Abstract
INDONESIA:
Kualitas pelayanan adalah segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh seseorang atau penyelenggara jasa secara maksimal dengan segala keungggulan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Baik dan tidak baiknya kualitas pelayanan akan berdampak pada minat membeli konsumen karena dalam pembelian terdapat evaluasi yang dilakukan konsumen. Konsumen akan mengevaluasi baik atau kurang baiknya pelayanan yang diberikan oleh pihak penyelenggara jasa. Jika kualitas pelayanan tidak dibenahi maka akan banyak konsumen yang akan menjatuhkan pilihanya pada produk atau perusahaan lain dan ini sangat merugikan perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kualitas pelayanan di minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (2) Minat membeli di minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (3) Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen minimarket Alfamart dan minimarket indomaret, (4) Perbedaan kualiatas pelyanan dan minat membeli konsumen pada minimarket alfamart dan indomaret.
Penelitian ini mengunakan metode kuantitatif. Instrumen yang digunakan yaitu skala kualitas pelayanan yang terdiri dari 32 aitem dan minat membeli yang terdiri dari 16 aitem yang disebar kepada 60 konsumen alfamart dan 60 konsumen indomaret. analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji asumsi, analisis regresi dan uji beda (T-test).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kualitas pelayanan (X) minimarket alfamart dan indomaret masuk pada kategori tinggi dan terdapat perbedaan diantara keduanya dimana pada alfamart 63,33% dan pada indomaret 51,67%. Pada minat membeli (Y) masuk pada kategori sedang pada konsumen alfamart 74% dan indomaret 79%. Hasil analisis regresi diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.840 dengan signifikansi 0,030<0,05 hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengeruh signifikan antara kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen. Dimensi kualitas pelayanan Assurance (X3) saja yang memiliki pengaruh secara signifikan terhadap minat membeli (Y) karena P < 0,05. Hasil uji beda kualitas pelayanan diperoleh signifikansi 0,043 < 0,05. Hal ini berarti tidak ada perbedaan nyata dan signifikan kualitas pelayanan antara minimarket Alfamart dengan Indomart.Sedangkan pada minat membeli diperoleh signifikansi 0,240 > 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan nyata dan signifikan minat membeli antara minimarket Alfamart dengan Indomart.
ENGLISH:
Quality of service is all forms of services performed by a person or service providers optimally with all advantages in order to meet the needs and expectations of customers. Good and bad quality of service will have an impact on consumer buying interest. Because in buying have consumer evaluation. Consumers will be better or less good evaluate the services provided by the service providers. If the quality of service is not addressed it will be many consumers who will drop pilihanya on the product or any other company and this is very detrimental to the company.
This study aims to determine: (1) quality of service in Alfamart and Indomart (2) buying interest in Alfamart and Indomart (3) influence of quality of service to consumer to buy in Alfamart and Indomart (4) difference of service quality on consumer buying interest of Alfamart and Indomart.
This research uses quantitative method. The instrument is Questionnaires there are 32 items of quality of service there are 16 item of interest in buying. toward 60 consumers of Alfamart and 60 consumers of Indomaret. While the data analysis method used is assumption test, descriptive analysis, contrast test and regression analysis.
The results of the descriptive analysis showed that the variable quality of service (X) included in the high category, and have difference the Alfamart had 63,33% and at 51,67% for Indomart. In the variable (Y) interest to buy in the medium category, the Alfamart had 74% and at 79% for Indomart. Results determinant the regression coefficient of service quality F 4.840 with significance 0,030<0,05 The results of have significant influence on buying interest (Y). This indicates that the service quality assurance (X3) who have significant influence on buying interest (Y) because the value of sig is P < 0,05. The results of the contrast test showed that the quality the significance of 0.043 <0.05. It means there is no significant and real difference between the service quality of Alfamart with Indomart. while on buying interest can significance 0.240> 0.05. thus, there is a real and significant difference between the buying interest to Alfamart and to Indomart.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang dramatis
dan signifikan dibanding dekade sebelumnya. Hal ini terlihat dari kontribusi
sektor ini terhadap perekonomian dunia yang kini telah mendominasi sekitar dua
pertiganya. Di Eropa misalnya, sektor ini telah menyumbangkan 60% PDB,
sementara di indonesia telah hampir mencapai 30%. Kontribusi ini dapat dilihat
dari segi income maupun kemampuannya menyerap sebagian besar supply tenaga
kerja (Nasution,2004:1). Dinamika yang terjadi pada sektor jasa terlihat dari
perkembangan berbagai industri jasa seperti perbangkan, asuransi, penerbangan,
telekomunikasi, retail, pariwisata dan perusahaan jasa profesional lainnya.
Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi akan
barang-barang selain kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan perumahan
juga makin meningkat. Begitu juga dengan kebutuhan untuk mengkonsumsi
produk-produk jasa yang timbul dari kebutuhan untuk mengkonsumsi produk-produk
jasa yang timbul dari kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kenyamanan dan
kepuasan (Nasution,1004:1).
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap produk jasa saat ini
berakibat pada pertumbuhan sektor jasa yang berkembang pesat. Hal ini dapat
dilihat dari semakin banyaknya variasi jasa yang ditawarkan kepada pelanggan 2
yang kemudian berakibat pada persaingan yang semakin ketat antar perusahaan
(Tjiptono, 2008). Persaingan yang ketat disebabkan karena pelanggan yang semakin
hari bersikap lebih kritis dan dihadapkan pada banyak pilihan produk, oleh
karena itu tuntutannya lebih banyak terhadap kondisi kualitas produk, harga dan
juga pelayanan. Persaingan pelayanan terhadap pelanggan semakin ketat, hal ini
disebabkan unit-unit pelayanan perusahaan yang dahulunya hanya memberikan
pelayanan yang seadanya kini dituntut mampu memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan agar pelanggan tidak berpindah ketempat lain. Oleh karena itu
perusahaan jasa dituntut untuk mampu menghasilkan produk jasa yang berkualitas
baik dari segi produk, maupun layanan yang diberikan guna memenangkan
persaingan (Valentino,2011:3). Salah satu bentuk perusahaan yang banyak
berkembang pada saat ini adalah minimarket. Minimarket merupakan pasar swalayan
yang hanya memiliki satu atau dua mesin register atau sering disebut juga mesin
kasir. Selain hal tersebut, minimarket juga hanya menjual produk-produk
kebutuhan dasar rumah tangga (basic necessities) yang telah dipilih terlebih
dahulu (Puspita,2012:62). Dua minimarket yang saat ini sedang berkembang dan
mendapat respon baik oleh masyarakat yaitu Alfamart dan Indomaret. Usaha ini
tumbuh pesat diberbagai pelosok daerah. Tingginya persaingan diantara kedua
minimarket ini tentunya mengaharuskan masing-masing menerapkan strategi
pemasaran yang efektif agar mampu memenangkan persaingan. Ketatnya persaingan
ini tentunya akan memunculkan pertanyaan, minimarket mana yang lebih baik dan
faktor apa saja yang membuatnya lebih unggul. Hal tersebut menimbulkan
persaingan antara 3 minimarket tersebut, keduanya berlomba-lomba untuk
memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada pelanggan (Puspita,2012:62).
Persaingan yang terjadi di sektor jasa sangat tajam. Untuk itu, perusahaan jasa
mulai berlomba-lomba mempunyai differentiation khusus dalam kualitas pelayanan
(Arief,2007:1). Semakin tingginya tingkat persaingan, akan menyebabkan
pelanggan menghadapi lebih banyak alternatif produk, harga dan kualitas yang
bervariasi, sehingga pelanggan akan selalu mencari nilai yang dianggap paling
tinggi dari beberapa produk (Kotler, dalam Ariyani & Rosnita,2010:114).
Pada dasarnya kepuasan dan ketidak puasan pelanggan atas produk akan
berpengaruh pada perilaku selanjutnya. Hal ini ditunjukkan pelanggan setelah
terjadi proses pembelian (Kotler,1997). Apabila pelanggan merasa puas, maka dia
akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk kembali membeli produk yang sama.
Pelanggan yang puas juga cenderung akan memberikan refrensi yang baik kepada
orang lain. Tidak demikian dengan seorang pelanggan yang tidak puas dapat
melakukan tindakan pengembalian produk, atau secara ekstrem bahkan bahkan dapat
mengajukan gugatan terhadap perusahaan melalui seorang pengacara. Hal tersebut
haruslah dapat diantisipasi oleh perusahaan, karena seorang pelanggan yang
tidak puas dapat merusak citra perusahaan. Perusahaan harus memiliki cara untuk
meminimalkan jumlah pelanggan yang tidak puas setelah proses pembelian terjadi
(Lupiyoadai & Hamdani,2006:194).
