Abstract
INDONESIA:
Peranan orang tua melalui pola asuh didalam membantu perilaku sosial yang baik secara psikologis merupakan implementasi pola asuh yang dipraktekkannya didalam mengasuh anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh orang tua yang di terapkan pada remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember, Untuk mengetahui tingkat perilaku social remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember, dan Untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku social remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember. Pola asuh adalah cara atau sikap tentang bagaimana orang tuamendidik, mengasuh dan memperlakukan anak baik secara langsung maupun tidak langsung.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik korelasional (correlational study), dan rancangan penelitian yang digunakan “cross sectional”.Dengan menggunakan teknik simplel random sampling diperoleh sampel sebanyak 167 responden.Instrumen yang digunakan adalah lembar kuesioner.
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 167 responden didapatkan sebagian besar responden pola asuh kriteria demokratis yaitu sebanyak 131 responden (78,4%) dan sebagian besar responden perilaku sosial remaja kriteria baik yaitu sebanyak 128 responden (76,6%). Analisis uji statistik didapatkanρ = 0,002<0,05 maka H0 di tolakdan H1diterima artinya ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosia lremaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember tahun 2015, dengan nilai correlation coefficient 0,369 ini artinya tingkat hubungannya masuk kategori hubungan rendah.
Pola asuh orang tua dapat berdampak terhadap perilaku social remaja. Untuk itu disarankan pada orang tua memberikan perhatian yang lebih pada anaknya melalui pola asuh yang diterapkan orang tua diharapkan perilaku social remaja dapat terbentuk dengan baik.
ENGLISH:
Theparent’srole with parenting in helping right social behavior both psychologically is implementation practiced in parenting. This study aims to determine the parenting were applied to teenagers in the Panduman village, Jelbuk District of Jember, to determine the level of social behavior of teenagers and to determine the relationship of parenting with social behavior. Parenting is a way or attitudes about how parents educate, care for and treat the child, either directly or indirectly.
The design used in this research is correlational study, and the research design used "cross-sectional". By using the technique of simple random sampling obtained a sample of 167 respondents. The instrument used was a questionnaire sheet. The results of research conducted on 167 respondents found most respondents of parenting with democratic criteria are 141 respondents (84.4%) and the majority of respondents of social behavior with right criteria are 128 respondents (76.6%).
Statistical test analysis obtained ρ = 0.002 <0.05 then H0 is rejected and H1 is accepted it means that there is relationship between parenting with the social behavior of teenagers in the village PandumanJelbuk District of Jember in 2015, with a correlation coefficient value of 0.239, it means that the level of relationship is in the category of relationship low.
Parenting can have an impact on the social behavior of teenager . It is recommended that parents must pay more attention to their children through parenting applied are expected social behavior teenager can be formed well.
Parenting can have an impact on the social behavior of teenager . It is recommended that parents must pay more attention to their children through parenting applied are expected social behavior teenager can be formed well.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tugas dan kewajiban orang tua bukan hanya
memberikan kewajiban secara jasmani anak melainkan juga secara rohani yaitu
dengan memberikan pendidikan akhlak yang baik,yaitu sebuah pendidikan yang akan
menjaga anak dari kerasnya kehidupan ini, pendidikan juga yang akan menjaga
anak sehingga anak tidak terbawa arus yang tidak baik, dan pendidikan juga yang
akan membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak. Pola asuh
mempunyai peranan yang sangat penting bagi terbentuknya perilaku sosial remaja,
karena dasar perilaku sosial pertama di peroleh anak dari dalam rumah yaitu
dari orang tuanya. Proses pengembangan melalui pendidikan disekolah tinggal
hanya melanjutkan perkembangan yang sudah ada. Menurut Baumrind (dalam
Santrock, 2002: 257) . Ketika masa kanak – kanak telah selesai, maka orang tua
merasa bersyukur , tetapi ketika masa remaja itu telah datang para orang tua
akan berperan penuh dan akan memenuhi tugas dan kewajibannya seperti ketika
anak tersebut ingin memintai pendapat atau memberikan pendapatnya pada para
orang tua kadang orang tua kebanyakan ada yang tidak mau menerimanya. Dan kadang
orang tua hanya memaksakan kehendaknya kepada anak-anaknya dan tidak mau
mendengarkan bahkan orang tua hanya menghukum, dan memerintah anaknya tanpa mau
mendengarkan pendapat anaknya. Maka dari sinilah peran orang tua akan dibentuk
agar terbentuk pula perilaku sosial yang baik ketika dilingkungan dan teman
sebaya. Pada kenyataannya seringkali orang tua melakukan kesalahan yang sama
yang tidak disadarinya. Kesalahan yang pertama orang tua menggangap masa remaja
sebagai masa dimana remaja hanya ingin dihargai pendapatnya. Kesalahan yang
kedua orang tua tidak memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk melakukan
sesuatu jika yang dilakukan sang anak tersebut sesuai dengan norma dan tidak
melanggar dari norma dan aturan-aturan yang ada (Euis,2004:18) Apabila orang
tua terlalu memberikan kebebasan tanpa membatasinya, maka mereka tidak bisa
menghormati orang tuanya sendiri bahkan mereka akan menggangap orang tuanya
lemah. Dan tidak mampu memberikan bimbingan serta perhatian dalam keluarga.
Pada akhirnya remaja – remaja yang telah diberikan kebebasan tersebut tidak
akan ada harapan terhadap orang tuanya dan tidak menghargai orang tuanya
sendiri. Pola asuh merupakan sikap atau cara orang tua dalam berinteraksi,
membimbing, membina, dan mendidik anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari
dengan harapan menjadikan anak sukses menjalani kehidupan ini. Euis (2004:18)
Tinggal menunggu waktu yang cukup untuk meninggalkan orang tuannya dan untuk
menjalani kehidupan mereka kedepannya. Apabila orang tuanya memaksakan kehendak
mereka dan mendorong agar remaja tersebut berbuat dengan semaunya. Maka remaja
akan menunjukkan dua pilihan sikap atau tindakan. Yang mana remaja tersebut
akan merasa tidak di berikan dukungan karena remaja tersebut belum mampu
mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah kehidupannya, atau sebaliknya
para remaja akan melakukan perlawanan. Seperti yang kita ketahui masa remaja
adalah masa dimana pada usia ini mereka cepat terpengaruh oleh lingkungan di
sekitarnya. Perkembangan yang sangat pesat pada diri remaja yang sebelumnya
yang dilalui, seperti pertumbuhan fisik yang sangat cepat, keadaan jiwa agama
yang belum cukup matangakan mempengaruhi kondisi mental mereka. Sehingga tidak
heran mereka melanggar pereturan – peraturan agama yang telah di tetapkan.
apabila mereka dibiarkan tanpa ada pengawasan dari berbagai pihak, khususnya
orang tua, maka tidak heran banyak remaja yang bertindak kearah yang negatif.
Perilaku sosial merupakan aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang
lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lainyang
sesuai dengan tuntutan sosial (Hurlock, 2003:362). Dari alasan – alasan diatas
sebagai akibatnya, para remaja kedepannya akan menentukan jalan hidupnya tanpa
memikirkan baik atau buruk. Sama halnya di Desa Panduman salah satu daerah
pemukiman pertanian berbatasan langsung dengan hutan yang terletak di Kecamatan
Jilbuk Jember.
Pada umumnya anak-anak mereka tidak
melanjutkan pendidikan dengan berbagai macam alasan, serta terdapat banyak anak
yang menikah di usia remaja. Berkaitan dengan pola asuh yang diterapkan oleh
orang tua terhadap anak dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi dengan usia
orang tua, pekerjaan orang tua serta pendidikan yang dimiliki orang tua.
Mengingat hal tersebut tentu terdapat berbagai macam bentuk pola asuh yang
diterapkan orang tua maupun perilaku sosial yang ditampilkan remaja, hal ini
yang mendasari peneliti untuk memilih melakukan penelitian di Desa Panduman
Kecamatan Jilbuk Jember, peneliti ingin lebih mendalami bagaimana karakteristik
perilaku sosial remaja dan pola asuh orang tua, sehingga dapat memberi gambaran
jelas yang diketahui peneliti,selain itu pertimbangan adanya data perilaku
sosial remaja menyimpang dan populasi remaja di Desa Paduma terdapat beberapa
dusun yang masing-masing dusun memiliki karakter yang berbeda juga menjadi
pertimbangan Desa Paduman sebagai lokasi penilitian. Data jumlah seluruh remaja
pada tempat penelitian yaitu di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember sebanyak
1933 remaja yang tersebar dalam dibeberapa dusun yang ada di desa Panduman,
dari jumlah remaja tersebut terdapat 285 remaja yang belum menikah, sisanya
sebanyak 1648 remaja yang sudah menikah. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil remaja yang belum menikah sebagai kriteria inklusi dan remaja yang
sudah menikah sebagai kriteria inklusi sehingga remaja yang sudah menikah tidak
termasuk dalam sampel penelitian. Dari 285 remaja diambil sebagian menjadi
sampel penelitian dengan rumus pengambilan sampel didapatkan 167 remaja sebagai
responden penelitian. Melalui penelitian ini, peneliti menggali bentuk pola
asuh orang tua dan perilaku sosial remaja serta menganalisis ada tidaknya
hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja di Desa Panduman
Kecamatan Jilbuk Jember. Perilaku sosial dapat diartikan sebagai perbuatan dan
tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam berinteraksi dengan masyarakat yang
sifatnya berulang-ulang terhadap obyek sosial. Tingkah laku ini disebabkan
banyak hal diantaranya ada faktor internal dan eksternal. Iternal dari dalam
diri seseorang, dan eksternal adalah pengaruh dari bagaimana kondisi lingkungan
tempat ia tinggal. Masa remaja merupakan masa rentan bagi seorang individu,
masa ini adalah masa dimana seorang anak mempunyai rasa penasaran yang tinggi
dan adanya keinginan yang besar untuk mencoba hal-hal baruyang belum mereka
temukan sebelumnya, rasa keingintahuan yang besar,sehingga mendorongnya
melakukan sesuatu yang dia rasa perlu untuk diketahui.
Sikap menantang resiko yang
disebabkan oleh adanya rasa penasaran, sehingga ia mengambil tindakan untuk
mencoba-coba, remaja selalu memiliki khayalan-khayalan tentang sesuatu yang
luar biasa serta Ingin mendapatkan perhatian orang disekitarnya, oleh karena
itu mereka kadang melakukan tindakan-tindakan yang diluar batas agar mendapat
perhatian dari orang disekitarnya (Sarwono Sarlito, 2009:88). Penelitian di
kota besar di Indonesia, dimana (51,7%) pola asuh orang tua baik dan selebihnya
(41,7%) pola asuh orang tua tidak baik. Hal ini disebabkan oleh peran orang tua
yang selalu memanjakan anak menyebabkan anak kurang matang secara sosial,
kurang mandiri dan kurang percaya diri. Prevalensi penduduk di Indonesia
penduduk yang menerapkan pola asuh demokratis (53,85%), pola asuh otoriter
(23,66%), dan pola asuh permisif (22,49%) (Fakhruddin, 2011:29). Berdasarkan
jurnal penelitian Maryati (2012) menggunakan metode deskriptif pendekatan
kualitatif didapatkan kendala yang dihadapi oleh anak terhadap perilaku sosial
remaja yang terangkum dalam enam item pernyataan. Dari jawaban
informan/responden menjawab sebanyak 10 orang, 4 responden (40%) yang memahami
pertanyaan dan menyadari bahwa kendala tersebut karena internal atau karena
diri sendiri. Akan tetapi masih banyak yang kurang tahu atau menjawab salah
pada pernyataan tersebut sebanyak 2 responden (20%). Ketidaktahuan responden
akan hal tersebut, disebabkan karena kurangnya begitu memahami cara belajar
dancara bergaul dengan baik, sehingga membuat mereka tidak larutdalam
ketidaktahuan. Selebihnya yaitu 4 responden (40%) menyatakan bahwa kesalahan
terletak kepada orang tua dan lingkungan sosial yang ada. Dari survei
pendahuluan yang pernah dilakukan penulis di RW 06 Tlogomas, Malang tahun 2014
sebagai berikut dari 63 anak remaja yang ada di RW 06 Tlogomas, 30 orang anak
remaja yang orang tuanya sering mengatur anaknya, menghukum anaknya, memerintah
anaknya, sehingga anaknya merasa tidak di perhatikan dan tidak di dengar
pendapatnya saat anaknya mau berkompromi dengan orang tua. Sedangkan studi
pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember
tahun 2015 didapatkan jumlah populasi seluruh remaja yang belum menikah didesa
tersebut sebanyak 285 remaja, dan peneliti bertanya secara informal pada 5
remaja yang kebetulan bertemu dengan peneliti saat studi pendahuluan dan 3
orang mengatakan orang tuanya orang tuanya sangat demokratis dalam mendidik
anaknya, sedangkan 2 anak mengatakan orang tuanya sering menghukum hal ini
mencerminkan pola asuh yang berbeda beda.
Fenomena bentuk pola asuh orang tua
di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember terdapat pola asuh yang sudah sesuai
untuk menanamkan perilaku sosial yang baik pada anak, orangtua mampu memilih
dan menggunakan pola asuh yang tepat yaitu bentuk pola asuh demokrasi, karena
dalam pola asuh ini terdapat segala aspek yang dapat mengembangkan perilaku
sosial yang baik bagi remaja, hal ini tercermin dari perilaku sosial remaja di
Desa Pandum Kecamatan Jelbun yang sebagian besar perilaku sosial nya baik yang
tercemin dari sikap merena terhadap orang baru dikenalnya. Selain itu juga
ditemukan orang tua yang menerapkan bentuk pola asuh yang kurang tepat pada
anak-anaknya, seperti pola asuh yang sering kita temui di lingkungan
masyarakat, yaitu pola asuh otoriter dan pola asuh permisif. Dimana pola asuh
yang diterapkan itu sangat minim dengan penanaman nilai etika dan lebih menitik
beratkan pada pemenuhan kebutuhan fisik dari pada kebutuhan jasmani anak,
mereka cenderung menuruti dan mengiyakan segala keinginan anak. Orang tua juga
kurang memperhatikan tingkah laku yang ditampilkan anak dan lebih suka menuruti
semua kehendak anak, dan tidak menghiraukan setiap perilaku moral yang kurang
baik yang ditampilkan oleh anak, bahkan mereka menganggap perilaku yang
ditampilkan anaknya itu hanya sebuah hal yang biasa, nanti apabila usia remaja
bertambah, akan mengerti sendiri bagaimana seharusnya berperilaku dengan orang
yang lebih kecil sebaya dan lebih tua darinya. Menurut Baumrind (dalam Santrock
2002: 257-258) ada empat macam bentuk pola asuh adalah sebagai berikut: Pola asuh
otoriter adalah suatu jenis bentuk pola asuh yang menuntut agar anak patuh dan
tunduk terhadap semua perintah dan aturan yang dibuat oleh orang tua tanpa ada
kebebasan untuk bertanya atau mengemukakan pendapat sendiri. Anak dijadikan
sebagai miniatur hidup dalam pencapaian misi hidupnya. Hal ini sejalan dengan
pendapat Shapiro (1999:27) bahwa“Orangtua otoriter berusaha menjalankan rumah
tangga yang didasarkan pada struktur dan tradisi, walaupun dalam banyak hal
tekanan mereka akan keteraturan dan pengawasan membebani anak”. Baumrind juga
mengatakan bahwa pola asuh otoritatif atau demokrasi, pada pola asuh ini
orangtua yang mendorong anak-anaknya agar mandiri namun masih memberikan
batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan mereka. Musyawarah verbal
dimungkinkan dengan kehangatan-kehangatan dan kasih sayang yang diperlihatkan.
Anak-anak yang hidup dalam keluarga demokratis ini memiliki kepercayaan diri,
harga diri yang tinggi dan menunjuk perilaku yang terpuji. Selanjutnya Shapiro
(1999:127-128) mengemukakan bahwa “orangtua permisif berusaha menerima dan
mendidik anaknya sebaik mungkin tapi cenderung sangat pasif ketika sampai pada
masalah penetapan batas-batas atau menanggapi ketidak patuhan”. Orangtua
permisif tidak begitu menuntut juga tidak menetapkan sasaran yang jelas bagi
anaknya, karena yakin bahwa anakanak seharusnya berkembang sesuai dengan
kecenderungan alamiahnya.
Orangtua yang menerapkan pola asuh permisif
cenderung ingin selalu disukai dan anak tumbuh dewasa tanpa pengertian mendalam
mengenai standar dan harapan, tanpa komitmen peribadi untuk disiplin dan
bertanggung jawab. Berdasarkan penjelasan diatas dan berbagai pendapat para
ahli, dapat difokuskan permasalahan kepada bentuk pola asuh apa saja yang
diterapkan oleh orang tua dalam menanamkan perilaku sosial pada remaja di Desa
Panduman Kecamatan Jilbuk Jember. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa
terdapat hubungan yang erat antara bentuk perilaku yang ditampilkan remaja
dengan pola asuh yang diterapkan orang tua kepada remaja. Penelitian ini
diharapkan dapat menambah khasanah ilmu dan sebagai penambah wawasan serta
pengalaman dalam mengelola pola asuh sehingga dapat menanamkan perilaku sosial
pada anak dan mengembangkan segala perilaku sosialnya. Orang tua hendaknya
dapat menerapkan pola asuh kepada anak guna menunjang perilaku sosial yang baik
di masyarakat saat anak memasuki usia remaja. Oleh karena itu maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang “hubungan pola asuh orang tua
dengan perilaku sosial remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember”.
1.2 RumusanMasalah
Menurut Sugiyono (2010:55), perumusan masalah
adalah suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. Adanya perumusan masalah diharapkan memperoleh pemecahannya. Berdasarkan
latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu :
1. Bagaimana pola asuh orang tua
yang diterapkan pada remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember ?
2. Bagaimana tingkat perilaku sosial
remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember ? 3. Adakah hubungan pola asuh
orang tua dengan perilaku sosial remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk
Jember?
1.3 Tujuan penelitian
Menurut Arikunto (2010:97), tujuan
penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu hal yang
diperoleh setelah penelitian selesai. Dengan adanya tujuan penelitian maka
suatu permasalahan yang akan diteliti dapat dirumuskan secara jelas. Tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pola asuh orang
tua yang diterapkan pada remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember
2. Untuk mengetahui tingkat perilaku sosial
remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember
3. Untuk mengetahui hubungan pola
asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk
Jember
1.4 ManfaatPenelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan bermanfaat
bagi kemajuan atau pengembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan
masa remaja. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
teori-teori mengenai pola asuh orang tua dengan perilaku social remaja di Desa
Panduman Kecamatan Jilbuk Jember
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat : a. Orang Tua Memberi masukan kepada orang tua yang menggunakan
pola asuh sebagai berikut yaitu : permisif, otoriter, demokrasi, mengenai baik
dan buruknya pola asuh yang digunakan dan seperti apa nantinya perilaku sosial
remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbuk Jember Malang b. Remaja Memberi
masukan serta penjelasan kepada remaja mengenai perkembangan perilaku social
yang dipengaruhi oleh pola asuh antara orang tua dengan remaja. c. Peneliti
Selanjutnya Peneliti selanjutnya mandapatkan acuan dari penelitian ini untuk
digunakan sebagai bahan referensi peneliti lebih lanjut, yang membahas tentang
pola asuh orang tua yang berhubungan dengan perilaku sosial remaja dengan
variabel yang berbeda.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku sosial remaja di Desa Panduman Kecamatan Jilbur Jember" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment