Abstract
INDONESIA:
Keadaan di asrama dengan peraturan dan kondisi yang berbeda dengan di rumah bisa menjadi sumber tekanan (stresor) sehingga dapat menyebabkan stres. Akibat buruk stres adalah kelelahan hingga mengakibatkan turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktivitas pribadi. Setiap orang pernah mengalami stres. Tingkatannya pun berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, dari yang ringan sampai yang berat. Sekecil apapun tingkatan stres biasanya tetap akan membawa dampak negatif dalam kehidupan, khususnya berkaitan dengan kesehatan. Untuk mengurangi tingkat stres tersebut seorang santri/siswa haruslah menerapkan rasa syukur kedalam dirinya. Kebersyukuran itu sendiri dapat dimulai dengan menerapkan perilaku qona’ah ataupun ikhlas dengan segala keadaan yang ada. Begitu juga seseorang yang selalu bersyukur dalam setiap harinya, mereka akan selalu merasa kelimpahan, tidak pernah merasa kekurangan dll dalam setiap harinya.
Penelitian ini dilakukan di YPM Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersyukuran, tingkat stres dan juga untuk membuktikan apakah ada hubungan antara kebersyukuran dengan tingkat stres pada santri kelas X YPM Al-Rifa’ie Gondanglegi Malang.
Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Subyekpenelitian berjumlah 113 santri/siswa SMA YPM Al-Rifa’ie. Pengambilan data menggunakan 2 skala berbentuk Likert, yaitu skala kebersyukuran dan skala stres, juga dilengkapi dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengolahan data dianalisis dengan Product Moment Correlation dari Pearson, dan untuk menguji realibilitas dan daya beda peneliti memakai rumus Alpha Cronbach dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor yang kurang mendukung dan tidak diukur dalam penelitian ini. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai r_xy = 0.037 dan p = 0.697 (p < 0.05) yang berarti tidak adanya keterkaitan antara kebersyukuran dengan stres.
ENGLISH:
The different situation between in home and dormitory can be source of preasure or stress or that may stress. The worst impact of stress is fatigue, decrease in productivity learning and personal activities. Everyone has experienced stress. The levels also vary from one individual to another, from mild to severe. Slightest stress levels usually remain will have negative impacts on the lives, particularly with regard to health. The students must apply gratitude into itself to reduce the stress level. Gratitude can begin to implement the behavior or sincerity qona'ah with all existing circumstances. Someone who is always grateful in every day, they will always find abundance, never feel deprived etc on a daily basis.
This study is in Al-Rifa'ie YPM Gondanglegi Malang, with the aim to determine the level of gratitude in class X students, and then to determine the level of stress and also to prove whether there is a relationship between the level of stress on gratitude class X students YPM Al-Rifa 'ie Gondanglegi Malang.
The design of this study using a quantitative correlation. Subjects numbered 113 high school students YPM Al-Rifa'ie. Retrieval of data using two Likert scale form, the scale and the scale stress gratitude, also comes with interviews, observation, and documentation. As for processing the data were analyzed with Pearson Product Moment Correlation of, and to test the reliability and power of different researchers used Cronbach alpha formula with SPSS 16.0 for Windows.
The results showed that in this study showed no significant relationship. It due to the presence of many factor is less support in the study. In this case it can be seen that rxy = 0.037 and p = 0,697 (p< 0.05) in this case means no link between gratitude with stress.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pondok pesantren merupakan lembaga
pendidikan yang paling berpengaruh sampai sekarang.1 Keadaan di pondok yang
telah diatur sedemikian rupa dari mulai situasi asrama hingga jadwal kegiatan
lainnya yang telah dibuat demi kepentingan santri/siswa ternyata membawa
permasalahan tersendiri bagi para santri, khususnya santri yang baru keluar
dari SMP menuju ke SMA. Pada masa transisi inilah santri dituntut agar dapat
membagi waktu antara belajar materi di sekolah, diniyah, MMQA (Madrasah
Murrotilil Qur’an Al-Rifa’ie) dan segala macam kegiatan yang telah ditetapkan
oleh pihak pondok pesantren tersebut. Keadaan tersebut membuat beberapa
santri/siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar atau mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, bahkan salah satu santri/siswa mengaku terlalu lelah
dengan aktivitas diluar sekolah. Beberapa santri/siswa mengaku karena banyaknya
tugas maupun ujian-ujian membuat para santri/siswa merasa memiliki waktu yang
sangat terbatas. Keadaan tersebut membutuhkan kemampuan menyesuaikan diri yang
baik agar tidak timbul masalah-masalah saat menghadapi perkembangan di asrama
(hasil observasi Oktober, 2013). 1 Astuti Dwi Yulianti.2005. Hubungan Harga
Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Remaja Santri Pondok Pesantren. Yogyakarta:
Naskah Publikasi 2 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Rumiani2 ,
keadaan di asrama dengan peraturan dan kondisi yang berbeda dengan di rumah
bisa menjadi sumber tekanan (stresor) sehingga dapat menyebabkan stres.
Akibat buruk stres adalah kelelahan
hingga mengakibatkan turunnya produktivitas dalam belajar maupun aktivitas
pribadi. Penelitian Utomo3 pada mahasiswa menjelaskan kondisi kerangka
akademis, status dan peran mereka seringkali memberikan konsekuensi psikologis
yang memberatkan bagi seseorang. Banyak penelitian lain menyimpulkan bahwa
ujian, praktikum dan tugas-tugas kuliah yang lain memicu timbulnya stres yang
berhubungan dengan peristiwa akademis (academic stress), yang dalam tingkat
keparahan tinggi dapat menekan tingkat ketahanan tubuh. Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi akademik dapat mempengaruhi stres pada diri individu. Stres
menurut Terry Looker dan Olga Gregson4 sebagai sebuah keadaan yang kita alami
ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutantuntutan yang diterima dan
kemampuan untuk mengatasinya. Setiap orang pernah mengalami stres. Tingkatannya
pun berbeda-beda antara individu yang satu dengan yang lain, dari yang ringan
sampai yang berat. Sekecil apapun tingkatan stres biasanya tetap akan membawa
dampak negatif dalam kehidupan, khususnya berkaitan dengan kesehatan. 2
Rumiani. 2006. Prokastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan
Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. hal 2 3 Hubungan
Antara Model-Model Coping Stres dengan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Tahun
Pertama Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (Uin) Malang. Skripsi. hal
4 Looker, Terry & Gregson, Olga. 2005 managing stress, Mengatasi Stres
Secara Mandiri. Yogyakarta: Baca! hal 44 3 Berdasarakan tinjauan psikologi,
stres diartikan sebagai suatu kedaan psikologis dimana seseorang merasa
tertekan karena persoalan yang dihadapi. Persoalan yang berkepanjangan tanpa
ada suatu penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan
ini dapat mengganggu fungsi psikologis seseorang secara umum.
Efek stres pada manusia bisa beragam. Carlson6
menyatakan bahwa respon-respon fisiologis terhadap stres memiliki efek yang
tidak membahayakan sepanjang respon tersebut berlangsung singkat. Tetapi
kadang, situasi-situasi yang mengancam terus berlanjut dan menghasilkan respon
stres yang berkepanjangan sehingga membahayakan kesehatan individu yang
mengalaminya. Masa transisi dari sekolah-sekolah yang berada di luar ke dalam
pondok pesantren merupakan salah satu kondisi yang harus dihadapi oleh para
santri/siswa yang akan masuk ke dalam pondok pesantren. Berbagai penyesuaian
yang harus dihadapi oleh santri/siswa tersebut berhubungan dengan faktor
personal seperti jauhnya para siswa/santri dari orang tua dan sanak saudara,
kemudian pengelolaan keuangan, belum lagi problem interaksi dengan teman dan
lingkungan baru, serta problem-problem personal lainnya (hasil observasi,
Oktober 2013). Saya bingung untuk mengatur waktu belajarnya mbak, di MMQA
(Madrasah Murotilil Qur’an Al-Rifa’ie) ujian diadakan 3 bulan sekali, belum
lagi ujian diniyah dan juga ujian sekolah. Hal itulah yang menyebabkan saya
maupun temen-temen lainnya sering mengalami stres mbak (Hasil wawancara dengan
santri AM, Oktober 2013). 5 Kawuryan Fajar. Tinjauan Faktor-faktor Psikologis
dan Sosial Dalam Mempengaruhi Stres. progam S2 Universitas Muria Kudus. hal 2 6
Carlson N.R.1994. Psychology of Behavior, USA: Allin & Bacon. hal 25 4
Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada santri di pondok
pesantren Al-rifaie, terlihat bahwa kegiatan yang dilakukan para santri
sangatlah padat dan rutin. Kegiatan tersebut dimulai pada saat menjelang shalat
shubuh yakni jam 03.30. Santri dibangunkan untuk sholat tahajjud, kemudian
dilanjutkan untuk sholat subuh, setelah itu kegiatan wajib belajar
Diniyah/Halaqoh, sepualng halaqoh dilanjutkan makan pagi & persiapan
sekolah formal sampai jam 11.15. Kemudian sepulang dari KBM formal dilanjut
dengan sholat dhuhur dan makan siang.
Habis sholat dhuhur dilanjutkan
dengan kegiatan ekstrakurikuler dan pelajaran tambahan bagi santri/siswa
tingkat akhir. Kemudian sholat ashar dan dilanjutkan KBM madrasah diniyah.
Sepulang KBM madrasah diniyah makan malam, persiapan sholat maghrib, pembacaan
Yasin, pengajian Ta’limul Muta’alim sholat isya dan pembacaan
ijazah/amalan-amalan. Setelah kegiatan tersebut dilanjut dengan KBM madrasah
murottilil Qur’an, dan kemudian wajib belajar formal hingga jam 21.00
(observasi, 01/10/2013 halaman masjid Al-rifa’ie). Hal tersebut menunjukkan
bahwa tugas-tugas yang diberikan dari sekolah formal dan juga tugas dari
sekolah diniyah, dapat menimbulkan problem atau persoalan akademik lainnya yang
bisa menyumbangkan potensi stres. Persoalan yang berkepanjangan tanpa ada suatu
penyelesaian yang jelas dapat menjadi tekanan psikologis dan tekanan ini dapat
mengganggu 5 fungsi psikologis seseorang secara umum7 .
Berdasarkan hasil wawancara salah
seorang santri/siswa mengeluh merasa stres sejak memasuki masa SMA, karena
secara tidak langsung dia harus adaptasi lagi dengan temanteman barunya dan
juga dengan pelajaran-pelajaran baru yang tentunya tidak sama dengan pelajaran
di SMP dahulu. Rr. Atina Ayu Vanesa Qurotul Uyun8 menunjukkan hasil penelitian
terkait syukur yakni ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara
kebersyukuran dengan depresi pada mahasiswa, artinya semakin tinggi tingkat
kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat depresi semakin rendah, sebaliknya
semakin rendah tingkat kebersyukuran pada mahasiswa maka tingkat depresi
semakin tinggi. Tingkat permasalahan dan perkembangan yang sama antara remaja
SMA dan mahasiswa terkait dengan beragam tekanan pada diri santri/siswa yang
dapat menyebabkan stres bisa dihadapi dengan menambah rasa syukur. Menurut
Emmons dan McCullough, menunjukkan bahwa kebersyukuran merupakan sebuah bentuk
emosi atau perasaan, yang kemudian berkembang menjadi suatu sikap, sifat moral
yang baik, kebiasaan, sifat kepribadian, dan akhirnya akan mempengaruhi
seseorang menanggapi/bereaksi terhadap sesuatu atau situasi. 9 Beberapa tokoh
psikologi Seligman dan Peterson mendefinisikan Gratitude atau kebersyukuran
merupakan suatu perasaan terima kasih dan 7 Op.Cit hal.2 8 Rr. Atina Ayu Vanesa
Qurotul Uyun .2008. Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Depresi Pada
Mahasiswa, Skripsi. 9 Ibid 6 menyenangkan atas respon penerimaan hadiah, dimana
hadiah itu memberikan manfaat dari seorang atau suatu kejadian yang memberikan
kedamaian.
Pandangan Seligman (2005) yang menyatakan
bahwa agama merupakan harapan bagi orang yang mempercayainya. Individu yang
mempunyai sikap religiusitas akan mempercayai apapun yang dialaminya karena
sudah ada yang mengatur, sehingga musibah seberat apapun akan diterimanya
dengan tulus, tanpa ada rasa putus asa, marah ataupun rasa pesimis. Terdapat
pula kaitan antara kerohanian seseorang dengan sikap kebersyukuran.
Kecenderungan kebersyukuran lebih banyak dilakukan mereka yang secara teratur
menghadiri acara keagamaan dan terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti berdoa
atau sembahyang dengan membaca bacaan religius berkali-kali. Berdasarkan hasil
relevansi menunjukkan fakta bahwa data survei secara konsisten menunjukkan
bahwa orang-orang yang religius lebih bahagia dan lebih puas terhadap kehidupan
daripada orang yang tidak religius. 11 Berdasarkan penjelasan diatas diketahui
bahwa dampak dari perasaan bersyukur dapat berkembang menjadi reaksi atau
tanggapan yang berwujud sebuah sikap. Oleh sebab itu syukur kemudian dapat
mendorong atau memotivasi seseorang untuk memberi balasan atas pemberian atau
kebaikan 10 Op.Cit 11 Sulistyarini Ria Indah, Pelatihan Kebersyukuran Untuk
Meningkatkan Proaktive Coping Pada Survivor Bencana Gunung Merapi. Direktorat
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Indonesia. 2010. hal 5 7
yang dilakukan orang lain (Smith; Weiner &Graham; McCullough & Tsang).
12 Untuk mengurangi tingkat stres tersebut seorang santri/siswa haruslah
menerapkan rasa syukur kedalam dirinya. Kebersyukuran itu sendiri dapat dimulai
dengan menerapkan perilaku qona’ah ataupun ikhlas dengan segala keadaan yang
ada dalam diri seorang santri. Dalam Al-Qur’an dan Hadits sendiri juga banyak
dijelaskan bahwa di dalam setiap kesulitan selalu ada kesempatan. Allah SWT
memberikan permasalahan-permasalahan pada manusia berdasarkan kadar
kemampuannya.
Seseorang tidak akan diberikan
sebuah permasalahan di luar kemampuannya. Manusia harus selalu berusaha dapat
menyelesaikan permasalahan yang ada, serta tidak mudah putus asa ketika
menghadapi sebuah kesulitan. Umat Islam diperintahkan agar tidak mudah berputus
ada terhadap berbagai kesulitan dan selalu yakin bahwa rahmat Allah SWT selalu
ada. Seperti dalam firman Allah dalam Al-Qur’an: وَن ُ
ر ِ الْ َكاف ُ م ْ َو ِالَّ الْق إ ِ ِح اللّه ْ ن َّرو ِ م ُ أَس ْ ي َ ي ُ الَ نَّه
ِ إ ِ ِح اللّه ْ ن َّرو ِ ْ م وا ُ أَس ْ ي َ ت الَ َ و -٧٨- “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya tiada
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”. (QS Yusuf: 87).
Untuk mencapai sukses dalam hidup, seseorang tidak cukup hanya berdiam diri dan
merasakan putus asa saja akan tetapi untuk sukses dibutuhkan orang yang
memiliki sikap kebersyukuran yang tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika sebagai
manusia kita mudah menyerah, ataupun pasrah 12 Ibid 8 begitu saja, dan selalu
berfikir negatif, maka dapat dikatakan bahwa kita sebagai individu yang tidak
memiliki cukup rasa syukur, atau rasa syukur kita yangbegitu rendah.
Berdasarkan ayat Al-Qur’an di atas, juga dapat diketahui bahwa dalam agama
Islam sendiri juga memerintahkan kepada manusia agar mempunyai keyakinan akan
kemampuan dirinya untuk melakukan berbagai tindakan dalam menghadapi kesulitan
maupun permasalahan hidup. Karena fitrah manusia sebagai makhluk yang sempurna,
rahmat dan pertolongan Allah akan selalu ada selama manusia mau berusaha untuk
kehidupan yang lebih baik. Berangkat dari fenomena di atas, maka peneliti dapat
menyimpulkan pentingnya memiliki sikap kebersyukuran bagi diri individu dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Apalagi jika dihadapkan pada persoalan hidup
yang terjadi dalam lingkup pondok. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk
melakukan sebuah penelitian di dalam pondok pesantren tersebut dengan judul
“Hubungan Antara Kebersyukuran Dengan Stres Pada Santri Kelas X Ypm Al-Rifa’ie
Gondanglegi”.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka
rumusan masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat kebersyukuran
santri Yayasan Pondok Modern Alrifa’ie dalam menghadapi stres?
2. Bagaimana tingkat stres yang
dialami oleh santri Yayasan Pondok Modern Al-rifa’ie? 3. Apakah ada hubungan antara kebersyukuran
dengan stres pada santri Yayasan Pondok Modern Al-rifa’ie?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui tingkat kebersyukuran
santri dalam menghadapi stres.
2. Mengetahui tingkat stres pada santri YPMA.
3. Mengetahui hubungan antara
kebersyukuran dengan stres pada santri YPMA
D. Manfaat Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat
teoritis antara lain
: 1. Manfaat Teoritis Sebagai
keilmuan, hasil penelitian ini dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
psikologi terutama yang berkaitan tentang kebersyukuran dan stres.
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, mampu
mengembangkan kualitas penulisan penelitian ilmiah di bidangnya serta dapat
memahami kajian ilmu psikologi terkait dengan kebersyukuran dan stres. b. Hasil
penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan peneliti lain untuk meneliti lebih
lanjut tentang kebersyukuran dan stres pada kasus lain untuk memperkuat atau
membandingkan temuannya.
Untuk Mendownload Skripsi "Skripsi Psikologi" :Hubungan antara kebersyukuran dengan stres pada santri kelas X YPM Al-Rifa’ie Gondanglegi" Untuk Mendownload skripsi ini silakan klik link dibawah ini
DOWNLOAD
No comments:
Post a Comment