Konsep dari kualitas
layanan, kepuasan dan pembelian konsumen saling berhubungan satu 4 dengan yang
lain. Secara teoritis, dalam prosesnya dapat memberikan acuan pada penelitian
ini, dimana kualitas layanan mempengaruhi minat membeli konsumen. Minat membeli
konsumen sangat erat kaitannya dengan kepercayaan pelanggan terhadap suatu
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh (Djati,2004), menunjukkan bahwa
kepercayaan dalam usaha merupakan sesuatu hal yang penting. Tanpa rasa percaya
maka akan sulit bagi perusahaan untuk memiliki komitmen yang mendalam dengan
perusahaan. Ketika perusahaan memiliki pelanggan dengan komitmen yang tinggi
maka dikatakan perusahaan memiliki kemampuan yang signifikan untuk bertahan di
dalam pasar. Sementara komitmen dari pelanggan diperoleh dari kepuasan
pelanggan itu sendiri (Puspita,2012:62). Kepuasan pelanggan memang sangat
penting dalam meningkatkan loyalitas konsumen dan minat membeli konsumen, namun
di dalam kepuasan pelanggan terdapat unsur pelayanan yang baik, dimana kualitas
pelayanan sangat menentukan kepuasan konsumen yang berakhir pada minat membeli
konsumen. Ajay & Goodstein (Rahma,2007:33) mengatakan bahwa jika kita ingin
mempengaruhi seseorang, maka cara yang terbaik adalah mempelajari apa yang
dipikirkannya, dengan demikian akan didapatkan tidak hanya sekedar informasi
tentang orang itu tentu lebih bagaimana proses informasi itu dapat berjalan dan
bagaimana memanfaatkannya. Hal ini yang dinamakan “The Buying Process” (Proses
Pembelian). Menurutnya proses pembelian meliputi lima hal : (1)Need
(kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus
dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saat itu dan memotivasi untuk 5
melakukan pembelian. (2)Recognition (Pengenalan), kebutuhan belum cukup untuk
merangsang terjadinya pembelian karena mengenali kebutuhan itu sendiri untuk
dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya. (3)Search (Pencarian), merupakan
bagian aktif dalam pembelian yaitu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan
tersebut. (4)Evaluation (Evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang
didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan. (5)Decision
(Keputusan), langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk mengambil
keputusan berdasarkan informasi yang diterima. Lima tahap di atas merupakan
suatu proses dimana kita dapat memberikan suatu informasi persuasif yang
spesifik untuk mempengaruhinya.
Jadi dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh
terhadap minat membeli konsumen, dimana ketika kualitas pelayanan kurang baik
maka akan menurunkan minat membeli konsumen. Karena dalam proses minat membeli
terdapat evaluasi dan pengambilan keputusan sebelum melakukan pembelian, ketika
kualitas pelayanan kurang baik maka akan berdampak pada ketidak puasan
pelanggan dan membuat pelanggan menjatuhkan pilihanya untuk membeli kepada pesaing
hal ini berarti minat membeli konsumen akan berkurang atau menurun. Sebaliknya
jika kualitas pelayanan baik maka konsumen akan merasa senang dan akan kembali
lagi untuk membeli dan tidak akan menjatuhkan pilihanya kepada pesaing. Dalam
artian ketika kualitas layanan baik maka minat membeli konsumen akan bertambah.
Feigenbaum (Nasution,2004:41), menyatakan bahwa kualitas adalah kepuasan
pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction). Suatu produk 6 berkualitas
apabila dapat memberi kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan
apa yang diharapkan konsumen atas suatu produk/jasa. Garvin dan davis
(Nasution,2004:41), menyatakan bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Menurut
Kinner & Taylor (Dwiyanti, 2008:20), minat beli adalah tahap kecenderungan
responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benarbenar dilaksanakan.
Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian ulang. Bila
pembelian aktual adalah pembelian yang benar-benar dilakukan oleh konsumen,
maka minat pembelian ulang adalah niat untuk melakukan pembelian kembali pada
kesempatan mendatang. Menurut Howard (Dwityanti,2008:22), intention to buy
didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan
rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode
waktu tertentu. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali
diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya,
baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungannya.
Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik
pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi
konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek,
dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli (Dwiyanti, 2008:21). 7
Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu strategi pemasaran yang
ditekankan pada pemenuhan keinginan pelanggan. Untuk menciptakan pelanggan yang
tinggi, sebuah perusahaan harus mampu menemukan layanan yang mampu diterima
atau dirasakan oleh pelanggan sesuai atau bahkan melebihi apa yang diharapkan
pelanggan. Jadi, semakin tinggi kualitas pelayanan maka semakin tinggi tingkat
kepuasan pelanggan. Semakin tingginya kualitas pelayanan yang berakibat
tingginya kepuasan pelanggan akan berdampak juga bagi minat beli konsumen.
Menurut parasuraman,et.all (Jasfar,2005:51), bahwa terdapat lima dimensi
kualitas pelayanan. Kelima dimensi tersebut, yaitu: (1) Realibility
(kehandalan), Kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat
(accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama memberikan
jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan jadwal
yangg telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan tiap waktu. (2)
Responsivisness (daya tanggap), Kemauan atau keinginan para karyawan untuk
membantu dan memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen
menunggu, terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negatif yang
tidak seharusnya terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan
cepat, maka menjadi suatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang
menyenangkan. (3)
Assurance (jaminan), Meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah tamah,
sopan, dan sifat dapat dipercaya dari kontak personel untuk menghilangkan
keragu-raguan konsumen dan merasa terbebas dari bahaya dan resiko. (4) Empathy
(empati), Meliputi sikap kontak personel maupun perusahaan 8 untuk memahami
kebutuhan maupun kesulitan konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi,
kemudahan dalam melakukan komunikasi atau hubungan. (5) Tangibles
(produk-produk fisik), Tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana
komunikasi, dn lain-lain yang dapat diperluas dalam bentuk hubungan dengan
konsumen lain pengguna jasa. Kelima dimensi kualias pelayanan inilah yang akan
dibahas pada penelitian ini. Penelitian Rahma,2007 tentang “analisis pengaruh
kualitas pelayanan dan citra merek terhadap minat membeli dan dampaknya pada
keputusan pembelian” menjelaskan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh
signifikan terhadap minat membeli dengan nilai kolerasi sebesar 0,32.
Penelitian lain tentang “perbedaan kepuasan pelanggan indomaret dan alfamaret”
menjelaskan bahwa ada perbedaan kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart dari
uji hipotesis yang menggunakan analisis t-test dengan p = 0.007 < 0.01
Kepuasan pelanggan terukur lebih tinggi pada pelanggan Indomaret daripada
pelanggan Alfamart (Puspita,2012). Penelitian di atas menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan minat
membeli, dan pada penelitian lain menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan terukur
lebih tinggi pelanggan indomaret dari pada pelangan alfamart. Perbedaan
penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabelnya,
dimana dalam penelitian ini mengangkat variabel Kualitas pelayanan yang diduga
terdapat pengaruh terhadap minat membeli konsumen pada minimarket indomaret dan
minimarket alfamart. Penelitian ini akan memfokuskan untuk meneliti kualitas
pelayanan dengan minat membeli konsumen, dengan asumsi bila kualiatas pelayanan
tidak segera dibenahi 9 maka diduga pelanggan atau konsumen akan kecewa dan
pelanggan atau konsumen akan berpaling untuk membeli ke minimarket yang
lainnya. Berdasarkan latar belakang di atas dan mengingat pentingnya memberikan
pelayanan yang berkualitas, untuk menarik minat membeli konsumen, maka perlu
mengkaji lebih dalam tentang seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan
terhadap minat membeli konsumen dan manakah yang lebih baik antara minimarket
Alfamart dan Indomaret dimana keduanya merupakan minimarket yang mudah dan
banyak ditemui diberbagai wilayah melalui penelitian yang berjudul “pengaruh
kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen pada minimarket Indomaret
dan minimarket Alfamart”.
B. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana kualitas pelayanan di minimarket
Indomaretdan minimarketAlfamart?
2. Bagaimana minat membeli konsumen di
minimarket Indomaretdan minimarketAlfamart? 3. Apakah ada pengaruh kualitas
pelayanan terhadap minat membeli konsumen di minimarket Indomaretdan
minimarketAlfamart?
4. Apakah ada perbedaan kualitas pelayanan dan minat
membeli konsumen di minimarket Indomaretdan minimarketAlfamart?
C. Tujuan Penelitian: 1. Uuntuk mengetahui kualitas pelayanan di
minimarket Indomaretdan minimarketAlfamart 2. Untuk mengetahui minat membeli
konsumen di minimarket Indomaret dan minimarket Alfamart 3. Untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen di minimarket
Indomaret dan minimarket Alfamart
4. Untuk mengetahui perbedaan kualitas
pelayanan dan minat membeli konsumen di minimarket Indomaret dan minimarket Alfamart
D. Manfaat penelitian:
1. Manfaat teoitis hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang
keilmuan psikologi khususnya dan menambah khazanah pengetahuan dan wawasan
dalam keilmuan psikologi industri dan organisasi.
2.
Manfaat praktis a. Bagi penelitian selanjutnya: memberikan masukan sebegai
acuhan atau bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. b. Bagi
perusahaan: penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pengetahuan dan
pertimbangan tentang kualitas pelayanan dengan harapan agar selalu
mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan agar minat beli konsumen
tetap terjaga bahkan lebih meningkat.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Pengaruh kualitas pelayanan terhadap minat membeli konsumen pada minimarket Indomart dan minimarket Alfamart" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment