Abstract
INDONESIA:
Perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya perilaku merokok disebabkan oleh faktor lingkungan dan dalam diri remaja. Sementara harga diri merupakan dimensi evaluasi secara umum terhadap diri sendiri. Biasanya mengacu pada self image dan merefleksikan kepercayaan diri serta kepuasan individu terhadap diri mereka.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perilaku merokok pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang, mengetahui tingkat kepercayaan diri pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang, dan untuk mengetahui pengaruh perilaku merokok terhadap kepercayaan diri pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang.
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan variabel independen yaitu perilaku merokok dan variabel dependennya adalah kepercayaan diri. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang, dengan sampel 99 responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Penelitian ini dianalisis dengan korelasi dan regresi linier sederhana, menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus di UIN Maliki Malang sebanyak 9.09% memiliki perilaku merokok dengan klasifikasi sangat tinggi, 52.53% dengan klasifikasi tinggi, 32.32% dengan klasifikasi rendah, dan 6.06% dengan klasifikasi sangat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus memiliki perilaku merokok tinggi. Sedangkan untuk penelitian pada variabel kepercayaan diri diperoleh hasil 12.12% responden memilki kepercayaan diri dengan klasifikasi sangat tinggi, 70.71% dengan klasifikasi tinggi, dan 17.17% dengan klasifikasi rendah.Untuk hasil uji kolerasi diketahui pengaruh perilaku merokok terhadap kepercayaan diri sebesar 52.05%, sementara sisanya 47.05% disebabkan oleh faktor lain.
ENGLISH:
Smoking behavior is a function of the environment and the individual, meaning that smoking behavior than caused by environmental factors and the adolescent self.While self-esteem is a general evaluation of the dimension of self. Usually refers to the self-image and reflects the confidence and satisfaction of individuals against themselves.
The purpose of this study was to determine the level of Smoking Behavior in Students follow Intra Campus organizations UIN Maliki, knowing the level of Confidence in Students follow Intra Campus organizations UIN Maliki, and to determine the effect of Smoking on Confidence in Students follow organizations Intra Campus UIN Maliki.
In this study, using a quantitative approach. The data collection method using a questionnaire with the independent variables, smoking behavior and the dependent variable was self-confidence. The population in this study were students who followed the intra-campus organizations UIN Maliki, with a sample of 99 respondents.Validity and reliability test performed using SPSS 16.0 for Windows. This study analyzed the correlation and simple linear regression, using SPSS 16.0 for Windows.
The results showed that students follow the intra-campus organizations at UIN Maliki as much as 9:09% have smoking behavior with very high classification, 52.53% with a higher classification, 32.32% with a lower classification, and 6:06% with very low classification. It can be concluded that students follow the intra-campus organizations have high smoking behavior. As for research on variable results obtained 12:12 confidence% of respondents have the confidence in the classification is very high, 70.71% with a high classification, and 17:17% with a lower classification. For the test results known to influence smoking behavior correlates to the confidence of 52.05%, while the remaining 47.05% were caused by other factors.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masa remaja adalah masa tumbuh dan
berkembang dimana terjadi perubahan kualitatif secara fisik dan psikis. Masa
remaja disebut sebagai masa kritis karena pada masa ini remaja banyak mengalami
konflik. Perubahan- perubahan pesat yang terjadi pada masa remaja menimbulkan
keraguan, perasaan tidak mampu, tidak aman dan dalam banyak kasus mengakibatkan
perilaku yang kurang baik. Remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai bagi dirinya. Saat ini
banyak manusia yang melakukan kebiasaan atau pola hidup tidak sehat. Hardinge
(2001) mengemukakan bahwa salah satu kebiasaan atau pola hidup tidak sehat
tersebut adalah merokok. Dalam agama islam, perilaku merokok dikenal sebagai
perbuatan mubazir yang berarti perbuatan yang banyak mendatangkan mudharat atau
kerugian. Setiap manusia diseluruh dunia mengetahui bahwa merokok mengganggu
kesehatan dan berdampak negatif (Awi, 2011). Dampak negatif dari perilaku
merokok ini bukannya tidak berdasar. Dalam dunia medis ditemukan bahwa rokok
mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Pengaruh bahan kimia yang dikandung
rokok 2 seperti nikotin, CO2 (karbondioksida) dan tar dapat menyebabkan
berbagai penyakit. Bahan kimia ini akan memacu kerja susunan saraf pusat dan
susunan saraf simpatis sehingga mengakibatkan tekanan darah meningkat dan detak
jantung bertambah cepat. Selain itu, bahan kimia tersebut juga menstimulasi
penyakit kanker dan penyakit lainnya seperti penyempitan pembuluh darah tinggi,
jantung dan paru-paru (Kendal dan Hammen dalam Komasari dan Helmi, 2000).
Langkah nyata larangan merokok ini sudah dimulai oleh pemerintah daerah Padang
Panjang Sumatera Barat. Pemerintah daerah Serambi Mekah ini mengeluarkan
Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2009 yang melarang pemasangan iklan rokok
sepanjang jalan di kota Padang Panjang. Walikota Padang Panjang yang juga
seorang dokter ini menjelaskan bahwa perda tersebut dibuat untuk melindungi
kesehatan masyarakat dari bahaya merokok, membudayakan hidup sehat dan menekan
angka pertumbuhan perokok pemula (http://padangpanjang_kotatanpaiklanrokok.com).
Saat ini Indonesia menduduki “juara” ketiga jumlah perokok dunia setelah Cina
dan India. Indonesia mengalahkan negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang
dalam konsumsi rokok dunia. Dibandingkan dengan data terakhir yang
dipublikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa Indonesia nomor 5 di dunia
setelah Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan Rusia. Menurut Bank Dunia, konsumsi
Indonesia sekitar 6,6 persen dari seluruh konsumsi dunia (WHO 2002 dalam
Poltekkes Depkes Jakarta I, 2012). 3 Seiring berkembangnya zaman dan
bertambahnya merek-merek rokok, usia mulai merokok mengalami penurunan. Menurut
Depkes RI (2006), sebesar 35% penduduk umur 15 tahun ke atas merokok (tiap hari
dan kadang-kadang). Dibandingkan Susenas 2001 dan 2003, terjadi peningkatan
sebesar 3%. Persentase perilaku merokok pada laki-laki konstan tinggi, yaitu
63% pada tahun 2001, 2003, dan 2004. Pada perempuan jauh lebih rendah, namun
ada peningkatan dari 1,4% pada tahun 2001 menjadi 1,7% pada tahun 2003, dan
4,5% pada tahun 2004.
Sedangkan menurut hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesda) tahun 2007 dan 2010 terjadi penurunan umur mulai
merokok pada usia yang lebih muda. Menurut Riskesda 2007, umur pertama kali
merokok pada usia 5-9 tahun sebesar 1,2%, pada usia 10-14 tahun sebesar 10,3%,
pada 15-19 tahun sebesar 33,1% pada usia 20-24 tahun sebesar 12,1%, pada usia
25-32 tahun sebesar 3,4% dan pada usia ≥ 30 tahun sebesar 4%. Berdasarkan hasil
survey Riskesda 2010, umur pertama kali merokok pada usia 5-9 tahun sebesar
1,7%, pada usia 10-14 tahun sebesar 17,5% pada usia 15-19 tahun sebesar 43,3%,
pada usia 20-24 tahun sebesar 14,6%, pada usia 25-32 tahun sebesar 4,3% dan
pada usia ≥ 30 tahun sebesar 3,9% (Awi, 2011). Berdasarkan data di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa peningkatan usia merokok terjadi pada masa remaja yang
mengarah pada perokok yang lebih muda. 4 Masa remaja adalah masa peralihan dari
usia anak-anak ke usia dewasa. Periode remaja merupakan periode yang penting
karena pada masa ini terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang pesat (Atkinson
dkk, 1993). Masa remaja sering diistilahkan dengan masa strom and stress karena
ketidaksesuaian antara perkembangan fisik yang sudah hampir dewasa. Remaja
sering bertingkah laku yang membuat mereka seperti orang dewasa, seperti
merokok, minum-minuman keras dan menggunakan obat-obatan (Hurlock, 1999).
Banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja. Menurut Lewin
(2002), perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya
perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor lingkungan. Faktor dalam diri
remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan remaja. Pada masa remaja terjadi
ketidaksesuaian antara psikis dan sosial. Beberapa remaja melakukan perilaku
merokok sebagai cara kompensatoris. Brigham (1991) menyatakan bahwa perilaku
merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari kematangan,
kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.
Bagi remaja merokok sering kali diasosiasikan
baik secara sadar maupun tidak sadar dengan kesan makin seksi, makin berani,
tidak kolot (modern) serta memberikan kesan dewasa, jantan dan gagah
(Danusantoso, 1993: 7). Faktor dari luar individu datang dari teman sebaya. Al
Bachri (1991) dalam penelitiannya menemukan bahwa 87% remaja mempunyai
sekurang- 5 kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok. Sahabat yang
merokok tersebut mendorong untuk merokok juga sehingga remaja yang tidak pernah
merokok pun akhirnya memperoleeh tekanan dari teman sebaya tersebut. Mereka
yang tidak merokok akan diberi “hukuman psikologis” sebagai orang yang tidak
jantan. Selain itu juga terdapat ungkapan “hanya perempuanlah yang tidak
merokok” atau “dia tidak merokok karena ingin naik haji”. Marjohan (2000)
menjelaskan bahwa tekanan dalam bentuk ejekan ini membuat keberhargaan tentang
diri seorang remaja mulai menurun dan kondisi ini sangat mujarab untuk membuat
remaja segera mencoba merokok sampai akhirnya menjadi perokok pemula dan
akhirnya menjadi pecandu rokok. Dalam ilmu psikologi, gambaran sejauh mana
individu menilai dirinya sendiri sebagai orang yang memiliki kemampuan,
berartian, berharga dan kompeten, dinamakan dengan self confidenceatau yang
lebih sering dikenal dengan kepercayaan diri. Harga diri merupakan dimensi
evaluasi secara umum terhadap diri sendiri. Biasanya mengacu pada self image
dan merefleksikan kepercayaan diri serta kepuasan individu terhadap diri mereka
(Santrock, 2004). Roggers dan Alport (dalam Sarason, 1967) mengatakan bahwa
kepercayaan diri merupakan fungsi langsung dari evaluasi seseorang terhadap
kemampuannya. Selanjutnya mempengaruhi tujuan yang ditetapkan dan usaha yang
dilakukannya, terutama sikap menerima, menolak, dan indikasi besarnya 6
kepercayaan individu terhadap kemampuan, keberartian, kesuksesan, keberhargaan.
Enung (2010), mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah sikap positif seorang
individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.
Sementara itu, menurut Papalia (2002) kepercayaan diri merupakan pendapat atau
penilaian seseorang yang membuat dirinya menjadi berharga. Secara singkat,
kepercayaan diri adalah “personal judgment” mengenai perasaan berharga atau
berarti yang diekspresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya.
Perilaku merokok yang tampak dikalangan remaja saat ini, disamping adanya
perubahan dari kehidupan modern, diyakini pula adanya perubahan pada proses
perkembangan di dalam diri remaja.
Hal ini terbukti dengan pengamatan
(peneliti) di kampus terdapat banyak mahasiswa (yang digolongkan sebagai
remaja) merokok, khususnya pada mahasiswa intra kampus. Didukung oleh sebuah
pernyataan salah satu mahasiswa intra kampus, yang ketika memberikan materi
dengan merokok: “(Tomy, Fakultas Saintek), perasaannya biasa aja, udah
kebiasaan. Emang tambah PD (Percaya Diri) dikit kalau sambil ngrokok”
(wawancara, 18 April 2015). Dari fakta tersebut bahwa mahasiswa mempunyai
perilaku merokok untuk menunjang rasa percaya diri. Penelitian yang dilakukan
Ruth Wetson dengan membandingkan remaja yang tidak merokok, remaja merokok 7
memiliki self esteem lebih rendah dan cenderung melawan orang tua mereka
(Family Matters, 1993). Dari pemaparan di atas timbul kesenjangan antara fakata
dan teori. Berdasarkan latar belakang, penulis ingin meneliti tentang “Pengaruh
Perilaku Merokok Terhadap Mahasiswa Yang Mengikuti Organisasi Intra Kampus UIN
Maliki Malang”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat perilaku
merokok pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN MALIKI Malang?
2. Bagaimana tingkat kepercayan diri
pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN MALIKI Malang?
3. Bagaimana pengaruh perilaku merokok
terhadap kepercayaan diri mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN
MALIKI Malang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat perilaku
merokok pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN MALIKI Malang
2. Untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri
pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus UIN Maliki Malang
3. Untuk mengetahui pengaruh perilaku merokok
terhadap kepercayaan diri pada mahasiswa yang mengikuti organisai intra kampus
UIN MALIKI Malang
D. Mafaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Secara teoritis,
hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan yang berarti bagi khasanah
perkembangan ilmu psikologi. Khususnya psikologi sosial.
2. Manfaat Praktis Secara praktis,
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada peneliti
selanjutnya, yang ingin meneliti tentang perilaku merokok terhadap kepercayaan
diri mahasiswa.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Pengaruh perilaku merokok terhadap kepercayaan diri mahasiswa yang mengikuti organisasi intra kampus UIN Maliki Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah iniDOWNLOAD
4 comments:
true religion outlet
nmd
100% real jordans for cheap
crazy explosive
yeezy boost 350 v2
air max 270
lacoste outlet
air max 2018
yeezy boost
vibram five fingers
nike air force 1
nike hyperdunk 2017
curry shoes
tory burch shoes
nhl jerseys
adidas yeezy boost
tom ford sunglasses
adidas gazelle
retro jordans
air jordans
mishka clothing
converse shoes
oakley sunglasses wholesale
rolex watches
lebron ambassador 10
flip-flops
mcm bags
vans shoes
spalding basketball
ysl bags
20189.04chenjinbei
tods shoes
adidas outlet
mont blanc
kobe 11
adidas flip-flops
nike air max
converse outlet store
celine
nike outlet
givenchy bags
2018.10.9chenlixiang
Post a Comment