkan bisa mempengaruhi rasa kepuasan guru.
Kepuasan kerja menurut Handoko (1997) adalah cara seorang pekerja merasakan
pekerjaannya dan merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang
bermacam-macam. Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan hal yang bersifat
individual, setiap individual memiliki tingkat kepuasan kerja yang berbeda –
beda sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang dianutnya. Semakin banyak
aspek dalam pekerjaannya yang sesuai dengan keinginan dan sistem nilai yang
dianut individu, semakin tinggi tingkat kepuasan yang didapat. Demikian pula
sebaliknya, semakin banyak aspek dalam pekerjaannya yang tidak sesuai dengan
keinginan dan sistem nilai yang dianut individu, semakin rendah tingkat
kepuasan yang didapat. Guru yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan
pernah mencapai kematangan psikologis dan pada gilirannya akan menjadi
frustasi. Kepuasan kerja adalah suatu tingkat emosi yang positif dan
menyenangkan individu terhadap pekerjaan atau pengalaman positif dirinya (Locke
1976-dikutip dari buku Wijono 2010). Aspek – aspek yang dapat membentuk
kepuasan kerja karyawan antara lain : faktor individual (umur, jenis kelamin,
sikap pribadi terhadap pekerjaan), faktor hubungan antar Guru (hubungan antar
Kepala dan Guru, hubungan sosial antara sesama karyawan, sugesti dari teman sekerja,
faktor fisik dan kondisi tempat kerja, emosi dan situasi kerja) faktor
eksternal (keadaan keluarga, rekreasi, pendidikan).
Aspek tersebut memberikan
motivasi agar kepuasan kerja tercapai bagi guru. Dan yang berkewajiban memenuhi
tercapainya kepuasan kerja tersebut adalah setiap pimpinan lembaga yang
bersangkutan, karena kepuasan kerja merupakan faktor yang diyakini dapat
memotivasi semangat kerja guru agar guru dapat memberikan hasil yang terbaik
bagi sekolah sehingga kinerja sekolah dapat ditingkatkan. Dalam mempertahankan
eksistensi dalam bekerja, tidak jarang sumber daya manusia akan mengalami stres
kerja terutama bagi individu yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan yang terjadi. Setiap orang dimanapun berada dalam suatu organisasi,
dapat berperan sebagai sumber stres bagi orang lain. Stres sebagai suatu
kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada kesempatan, hambatan, dan
keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting tapi tidak dapat
dipastikan. Persaingan dunia kerja saat ini semakin meningkat sehingga manusia
menghabiskan waktunya untuk terus bekerja dan bekerja. Hal tersebut secara
tidak sadar telah menyebabkan kejenuhan dan mengakibatkan stres pada manusia.
Stres merupakan hasil dari tidak /kurang ada kecocokan antara dan lingkunganya
yang mengakibatkan ketidak mampuanyauntuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap
dirinya secara efektif (Finchan dan Rhoses, 1988). Stres yang terlalu besar
dapat mengancam seseorang untuk menghadapi lingkungan yang akhirnya mengganggu pelaksanaan
tugas guru. Beberapa sumber stres di kalangan pendidik, antara lain perilaku
negatif siswa, beban kerja berlebih, konflik dengan atasan, konflik peran,
peran kerja yang ambigu, fasilitas mengajar yang tidak memadai, lingkungan
kerja yang tidak nyaman, dan penghargaan kinerja yang rendah. Rizky (2010)
dalam penelitiannya tentang Hubungan Antara Komunkasi Interpersonal Dan Stres
Kerja Dengan Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, membuktikan bahwa terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal
dan stres kerja dengan kepuasan kerja. Selanjutnya Kosnin dan Cheman (2009)
meneliti tentang Hubungan antara Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja dalam
Kalangan Guruguru Besar di Daerah Melaka Tengah. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan negatif antara stres kerja dengan kepuasan kerja. Hasil
ini didukung penelitian Anitawidanti (2010) yang membuktikan bahwa ada hubungan
stres kerja dengan kepuasan kerja karyawan berdasarkan gender. Fenomena di atas
menarik untuk diteliti dikarenakan hal tersebut secara tidak langsung mempunyai
pengaruh terhadap keutuhan suatu lembaga pendidikan tersebut.
Hal itu yang mendorong untuk mengkaji lebih lanjut yang di tuangkan
dalam sebuah penelitian “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Guru
SLB Muhammadiyah Jombang”
B.
Rumusan
Masalah Masalah
penelitian ini adalah
“Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Stres Kerja Guru SLB Muhammadiyah
Jombang”. Selanjutnya peneliti membagi rumusan masalah menjadi sub problematik
yaitu:
1.
Bagaimana
tingkat kepuasan kerja guru SLB ?
2.
2.
Bagaimana tingkat stres kerja oleh guru SLB?
3.
3. Apakah ada hubungan antara kepusan kerja
dengan stres kerja guru SLB?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah
untuk memperoleh gambaran dan melakukan analisis tentang: 1. Tingkat kepuasan
kerja guru SLB 2. Tingkat stres kerja oleh guru SLB. 3. Untuk menganalisis
hubungan antara kepusan kerja dengan stres kerja guru SLB.
D. Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan khazanah keilmuan (teoritik) bagi pengembangan konsep praktik
pekerjaan guru, khususnya mengenai Adakah hubungan antara kepuasan kerja dengan
stres kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhamadiyah Jombang.
2. Manfaat
Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapakan dapat: a. Memberikan
informasi dan sumbangan pemikiran bagi penanganan masalah stres kerja yang
dialami oleh guru pendidikan luar biasa khususnya mengenai kepuasan kerja guru
pendidikan luar biasa di SLB Muhamadiyah Jombang. b. Sebagai bahan kajian bagi
pekerja sosial yang bekerja di setting pendidikan. Terutama tentang masalah
stres kerja guru. c. Sebagai bahan acuan konseptual bagi pembuat kebijakan
dalam memahami masalah stres kerja yang di alami guru pendidikan luar biasa di
SLB Muhamadiyah Jombang.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara kepuasan kerja terhadap stres kerja guru pendidikan luar biasa di SLB Muhammadiyah Jombang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment