Abstract
INDONESIA:
Masa remaja berada pada masa krisis yang kompleks, sehingga remaja diharapkan mampu menyelesaikan tugas perkembangannya baik secara pribadi maupun sosial dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Perkembangan kehidupan sosial remaja salah satunya ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Kehidupan sosial remaja dengan teman sebayanya memberi pengalaman dan informasi yang diperlukan bagi remaja. Orientasi Masa Depan adalah suatu kumpulan skemata atau sikap yang membentuk harapan mengenai masa depan, pembentukan orientasi masa depan remaja khususnya dalam bidang karir pekerjaan merupakan sebuah proses yang membutuhkan adanya motivasi dalam diri, perencanaan, dan evaluasi yang tepat. Dalam proses ini melibatkan berbagai faktor, diantaranya dukungan sosial dari teman sebaya.
Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat dukungan sosial teman sebaya pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang (2) untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang (3) untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Variabel bebas (x) dukungan social teman sebaya dan variable terikat (y) orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan. Subjek penelitian berjumlah 93 dari populasi yakni berjumlah 357 peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Peneliti menggunakan metode kuisioner dalam pengumpulan data. Analisa keseluruhan komputasi data dilakukan dengan bantuan fasilitas komputer program SPSS 16.0 for windows. Hasil menunjukkan bahwa: (1) Tingkat dukungan sosial peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang berada pada kategori sedang (2) Tingkat orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang berada pada kategori sedang (3) Terdapat hubungan yang positif antara dukungan social teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang dengan hubungan yang signifikan.
ENGLISH:
Adolescence is at times of crisis are complex, so that teens are expected to complete its development both in personal as well as social, with all the strengths and weaknesses. The development of the social life of the teenager, one of which is marked by symptoms of increasing peer influences in their lives. Teenage social life with peers give experience and necessary information for adolescents. The future orientation is a collection of schemata or attitudes that make up the hope about the future, shaping the future orientation of adolescents in particular in the field of career job is a process that requires the presence of self motivation, planning, and evaluation. In this process involves a variety of factors, such as social support from peers.
The goal in this research are (1) to find out the peer social support level of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang (2) to know the description of the future orientation in the field carrier job of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang (3) to find out the relationship between social support peers with the orientation of the future orientation in the field carrier job of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang.
The methods used in this research is correlation quantitative research. The independent variable (x) of social support peers and dependent variable (y) of the future orientation in the field carrier job of adolescence. The subject of the research amounted to 93 of the population i.e. totaled 357 learners in grade XI in of Public Vocational Hig School 11 Malang selected using random sampling techniques. Researchers used a questionnaire method in data collection. The entirely analysis of the data washeld aided by computer facilities of SPSS 16.0 for windows programe. The research outcomes shows that: (1) the level of peer social support level of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang is in medium category. (2) the rate of teenage future orientation in the field of carrier job of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang is in medium category (3) there is a positive relationship between the social support of peers with future orientation in the field carrier job of Learning Participants in Grade XI of Public Vocational Hig School 11 Malang with significant relationships.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dunia kerja di negeri ini
masih menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Masalah pengangguran dan tenaga
kerja di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu disikapi secara serius.
Menurut kepala BPS Surymin menjelaskan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Indonesia pada agustus 2013 mencapai 6,25%. Angka tersebut mengalami
peningkatan dibanding TPT februari 2013 sebesar 5,29% dan perbanding TPT
Agustus 2012 meningkat 6,14 %.1 Paparan hasil survei di atas menggambarkan
kondisi dunia pekejaan yang kian memprihatinkan. Dari kondisi tersebut yang
menjadi perhatian lebih yakni bagian dari angka Pengangguran Terbuka tersebut
di dominasi oleh pengangguran kaum terdidik. Seperti halnya yang diungkapkan
Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Muh
Abud Mus’ad, mengatakan pengangguran pemuda terdidik mencapai 41,81 % dari
total angka pengganguran nasional. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak
adalah lulusan perguruan tinggi (12,78%), posisi berikutnya disusul lulusan SMA
(11,9 %), lulusan SMK (11,87 %), lulusan SMP (7,45%) dan lulusan SD (3,81%) Situasi ini akan menjadi lebih buruk jika
generasi muda tidak siap dalam menjawab tantangan globalisasi yang kian
kompleks. Kata lain dari Era globalisasi yakni era dimana orang akan dituntut
untuk berkompetisi kualitas diri untuk mendapatkan hidup yang layak khususnya
dalam hal memperoleh pekerjaan. Bahkan dalam waktu dekat Indonesia akan menjadi
pasar Asia Tenggara bahkan pasar internasional.
Pada era ini kompetisi yang
terjadi akan semakin ketat dan kompetitor kita bukan hanya dengan orang pribumi
akan tetapi juga dengan masyarakat dunia. Kelompok yang sangat terpengaruh oleh
era globalisasi ini yakni kelompok remaja. Dalam berita kompasiana disebutkan
bahwa globalisasi memberikan pengaruh terhadap remaja, hampir 90% dari mereka
sudah akrab bahkan menjadikan globalisasi sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Masamasa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Kebanyakan
remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung mengikuti
perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja mereka dapat
dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Sumber dari dampakdampak bagi para
remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu
pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi, elektronik, termasuk
internet, dan juga dalam perkembangan etika dan budaya.3
3www.kompasiana.com/firlymashita/pengaruh-globalisasi-terhadap_remaja_550e07c233311
a62dba7e2f (diakses 25 Mei 2014) 3 Perkembangan globalisasi saat ini banyak
memberikan pengaruh terhadap berbagai ranah kehidupan, tidak terkecuali dunia
pendidikan. Dari situasi kompleksitas yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan peserta didik dapat memberikan pengaruh berbentuk
positif dan negatif. Pengaruh positif mengarah kepada hal-hal baik didasarkan
pada paradigma pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai
subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi
kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan mencakup tiga hal penting dan
mendasar yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Sedangkan pengaruh negatif
dapat terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia
pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol,
perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang.
Hal ini yang akan
memperbesar peluang menyumbang angka penganguran yang kian membesar di kemudian
hari. Dari pengaruh negatif ini akan melahirkan generasi muda yang konsumtif,
serta manjadi generasi yang cenderung pemalas. Sehingga kualitas sumberdaya
manusia akan menurun, dan cenderung daya saing di dunia pekerjaan melemah. Remaja
dalam persiapan diri mengahadapi tantangan dunia kerja di masa berikutnya
membutuhkan komponen-komponen yang mendukung. Memasuki usia remaja, kebutuhan
fisiologis dan kasih sayang orangtua akan 4Desmita.Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. (Bandung : Rosdakarya,2010).hal.189 4 dikesampingkan dan
digantikan oleh kebutuhan akan kehadiran teman-teman sebayanya. Melalui
kehadiran teman-teman sebayanya, remaja merasa dihargai, dan dapat diterima
oleh lingkungannya. Perasaan-perasaan tersebut dapat membantu remaja untuk
lebih percaya diri, lebih menghargai dirinya serta mampu untuk memiliki citra
diri yang positif sehingga teman sebaya memiliki fungsi bagi perkembangan
kepribadian remaja. Papalia mengatakan bahwa seperti anak yang lebih muda,
remaja cenderung memilih teman yang mirip dengan diri mereka dan teman saling
mempengaruhi untuk menjadi semakin mirip.5 Berbagai pengaruh tersebut berkaitan
dengan lingkungan sosial khususnya remaja. Perkembangan kehidupan sosial remaja
juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan
mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul
dengan teman-teman sebaya mereka.6 Seiring berjalannya waktu, kontak sosial
semakin luas, pergaulan dengan teman-teman sebaya, mulai mengerti adanya
peraturan-peraturan kelompok sepermainan, turut membuat norma-norma dalam
kelompok, dan rela menekan keinginan-keinginan pribadi demi memperlancar
hubungan dalam kelompok dan kebutuhan di dalam kelompok tersebut.7 5Diane E.
Papalia, dkk. Human Development.(Jakarta: Kencana, 2008), hal. 620
6Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung :
Rosdakarya,2010).hal.219 7 Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, ©2003 Digitized by USU digital
library (www.pdf-search-engine.com) 5 Menurut Tarakanita dukungan sosial yang
bersumber dari teman sebaya dapat membuat remaja memiliki kesempatan untuk
melakukan berbagai hal yang belum pernah mereka lakukan serta belajar mengambil
peran yang baru dalam kehidupannya. Berdasarkan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Ristianti bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh teman sebaya
dapat memberikan timbal balik atas apa yang remaja lakukan dalam kelompok dan
lingkungan sosialnya serta bisa memberikan kesempatan bagi remaja untuk menguji
coba berbagai peran yang ada dihadapannya. Melalui kehidupan pertemanan,
pembentukan hubungan yang erat dengan teman sebayanya semakin penting pada masa
remaja jika dibandingkan dengan masa lainnya. Melalui kehidupan pertemanan,
pembentukan hubungan yang erat dengan teman sebayanya semakin penting dan erat
pada masa remaja jika dibandingkan dengan masa lainnya. Bersamaan dengan efek
positif yang didapat dari hubungan dengan teman sebaya, efek negatif pun
mengikuti. Dengan kata lain individu yang tumbuh dalam lingkungan teman sebaya
yang baik, maka individu akan terpengaruh baik. Begitu pula sebaliknya,
individu tersebut akan tumbuh menjadi individu yang buruk ketika hidup di
lingkungan teman sebaya yang buruk. Sedangkan pengaruh negatif dapat terlihat
dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan,
pengaruh globalisasi seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan
alkohol, perilaku 6 agresif, dan berbagai perilaku menyimpang.8 Berbagai
pengaruh tersebut berkaitan pula dengan lingkungan sosial khususnya remaja.
Karena perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Itu disebabkan
sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan
teman-teman sebaya mereka.9 Lembaga pendidikan formal yang berhadapan dengan
remaja yakni lembaga pendidikan jenjang Sekolah Lanjut Tingkat Akhir (SLTA).
Jenjang SLTA yang memiliki peserta didik dengan usia remaja sekitar 15 – 18
tahun. Peserta didik pada jenjang ini yang notabene remaja sudah mampu berpikir
secara sistematik, serta semua kemungkinan untuk memecahkan masalah. Kemampuan
mengaplikasikan pemikiran formal operasional tidak hanya berkaitan dengan pengalaman
belajar khusus, melainkan juga dengan muatan tingkah laku, simbolik, sematik,
dan figural. Muatan tingkah laku mencakup tingkah laku nonverbal (seperti:
sikap, motivasi, atau intensitas; muatan simbolik meliputi simbol tertulis;
muatan sematik meliputi ide-ide dan pengertian; dan muatan figural meliputi
representasi visual dari objekobjek konkrit.
Sehingga pendidikan formal jenjang SLTA diharapkan mampu sebagai
media remaja untuk manggali bekal serta memberikan pengalaman yang lebih luas
guna mempersiapkan karir masa depan tanpa mengesampingkan tugastugas
perkembangannya, sehingga keduanya dapat berjalan beriringan.
8Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung :
Rosdakarya,2010).hal.189 9Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung
: Rosdakarya,2010).hal.219 10Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung:
Rosdakarya. 2009). hal. 195-197 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
pendidikan formal jenjang SLTA, yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
dengan keunggulan berbagai macam program keahlian. Dengan harapan lulusan SMK
memiliki kemampuan unggulan dalam bidangnya. Sehingga lulusan SMK mampu terjun
pada persaingan global dengan disertai memiliki pribadi yang mandiri. Selain
teori, peserta didik diberikan keahlian sesuai potensi yang dia miliki dan
kompetensi keahlian yang dipilih. SMK menjadikan seorang peserta didik menjadi
cerdas, siap kerja, dan kompetitif. Cerdas karena pendidikannya setara dengan
SLTA, siap kerja karena dibekali dengan lifeskill dan kesempatan magang di
Dunia Usaha dan Industri, serta kompetitif karena dibekali dengan kemampuan
untuk mampu bersaing. Harapan tersebut dapat tercapai, diperlukan pembentukan
orientasi masa depan yang sesuai dengan bakat dan minat setiap peserta didik.
Pembentukan orientasi masa depan dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis
seperti perkembangan kognitif dan sosial. Menurut teori Piaget, remaja
termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk
adaptasi biologis. Remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia kognitifnya
sendiri, dengan demikian informasiinformasi dari lingkungan tidak hanya sekadar
dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja
mengorganisasikan pengalaman-pengalamannya, memisahkan gagasan-gagasan penting
dari gagasan-gagasan yang kurang penting, dan menggabungkan gagasan-gagasan itu
satu sama lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang 8 melibatkan
gagasan-gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman
mereka.11 Dalam persaingan global barbagai pihak dituntut untuk berkompeten dan
mampu bersaing. Salah satu fakta yang menunjukkan kondisi ini adalah
berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis tingkat pengangguran
terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan,
Tamatan Sekolah menengah
Kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,19% atau sekitar
814.000 orang dari total pengangguran 7,39 juta orang.12 Oleh karena itu, untuk
menanggulangi masalah tersebut perlu adanya perencanaan dan orientasi masa
depan yang jelas dalam hal pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan
dengan membuat pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas
ketidakpastian dunia orang dewasa serta bagaimana persiapan untuk memasukinya.
Selain itu perencanaan terhadap jenis pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja
menjadi sesuatu yang penting, agar pekerjaan yang akan ditekuninya sesuai
dengan minat, kemampuan, dan peluang yang mereka miliki. Sehingga masa depan
mereka terutama dalam bidang pekerjaan akan lebih terarah.13 Pernyataan
tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Nurmi bahwa secara umum, pikiran
dan tingkah laku manusia mengarah pada 11John W. Santrock. Remaja. Jilid 1.Alih
bahasa: Benedictine Widyasinta. (Jakarta: Erlangga, 2007). hal. 123
12http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/06/pengangguran-smk-tinggi-ironi-slogan-smk-bisa-
607079.html diakses (10 November 2013) 13John W. Santrock. Remaja. Jilid 1.Alih
bahasa: Benedictine Widyasinta.(Jakarta:Erlangga, 2007). hal. 123 9 kejadian
dan hasil yang nanti akan didapatkannya. Apa yang terjadi di masa depan,
memotivasi seseorang untuk melakukan tingkah laku tertentu.14 Nurmi
mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan
yang terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman
masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk
harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan
makna pribadi pada kejadian di masa depan. Terdapat tiga proses dalam orientasi
masa depan yang merupakan satu kesatuan, terjadi secara bertahap yaitu
motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Berkaitan dengan pentingnya orientasi masa
depan bagi remaja, khususnya peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang orientasi masa depan di bidang
pekerjaan pada peserta didik terutama peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). SMKN 11 Malang merupakan sekolah kejuruan negeri yang terletak di Jalan
Pelabuhan Bakahuni Nomor 1 Malang. Sekolah ini memberikan kesempatan bagi peserta
didiknya untuk mengembangkan bakat dan minat, menyediakan waktu yang cukup
banyak bagi peserta didiknya untuk dapat saling berinteraksi dengan lingkungan
sosial sekolahnya. Selain pembelajaran kelas, sekolah melibatkan peserta
didiknya agar aktif dalamkegiatan ekstra kurikuler dan pengembangan diri.
Sekolah 14Afifah,”Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan
Dalam Area Pekerjaan Pada Remaja” Skripsi fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011.hal.1 10 memberikan pembekalan ketrampilan guna
menyiapkan lulusan yang mampu menyesuaikan dengan tuntutan kerja dan dunia
industri, serta mampu berwirausaha. Kondisi tersebut memberikan kesempatan bagi
peserta didik SMKN 11 Malang untuk berinteraksi serta mengakrabkan diri melalui
berbagai macam ekstrakurikuler dan program pengembangan diri yang ada. Melalui
media tersebut peserta didik bersama dengan teman sebayanya dapat saling
bertukar informasi, memberikan dukungan sosial satu sama lain yang pada
akhirnya dapat membantu dalam proses pembentukan orientasi masa depan khususnya
di bidang pekerjaan. Berdasarkan dari hasil wawancara pada sepuluh peserta
didik kelas XI di SMKN 11 Malang bahwa dua diantaranya memiliki keinginan untuk
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi atau akademi sekaligus bekerja.
Alasanya karena ketika mereka kerja tanpa kuliah, mereka mencemaskan jenjang
karir dalam pekerjaan tersebut, akan tetapi kalau hanya kuliah mereka tidak
bisa mandiri untuk membiayai kuliahnya. Dua siswa selanjutnya hanya ingin
bekerja. Dua selanjutnya masih belum memikirkan setelah lulus akan melanjukan
kuliah atau bekerja.
Empat orang berikutnya ingin
melanjutkan kuliah terlebih dahulu. Lantas ketika mereka dihadapkan pada
kondisi bahwa siswa bersepuluh harus bekerja. Jawaban yang didapatkan dari
sepuluh siswa tersebut, tujuh dari sepuluh siswa tersebut masih bingung akan
kerja apa. Dari ketujuh siswa trsebut mengungkapkan bahwa kalaupun harus
bekerja, mereka 11 akan bekerja apapun lowogan kerja yang tersedia walaupun tak
sesuai bakat minat serta kompetensi yang mereka miliki. Sedangkan yang ketiga
siswa berikutnya mereka memilih untuk tetap mencari pekerjaan yang sesuai
dengan bakat minat serta kompetensi yang mereka tekuni. Selain hasil dari
wawancara pada siswa, Guru Bimbingan Konseling SMKN 11 Malang menjelaskan di
tingkat kelas XI sebagian besar peserta didik belum memiliki arah orientasi
yang jelas tentang karir lanjutan. Meskipun di SMKN 11 Malang BK telah
memberikan layanan orientasi masa depan. Adapun jika telah menyatakan keinginannya
mereka masih mengalami kebingungan untuk meyakinkan keputusan yang telah
diambil dan permasalahan menyiapkan segala kebutuhan untuk mencapai tujuannya.
Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 11 pada kelas XI terdapat program
layanan orientasi. Pada program layanan orientasi kelas XI dalam dua semester
peserta didik mulai dikenalkan orientasi yang akan di tempuh selepas masa studi
dari SMKN 11 Malang. Baik orientasi pendidikan lanjut, orientasi menikah serta
oriaentasi bidang pekerjaan. Pada layanan orientasi bidang pekerjaan peserta
didik dikenalkan dengan gambaran umum tentang dunia kerja yang akan mereka
tempuh usai lulus dari studinya. Lantas mereka akan dijelaskan lebih mendetail
tentang dunia kerja sesuai dengan jurusan serta kompetensi yang ditekuninya.
Setelah peserta didik mendapatkan informasi yang cukup diharapkan mereka
mempunyai orientasi sebelum mereka naik ke kelas XII. Karena harapan BK 12 pada
kelas XII siswa sudah memantapkan serta memulai progres untuk mewujudkan
orientasinya serta konsentrasi pada ujian akhir nasional.
Di
kelas XI peserta didik akan diberikan kesempatan untuk magang di berbagai
perusahaan atau instansi yang telah bekerjasama dengan sekolah. Pada saat
itulah peserta didik akan merasakan langsung pengalaman kerja dan mengaplikasikan
ilmunya, namun menurut narasumber salah satu faktor yang mempengaruhi tujuan
magang belum tercapai dengan maksimal adalah minat masing-masing peserta didik
dalam bidang yang ia ikuti, kebanyakan dari mereka mengikuti program berdasar
keinginan kelompok pergaulan dan kurang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan
baik. Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Emamiridya Erine Yupi
tentang, ”Orientasi Masa Depan Remaja di Tinjau Dari Dukungan Orang Tua,
Dukungan Guru, Dan Dukungan Teman Sebaya”, mendapati hasil Uji hipotesis antara
dukungan orang tua dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi positif
(r=0,450, p=0,000, p
<0,01). Hasil analisis antara dukungan guru dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi positif (r=0,428, p=0, 000, p><0.01), begitu pun hasil analisis antara dukungan teman dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi yang positif (r=0,419, p=0,000, p><0.01). Hal ini menginformasikan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh orang tua, guru, dan teman sebaya kepada remaja, maka semakin tinggi pula orientasi masa depan remaja. 15 15 Yupi E. Emamiridya, “Orientasi Masa Depan Remaja di Tinjau Dari Dukungan Orang Tua, Dukungan Guru, Dan Dukungan Teman Sebaya”, (Skripsi, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia 2010) 13 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Wira Agung Sahara tentang “Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Kelas Tiga Siswa SMA Negeri X Cimahi ” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa kelas tiga siswa SMA Negeri X Cimahi. Artinya, semakin tinggi penghayatan siswa atas dukungan yang diterima dari teman sebaya maka orientasi masa depan pendidikannya semakin jelas. 16 Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dari orang tua, guru, teman sebaya berpengaruh dalam menentukan orientasi masa depan peserta didik, serta dukungan sosial teman sebaya mampu mempengaruhi orientasi masa depan di bidang pendidikan siswa kelas tiga di SMA X Cimahi. Hal ini turut menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu apakah dukungan dari lingkungan sosial yang lain yakni teman sebaya akan memberikan pengaruh terhadap pembentukan orientasi masa depan peserta didik di bidang pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Orientasi Masa Depan Remaja di Bidang Pekerjaan Pada Peserta Didik Kelas XI di SMK Negeri 11 Malang.” 16 Sahara A. Wira, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Kelas Tiga Siswa SMA Negeri X Cimahi ” (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung 2005) 14 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat dukungan sosial teman sebaya pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? 2. Bagaimana gambaran orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? 3. Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan penelitian yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat dukungan sosial teman sebaya pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 2. Mengetahui gambaran orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 3. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 15 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Secara Teoritis Penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi wawasan dan pengetahuan psikologi, khususnya dalam kajian psikologi sosial dan perkembangan serta memperkaya penelitian yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan cara memberi tambahan data empiris yang telah teruji secara ilmiah mengenai hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang, sehingga nantinya dapat dikembangkan secara luas dalam menghadapi fenomena permasalahan yang semakin kompleks. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini ingin mengungkapkan tentang korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata pada dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan diri peserta didik. Bagi lembaga pendidikan dapat memberikan informasi bagaimana keterkaitan dukungan sosial teman sebaya dalam pembentukan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkarakter di SMKN 11 Malang.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dunia kerja di negeri ini
masih menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Masalah pengangguran dan tenaga
kerja di Indonesia masih menjadi persoalan yang perlu disikapi secara serius.
Menurut kepala BPS Surymin menjelaskan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Indonesia pada agustus 2013 mencapai 6,25%. Angka tersebut mengalami
peningkatan dibanding TPT februari 2013 sebesar 5,29% dan perbanding TPT
Agustus 2012 meningkat 6,14 %.1 Paparan hasil survei di atas menggambarkan
kondisi dunia pekejaan yang kian memprihatinkan. Dari kondisi tersebut yang
menjadi perhatian lebih yakni bagian dari angka Pengangguran Terbuka tersebut
di dominasi oleh pengangguran kaum terdidik. Seperti halnya yang diungkapkan
Asisten Deputi Bidang Kepeloporan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga, Muh
Abud Mus’ad, mengatakan pengangguran pemuda terdidik mencapai 41,81 % dari
total angka pengganguran nasional. Jumlah pengangguran terdidik terbanyak
adalah lulusan perguruan tinggi (12,78%), posisi berikutnya disusul lulusan SMA
(11,9 %), lulusan SMK (11,87 %), lulusan SMP (7,45%) dan lulusan SD (3,81%) Situasi ini akan menjadi lebih buruk jika
generasi muda tidak siap dalam menjawab tantangan globalisasi yang kian
kompleks. Kata lain dari Era globalisasi yakni era dimana orang akan dituntut
untuk berkompetisi kualitas diri untuk mendapatkan hidup yang layak khususnya
dalam hal memperoleh pekerjaan. Bahkan dalam waktu dekat Indonesia akan menjadi
pasar Asia Tenggara bahkan pasar internasional.
Pada era ini kompetisi yang
terjadi akan semakin ketat dan kompetitor kita bukan hanya dengan orang pribumi
akan tetapi juga dengan masyarakat dunia. Kelompok yang sangat terpengaruh oleh
era globalisasi ini yakni kelompok remaja. Dalam berita kompasiana disebutkan
bahwa globalisasi memberikan pengaruh terhadap remaja, hampir 90% dari mereka
sudah akrab bahkan menjadikan globalisasi sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Masamasa remaja dapat dikatakan masa yang paling menyenangkan. Kebanyakan
remaja masih memiliki sifat cenderung labil atau cenderung mengikuti
perkembangan di sekitarnya. Mereka beranggapan pada masa remaja mereka dapat
dengan bebas melakukan apa yang mereka suka. Sumber dari dampakdampak bagi para
remaja umumnya mudah didapatkan dari perkembangan pendidikan dan ilmu
pengetahuan, perkembangan dalam media komunikasi, elektronik, termasuk
internet, dan juga dalam perkembangan etika dan budaya.3
3www.kompasiana.com/firlymashita/pengaruh-globalisasi-terhadap_remaja_550e07c233311
a62dba7e2f (diakses 25 Mei 2014) 3 Perkembangan globalisasi saat ini banyak
memberikan pengaruh terhadap berbagai ranah kehidupan, tidak terkecuali dunia
pendidikan. Dari situasi kompleksitas yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi kehidupan peserta didik dapat memberikan pengaruh berbentuk
positif dan negatif. Pengaruh positif mengarah kepada hal-hal baik didasarkan
pada paradigma pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, yang berfungsi sebagai
subyek yang memiliki kapasitas untuk mengaktualisasikan potensi dan dimensi
kemanusiaan secara optimal. Dimensi kemanusiaan mencakup tiga hal penting dan
mendasar yaitu afektif, kognitif dan psikomotorik. Sedangkan pengaruh negatif
dapat terlihat dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia
pendidikan, seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan alkohol,
perilaku agresif, dan berbagai perilaku menyimpang.
Hal ini yang akan
memperbesar peluang menyumbang angka penganguran yang kian membesar di kemudian
hari. Dari pengaruh negatif ini akan melahirkan generasi muda yang konsumtif,
serta manjadi generasi yang cenderung pemalas. Sehingga kualitas sumberdaya
manusia akan menurun, dan cenderung daya saing di dunia pekerjaan melemah. Remaja
dalam persiapan diri mengahadapi tantangan dunia kerja di masa berikutnya
membutuhkan komponen-komponen yang mendukung. Memasuki usia remaja, kebutuhan
fisiologis dan kasih sayang orangtua akan 4Desmita.Psikologi Perkembangan
Peserta Didik. (Bandung : Rosdakarya,2010).hal.189 4 dikesampingkan dan
digantikan oleh kebutuhan akan kehadiran teman-teman sebayanya. Melalui
kehadiran teman-teman sebayanya, remaja merasa dihargai, dan dapat diterima
oleh lingkungannya. Perasaan-perasaan tersebut dapat membantu remaja untuk
lebih percaya diri, lebih menghargai dirinya serta mampu untuk memiliki citra
diri yang positif sehingga teman sebaya memiliki fungsi bagi perkembangan
kepribadian remaja. Papalia mengatakan bahwa seperti anak yang lebih muda,
remaja cenderung memilih teman yang mirip dengan diri mereka dan teman saling
mempengaruhi untuk menjadi semakin mirip.5 Berbagai pengaruh tersebut berkaitan
dengan lingkungan sosial khususnya remaja. Perkembangan kehidupan sosial remaja
juga ditandai dengan gejala meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan
mereka. Sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul
dengan teman-teman sebaya mereka.6 Seiring berjalannya waktu, kontak sosial
semakin luas, pergaulan dengan teman-teman sebaya, mulai mengerti adanya
peraturan-peraturan kelompok sepermainan, turut membuat norma-norma dalam
kelompok, dan rela menekan keinginan-keinginan pribadi demi memperlancar
hubungan dalam kelompok dan kebutuhan di dalam kelompok tersebut.7 5Diane E.
Papalia, dkk. Human Development.(Jakarta: Kencana, 2008), hal. 620
6Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung :
Rosdakarya,2010).hal.219 7 Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, ©2003 Digitized by USU digital
library (www.pdf-search-engine.com) 5 Menurut Tarakanita dukungan sosial yang
bersumber dari teman sebaya dapat membuat remaja memiliki kesempatan untuk
melakukan berbagai hal yang belum pernah mereka lakukan serta belajar mengambil
peran yang baru dalam kehidupannya. Berdasarkan sebuah penelitian yang
dilakukan oleh Ristianti bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh teman sebaya
dapat memberikan timbal balik atas apa yang remaja lakukan dalam kelompok dan
lingkungan sosialnya serta bisa memberikan kesempatan bagi remaja untuk menguji
coba berbagai peran yang ada dihadapannya. Melalui kehidupan pertemanan,
pembentukan hubungan yang erat dengan teman sebayanya semakin penting pada masa
remaja jika dibandingkan dengan masa lainnya. Melalui kehidupan pertemanan,
pembentukan hubungan yang erat dengan teman sebayanya semakin penting dan erat
pada masa remaja jika dibandingkan dengan masa lainnya. Bersamaan dengan efek
positif yang didapat dari hubungan dengan teman sebaya, efek negatif pun
mengikuti. Dengan kata lain individu yang tumbuh dalam lingkungan teman sebaya
yang baik, maka individu akan terpengaruh baik. Begitu pula sebaliknya,
individu tersebut akan tumbuh menjadi individu yang buruk ketika hidup di
lingkungan teman sebaya yang buruk. Sedangkan pengaruh negatif dapat terlihat
dari berbagai fenomena yang sangat membutuhkan perhatian dunia pendidikan,
pengaruh globalisasi seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan obat dan
alkohol, perilaku 6 agresif, dan berbagai perilaku menyimpang.8 Berbagai
pengaruh tersebut berkaitan pula dengan lingkungan sosial khususnya remaja.
Karena perkembangan kehidupan sosial remaja juga ditandai dengan gejala
meningkatnya pengaruh teman sebaya dalam kehidupan mereka. Itu disebabkan
sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan
teman-teman sebaya mereka.9 Lembaga pendidikan formal yang berhadapan dengan
remaja yakni lembaga pendidikan jenjang Sekolah Lanjut Tingkat Akhir (SLTA).
Jenjang SLTA yang memiliki peserta didik dengan usia remaja sekitar 15 – 18
tahun. Peserta didik pada jenjang ini yang notabene remaja sudah mampu berpikir
secara sistematik, serta semua kemungkinan untuk memecahkan masalah. Kemampuan
mengaplikasikan pemikiran formal operasional tidak hanya berkaitan dengan pengalaman
belajar khusus, melainkan juga dengan muatan tingkah laku, simbolik, sematik,
dan figural. Muatan tingkah laku mencakup tingkah laku nonverbal (seperti:
sikap, motivasi, atau intensitas; muatan simbolik meliputi simbol tertulis;
muatan sematik meliputi ide-ide dan pengertian; dan muatan figural meliputi
representasi visual dari objekobjek konkrit.
Sehingga pendidikan formal jenjang SLTA diharapkan mampu sebagai
media remaja untuk manggali bekal serta memberikan pengalaman yang lebih luas
guna mempersiapkan karir masa depan tanpa mengesampingkan tugastugas
perkembangannya, sehingga keduanya dapat berjalan beriringan.
8Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung :
Rosdakarya,2010).hal.189 9Desmita.Psikologi Perkembangan Peserta Didik. (Bandung
: Rosdakarya,2010).hal.219 10Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung:
Rosdakarya. 2009). hal. 195-197 7 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah
pendidikan formal jenjang SLTA, yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan
dengan keunggulan berbagai macam program keahlian. Dengan harapan lulusan SMK
memiliki kemampuan unggulan dalam bidangnya. Sehingga lulusan SMK mampu terjun
pada persaingan global dengan disertai memiliki pribadi yang mandiri. Selain
teori, peserta didik diberikan keahlian sesuai potensi yang dia miliki dan
kompetensi keahlian yang dipilih. SMK menjadikan seorang peserta didik menjadi
cerdas, siap kerja, dan kompetitif. Cerdas karena pendidikannya setara dengan
SLTA, siap kerja karena dibekali dengan lifeskill dan kesempatan magang di
Dunia Usaha dan Industri, serta kompetitif karena dibekali dengan kemampuan
untuk mampu bersaing. Harapan tersebut dapat tercapai, diperlukan pembentukan
orientasi masa depan yang sesuai dengan bakat dan minat setiap peserta didik.
Pembentukan orientasi masa depan dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis
seperti perkembangan kognitif dan sosial. Menurut teori Piaget, remaja
termotivasi untuk memahami dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk
adaptasi biologis. Remaja secara aktif mengkonstruksikan dunia kognitifnya
sendiri, dengan demikian informasiinformasi dari lingkungan tidak hanya sekadar
dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami, remaja
mengorganisasikan pengalaman-pengalamannya, memisahkan gagasan-gagasan penting
dari gagasan-gagasan yang kurang penting, dan menggabungkan gagasan-gagasan itu
satu sama lain. Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang 8 melibatkan
gagasan-gagasan baru karena informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman
mereka.11 Dalam persaingan global barbagai pihak dituntut untuk berkompeten dan
mampu bersaing. Salah satu fakta yang menunjukkan kondisi ini adalah
berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis tingkat pengangguran
terbuka pada Agustus 2013 untuk pendidikan,
Tamatan Sekolah menengah
Kejuruan (SMK) menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 11,19% atau sekitar
814.000 orang dari total pengangguran 7,39 juta orang.12 Oleh karena itu, untuk
menanggulangi masalah tersebut perlu adanya perencanaan dan orientasi masa
depan yang jelas dalam hal pekerjaan. Dengan memikirkan gambaran masa depan
dengan membuat pilihan pekerjaan ini adalah wujud antisipasi atas
ketidakpastian dunia orang dewasa serta bagaimana persiapan untuk memasukinya.
Selain itu perencanaan terhadap jenis pekerjaan yang akan ditekuni oleh remaja
menjadi sesuatu yang penting, agar pekerjaan yang akan ditekuninya sesuai
dengan minat, kemampuan, dan peluang yang mereka miliki. Sehingga masa depan
mereka terutama dalam bidang pekerjaan akan lebih terarah.13 Pernyataan
tersebut senada dengan yang disampaikan oleh Nurmi bahwa secara umum, pikiran
dan tingkah laku manusia mengarah pada 11John W. Santrock. Remaja. Jilid 1.Alih
bahasa: Benedictine Widyasinta. (Jakarta: Erlangga, 2007). hal. 123
12http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/06/pengangguran-smk-tinggi-ironi-slogan-smk-bisa-
607079.html diakses (10 November 2013) 13John W. Santrock. Remaja. Jilid 1.Alih
bahasa: Benedictine Widyasinta.(Jakarta:Erlangga, 2007). hal. 123 9 kejadian
dan hasil yang nanti akan didapatkannya. Apa yang terjadi di masa depan,
memotivasi seseorang untuk melakukan tingkah laku tertentu.14 Nurmi
mengemukakan bahwa orientasi masa depan merupakan gambaran mengenai masa depan
yang terbentuk dari sekumpulan skemata, atau sikap dan asumsi dari pengalaman
masa lalu, yang berinteraksi dengan informasi dari lingkungan untuk membentuk
harapan mengenai masa depan, membentuk tujuan dan aspirasi serta memberikan
makna pribadi pada kejadian di masa depan. Terdapat tiga proses dalam orientasi
masa depan yang merupakan satu kesatuan, terjadi secara bertahap yaitu
motivasi, perencanaan, dan evaluasi. Berkaitan dengan pentingnya orientasi masa
depan bagi remaja, khususnya peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang orientasi masa depan di bidang
pekerjaan pada peserta didik terutama peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK). SMKN 11 Malang merupakan sekolah kejuruan negeri yang terletak di Jalan
Pelabuhan Bakahuni Nomor 1 Malang. Sekolah ini memberikan kesempatan bagi peserta
didiknya untuk mengembangkan bakat dan minat, menyediakan waktu yang cukup
banyak bagi peserta didiknya untuk dapat saling berinteraksi dengan lingkungan
sosial sekolahnya. Selain pembelajaran kelas, sekolah melibatkan peserta
didiknya agar aktif dalamkegiatan ekstra kurikuler dan pengembangan diri.
Sekolah 14Afifah,”Pengaruh Dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan
Dalam Area Pekerjaan Pada Remaja” Skripsi fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011.hal.1 10 memberikan pembekalan ketrampilan guna
menyiapkan lulusan yang mampu menyesuaikan dengan tuntutan kerja dan dunia
industri, serta mampu berwirausaha. Kondisi tersebut memberikan kesempatan bagi
peserta didik SMKN 11 Malang untuk berinteraksi serta mengakrabkan diri melalui
berbagai macam ekstrakurikuler dan program pengembangan diri yang ada. Melalui
media tersebut peserta didik bersama dengan teman sebayanya dapat saling
bertukar informasi, memberikan dukungan sosial satu sama lain yang pada
akhirnya dapat membantu dalam proses pembentukan orientasi masa depan khususnya
di bidang pekerjaan. Berdasarkan dari hasil wawancara pada sepuluh peserta
didik kelas XI di SMKN 11 Malang bahwa dua diantaranya memiliki keinginan untuk
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi atau akademi sekaligus bekerja.
Alasanya karena ketika mereka kerja tanpa kuliah, mereka mencemaskan jenjang
karir dalam pekerjaan tersebut, akan tetapi kalau hanya kuliah mereka tidak
bisa mandiri untuk membiayai kuliahnya. Dua siswa selanjutnya hanya ingin
bekerja. Dua selanjutnya masih belum memikirkan setelah lulus akan melanjukan
kuliah atau bekerja.
Empat orang berikutnya ingin
melanjutkan kuliah terlebih dahulu. Lantas ketika mereka dihadapkan pada
kondisi bahwa siswa bersepuluh harus bekerja. Jawaban yang didapatkan dari
sepuluh siswa tersebut, tujuh dari sepuluh siswa tersebut masih bingung akan
kerja apa. Dari ketujuh siswa trsebut mengungkapkan bahwa kalaupun harus
bekerja, mereka 11 akan bekerja apapun lowogan kerja yang tersedia walaupun tak
sesuai bakat minat serta kompetensi yang mereka miliki. Sedangkan yang ketiga
siswa berikutnya mereka memilih untuk tetap mencari pekerjaan yang sesuai
dengan bakat minat serta kompetensi yang mereka tekuni. Selain hasil dari
wawancara pada siswa, Guru Bimbingan Konseling SMKN 11 Malang menjelaskan di
tingkat kelas XI sebagian besar peserta didik belum memiliki arah orientasi
yang jelas tentang karir lanjutan. Meskipun di SMKN 11 Malang BK telah
memberikan layanan orientasi masa depan. Adapun jika telah menyatakan keinginannya
mereka masih mengalami kebingungan untuk meyakinkan keputusan yang telah
diambil dan permasalahan menyiapkan segala kebutuhan untuk mencapai tujuannya.
Program Bimbingan dan Konseling di SMKN 11 pada kelas XI terdapat program
layanan orientasi. Pada program layanan orientasi kelas XI dalam dua semester
peserta didik mulai dikenalkan orientasi yang akan di tempuh selepas masa studi
dari SMKN 11 Malang. Baik orientasi pendidikan lanjut, orientasi menikah serta
oriaentasi bidang pekerjaan. Pada layanan orientasi bidang pekerjaan peserta
didik dikenalkan dengan gambaran umum tentang dunia kerja yang akan mereka
tempuh usai lulus dari studinya. Lantas mereka akan dijelaskan lebih mendetail
tentang dunia kerja sesuai dengan jurusan serta kompetensi yang ditekuninya.
Setelah peserta didik mendapatkan informasi yang cukup diharapkan mereka
mempunyai orientasi sebelum mereka naik ke kelas XII. Karena harapan BK 12 pada
kelas XII siswa sudah memantapkan serta memulai progres untuk mewujudkan
orientasinya serta konsentrasi pada ujian akhir nasional.
Di
kelas XI peserta didik akan diberikan kesempatan untuk magang di berbagai
perusahaan atau instansi yang telah bekerjasama dengan sekolah. Pada saat
itulah peserta didik akan merasakan langsung pengalaman kerja dan mengaplikasikan
ilmunya, namun menurut narasumber salah satu faktor yang mempengaruhi tujuan
magang belum tercapai dengan maksimal adalah minat masing-masing peserta didik
dalam bidang yang ia ikuti, kebanyakan dari mereka mengikuti program berdasar
keinginan kelompok pergaulan dan kurang memanfaatkan kesempatan tersebut dengan
baik. Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Emamiridya Erine Yupi
tentang, ”Orientasi Masa Depan Remaja di Tinjau Dari Dukungan Orang Tua,
Dukungan Guru, Dan Dukungan Teman Sebaya”, mendapati hasil Uji hipotesis antara
dukungan orang tua dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi positif
(r=0,450, p=0,000, p
<0,01). Hasil analisis antara dukungan guru dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi positif (r=0,428, p=0, 000, p><0.01), begitu pun hasil analisis antara dukungan teman dan orientasi masa depan menunjukkan korelasi yang positif (r=0,419, p=0,000, p><0.01). Hal ini menginformasikan bahwa semakin tinggi dukungan yang diberikan oleh orang tua, guru, dan teman sebaya kepada remaja, maka semakin tinggi pula orientasi masa depan remaja. 15 15 Yupi E. Emamiridya, “Orientasi Masa Depan Remaja di Tinjau Dari Dukungan Orang Tua, Dukungan Guru, Dan Dukungan Teman Sebaya”, (Skripsi, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia 2010) 13 Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Wira Agung Sahara tentang “Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Kelas Tiga Siswa SMA Negeri X Cimahi ” menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan bidang pendidikan pada siswa kelas tiga siswa SMA Negeri X Cimahi. Artinya, semakin tinggi penghayatan siswa atas dukungan yang diterima dari teman sebaya maka orientasi masa depan pendidikannya semakin jelas. 16 Dari kedua hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dari orang tua, guru, teman sebaya berpengaruh dalam menentukan orientasi masa depan peserta didik, serta dukungan sosial teman sebaya mampu mempengaruhi orientasi masa depan di bidang pendidikan siswa kelas tiga di SMA X Cimahi. Hal ini turut menjadi dasar dalam penelitian ini yaitu apakah dukungan dari lingkungan sosial yang lain yakni teman sebaya akan memberikan pengaruh terhadap pembentukan orientasi masa depan peserta didik di bidang pekerjaan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang “Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Orientasi Masa Depan Remaja di Bidang Pekerjaan Pada Peserta Didik Kelas XI di SMK Negeri 11 Malang.” 16 Sahara A. Wira, “Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya Dengan Orientasi Masa Depan Bidang Pendidikan pada Siswa Kelas Tiga Siswa SMA Negeri X Cimahi ” (Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung 2005) 14 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat dukungan sosial teman sebaya pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? 2. Bagaimana gambaran orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? 3. Apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan penelitian yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat dukungan sosial teman sebaya pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 2. Mengetahui gambaran orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 3. Mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang. 15 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Secara Teoritis Penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan kontribusi wawasan dan pengetahuan psikologi, khususnya dalam kajian psikologi sosial dan perkembangan serta memperkaya penelitian yang telah ada. Hal ini dilakukan dengan cara memberi tambahan data empiris yang telah teruji secara ilmiah mengenai hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMKN 11 Malang, sehingga nantinya dapat dikembangkan secara luas dalam menghadapi fenomena permasalahan yang semakin kompleks. 2. Secara Praktis Secara praktis penelitian ini ingin mengungkapkan tentang korelasi antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata pada dunia pendidikan, khususnya dalam pengembangan diri peserta didik. Bagi lembaga pendidikan dapat memberikan informasi bagaimana keterkaitan dukungan sosial teman sebaya dalam pembentukan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkarakter di SMKN 11 Malang.>Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan orientasi masa depan remaja di bidang pekerjaan pada peserta didik kelas XI di SMK Negeri 11 Malang" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment